Analisis Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Pada Penjualan E-Tiket PT KAI Bandung
Disusun Oleh:
1. MAI RIZKI FAUZIAH 212010300008
2. GUSMI ANDINI 212010300037
3. RIKE ERLINA PUTRI 212010300041
4. SITI LESTARI 212010300083
5. WIWIK NUR ANGGRAYNI 212010300103
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS, HUKUM DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat serta karunia- Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Monograf yang berjudul “Analisis Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Pada Penjualan E-Tiket PT KAI” ini dengan baik dan tepat waktu. Buku monograf ini ditujukan agar pembaca dapat menambah wawasan serta dapat memperluas ilmu pengetahuan mengenai sistem penjualan e-tiket pada PT KAI yang kami muat.
Dalam buku monograf ini berisi informasi yang berdasarkan dari berbagai sumber.
Kami berharap dengan adanya buku monograf ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari dan memahami informasi terkait Analisis Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Pada Penjualan E-Tiket PT KAI secara lebih mendalam, sehingga dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi perkembangan dalam sistem penjualan tiket pada PT KAI.
Maka, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada Bu Duwi Rahayu, SE., M.A yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penyelesaian penulisan buku monograf. Adapun buku Monograf ini disusun untuk memenuhi tugas pada saat melakukan Scienty Visit. Selain itu, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam buku ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap adanya kritik, saran dan usulan pembaca demi perbaikan buku yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Sidoarjo,5 Agustus 2024
Penulis
BIODATA PENULIS
Nama 1.
MAI RIZKI FAUZIAH 212010300008
2.
GUSMI ANDINI 212010300037
3.
RIKE ERLINA PUTRI 212010300041
4.
SITI LESTARI 212010300083
5.
WIWIK NUR ANGGRAYNI 212010300103
Instansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
2.1 Pengertian Anggaran ... 3
2.2 Perencanaan Anggaran ... 3
2.3 Pelaksanaan Anggaran ... 5
2.4 Pelaksanaan Kinerja Berbasis Anggaran ... 5
2.5 Formulasi Analisis Selisih Anggaran... 6
2.6 Tahap-tahap Analisis Anggaran ... 7
BAB III PENUTUP ... 10
3.1 Kesimpulan ... 10
3.2 Saran ... 10
DAFTAR PUSTAKA ... 11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi Modern yang berkembang dan melaju pesat saat ini merupakan pendukung yang memudahkan kegiatan sehari-hari. Dengan itu dibutuhkannya sistem informasi dalam menangani kegiatan sehari-hari, salah satunya adalah sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasional sehari-hari, dengan mengelola data keuangan untuk menghasilkan informasi akuntansi serta infromasi lainnya mengenai proses bisnis perusahaan yang diperlukan oleh manajemen dan pihak-pihak terkait sehubungan dengan pengambilan keputusan dan kebijakan lainnya.
Sistem informasi akuntansi (SIA) memegang peranan penting dalam perusahaan. Sistem informasi akuntansi merupakan subsistem sistem informasi manajemen (SIM) berbasis komputer untuk sektor keuangan yang merupakan sebuah kerangka pengkoordinasian sumber data untuk mengubah data keuangan perusahaan menjadi sebuah informasi keuangan (Yunilasari, 2018).
Sistem informasi akuntansi meliputi pemanfaatan teknologi informasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai. Pemakai informasi akuntansi dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu ekstern dan intern. Pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan dan pemasok, pesaing, serikat pekerja, dan masyarakat secara keseluruhan, sedangkan pemakai intern terutama para manajer, kebutuhannya bervariasi tergantung pada tingkatannya dalam organisasi atau terhadap fungsi yang mereka jalankan (Bodnar dan Hopwood, 2000:11)
Efektifitas atau keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi.
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi tidak selalu membawa keberhasilan, salah satu penyebabnya adalah tidak tepatnya pengetahuan yang dimiliki pengguna sehingga pengguna tidak bersedia membuat keputusan atau memberikan pandangannya, karena pengguna kurang memahami dampak dari keputusan yang diambil.
Setiap perusahaan yang didirikan berupaya untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Kelangsungan hidup suatu usaha sangat ditentukan oleh kemampuan dalam berkompetisi. Kemampuan berkompetisi memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisir hambatan strategis dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila manajemen mampu melakukan pengambilan keputusan (Elfresa Aplonia Lau, 2004)
PT Kereta Api Indonesia atau disingkat PT KAI adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki produk utama berupa layanan transportasi umum dengan kereta api. Adapun layanan yang disediakan PT kereta Api Indonesia mencakup angkutan penumpang dan barang.
PT Kereta Api Indonesia terus berinovasi untuk memberikan layanan terbaik bagi para pengguna layanannya. Adapun sekarang PT KAI sudah memiliki sejumlah anak perusahaan, yakni KAi Services, KAI Bandara, KAI Commuter, KAI Wisata, KAI Logistik, dan KAI Properti. Yang dimana masing-masing anak perusahaan memiliki fokus layanan yang berbeda-beda sesuai tujuannya. Selain itu, PT KAI juga terus berinovasi dengan mengembangkan layanan penjualan dalam kemudahan pemesanan e-tiket melalui aplikasi KAI Acces.
Aplikasi KAI Acces adalah aplikasi yang secara otoritatif dikerjakan oleh PT KAI, dan diberikan atau dibuat untuk mengatasi permasalahan pemudik, baik kereta api jarak jauh, sedang an terdekat atau penumpang. Pada awal peluncurannya, KAI Acces hanya digunakan untuk reservasi tempat dan melihat jadwal KA jarak pendek, namun saat ini KAI Acces mencakup pemesanan tiket KA lokal, gosok, pergantian nomor tempat duduk, dan perubahan waktu tempuh, serta melalui aplikasi KAI Acces, para pemudik tentunya dapat mengikuti jadwal penerbangan dan mengecek status permintaan tiket.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis berkeinginan melakukan penulisan sistem informasi akuntansi penjualan e-tiket pada PT KAI dalam menjalankan aktivitas penjualan e-tiket melalui KAI Acces. Sehingga pada penulisan buku monograf ini, penulis mengangkat judul
“ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PENJUALAN E-TIKET PT KAI BANDUNG”.
