• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN ANAK JALANAN DI DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN KOTA PEKANBARU

N/A
N/A
aulia rizki

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN ANAK JALANAN DI DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN KOTA PEKANBARU"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Pekanbaru dan mengidentifikasi hambatan dalam implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan. Alhamdulillahi Robbil'alamin, penulis panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa tugas ini dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN ANAK JALANAN” DI BADAN SOSIAL DAN PEMAKAMAN KOTA PEKANBARU". Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru merupakan wadah bagi anak-anak jalanan untuk mendapat informasi, belajar dan melatih mereka untuk tidak melakukan kegiatan ekonomi jalanan.

Dari tabel di atas diketahui bahwa pada tahun 2016, jumlah anak jalanan di Kota Pekanbaru berjumlah 54 laki-laki dan 50 perempuan. Pada tahun 2018, jumlah anak jalanan adalah 2 laki-laki dan 7 perempuan. Bidang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan bidang yang menangani permasalahan anak jalanan di Kota Pekanbaru.

Dalam menangani perlindungan anak jalanan, Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru mempunyai program pembinaan anak jalanan yang tertangkap dan memberikan pelatihan agar mereka memiliki keterampilan. Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Implementasi Kebijakan Anak Jalanan di Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru”.

Rumusan Masalah

Lembaga sosial tersebut terletak di Kabupaten Rumbai. 2 merupakan lembaga sosial yang berjumlah 167 orang yang memberikan bantuan pada lembaga sosial pertama untuk remaja dan 70 orang pada lembaga sosial kedua untuk remaja. Sedangkan fasilitas kesejahteraan di Kulim saat ini belum digunakan, sedangkan fasilitas kesejahteraan di Simpang Tiga memiliki 80 kelurahan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Konsep Kebijakan .1 Pengertian Kebijakan

  • Pengertian Kebijakan Publik
  • Tujuan Kebijakan

Carl J Federick sebagaimana dikutip (Leo Agustino 2008:7) mengartikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan (kesulitan) dan peluang bagi implementasi kebijakan yang diusulkan tersebut. untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga menunjukkan bahwa gagasan bahwa politik melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian penting dari definisi politik, karena pada akhirnya politik harus mengatakan apa adanya. Dari segi terminologi, pengertian kebijakan publik ternyata banyak sekali, tergantung dari sudut mana kita memaknainya.

Easton mengartikan kebijakan publik sebagai pendistribusian nilai secara otoritatif kepada seluruh masyarakat atau sebagai pendistribusian nilai secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat. Laswell dan Kaplan juga mendefinisikan kebijakan publik sebagai program tujuan, nilai dan praktik yang dirancang atau program untuk mencapai tujuan, nilai dalam praktik yang terarah. Pressman dan Widavsky yang dikutip oleh Budi Winarno (2002:17) mendefinisikan kebijakan publik sebagai hipotesis yang memuat kondisi awal dan akibat yang dapat diperkirakan.

Robert Eyestone sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008:6) mengartikan kebijakan publik sebagai “hubungan antara unit pemerintahan dengan lingkungannya”. Banyak orang yang menganggap definisi tersebut masih terlalu luas untuk dipahami karena yang dimaksud dengan kebijakan publik bisa mencakup banyak hal.

Implementasi Kebijakan Publik

  • Faktor yang Menentukan Implementasi
  • Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan publik mengandaikan bahwa pemegang peran yang terlibat langsung mempunyai informasi yang diperlukan atau sangat relevan untuk menjalankan peran mereka dengan baik. Implementasi kebijakan publik akan sangat sulit apabila dukungan terhadap implementasi kebijakan tidak mencukupi. Alasan tidak dilaksanakannya kebijakan publik juga ditentukan dari sudut pandang pembagian potensi antar aktor yang berpartisipasi dalam pelaksanaannya.

Adanya konsep ketidaktaatan selektif terhadap hukum, dimana terdapat berbagai peraturan perundang-undangan atau kebijakan publik yang kurang mengikat individu. Terdapat ketidakpastian hukum atau ketidakjelasan langkah-langkah kebijakan yang mungkin saling bertentangan, yang mungkin menjadi sumber ketidakpatuhan masyarakat terhadap undang-undang atau kebijakan publik. Apabila suatu kebijakan sangat bertentangan (bertentangan) dengan sistem nilai yang terdapat dalam masyarakat secara luas atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

Kebijakan publik akan efektif apabila diimplementasikan dan mempunyai manfaat positif bagi anggota masyarakat. Dengan kata lain perbuatan atau tindakan manusia sebagai anggota masyarakat harus sejalan dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah atau negara, sehingga jika perilaku atau tindakannya tidak sejalan dengan keinginan pemerintah atau negara maka kebijakan publik tidak akan efektif. .

