• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Peran Lembaga Pendidikan Informal Dengan Tingkat Kelulusan Ujian Nasional Siswa (Studi Deskriptif Peran BT/BS Bima di SMU Neg.1 Tarutung, Kab,Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Hubungan Peran Lembaga Pendidikan Informal Dengan Tingkat Kelulusan Ujian Nasional Siswa (Studi Deskriptif Peran BT/BS Bima di SMU Neg.1 Tarutung, Kab,Tapanuli Utara"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bimbingan belajar yang ada saat ini sebenarnya sama saja yaitu membantu siswa untuk lulus tes/ujian baik UN, US, SPMB maupun ujian masuk perguruan tinggi lainnya. Terlepas dari berhasil tidaknya pelajar Indonesia di kancah pendidikan internasional melalui olimpiade, lembaga pendampingan memegang peranan penting. Penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data terkait aspek bimbingan ujian nasional di sekolah dibandingkan dengan LBB/bimbingan belajar (Bimbel) di luar sekolah.

Dalam hal pemilihan jurusan misalnya, bimbingan belajar memiliki data peta persaingan perguruan tinggi yang lengkap dan akurat. Besarnya minat siswa sekolah formal untuk mengikuti bimbingan belajar merupakan simbol ketidakpercayaan siswa dan orang tua terhadap proses pembelajaran di sekolah formal. Kemampuan memahami permasalahan tidak akan terasah melalui latihan-latihan, baik yang diadakan di sekolah tertentu (biasanya SMA) maupun di kelas BT/BS Bima.

Berkembangnya usaha pengajaran BT/BS Bima nampaknya tidak terlepas dari menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan formal. Dari hasil survei pendahuluan penulis mendapatkan gambaran bahwa sejak tahun 1999 BT/BS Bima telah menjalin kerjasama dengan SMU Neg.1 Sekolah Tarutung dalam hal pendidikan informal berupa pengajaran (Bimbel).

Perumusan Masalah

Dengan asumsi bahwa peningkatan jumlah dan kinerja siswa berkaitan dengan kualitas lembaga pendidikan informal BT/BS Bima, maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut apakah peran lembaga pendidikan informal khususnya dalam sistem pemberian layanan dapat meningkatkan kualitas siswa. kinerja. di sekolah atau tidak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Peran Lembaga Pendidikan Informal Dengan Tingkat Kelulusan Siswa SMA (Studi Deskriptif Peran BT/BS Bima di SMU Neg.1 Tarutung-Tapanuli Utara )".

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, penulis berharap antara lain dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memerlukan. Peneliti dapat mengetahui hubungan peran Lembaga Pendidikan Informal BT/BS Bima sebagai lembaga tutorial dalam meningkatkan jumlah kelulusan siswa di SMP Tarutung Neg.1.

Hipotesis

TINJAUAN PUSTAKA

  • Teori peran
  • Teori Kelembagaan
  • Teori Pembelajaran
  • Teori Pendidikan
    • Pengertian
    • Lembaga Pendidikan
    • Klasifikasi Lembaga Pendidikan
    • Lembaga Pendidikan dan Perubahan Sosial
  • Jasa
    • Pengertian
    • Pengertian dan Konsep dasar kualitas
    • Definisi Indikator Pelayanan

Karena pembelajaran melibatkan serangkaian tindakan guru dan siswa, berdasarkan hubungan timbal balik, yang berlangsung dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. Hakikat mengajar bukan untuk melakukan sesuatu bagi siswa, melainkan menggerakkan siswa untuk melakukan hal-hal yang menjadi tujuan pendidikan. Tugas utama seorang guru bukanlah menjelaskan hal-hal yang tertulis dalam buku, tetapi mendorong, memberi inspirasi dan membimbing siswa dalam usahanya mencapai tujuan yang diinginkan.

Juga berlangsung secara informal melalui berbagai kontak dengan media komunikasi, seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio, dan lain-lain, atau secara informal seperti interaksi siswa dengan masyarakat sekitar. 2.4.2 Institusi pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Menurut sejarah perkembangan lembaga pendidikan di Indonesia mempunyai corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang melingkupinya, mulai dari zaman kerajaan dengan bentuk yang sangat sederhana hingga zaman penjajahan, ada yang bernuansa barat dan barat. gaya gereja dalam gaya dan gaya di pesantren gaya Timur sebagai. keseimbangan, serta model dan gaya kelembagaan yang sedang dikembangkan, tentunya tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan dan tujuan tersebut.

Sebagai suatu sistem sosial, lembaga pendidikan harus mempunyai fungsi dan peran dalam mengubah masyarakat menuju perbaikan dalam segala aspek. Kedua, mengenali individu yang berbeda-beda pada diri siswa yang mempunyai kebutuhan kepribadian dan karakter. Oleh karena itu, pengembangan lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera.