1.2 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dinyatakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana PT KAI menerapkan sistem informasi akuntansi pada penjualan e-tiket?
2. Apakah sistem informasi akuntansi e-tiket PT KAI berjalan efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan keamanan bagi pengguna?
3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan sistem informasi akuntansi e-tiket PT KAI?
4. Bagaimana solusi yang dapat diberikan ketika terjadi kendala-kendala dalam penerapan sistem informasi akuntansi penjualan e-tiket PT KAI?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun beberapa tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi pada penjualan e-tiket PT KAI 2. Untuk mengetahui keefektifan sistem informasi akuntansi dalam peningkatan kualitas
pelayanan dan keamanan bagi pengguna
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam proses penerapan sistem informasi akuntansi penjualan e-tiket PT KAI
4. Untuk mengetahui solusi dari kendala-kendala yang terjadi pada proses penerapan sistem informasi akuntansi penjualan e-tiket PT KAI
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat, baik segi teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis merupakan manfaat jangka panjang dalam pengembangan teori pembelajaran, sedangkan manfaat praktis memberikan dampak secara langsung terhadap komponen-komponen pembelajaran.
Manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Temuan penelitian ini dapat memberikan justifikasi empiris terhadap kualitas penerapan SIA yang kaitannya dengan keefektivitasan penjualan e-tiket kereta. Justifikasi ini dapat memperkuat teori atau konsep dari sistem penjualan e-tiket kereta terutama keefektifan dalam penerapan SIA pada penjualan e-tiket PT KAI.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.5 Sistematika Penelitian BAB 1: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan penelitian. Peneliti akan memaparkan alasan pentingnya mempelajari sejarah sistem penjualan e-tiket di PT Kereta Api Indonesia (KAI), serta dampaknya terhadap efisiensi dan kualitas layanan KAI.
BAB 2: Tinjauan Pustaka
Bab ini menyajikan ulasan literatur terkait konsep dan teori yang mendukung penelitian.
Akan dibahas sejarah transformasi digital dalam industri transportasi, khususnya di sektor kereta api. Selain itu, peneliti juga akan mengkaji berbagai studi terkait implementasi e-tiket dan perkembangan teknologi penjualan tiket.
BAB 3: Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji sejarah dan perkembangan sistem penjualan e-tiket KAI. Metode yang dijelaskan meliputi pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada KAI, pengumpulan data sekunder dari literatur dan dokumen resmi KAI, serta analisis deskriptif.
BAB 4:
• Sub Bab 1: Sejarah dan Perkembangan Sistem Penjualan E-Tiket KAI
Bab ini menjadi inti dari penelitian, di mana peneliti akan memaparkan sejarah evolusi sistem penjualan tiket KAI dari metode manual hingga penerapan e-tiket. Peneliti akan menguraikan tahapan-tahapan utama dalam digitalisasi penjualan tiket, mulai dari komputerisasi loket hingga penggunaan aplikasi KAI Access dan teknologi QR code.
• Sub Bab 2: Analisis Saluran Penjualan Tiket KAI
Bab ini membahas berbagai saluran penjualan tiket yang tersedia pada KAI, seperti loket, website, aplikasi mobile, mitra e-commerce, dan mesin penjual tiket otomatis. Setiap saluran akan dianalisis dari segi kemudahan akses, efisiensi, dan kontribusinya terhadap peningkatan layanan pelanggan.
• Sub Bab 3: Keamanan dan Privasi dalam Sistem Penjualan Tiket KAI
Bab ini mengkaji aspek keamanan dan privasi dalam sistem penjualan e-tiket KAI, termasuk mekanisme pengamanan data pengguna, verifikasi pembelian, serta penanganan penipuan dan penyalahgunaan sistem. Fokusnya adalah pada bagaimana KAI melindungi data pelanggan dan menjaga integritas transaksi.
• Sub Bab 4: Inovasi dan Pengembangan Layanan Penjualan Tiket KAI
Bab ini membahas implementasi teknologi terbaru dan inovasi dalam sistem penjualan tiket KAI. Peneliti akan menguraikan bagaimana KAI terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, efisiensi operasional, dan keamanan sistem.
BAB 5: Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian serta rekomendasi untuk pengembangan lebih lanjut sistem penjualan e-tiket di KAI. Peneliti akan merangkum temuan utama, memberikan saran untuk perbaikan, dan mengidentifikasi area untuk penelitian masa depan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
A. Sistem Informasi Akuntansi ( SIA)
Menurut Kristanto Andri (2008), sistem adalah jaringan tindakan yang bergabung dan terhubung satu sama lain untuk melakukan suatu tugas atau menyelesaikan tujuan tertentu (Astuti 2018). Inti dari sistem adalah elemen-elemen yang saling berinteraksi. Input digabungkan dan dimasukkan ke dalam sistem dan diproses hingga dihasilkan output yang diinginkan.
Sistem Informasi merupakan kumpulan informasi dari seluruh sistem, baik fisik maupun virtual, yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan mengubah data menjadi informasi yang berguna
Akuntansi Menurut definisi American Accounting Association (1966), Wilkinson (2000), Warren dan Feith (1996), akuntansi adalah suatu sistem informasi yang memberikan informasi tentang kegiatan/aktivitas/peristiwa ekonomi atau keuangan kepada orang atau kelompok dengan kepentingan informasi yang berbeda atau laporan. Membangun Organisasi (Eriansyah, Chofiuddin Muchlis 2023)
Sistem Informasi Akuntansi Menurut Stephen A.Moscove, sistem informasi akuntansi adalah sistem bisnis yang memiliki sistem untuk mengumpulkan, mengklarifikasi, memproses, menganalisis dan mengkomunikasikan informasi dan keputusan keuangan kepada orang di luar perusahaan (misalnya: kantor pajak). investor, kreditor dan pemerintah) dan pihak-pihak dalam perusahaan (tidak termasuk manajemen dan karyawan) (Pratama 2017)
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Rama dan Jones Tujuan Sistem Informasi Akuntansi antara lain :
1. Membuat laporan eksternal Perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk membuat laporan khusus guna memenuhi kebutuhan informasinya.