Anak Jalanan

Karakteristik Anak Jalanan

Faktor-faktor yang Menyebabkan Munculnya Anak Jalanan

  • Kebijakan Perlindungan Anak
  • Dasar Hukum Perlindungan Anak Jalanan
  • Pandangan Islam tentang Implementasi Kebijakan
  • Penelitian Terdahulu
  • Definisi Konsep
  • Konsep Operasional
  • Kerangka Berfikir
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
  • Informan Penelitian
  • Teknik Pengolahan dan Analisis Data
  • Sejarah Singkat Kota Pekanbaru
  • Wilayah Geografis Kota Pekanbaru .1 Letak dan Luas
    • Batas
  • Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru Tabel 4.1
  • Visi dan Misi Kota Pekanbaru Visi Kota Pekanbaru
  • Perkembangan Singkat Kota Pekanbaru
  • Sejarah Singkat Dinas Sosial Kota Pekanbaru
  • Struktur Operasional Dinas Sosial Kota Pekanbaru
  • Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Pekanbaru
  • Tugas dan Fungsi

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa. pelaksanaannya belum berjalan dengan baik dan sebagian tunawisma tidak mendapat bimbingan dari dinas sosial kota Pekanbaru. Bedanya, penelitian ini membahas tentang implementasi. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Ketertiban Sosial Di Kota Pekanbaru, sedangkan penelitian saya membahas tentang implementasinya. Bedanya, penelitian ini membahas Kajian Implementasi Kebijakan Kota Layak Anak (Kla) di Kota Pekanbaru, sedangkan penelitian saya tentang implementasi.

Selanjutnya konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada upaya pembinaan dan pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis melalui Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru. Lokasi penelitian yang relevan adalah Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru dan tempat-tempat umum yang sering dijadikan tempat beraktivitas oleh anak jalanan. Sebagai informan kunci yang paling mengetahui keseluruhan kondisi implementasi Kebijakan Perlindungan Anak Jalanan di Kota Pekanbaru.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba menyajikan data yang tepat dan akurat mengenai implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di kota Pekanbaru. Guna terciptanya ketertiban pemerintahan dan pengembangan wilayah yang cukup luas, maka berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2003 dibentuk kecamatan baru, yang selanjutnya menjadi dua belas kelurahan atau kelurahan baru, setelah itu dibentuklah kecamatan atau kelurahan baru. Peraturan Daerah Tahun 2003 akan diubah. 58 kecamatan atau desa. Jika melihat wajah Kota Pekanbaru saat ini atau membandingkannya dengan 15 tahun yang lalu, terlihat bahwa Kota Pekanbaru sebelumnya tergolong tertinggal dibandingkan kota-kota menengah lainnya di Indonesia.

Namun saat ini kota Pekanbaru telah mengalami perubahan, dengan adanya gedung-gedung bertingkat, serta bangunan-bangunan yang berkaitan dengan ciri khas kota metropolitan. Warga Kota Pekanbaru yang tadinya hanya berbelanja di pasar tradisional, kini bisa membeli kebutuhan sehari-hari di toko-toko bertembok. Pasalnya, banyak supermarket atau mini market, restoran cepat saji, dan pusat perbelanjaan yang dibangun di setiap sudut kota Pekanbaru.

Dengan pesatnya perkembangan Kota Pekanbaru, seperti halnya kota-kota besar lainnya, timbullah pola permasalahan yaitu masalah kemiskinan. Namun hingga saat ini, masih banyak anak-anak di bawah umur yang mencari nafkah di tempat umum dan jalanan di Kota Pekanbaru, dan pemerintah belum mampu menangani hal tersebut secara efektif. Pada tahun ini juga untuk Kota Pekanbaru, sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerja dinas, dibentuklah bakti sosial.

Tahun 2008 tentang struktur organisasi dan tata kerja baru dinas sosial kota Pekanbaru. Jika dirumuskan secara bersama-sama, visi dan misi Dinas Sosial Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut: “Terwujudnya kesejahteraan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan pemberdayaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) yang berlandaskan solidaritas dan penguburan yang indah dan teratur.”

Tabel 2.2  Konsep Operasional
Tabel 2.2 Konsep Operasional

Kepala Dinas

Berdasarkan Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2016, tugas dan fungsi masing-masing Dinas Sosial adalah sebagai berikut.

Sekretaris

Sub Bagian Umum

Sub Bagian Keuangan

Merancang dan mengkoordinasikan kegiatan kebersihan, ketertiban, kenyamanan lingkungan kantor dan lingkungan sekitar, kedisiplinan pegawai dan keselamatan di lingkungan kantor. Pengelolaan aset meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan aset daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bidang Rehabilitas Sosial

Seksi Rehabilitas Sosial dan Perlindungan Anak

  • Saran

Perumusan dan pelaksanaan peningkatan pelayanan perlindungan dan rehabilitasi sosial terhadap anak terlantar, anak terlantar, anak jalanan baik melalui pelayanan di lembaga maupun di luar lembaga. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data terkait Analisis Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak Jalanan di Dinas Sosial Kota Pekanbaru, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Dinas Sosial telah melaksanakan dan menyediakan shelter sebagai tempat atau wadah pemberian edukasi dan pemberdayaan.