Sesuai dengan realitas kehidupan sosial yang berkembang di masyarakat, pengembangan nilai dan peningkatan mutu pendidikan tentunya menjadi tema utama dalam rencana kerja pemerintah dalam membangun lembaga pendidikan. Sebelum melanjutkan ke pembahasan lebih jauh, tentunya kita harus mengetahui peran masing-masing lembaga secara umum. Ketiga klasifikasi di atas dalam perjuangannya di masyarakat mempunyai peranan yang berbeda-beda. Lembaga pendidikan yang pertama yaitu informal atau keluarga, ranah kerjanya lebih langsung pada pembentukan karakter atau keyakinan dan norma. Semua lembaga formal di atas diberikan hak dan wewenang oleh pemerintah untuk memberikan gelar akademik kepada setiap mahasiswa yang pernah belajar di lembaga tersebut.

Kita tidak akan pernah bisa menghindari perubahan sosial dan budaya di masyarakat seperti yang telah kita bahas di atas, sehingga kita memerlukan lembaga pendidikan sebagai agen perubahan untuk menjawab segala persoalan yang ada. Dalam hal ini lembaga pendidikan harus mempunyai konsep dan prinsip yang jelas, baik yang berasal dari lembaga formal maupun yang lainnya.Untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu dibuat kurikulum yang disesuaikan. Diharapkan dengan persiapan dan orientasi yang jelas seperti di atas, maka lembaga pendidikan mampu melahirkan kader-kader perubahan menuju perbaikan masyarakat.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metod Analisa Data
    • Pengolahan Data
    • Analisa Data
  • Operasionalisasi Penelitian dan Variabel
  • Identifikasi Variabel

Yang dimaksud dengan tingkat kelulusan siswa adalah selisih antara calon siswa dengan jumlah siswa yang tidak lulus, artinya nilai rata-rata paling sedikit 5,25 untuk semua mata pelajaran yang diujikan dan tidak ada nilai yang lebih rendah dari 4,25. Hubungan asimetris dalam penelitian ini terlihat dari variabel bebas (sebagai stimulus) berupa bimbingan yang mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa. Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa tingkat kelulusan siswa di SMU Neg.1 Tarutung adalah 100% untuk setiap jurusan setiap tahunnya.

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa setiap tahunnya tingkat kelulusan siswa SMU Neg.1 Tarutung yang mengikuti Bimbingan Belajar BT/BS Bima setiap jurusan mencapai 100%. Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat jelas bahwa layanan BT/BS Bima dalam menjalankan perannya dilihat dari Reliability yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan secara cepat dan memuaskan serta sesuai dengan yang dijanjikan dimana 3 orang responden menyatakan sangat baik (27,3%), dan menjawab cukup baik sebanyak 2 orang (18,2%), kemudian menjawab kurang baik sebanyak 3 orang (27,3%). Berdasarkan tabel 4.7 diatas, kita mempunyai gambaran bahwa pelayanan BT/BS Bima dalam menjalankan perannya dilihat dari Responsiveness (kapasitas) yaitu keinginan para pegawai untuk membantu siswa dan memberikan pelayanan yang tanggap, hal ini diungkapkan oleh 2 orang responden. sangat bagus. 54,5%), dan 3 responden menjawab cukup baik (27,3%).

Jika dilihat dari hasil perhitungan pada Tabel 4.10, korelasi antara variabel Peran Bima Bima BT/BS dalam hal ini Bukti Langsung dengan angka kelulusan menunjukkan angka sebesar 0,751. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi positif yang sangat kuat dan searah. Melihat hasil perhitungan pada Tabel 4.10, korelasi antara variabel Peran Pembina Bima BT/BS dalam hal ini Reliabilitas dengan tingkat kelulusan menunjukkan angka sebesar 0,634. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat dan searah. Melihat hasil perhitungan pada Tabel 4.10, korelasi antara variabel Peran Bimbingan Bima BT/BS dalam hal ini Daya Tanggap (kinerja dan tingkat kelulusan) menunjukkan angka sebesar 0,617. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat dan searah.

Melihat hasil perhitungan pada Tabel 4.10, korelasi antara variabel Peran Pembina BT/BS Bima dalam hal ini Assurance dengan tingkat kelulusan menunjukkan sebesar 0,885. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi positif yang sangat kuat dan searah. Melihat hasil perhitungan pada Tabel 4.10, korelasi antara variabel Peran Bima Bima BT/BS dalam hal ini Empati dengan tingkat kelulusan menunjukkan sebesar 0,741. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat dan searah. Terdapat hubungan yang signifikan antara materi (bukti langsung) yang meliputi fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan sarana komunikasi dengan tingkat kelulusan mahasiswa, dimana hasil uji signifikansinya < 0,008.