2. Manajer Operasi Pendukung harus memiliki pengetahuan akuntansi untuk melakukan tugas-tugas seperti menerima pesanan pelanggan, mengirimkan barang dan jasa, membuat faktur untuk membayar pelanggan, dan melakukan pembayaran kepada pelanggan.
3. Informasi pendukung keputusan masih diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan di seluruh tingkatan perusahaan
4. Pengetahuan perencanaan dan manajemen juga diperlukan untuk perencanaan dan manajemen. Data dikumpulkan mengenai model anggaran
5. Dan biaya untuk membandingkan anggaran dan biaya aktual.
B. Penjualan
Penjualan merupakan total pendapatan suatu perusahaan serta jumlah uang yang ditransfer kepada pelanggan atas barang dan jasa (Marbun, 2020). Menurut Midzananda Susanto, sistem akuntansi pemasaran menyatakan bahwa sistem akuntansi pemasaran adalah seperangkat proses, alat dan program yang mengkoordinasikan pengolahan data pemasaran sehingga menghasilkan informasi yang berkaitan dengan penjualan.
Pengertian menurut Daud dan Windana: “Sistem informasi pemasaran adalah seperangkat metode dan prosedur yang dirancang untuk membuat, menganalisis, mengirimkan, dan memperoleh informasi untuk mendukung keputusan pemasaran.” 15 Hal-hal ini dapat dilakukan.
Disebutkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan mengelola seluruh sistem dan proses yang ada di dalamnya untuk mengelola data penjualan mulai dari penjualan hingga data penjualan yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
C. E-Ticket
Tiket elektronik atau tiket elektronik merupakan tiket digital yang dapat digunakan pada saat mengunjungi hotel, bioskop, dan pameran. (Ardhani, n.d.) E-Ticket adalah sistem yang mengelola dokumen selama pengoperasian tanpa dokumen yang diperlukan seperti catatan, dll. memberikan kepada pelanggan (Wiharko dan Setiawan, 2020).
2.2 Penelitian Terdahulu
Rizki, Zhafira (2023) mengkaji tentang Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Penjualan E-Ticket Menggunakan Aplikasi Kai Access.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan keefektifan sistem informasi akuntansi dalam penjualan e-ticket.
Metode Penelitian yang digunakan Penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif.Sistem Informasi Akuntansi PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Medan dianggap efektif dan efisien karena melakukan tahap Input, Proses, dan Output. Dalam tahap Input, data penumpang dimasukkan sesuai dengan kartu identitas penumpang.Tahap proses yaitu pengolahan data untuk menghasilkan informasi baik secara manual atau terkomputerisasi dan Tahap output meliputi: laporan penjualan harian, buku setoran, buku kas, dan daftar gabungan dan analisa pendapatan angkutan penumpang.
Berbeda dengan Rizki Zhafira, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana implementasi sistem informasi akuntansi (SIA) pada penjualan e-tiket di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung dan metode yang digunakan berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu Metode Daring (Online) adalah metode pengumpulan data secara online yang menunjukkan saling keterhubungan antara satu sama lain dan Metode Dokumentasi.Implementasi sistem informasi akuntansi pada penjualan e-tiket PT KAI telah menunjukkan hasil yang positif. Sistem ini telah meningkatkan kualitas pelayanan dan keamanan bagi pengguna, serta memastikan bahwa informasi yang dihasilkan adalah berguna, terpercaya, mengurangi waktu antri, memudahkan reschedule perjalanan dan digunakan secara tepat waktu.
BAB 3 METODE
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menerapkan metode penelitian kualitatif. Metode ini dilakukan secara langsung ke sumber data, dengan pengumpulan data yang dilakukan secara online atau daring, serta dalam bentuk dokumentasi. Data yang terkumpul adalah analisis implementasi sistem informasi akuntansi e-ticketing di PT. Kereta Api (Persero) Bandung yang disusun berdasarkan data dan informasi yang mendukung sesuai dengan sifat, permasalahan, dan tujuan yang dilakukan peneliti. Hal ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai implementasi sistem informasi akuntansi e-ticketing di PT. Kereta Api (Persero) Bandung, serta untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensinya.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penulisan buku ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Penulis menggunakan kedua jenis data ini karena pengumpulannya dilakukan secara daring atau online, serta melalui catatan-catatan yang berkaitan dengan judul buku ini. Secara umum, terdapat dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa perantara) yang didapatkan langsung dari karyawan PT. Kereta Api (Persero).
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah tersedia, misalnya dokumen, catatan-catatan, dan informasi yang berkaitan dengan judul buku ini.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Objek penelitian ini adalah Analisis Implementasi Sistem Informasi Akuntansi E-ticketing pada PT. Kereta Api (persero) di Bandung. Untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini maka peneliti akan memberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan (wawancara) terhadap staff perusahaan yang bersangkutan secara offline atau online.
3.4 Metode Pengolahan dan Analisa Data
Bagian ini menjelaskan bagaimana data akan diolah dan dianalisis setelah dikumpulkan.
Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, diperlukan data dan informasi yang mendukung. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Daring
Daring adalah metode pengumpulan data secara online yang menunjukkan saling keterhubungan antara satu sama lain. Dengan tersedianya jaringan internet dan komunikasi yang baik dengan staf perusahaan, metode ini membantu mengumpulkan data karena mempermudah dalam mencari data yang belum tersampaikan karena keterbatasan waktu ketika dilakukannya wawancara.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam hal ini, peneliti mencari dan mengumpulkan data yang berasal dari catatan atau arsip-arsip yang tersimpan yang terkait dengan penelitian ini.
3.5 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang lebih banyak bersifat uraian dari hasil wawancara. Data yang telah diperoleh akan diolah dan diuraikan dalam bentuk deskriptif sesuai dengan data yang didapat melalui offline atau online.
