• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan dan Strategi dalam Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Area Publik Kota Yogyakarta

N/A
N/A
Wnazizahk

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Kebutuhan dan Strategi dalam Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Area Publik Kota Yogyakarta"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu dampak tingginya penggunaan lahan adalah berkurangnya ruang terbuka hijau publik. Padahal, ruang terbuka hijau (GSP) berupa ruang publik mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena tingkat kepentingannya yang kompleks, pemerintah mengatur pemanfaatan ruang terbuka secara berjenjang, baik di tingkat RT, RW, desa, kelurahan, bahkan nasional.

Pada setiap tingkat daerah diatur kualitas dan kuantitas penggunaan lahan yang ideal, termasuk persentase ruang terbuka untuk mendukung pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penghuninya. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dibangun Pemerintah Kota Yogyakarta belum dapat dipastikan secara pasti sesuai Rencana Aksi Ruang Terbuka Hijau tahun 2015.

Batasan Masalah

Mentari (2016), RTH privat seluas 470 ha atau 14,49% merupakan RTH privat, dalam keadaan ini sudah melebihi 4% dari luas minimal yang diperuntukkan bagi RTH privat, namun dengan kondisi sebaran yang tidak merata di setiap sub -kabupaten di wilayah tersebut. Kota Yogyakarta bagus secara kualitas dan kuantitas. Maka perlu adanya strategi pengembangan ruang terbuka hijau di kota Yogyakarta yang mendukung terciptanya kota hijau. Sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota sebagai pengatur iklim mikro yang dapat menurunkan suhu kota, meningkatkan kelembaban udara dan memenuhi fungsi estetika, sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas sosial budaya masyarakat kota. Yogyakarta.

Rumusan Masalah

Bagaimana konsep dan strategi pengembangan kawasan ruang terbuka hijau di area publik di kota Yogyakarta berbasis kota hijau.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, dilakukan analisis kebutuhan ruang terbuka hijau publik berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Yogyakarta sebelum proses pembangunan dilakukan. Dengan demikian dapat memudahkan peneliti dalam menentukan strategi pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) publik di kota Yogyakarta. Dengan demikian, proses ini dapat menginspirasi para peneliti dalam proses penentuan lokasi pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) di kota Yogyakarta.

Ruang terbuka hijau (RTH) publik Kota Yogyakarta yang dimaksud dalam penelitian ini adalah batas jalan, batas sungai, batas rel kereta api, taman, hutan kota, kuburan, dan lapangan olah raga. Berdasarkan hasil kondisi eksisting ruang terbuka hijau (RTH) pemakaman di Kota Yogyakarta terlihat bahwa pemakaman yang dikelola pemerintah (Gambar A) sudah baik secara estetika. Setelah melakukan kegiatan yang ada, peneliti melakukan perhitungan skala baik/buruknya kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik Kota Yogyakarta.

Dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan analisis kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) berdasarkan luas kota dan jumlah penduduk yang dilayani. Hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah penduduk yang dapat mempengaruhi perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau publik. Intensifikasi merupakan pola pembangunan dan pembangunan dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang ada.

TINJAUAN PUSTAKA

Kota Yogyakarta

Ruang Terbuka Hijau (Green Open Space)

Secara umum ruang terbuka hijau publik (RJP) di perkotaan terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Ruang Terbuka Hijau Perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang dipenuhi tanaman, tanaman pangan, dan tumbuh-tumbuhan (endemik atau introduksi) untuk menunjang manfaat ekologi, sosial budaya, dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakat. Sedangkan ruang terbuka non hijau dapat memperkokoh ruang terbuka (pribadi) atau ruang terbuka biru (RTB) berupa permukaan sungai, danau, atau kawasan yang khusus diperuntukkan sebagai daerah banjir.

Ruang Terbuka Publik Hijau (GSP) adalah RSP yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten, yang dipergunakan untuk kepentingan umum. Berdasarkan fungsinya, ruang terbuka hijau mempunyai dua fungsi yaitu fungsi internal dan eksternal (Dirjentaru, 2008).

Green City (Kota Hijau)

Penyediaan dan Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Pubik di Perkotaan

Antonius (2015) dalam artikelnya menulis bahwa dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Perkotaan, penyediaan RTH mengacu pada standar minimal kebutuhan RTH per perkotaan. penduduk, seluas 20 m2. 2013), untuk menentukan kelayakan suatu kawasan yang mendapat prioritas penyediaan ruang terbuka hijau dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan populasi. Widiastuti (2012) melakukan analisis kecukupan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk, dimana Kota Bekasi berdasarkan jumlah penduduk sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan luas ruang terbuka hijau, sehingga pemenuhannya mengacu pada 30% dari luas wilayah. . Penelitian Rijal (2008) melakukan analisis ruang terbuka hijau dari pendekatan ekologi dan jumlah penduduk, dimana kebutuhan berdasarkan jumlah penduduk jauh lebih tinggi.