Dalam pelaksanaan pendidikan dan pemberdayaan, dinas sosial memberikan pendampingan untuk memberikan pendidikan informal kepada anak jalanan, serta pemberdayaan seperti kewirausahaan. Untuk rehabilitasi, Badan Jaminan Sosial juga telah melaksanakan program seperti diagnosis psikososial tahap awal, perawatan dan pendidikan serta bimbingan sosial dan konseling psikososial. Untuk bimbingan sosial, psikologis dan spiritual, dinas sosial memberikan motivasi kepada anak jalanan dan memberikan bimbingan sosial dan konseling psikososial.

Untuk bantuan baik itu bantuan terhadap anak jalanan yang terjerat kasus, Dinas Sosial menawarkan pekerja sosial (PEKSOS) untuk memberikan bantuan dalam bentuk apapun hingga masalah yang dihadapinya teratasi. Sedangkan untuk reintegrasi anak ke dalam keluarga, ketika anak jalanan kembali ke keluarga, Dinas Sosial memberikan penyuluhan kepada keluarga agar dapat memberikan kasih sayang yang utuh kepada anaknya, agar tidak kembali ke jalanan dan mendapat nafkah yang layak. kehidupan. Implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan yang dilakukan oleh Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru dengan melaksanakan program kegiatan yaitu pelatihan dan supervisi.

Dimana pembinaan yang dilakukan berupa sosialisasi dan keterampilan, serta supervisi berupa pendekatan anak jalanan dengan sasaran sebanyak 20 anak jalanan. Hambatan dalam implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Pekanbaru berupa hambatan internal dan hambatan eksternal, dimana hambatan internal terdiri dari keterbatasan sumber daya manusia dan sumber daya anggaran sehingga menyebabkan program yang direalisasikan masih belum maksimal, sosialisasi yang dilakukan Hal ini masih kurang karena masih banyak masyarakat dan anak jalanan yang belum mengetahui adanya kebijakan perlindungan anak jalanan. Faktor lingkungan, anak jalanan yang sudah mendapat pembinaan ketika kembali ke lingkungannya cenderung kembali hidup di jalanan dan melakukan aktivitas ekonomi.

Penelitian ini menggunakan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Anak yang hanya fokus pada anak jalanan, namun diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan permasalahan perlindungan anak lainnya seperti anak yang ditelantarkan karena orang tuanya mempunyai kendala keuangan. Sosialisasi yang dilakukan masih kurang sehingga disarankan untuk melihat secara lebih komprehensif dan menyeluruh pelaksanaan upaya perlindungan anak jalanan dan penerapan pelarangan. Bagaimana cara menjalin komunikasi yang baik dengan anak jalanan dan orang tua anak jalanan?

Bagaimana dinas sosial melakukan kegiatan penyadaran politik masyarakat?Siapa saja yang terlibat dalam proses sosialisasi? Apa saja kendala implementasi peraturan daerah no. 3 Provinsi Riau 2013 tentang Perlindungan Anak Jalanan di Kota Pekanbaru?

Gambar

Tabel 2.2  Konsep Operasional
Gambar 2.1  Kerangka Berfikir
Tabel 3.1  Key Informan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan keterampilan ini, diaharapkan ketika anak jalanan tersebut keluar dari Dinas Sosial dan Pemakaman, maka anak tersebut akan menggunakan keterampilannya dari

Dari hasil penelitian dilapangan dapat diketahui bahwa sikap para pelaksana terhadap kebijakan Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru dalam melindungi hak-hak

Sebagai wujud komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan lansia, maka pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dengan keterampilan ini, diaharapkan ketika anak jalanan tersebut keluar dari Dinas Sosial dan Pemakaman, maka anak tersebut akan menggunakan keterampilannya dari

Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru sendiri hanya memiliki informasi tentang Panti Sosial tanpa dilengkapi dengan adanya peta yang menunjukan lokasi Panti Sosial,

Penelitian yang kami lakukan ini berjudul “Kebijakan Pemerintah Kota Malang Dalam Perlindungan Dan Pemberdayaan Anak Jalanan (Studi di Dinas Ketenagakerjaan

Pemerintah Kota Pekanbaru yaitu Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru, saling bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan sosial yaitu terwujudnya kesejahteraan

Dinas Sosial Kota Pekanbaru telah mengupayakan rehabilitasi untuk gelandangan dan pengemis dengan kondisi personil/petugas dari Dinas Sosial Kota Pekanbaru yang tidak memadai