3.6 Bagan Alir Penelitian
Bagian ini menyajikan diagram alir (flowchart) yang menggambarkan langkah-langkah utama dalam proses penelitian dari awal hingga akhir.
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
A. Gambaran Umum Sistem Penjualan E-Tiket KAI
Sejarah Sistem Penjualan E-Tiket KAI
Penjualan tiket kereta api di Indonesia pada awalnya dilakukan secara manual melalui loket- loket stasiun. Kemudian tiket di cetak pada kertas dan diberi stempel sebagai bukti pembelian.
Proses ini memerlukan antrian panjang, terutama pada musim liburan atau hari-hari sibuk, dan rawan akan kesalahan pencatatan. Seiring waktu, untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi, KAI mulai mengimplementasikan sistem komputerisasi dalam penjualan tiket. Ini termasuk penggunaan perangkat lunak untuk mencatat dan mengelola data penjualan. Sistem ini memungkinkan pencatatan dan pelacakan data penjualan yang lebih akurat.
Pada tahap awal, sistem ini masih terbatas pada penjualan tiket di loket dan belum mendukung layanan pemesanan online. Dengan berkembangnya teknologi internet, KAI memperkenalkan sistem pemesanan tiket online melalui website resmi dan aplikasi mobile pada tahun 2006, yang mempermudah pelanggan untuk membeli tiket tanpa harus datang ke stasiun, tetapi pada saat itu masih memerlukan pengambilan tiket fisik di stasiun setelah pemesanan. Pada tahun 2012, KAI meluncurkan sistem tiket elektronik (e-ticket) yang menghilangkan kebutuhan untuk mencetak tiket fisik. Tiket elektronik ini dapat dipesan dan diterima melalui email atau aplikasi mobile, yang kemudian dapat ditunjukkan kepada petugas sebagai bukti pemesanan. Ini merupakan langkah besar menuju digitalisasi penuh dan mempermudah proses boarding.
Setelah itu, KAI memperkenalkan aplikasi mobile bernama KAI Access pada tahun 2014.
Aplikasi ini memudahkan pengguna untuk memesan tiket, memilih tempat duduk, dan melakukan pembayaran langsung dari perangkat mobile. Aplikasi ini juga menyediakan fitur-fitur tambahan
seperti pengecekan jadwal dan informasi perjalanan. Pada tahun 2016, KAI mulai menggunakan teknologi QR code untuk e-ticketing. Tiket yang dibeli melalui sistem online atau aplikasi mobile kini dilengkapi dengan QR code yang bisa dipindai oleh petugas di stasiun. QR code ini berfungsi sebagai tiket digital yang menggantikan tiket fisik sepenuhnya.
KAI mulai bekerja sama dengan mitra bisnis seperti platform e-commerce dan minimarket untuk memperluas jangkauan penjualan tiket. Ini memungkinkan pelanggan membeli tiket melalui berbagai saluran yang lebih mudah dijangkau. Perkembangan sistem penjualan e-tiket KAI adalah contoh transformasi digital yang sukses di sektor transportasi. Dengan adopsi teknologi modern, KAI mampu meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi antrian di stasiun, dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan.
Perkembangan Teknologi dalam Penjualan Tiket
Pengenalan website resmi dan aplikasi mobile KAI Access memungkinkan pembelian tiket secara online dengan mudah. Pengguna dapat memilih jadwal, kursi, dan melakukan pembayaran langsung melalui platform ini. KAI memperkenalkan penggunaan QR code sebagai pengganti tiket fisik. Pelanggan hanya perlu menunjukkan QR code dari ponsel mereka untuk masuk ke peron dan kereta. Sistem pemesanan dan manajemen tiket terus ditingkatkan untuk mendukung peningkatan volume transaksi dan mengurangi waktu respon. Penerapan metode pembayaran digital seperti kartu kredit, transfer bank, dan dompet digital mempermudah proses pembayaran tiket.
Perkembangan teknologi dalam penjualan tiket di KAI menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan. Transformasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberikan kenyamanan dan fleksibilitas yang lebih besar bagi pengguna jasa kereta api.
Saluran Penjualan yang Tersedia pada KAI
Loket adalah saluran tradisional yang masih digunakan untuk pembelian tiket secara langsung. Di sini, penumpang dapat membeli tiket langsung dari petugas penjual tiket dengan membayar secara tunai atau menggunakan kartu. Tiket yang dibeli bisa berupa tiket fisik atau tiket elektronik yang dikirimkan ke email atau aplikasi KAI Access. Loket ini juga melayani perubahan jadwal, pembatalan tiket, dan berbagai layanan lainnya.
Pada situs web KAI menyediakan platform untuk pemesanan tiket online. Pengguna dapat mencari jadwal, memilih kereta, dan melakukan pembayaran melalui berbagai metode. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur termasuk pembelian tiket, pemilihan kursi, dan pengecekan jadwal kereta. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna dalam mengakses layanan KAI.
Kemudian KAI bekerja sama dengan platform e-commerce seperti Traveloka, Tiket.com, dan lainnya untuk memperluas akses pembelian tiket. Melalui platform-platform ini, pelanggan dapat memesan tiket kereta api dengan berbagai penawaran promosi dan diskon.
Pelanggan juga dapat membeli tiket kereta api di jaringan minimarket yang telah bekerja sama dengan KAI, seperti Indomaret dan Alfamart. Pelanggan dapat melakukan pemesanan tiket di kasir minimarket dan menerima kode pembayaran atau langsung melakukan pembayaran di tempat.
Di beberapa stasiun, KAI menyediakan mesin penjual tiket otomatis untuk memudahkan pembelian tiket tanpa harus mengantri di loket. TVM ini memudahkan proses pembelian dengan cepat, tanpa perlu mengantri di loket. Pelanggan dapat memilih rute, jadwal, tempat duduk, dan melakukan pembayaran melalui mesin ini.
KAI menyediakan layanan pemesanan tiket melalui telepon dan SMS. Pelanggan dapat menghubungi pusat layanan pelanggan KAI untuk melakukan pemesanan tiket, mendapatkan informasi jadwal, dan layanan lainnya. Setelah pemesanan, pelanggan akan menerima kode pembayaran yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pembayaran di loket, minimarket, atau melalui transfer bank.