Pangsa ruang terbuka hijau di perkotaan paling sedikit 30%, terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau swasta; Untuk menentukan luas ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan dengan mengalikan jumlah penduduk yang terlayani dengan luas ruang terbuka hijau per kapita.

Pengembangan RTH

Jenis ruang terbuka hijau ini meliputi: jalur hijau, kawasan lindung lokal berupa ruang terbuka hijau di sempadan sungai, ruang terbuka hijau di sempadan pantai, dan ruang terbuka hijau lindung mata air/sumber air baku. Untuk mengoptimalkan fungsi ruang terbuka hijau, penyediaan ruang terbuka hijau hendaknya dilakukan secara hierarkis dan terintegrasi dengan sistem struktur ruang yang ada di kawasan perkotaan. Menurut Iin (2010), arah pengembangan properti ruang terbuka hijau di perkotaan untuk tipologi wilayah yang berbeda dapat disesuaikan berdasarkan fungsi utamanya.

METODE PENELITIAN

  • Lokasi Penelitian
  • Sumber Data dan Alat Penunjang Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
    • Pengumpulan Data Primer
    • Pengumpulan Data Sekunder
  • Metode Analisis Data
    • Analisis Kondisi Eksisting RTH Publik Kota Yogyakarta
    • Analisis Standar Kebutuhan RTH Publik
    • Analisis strategi pengembangan Ruang Terbuka Hijau
  • Proses Penelitian

Kebutuhan berbasis kawasan merupakan tahap kedua dalam proses analisis tahapan kebutuhan ruang terbuka hijau publik di Yogyakarta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsep pengembangan ruang terbuka hijau publik Yogyakarta menggunakan perhitungan berbasis populasi. Sehingga diperoleh luas dan sebaran RTH publik di Yogyakarta seperti terlihat pada Gambar 4.12 dan Tabel 4.9.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uraian Umum

Jenis-jenis ruang terbuka hijau (RTH) publik yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain: taman, ladang, hutan kota, pemakaman, dan ruang terbuka hijau untuk fungsi tertentu berupa sempadan jalan, sempadan sungai, sempadan kereta api. Proses proyeksi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan penduduk mengenai proporsi kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam 20 tahun mendatang berdasarkan jumlah penduduk. Selanjutnya akan dilakukan analisis kecukupan ruang terbuka hijau dengan membandingkan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik yang ada saat ini dengan data hasil analisis.

Selama proses pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik di Kota Yogyakarta, peneliti menganalisis data dan kondisi yang ada terkait dengan data yang diperoleh dari instansi pemerintah. Dalam penelitian ini diambil beberapa lokasi sampling untuk jenis RTH publik yang ada di Kota Yogyakarta antara lain taman RW, sarana olah raga, kuburan dan RTH untuk fungsi tertentu berupa sempadan kereta api, sempadan sungai dan jalan raya. batas-batas di kota.

Identifikasi Penggunaan Lahan dan Pemetaan Kondisi Eksisting Lahan

Selain mengkaji kondisi yang ada, peneliti melakukan beberapa cara untuk melakukan proses pengembangan Ruang Terbuka Hijau dengan menganalisisnya berdasarkan Gambar Google Earth Pro dengan digitalisasi gambar pada tahun 2016.

Kondisi Eksisting Ruang Terbuka Hijau Publik Kota Yogyakarta

Lapangan olah raga di Kota Yogyakarta umumnya merupakan ruang terbuka yang memiliki penutup tanah berupa rumput. Secara umum kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) berfungsi berupa lapangan olahraga di Kota Yogyakarta, dimana dalam hal ini lapangan olahraga di Kota Yogyakarta mempunyai lahan dengan tutupan vegetasi berupa rumput. Pasalnya, beberapa sudut lapangan olah raga di Kota Yogyakarta belum tertata rapi, dan masih banyak semak liar yang bahkan terkesan terbengkalai, misalnya saja.

Menurut Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan dan diperbaharui dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Daerah, “keberadaan TPU harus ada dan terpelihara di tengah kehidupan metropolitan. Kondisi ini tercermin pada gambar 4.8 pada bagian B, dimana jarak bangunan dengan tepian sungai sangat dekat.

Analisis Kebutuhan RTH

  • Analisis Kebutuhan RTH Berdasarkan Luas Kota
  • Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Melihat hasil analisis jumlah kebutuhan RTH kota Yogyakarta menurut luas wilayah kota Yogyakarta, saat ini jumlah RTH publik kota Yogyakarta masih kurang dari 288,12 ha. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk merupakan salah satu cara untuk menganalisis kebutuhan ruang terbuka hijau di kota Yogyakarta. Untuk mengetahui kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk maka perlu diketahui jumlah penduduknya, dalam hal ini data penduduk diambil dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta. Berdasarkan data proyeksi, jumlah penduduk kota Yogyakarta mengalami penurunan jumlah penduduk, hal ini disebabkan data jumlah penduduk 10 tahun terakhir yaitu tahun mengalami penurunan.