Terdapat hubungan yang signifikan antara Empati yang meliputi kemudahan menjalin hubungan, komunikasi yang baik dan perhatian yang tulus terhadap kebutuhan pelanggan dengan tingkat kelulusan mahasiswa, dimana hasil uji signifikansinya adalah 0,009 < 0,05.

Tabel 3.1Kriteria Korelasi antar Variabel  Nilai Korelasi  Kriteria Korelasi
Tabel 3.1Kriteria Korelasi antar Variabel Nilai Korelasi Kriteria Korelasi

PEMBAHASAN

Gambaran Umum

  • Gambaran Tingkat Kelulusan Siswa
  • Gambaran Tingkat Kelulusan Siswa Bimbingan

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 responden (54,54%) sedangkan perempuan sebanyak 5 responden (45,46%). Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui mayoritas responden dari jurusan IPA sebanyak 8 responden (72,72%), sedangkan dari jurusan IPS sebanyak 3 responden (27,28%). Berdasarkan tabel 4.5 di atas, kita mendapatkan gambaran bahwa pelayanan BT/BS Bima dalam menjalankan perannya dilihat dari hal yang nyata (bukti langsung) yaitu.

Dari Tabel 4.8 di atas terlihat bahwa pelayanan BT/BS Bima dalam menjalankan perannya dilihat dari sudut pandang Assurance yang meliputi keterampilan, kesopanan, dan dapat dipercaya para pegawainya, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan, yang berbunyi sangat baik, 4 responden menjawab Baik (45,5%), dan 2 responden menjawab Cukup Baik (18,2%). Dari Tabel 4.9 diatas kita mendapatkan gambaran bahwa pelayanan BT/BS Bima dalam menjalankan perannya dilihat dari Empati yang meliputi kemudahan dalam melakukan kontak, komunikasi yang baik dan perhatian yang tulus terhadap kebutuhan pelanggan yang menurut 2 orang responden sangat baik. Baik (63,6%), dan 2 responden menjawab Cukup Baik (18,2%).

Analisa Univariat

  • Jenis Kelamin Responden
  • Jurusan Responden
  • Deskripsi Responden Berdasarkan Bukti langsung
  • Deskripsi Responden Berdasarkan Kehandalan
  • Deskripsi Responden Berdasarkan Daya tangkap
  • Deskripsi Responden Berdasarkan Jaminan
  • Deskripsi Responden Berdasarkan Emphaty

Analisa Korelasi

  • Hubungan Bukti langsung dengan Tingkat Kelulusan
  • Hubungan Bukti langsung dengan Kehandalan
  • Hubungan Bukti langsung dengan Daya Tangkap
  • Hubungan Bukti langsung dengan Jaminan
  • Hubungan Bukti langsung dengan Emphaty

Deskripsi Kategori Korelasi

Deskripsi Kategori Peran

Terdapat hubungan yang signifikan antara keandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan secara cepat, memuaskan dan sesuai dengan yang dijanjikan. Terdapat hubungan yang signifikan antara responsiveness, yaitu keinginan staf untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang responsif. Terdapat hubungan yang signifikan antara Jaminan, termasuk kompetensi, kesopanan dan keandalan staf, bebas dari bahaya, risiko atau keraguan.

Dalam memilih lembaga bimbingan belajar, siswa harus mempertimbangkan berbagai faktor, terutama pengetahuan guru, fasilitas penunjang pendidikan, dan kinerja bimbingan belajar. Disarankan bagi konselor bimbingan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya mengenai sosialisasi mengenai pemanfaatan lembaga bimbingan. Disarankan agar kerjasama sekolah dengan lembaga bimbingan lebih ditingkatkan lagi, sehingga jumlah siswa yang mengikuti bimbingan menjadi lebih besar.

Perlu adanya pengkajian yang lebih mendalam terutama pada hal-hal yang masih relevan dengan pemanfaatan bimbingan belajar. Pengaruh Harga Diri Terhadap Prestasi Akademik Siswa MTs Muhammadiyah Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Sehubungan dengan penelitian Peran Lembaga Informal Dalam Kelulusan Mahasiswa, kami mohon kesediaannya membantu kami memberikan jawaban pilihan Anda pada tempat yang disediakan untuk keperluan tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 3.1Kriteria Korelasi antar Variabel  Nilai Korelasi  Kriteria Korelasi
Tabel   3.2.Persentase Rerata Aspek Peranan Lembaga Bimbel   dan Jenjang Kategori
Gambar 3.1. Diagram Variabel Penelitian  Pelayanan Lembaga Pendidikan
Tabel 4.1. Deskripsi Jumlah Siswa SMU Neg.1 Tarutung  Periode 2006-2008
+5

Referensi

Dokumen terkait