KAI juga bekerja sama dengan berbagai agen penjualan resmi di seluruh Indonesia. Agen- agen ini memiliki akses ke sistem pemesanan tiket KAI dan dapat membantu pelanggan dalam pembelian tiket. Agen resmi biasanya melayani daerah-daerah yang mungkin tidak terjangkau oleh loket stasiun atau layanan online.
Beberapa hotel dan pusat perbelanjaan besar juga bekerja sama dengan KAI untuk menyediakan layanan pemesanan tiket. Ini memberikan kenyamanan bagi pelanggan yang
mungkin sedang bepergian atau berbelanja untuk membeli tiket tanpa harus pergi ke stasiun atau menggunakan perangkat elektronik.
Dengan berbagai saluran penjualan ini, KAI berusaha memastikan bahwa pelanggan memiliki banyak pilihan untuk membeli tiket dengan cara yang paling nyaman dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini juga memungkinkan KAI untuk menjangkau berbagai segmen pelanggan dan memperluas akses layanan mereka di seluruh Indonesia.
B. Mekanisme Penjualan E-Tiket pada PT KAI
Mekanisme penjualan e-tiket pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) melibatkan beberapa langkah yang dirancang untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan pembelian tiket secara digital. Pelanggan dapat mengakses platform penjualan e-tiket melalui situs web resmi KAI, aplikasi mobile KAI Access, atau mitra penjualan online seperti Traveloka dan Tiket.com. Proses dimulai dengan pencarian dan pemilihan jadwal, di mana pelanggan memasukkan informasi seperti stasiun keberangkatan, stasiun tujuan, tanggal, dan jumlah penumpang. Setelah itu, pelanggan memilih kereta, kelas, dan tempat duduk yang diinginkan, serta mengisi data diri penumpang.
Pembayaran dilakukan melalui metode yang beragam, seperti transfer bank, kartu kredit, e- wallet, atau pembayaran di minimarket yang bekerja sama dengan KAI. Setelah pembayaran berhasil, e-tiket yang dilengkapi QR code akan dikirimkan ke email atau aplikasi mobile pelanggan.
Pada hari keberangkatan, penumpang harus melakukan verifikasi tiket di stasiun dengan menunjukkan e-tiket beserta QR code kepada petugas, yang kemudian akan memeriksa identitas penumpang untuk memastikan keaslian tiket. KAI juga menyediakan opsi untuk perubahan jadwal atau pembatalan tiket dengan ketentuan tertentu, serta menawarkan fasilitas tambahan seperti pemesanan makanan dan minuman serta asuransi perjalanan. Sistem ini memastikan keamanan data dan transaksi pelanggan, serta mendukung keberlanjutan dengan mengurangi penggunaan kertas melalui penggunaan tiket elektronik.
C. Keamanan dan Privasi dalam Sistem Penjualan PT KAI
Pengamanan Data Pengguna
Pengamanan data pengguna dalam sistem penjualan tiket PT Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan prioritas utama untuk melindungi privasi dan keamanan informasi pelanggan. KAI menerapkan berbagai langkah dan teknologi canggih, seperti enkripsi data, yang memastikan bahwa informasi sensitif seperti data pribadi dan pembayaran terlindungi dari akses tidak sah.
Sistem keamanan berlapis, termasuk firewall, deteksi intrusi, dan pemantauan jaringan, digunakan untuk menjaga integritas jaringan dan server KAI.
Pengelolaan akses dan autentikasi yang ketat memastikan bahwa hanya personil yang berwenang yang dapat mengakses data pelanggan, didukung dengan penggunaan kata sandi kompleks dan autentikasi dua faktor untuk perlindungan akun pengguna. Kebijakan privasi yang jelas juga diterapkan untuk mengatur pengumpulan, penggunaan, dan penyimpanan data pelanggan, memastikan bahwa informasi tersebut tidak dibagikan kepada pihak ketiga tanpa izin.
KAI rutin melakukan pengawasan dan audit keamanan untuk memastikan efektivitas sistem keamanan mereka dan mengidentifikasi potensi kerentanan. Karyawan yang terkait dengan pengelolaan data menerima pelatihan khusus dalam keamanan data dan kesadaran akan ancaman siber, sementara perangkat lunak keamanan canggih digunakan untuk melindungi sistem dari serangan siber seperti hacking dan malware.
Selain itu, KAI juga memantau aktivitas sistem secara real-time dan menyimpan log aktivitas untuk audit dan analisis, memungkinkan deteksi dini dan investigasi insiden keamanan. Dengan langkah-langkah ini, KAI berkomitmen untuk menjaga keamanan data pengguna dan memastikan bahwa pelanggan dapat menggunakan layanan penjualan tiket dengan aman dan nyaman.
Mekanisme Verifikasi Pembelian
Mekanisme verifikasi pembelian pada sistem penjualan tiket PT Kereta Api Indonesia (KAI) melibatkan beberapa tahapan yang memastikan keaslian tiket dan identitas penumpang. Proses ini bertujuan untuk mengurangi risiko penipuan dan memastikan bahwa hanya penumpang yang berhak yang dapat menggunakan tiket tersebut. Setelah pelanggan memilih tiket dan
menyelesaikan transaksi pembayaran melalui metode yang tersedia (seperti transfer bank, kartu kredit, e-wallet, atau pembayaran di minimarket), sistem akan memproses pembayaran tersebut.
KAI menggunakan sistem keamanan yang kuat untuk memastikan bahwa transaksi ini aman dan bebas dari penipuan.
