• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap sanksi Pidana Perjudian (Studi Putusan Nomor 142/Pid.B/2019/Pn.Pre) - Repository IAIN PAREPARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap sanksi Pidana Perjudian (Studi Putusan Nomor 142/Pid.B/2019/Pn.Pre) - Repository IAIN PAREPARE"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

71 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Pengadilan Negeri Parepare dalam putusan nomor 142/Pid.b/2019/PN.Pre menjatuhkan sanksi kepada terdakwa yang didasarkan pada pasal 303 Bis Ayat (1) Ke – 2 KUHPidana dan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Hakim yang bersangkutan telah menjatuhkan pidana kepada para terdakwa dengan pidana penjara masing-masing selama 7 (tujuh) bulan dan menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh para terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Dalam hal ini majelis Hakim memutus para terdakwa dengan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan para terdakwa. Adapun keadaan yang memberatkan para terdakwa yakni;

perbuatan para terdakwa meresahkan masyarakat dan keadaan yang meringankan para terdakwa adalah: para terdakwa mengakui terus terang perbuatannya, para terdakwa berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya dan para terdakwa belum pernah dihukum.

5.1.2 Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Kasus Sanksi Pidana Perjudian dalam Putusan Nomor.142/Pid.B/2019/PN.Pre. Alquran dan sunnah tidak menjelaskan secara langsung sanksi yang diberikan kepada pelaku perjudian.

Namun perbuatan perjudian, termasuk sabung ayam yang didalamnya terdapat unsur taruhan dan untung-untungan merupakan perbuatan dosa

(2)

72

besar yang dilarang karena kemudharatannya. Setiap perbuatan yang didalamnya terdapat dosa besar itu hukumnya haram dan wajib diberikan hukuman. Jika ditinjau dalam hukum pidana Islam perbuatan perjudian ini dapat dijatuhkan hukuman ta’zi>r . Namun, ta’zi>r yang dikenakan untuk para pelaku sepenuhnya diberikan kewenangan kepada Ulil amri/penguasa untuk menentukannya. Tetapi hukuman yang diterapkan oleh penguasa tetap pada konsep memberikan rasa jera kepada pelaku dan apabila hukuman telah dilaksanakan kemudian pelaku dibebaskan diharapkan pelaku tidak lagi mengulangi perbuatannya.

5.2 Saran

5.2.1 Pentingnya pembinaan serta kesadaran hukum dalam masyarakat tentang hukum dan perbuatan-perbuatan yang melanggar ketertiban umum perlu ditingkatkan agar dalam lingkungan masyarakat keamanannya tetap terjaga, tentram dan damai.

5.2.2 Untuk para penegak hukum dalam mengambil keputusan harus tetap berpegangan kepada undang-undang serta aturan hukum lainnya yang berhubungan dengan perbutan pelaku. Agar dalam menjatuhkan hukuman tetap memperhatikan keadaan yang memberatkan dan keadaan yang meringankan terdakwa serta mempertimbangkan pemidanaan apa yang cocok untuk pelaku.

Referensi

Dokumen terkait