Hal ini terlihat pada Tabel 4.3 bahwa beberapa kecamatan di Kota Yogyakarta mengalami penurunan jumlah penduduk. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kecukupan ruang terbuka hijau publik berdasarkan jumlah penduduk Kota Yogyakarta, kebutuhan ruang terbuka hijau publik pada tahun 2035 akan mengalami penurunan.

Pengembangan RTH Publik Kota Yogyakarta

  • Strategi Pengembangan RTH Publik Kota Yogyakarta
  • Penentuan Area Berpotensi Pengembangan RTH Publik Kota
  • Konsep Penataan RTH Pubik Kota Yogyakarta berbasis Green City . 50

Dalam menerapkan prinsip pengembangan RTH publik dengan menggunakan intensifikasi, ekstensifikasi dan mitigasi, dalam menjalankan pola pengembangan RTH publik Kota Yogyakarta, peneliti juga mengacu pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Yogyakarta. Yogyakarta. Yogyakarta. Selain itu, prinsip penataan ruang terbuka hijau publik Yogyakarta juga sangat berpengaruh karena banyak bangunan yang merupakan situs cagar budaya. Oleh karena itu, peneliti dalam menentukan titik pengembangan RTH publik sangat selektif agar tidak mengubah tata arsitektur bangunan.

Berdasarkan hasil analisis pemilihan lokasi pembangunan RTH Umum Kota Yogyakarta berdasarkan pola pembangunan, peneliti tidak mencapai target luasan yang dibutuhkan, berdasarkan hasil perhitungan luas kebutuhan RTH Umum Kota Yogyakarta , yaitu m² atau setara dengan ha. Berdasarkan data Tabel 4.9 Bagian Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Publik Kota Yogyakarta, sebagian besar jenis pengembangan Ruang Terbuka Hijau berupa hutan kota.

Kesimpulan

Saran

Penataan ruang terbuka hijau sebagai salah satu cara mengoptimalkan desain karakter perkotaan. Studi kasus ruang terbuka hijau di pusat kota Pacitan. Untuk mencari laju pertumbuhan penduduk dengan metode kuadrat terkecil, terlebih dahulu mencari XY. Pencarian Y dari persamaan tersebut dilakukan untuk memudahkan mencari nilainya dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Untuk mencari persamaan Y, carilah terlebih dahulu nilai a dan b, dimana persamaan Y dituliskan sebagai berikut.

Jadi jika dibandingkan nilai simpangan baku antara keempat metode di atas, maka nilai simpangan baku tersebut merupakan yang terkecil pada metode eksponensial. Berdasarkan data kependudukan tahun 2005 sampai tahun 2014, hitunglah laju pertumbuhan penduduk tahun 2005 sampai tahun 2014 dengan menggunakan metode aritmatika, geometrik, eksponensial, kuadrat terkecil. Jadi jika dibandingkan nilai simpangan baku antara keempat metode di atas, maka nilai simpangan baku tersebut merupakan yang terkecil pada metode aritmatika.

Jadi jika dibandingkan nilai simpangan baku antara keempat metode di atas, maka nilai simpangan baku tersebut merupakan yang terkecil pada metode eksponensial. Jadi jika dibandingkan nilai simpangan baku antara keempat metode di atas, maka nilai simpangan baku tersebut merupakan yang terkecil pada metode aritmatika.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh bahwa kebutuhan ruang terbuka hijau untuk Kota Pekanbaru berdasarkan luas wilayah terdapat kekurangan vegetasi dengan jumlah 12.499,27 hektar,

Mengacu pada jumlah penduduk tersebut diperoleh luas area untuk Ruang Terbuka Hijau di wilayah ini sebesar 0,85 hektar atau sekitar 0,18 persen dari luas wilayah. Kebutuhan

Hasil yang diperoleh bahwa kebutuhan ruang terbuka hijau untuk Kota Pekanbaru berdasarkan luas wilayah terdapat kekurangan vegetasi dengan jumlah 12.499,27 hektar,

3, November 2022 ISSN 2302-3708 online Halaman 146-154 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KABUPATEN TABALONG BERDASARKAN LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEBUTUHAN OKSIGEN

TUGAS AKHIR STRATEGI OPTIMALISASI FUNGSI EKOLOGIS RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK SEBAGAI PENGENDALI BANJIR BERDASARKAN KEMAMPUAN INFILTRASI DI KOTA BALIKPAPAN Gama Lady Ishlahussyah

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau RTH Kota Balikpapan berdasarkan pendekatan kebutuhan oksigen, dengan sasaran penelitian yaitu

Dokumen ini membahas peran pemerintah Kota Banda Aceh dalam mencapai ruang terbuka hijau di kota

Dokumen ini membahas tentang peran masyarakat dalam pengelolaan ruang hijau terbuka di Kota