Setelah pembayaran berhasil, sistem akan mengirimkan e-tiket ke email pelanggan atau langsung ke aplikasi mobile KAI Access. E-tiket ini berisi informasi lengkap tentang perjalanan, termasuk nomor kereta, jadwal keberangkatan, nomor tempat duduk, dan QR code unik. Pada hari keberangkatan, penumpang harus tiba di stasiun lebih awal dan menuju ke area check-in. Petugas di stasiun akan meminta penumpang untuk menunjukkan e-tiket, baik dalam bentuk cetak maupun digital, yang memuat QR code. Petugas atau mesin pemindai akan memindai QR code yang terdapat pada e-tiket. QR code ini berfungsi sebagai bukti pembelian dan merupakan identifikasi unik yang terhubung dengan data pembelian dalam sistem KAI. Pemindaian ini akan mencocokkan informasi pada e-tiket dengan data yang ada di sistem KAI.
Selain memindai QR code, petugas akan meminta penumpang untuk menunjukkan identitas resmi seperti KTP, SIM, atau paspor yang sesuai dengan data yang tertera pada e-tiket. Verifikasi identitas ini memastikan bahwa tiket hanya dapat digunakan oleh orang yang berhak. Setelah QR code dan identitas penumpang diverifikasi, sistem akan mengkonfirmasi keabsahan tiket. Jika tiket valid dan sesuai dengan data yang dimasukkan, penumpang diizinkan untuk masuk ke peron dan naik kereta. Jika ada ketidaksesuaian atau masalah lain, penumpang akan diarahkan ke loket layanan pelanggan untuk penyelesaian lebih lanjut.
Semua aktivitas verifikasi, termasuk pemindaian QR code dan pemeriksaan identitas, dicatat dalam sistem untuk keperluan audit dan keamanan. Hal ini memungkinkan KAI untuk melakukan penelusuran jika terjadi masalah atau keluhan terkait tiket. Mekanisme verifikasi pembelian ini dirancang untuk memastikan bahwa proses boarding berjalan dengan lancar dan aman, serta untuk melindungi penumpang dari potensi penipuan atau penyalahgunaan tiket. Dengan mengintegrasikan teknologi dan protokol keamanan yang ketat, KAI memastikan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman bagi semua penumpang.
Penanganan Penipuan dan Penyalahgunaan Sistem Penjualan
Penanganan penipuan dan penyalahgunaan sistem dalam penjualan tiket PT Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan aspek penting untuk menjaga integritas dan keamanan proses transaksi. KAI menerapkan berbagai langkah dan kebijakan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani kasus penipuan serta penyalahgunaan sistem.
KAI menggunakan teknologi keamanan canggih untuk melindungi sistem penjualan tiket dari potensi penipuan. Ini termasuk pemantauan real-time terhadap transaksi, aktivitas sistem, dan pola pembelian yang mencurigakan. Sistem ini dapat mendeteksi anomali atau perilaku yang tidak biasa yang mungkin mengindikasikan adanya penipuan.
Proses verifikasi identitas penumpang pada saat boarding adalah langkah kunci dalam mencegah penyalahgunaan tiket. Petugas memeriksa identitas penumpang dan membandingkannya dengan informasi yang tertera pada e-tiket. Jika ada ketidaksesuaian atau indikasi bahwa tiket mungkin telah dipalsukan atau digunakan secara tidak sah, petugas dapat menahan tiket dan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Kemudian, QR code yang digunakan pada e-tiket memiliki kode unik yang dihasilkan secara acak. Teknologi ini membantu mencegah pemalsuan tiket karena setiap QR code hanya dapat digunakan sekali. Jika sistem mendeteksi penggunaan ganda atau perubahan data tiket, tindakan pencegahan dapat segera diambil.
KAI memiliki kebijakan ketat mengenai pembatalan dan pengembalian dana tiket untuk mengurangi potensi penyalahgunaan. Proses pengembalian dana dan pembatalan tiket biasanya memerlukan verifikasi tambahan dan mungkin melibatkan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan bahwa pengajuan tersebut sah. Staf KAI, terutama yang terlibat dalam penjualan tiket dan pemeriksaan di stasiun, menerima pelatihan khusus mengenai deteksi dan penanganan penipuan. Pelatihan ini mencakup cara mengenali tanda-tanda penipuan, penggunaan sistem keamanan, dan prosedur untuk melaporkan dan menangani insiden yang mencurigakan.
KAI secara rutin melakukan audit internal untuk menilai efektivitas sistem keamanan dan prosedur penanganan penipuan. Audit ini membantu mengidentifikasi potensi kerentanan dalam sistem dan melakukan perbaikan yang diperlukan untuk mengurangi risiko penipuan. KAI bekerja sama dengan pihak berwenang dan lembaga terkait untuk menangani kasus penipuan yang
melibatkan tindakan hukum. Ini termasuk melaporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang dan bekerja sama dalam penyelidikan untuk menangkap pelaku penipuan. KAI menyediakan saluran pelaporan dan pengaduan bagi pelanggan untuk melaporkan potensi penipuan atau penyalahgunaan. Pelanggan dapat melaporkan masalah melalui aplikasi, situs web, atau langsung di loket stasiun. Laporan ini ditindaklanjuti dengan investigasi dan tindakan yang sesuai.
KAI terus memperbaiki dan meningkatkan teknologi dan sistem keamanan mereka untuk mengikuti perkembangan ancaman dan teknik penipuan terbaru. Ini termasuk penerapan teknologi baru, seperti sistem analitik yang lebih canggih dan metode enkripsi yang lebih kuat. Melalui langkah-langkah ini, PT KAI berkomitmen untuk melindungi pelanggan dari penipuan dan penyalahgunaan sistem, serta memastikan bahwa proses penjualan tiket tetap aman dan transparan.
D. Inovasi dan Pengembangan Layanan Penjualan Tiket PT KAI
Implementasi Teknologi Terbaru
Implementasi teknologi terbaru pada sistem penjualan tiket PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencerminkan upaya perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan layanan kepada pelanggan. KAI telah mengadopsi sistem e-tiket yang memungkinkan pelanggan untuk membeli dan menyimpan tiket secara digital. E-tiket dilengkapi dengan QR code unik yang dapat dipindai pada saat boarding. Teknologi ini mengurangi kebutuhan akan tiket fisik dan mempercepat proses boarding serta mengurangi risiko pemalsuan tiket.
Aplikasi KAI Access menyediakan platform yang lengkap untuk pemesanan tiket, cek jadwal, dan layanan pelanggan. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur pemesanan tiket yang mudah digunakan, notifikasi perjalanan, manajemen tiket, dan pembelian tambahan seperti makanan dan minuman. Teknologi berbasis mobile ini memungkinkan pelanggan untuk mengakses layanan dengan cepat dan praktis. KAI mendukung berbagai metode pembayaran digital seperti kartu kredit, e-wallet (GoPay, OVO, DANA), dan pembayaran melalui aplikasi mobile banking.
Integrasi sistem pembayaran ini mempermudah transaksi bagi pelanggan dan meningkatkan efisiensi proses pembayaran.
Teknologi keamanan terbaru, termasuk enkripsi data dan sistem pemantauan real-time, diterapkan untuk melindungi data pribadi pelanggan dan mencegah penipuan. Sistem verifikasi QR code dan identitas penumpang di stasiun juga memastikan bahwa tiket hanya digunakan oleh orang yang berhak. KAI telah mengimplementasikan mesin penjual tiket otomatis di beberapa stasiun besar, memungkinkan pelanggan untuk membeli tiket secara mandiri tanpa harus mengantri di loket. Mesin ini menawarkan kemudahan akses dan kecepatan dalam proses pembelian.
KAI bekerja sama dengan berbagai platform e-commerce dan aplikasi pihak ketiga untuk memperluas saluran penjualan tiket. Integrasi ini memungkinkan pelanggan untuk membeli tiket melalui situs web dan aplikasi mitra, serta mendapatkan akses ke promosi dan penawaran eksklusif. Kemudian, pemanfaatan big data dan machine learning membantu KAI dalam analisis perilaku pelanggan, pengelolaan kapasitas kereta, dan pengoptimalan jadwal perjalanan. Ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan layanan yang lebih baik.
KAI mengintegrasikan teknologi chatbots dan layanan pelanggan berbasis digital untuk memberikan dukungan real-time. Chatbots membantu pelanggan dengan pertanyaan umum, proses pemesanan, dan masalah teknis, meningkatkan responsivitas dan kepuasan pelanggan. KAI menerapkan sistem informasi dan manajemen terpadu untuk mengelola seluruh proses penjualan tiket dari awal hingga akhir. Sistem ini mencakup manajemen inventaris tiket, analisis data penjualan, dan pelaporan performa, memungkinkan KAI untuk mengelola dan memantau operasi secara efisien
Melalui implementasi teknologi terbaru ini, PT KAI berkomitmen untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, memastikan keamanan transaksi, dan mengoptimalkan operasi penjualan tiket mereka, serta beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam industri perkeretaapian.
BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini menggambarkan evolusi dan transformasi sistem penjualan tiket PT Kereta Api Indonesia (KAI) dari sistem manual menjadi sistem e-tiket yang sepenuhnya digital. Sistem penjualan tiket KAI telah mengalami berbagai perkembangan signifikan seiring dengan kemajuan teknologi. Awalnya, penjualan tiket dilakukan secara manual melalui loket, yang kemudian beralih ke sistem komputerisasi, dan akhirnya ke sistem e-tiket yang memanfaatkan teknologi internet dan perangkat mobile. Pengenalan sistem pemesanan online pada tahun 2006 dan e-tiket pada tahun 2012 merupakan tonggak penting dalam digitalisasi layanan KAI. E-tiket yang dilengkapi dengan QR code memungkinkan proses boarding yang lebih cepat dan efisien tanpa memerlukan tiket fisik.
Perkembangan lebih lanjut termasuk peluncuran aplikasi KAI Access pada tahun 2014 dan penerapan teknologi QR code pada e-tiket di tahun 2016, yang semakin mempermudah pelanggan dalam memesan dan mengelola tiket. KAI juga memperluas saluran penjualan tiket melalui kerjasama dengan platform e-commerce, minimarket, dan agen resmi, serta menyediakan berbagai opsi pembayaran digital. Sistem keamanan yang kuat, termasuk enkripsi data dan verifikasi identitas, diterapkan untuk melindungi data pelanggan dan mencegah penyalahgunaan tiket.
Implementasi teknologi terbaru, seperti big data dan machine learning, juga memungkinkan KAI untuk mengoptimalkan operasional dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Keseluruhan transformasi ini menunjukkan komitmen KAI dalam meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan layanan penjualan tiket, serta mendukung tujuan perusahaan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengguna jasa kereta api.
5.2 Implikasi Penelitian
Implikasi dari Analisis Implementasi Sistem Informasi Akuntansi pada Penjualan E-Tiket PT KAI:
1. Implikasi Teoritis:
A. Pengembangan Ilmu Akuntansi: Implementasi sistem informasi akuntansi pada penjualan e-tiket PT KAI dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu akuntansi terkait manajemen penjualan dan pengelolaan keuangan pada perusahaan transportasi.
B. Teori Sistem Informasi: Memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana sistem informasi akuntansi dapat mempengaruhi efisiensi operasional dan pengambilan keputusan di perusahaan.
2. Implikasi Praktis:
A. Pengembangan Ilmu Akuntansi: Implementasi sistem informasi akuntansi pada penjualan e-tiket PT KAI dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu akuntansi terkait manajemen penjualan dan pengelolaan keuangan pada perusahaan transportasi.
B. Teori Sistem Informasi: Memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana sistem informasi akuntansi dapat mempengaruhi efisiensi operasional dan pengambilan keputusan di perusahaan.
C. Peningkatan Efisiensi Operasional: Sistem informasi akuntansi dapat meningkatkan efisiensi proses penjualan e-tiket, mengurangi kesalahan, dan mempercepat transaksi.
D. Optimalisasi Pengelolaan Keuangan: Memungkinkan PT KAI untuk mengelola keuangan dengan lebih baik, mengoptimalkan pendapatan dan meminimalkan biaya operasional.
3. Implikasi Sosial:
A. Peningkatan Layanan Publik: Dengan efisiensi operasional yang meningkat, PT KAI dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat dalam hal transportasi kereta api.
B. Penciptaan Lapangan Kerja: Perluasan implementasi sistem informasi akuntansi dapat menciptakan peluang pekerjaan baru dalam bidang teknologi informasi di perusahaan.
4. Implikasi Kebijakan:
A. Regulasi Keuangan: Implementasi sistem informasi akuntansi dapat mendorong perusahaan untuk mematuhi standar keuangan yang lebih ketat dalam pelaporan keuangan penjualan tiket.
B. Pengembangan Teknologi: Mendorong pemerintah untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi informasi di sektor transportasi untuk meningkatkan efisiensi. Implementasi sistem informasi akuntansi pada penjualan e-tiket PT KAI memiliki implikasi yang luas, mulai dari kontribusi pada pengembangan ilmu akuntansi, peningkatan efisiensi operasional, hingga dampak sosial dan kebijakan yang dapat mempengaruhi perusahaan dan masyarakat secara keseluruhan.
5.3. Keterbatasan Penelitian dan Arah Bagi Peneliti Selanjutnya Saran :
· Optimalisasi Pengalaman Pengguna pada Aplikasi Mobile KAI Access
Penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada analisis mendalam terhadap antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) dari aplikasi KAI Access. Dengan melakukan survei kepuasan pengguna dan analisis terhadap preferensi pelanggan, KAI dapat terus memperbaiki dan menyempurnakan aplikasi, terutama dalam hal kemudahan penggunaan, kecepatan transaksi, dan fitur-fitur tambahan yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan.
· Pengembangan Fitur-Fitur Layanan Tambahan
Penelitian dapat mengeksplorasi potensi pengembangan layanan tambahan pada sistem e- tiket, seperti pemesanan makanan dan minuman secara langsung melalui aplikasi, paket perjalanan, dan integrasi dengan layanan transportasi lainnya (misalnya, taksi online atau bus). Hal ini dapat meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pelanggan, sekaligus membuka peluang pendapatan baru bagi KAI.
· Penguatan Sistem Keamanan Digital
Mengingat semakin tingginya ancaman siber, KAI dapat mempertimbangkan penelitian lebih lanjut mengenai teknologi keamanan terbaru, seperti enkripsi berbasis blockchain atau sistem
otentikasi berbasis biometrik, untuk lebih melindungi data pelanggan dan transaksi elektronik dari potensi kebocoran data atau penipuan.
· Kolaborasi dengan Platform Digital dan Mitra Strategis
Untuk memperluas jangkauan pasar dan memperbaiki layanan, penelitian dapat difokuskan pada strategi kolaborasi KAI dengan platform digital dan mitra strategis lainnya. Kajian ini dapat memberikan wawasan mengenai cara terbaik untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan, serta menciptakan ekosistem layanan terpadu yang lebih luas bagi pelanggan.
Arah Penelitian Selanjutnya :
· Pengaruh Transformasi Digital terhadap Kepuasan Pelanggan
Penelitian selanjutnya dapat fokus pada mengukur dampak transformasi digital, termasuk implementasi e-tiket, terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Studi ini bisa mencakup analisis kuantitatif dari data survei pelanggan untuk menilai bagaimana perubahan ini mempengaruhi pengalaman pengguna dan kepuasan mereka terhadap layanan KAI.
· Studi Tentang Keamanan Siber dalam Sistem Penjualan E-Tiket
Mengingat pentingnya keamanan dan privasi data dalam transaksi online, penelitian lebih mendalam mengenai keamanan siber dalam sistem penjualan e-tiket KAI sangat relevan. Fokus dapat diberikan pada identifikasi kerentanan, metode mitigasi risiko, dan kebijakan keamanan yang dapat diterapkan untuk mencegah ancaman siber.
· Analisis Perbandingan Sistem Penjualan Tiket di Berbagai Negara
Peneliti dapat memperluas studi dengan membandingkan sistem penjualan tiket di KAI dengan sistem yang diterapkan di perusahaan kereta api di negara lain. Penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi praktik terbaik global dan memberikan rekomendasi bagi KAI untuk meningkatkan sistem mereka lebih lanjut.
· Evaluasi Efisiensi Berbagai Saluran Penjualan Tiket
Arahan lain yang dapat dieksplorasi adalah mengevaluasi efisiensi dan efektivitas berbagai saluran penjualan tiket KAI, seperti loket fisik, aplikasi mobile, e-commerce, dan mesin penjual tiket otomatis. Studi ini bisa memberikan wawasan tentang saluran mana yang paling menguntungkan dan mana yang perlu ditingkatkan.
· Pengembangan Fitur Tambahan pada Aplikasi KAI Access
Peneliti bisa fokus pada pengembangan fitur-fitur inovatif dalam aplikasi KAI Access yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna, seperti personalisasi layanan, notifikasi real-time, atau integrasi dengan layanan lain seperti ride-sharing.
Penelitian-penelitian ini akan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang implementasi SIA e-tiket PT KAI, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas sistem dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi perusahaan dan pelanggannya.
DAFTAR PUSTAKA BAB I.pdf (stei.ac.id) PENDAHULUAN
17.G1.0198-David Christian-BAB I_a.pdf (unika.ac.id) PENDAHULUAN
BAB 1.pdf (ums.ac.id)PENDAHULUAN
1317051077-BAB 1 PENDAHULUAN.pdf (undiksha.ac.id)PENDAHULUAN
Profil PT Kereta Api Indonesia, Sejarah, Komisaris, Direksi, dan Anak Perusahaan - Hot Liputan6.comProfil PT Kereta Api Indonesia, Sejarah, Komisaris, Direksi, dan Anak Perusahaan
https://journal.ilmudata.co.id/index.php/ijmst Analisis Manajemen Pelayanan PT. KAI Sebagai Pengguna pada Aplikasi KAI ACCESS Berbasis Teknologi Informasi Menggunakan Framework ITIL Version 3
https://journal.csspublishing/index.php/ijm Implementasi Teknologi Informasi Dalam Sistem Pemesanan Tiket Melalui Aplikasi KAI Access pada PT. Kereta Api Indonesia