Analisis Kelayakan Daya Tarik Objek Wisata Alam Hutan Mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru. Lokasi penelitian ini adalah Pulau Pannikiang, Desa Madello, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru dengan jumlah responden 30 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi daya tarik objek wisata alam hutan mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru dan mengetahui nilai kelayakan daya tarik objek wisata alam hutan mangrove di Pulau Pannikiang. akan ditentukan, Desa Madello, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Hasil penilaian kelayakan daya tarik objek wisata alam di hutan mangrove Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru layak dikembangkan sebagai destinasi objek wisata alam dengan tingkat kelayakan sebesar 72,31. % dengan persentase masing-masing kriteria yaitu kriteria daya tarik sebesar 66,85%, kriteria aksesibilitas 95,28%, kriteria akomodasi 37,77% dan kriteria sarana dan prasarana 89,33%. ANALISIS FASILITAS TERHADAP DAYA TARIK FASILITAS NATURISME MANGROVE DI PULAU PANNIKIANG DESA MEDELLO KECAMATAN BALUSU KABUPATEN BARRU. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Kelayakan Daya Tarik Objek Wisata Alam Hutan Mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru".
IPM selaku pembimbing II telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Tuan dan Nyonya. Dosen Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan masukan dan nasehat selama penulis melakukan penelitian.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yaitu
- Manfaat Penelitian
Mangrove tersebar di beberapa negara di dunia dengan luas sekitar 19,9 juta hektar, luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 3.533.000 ha. Dimana Indonesia merupakan salah satu negara dengan hutan mangrove terluas di dunia (Noor et al. 2006). Menurut Fausiah (2018) dalam penelitian yang berjudul Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Hutan Mangrove Matalallang Kecamatan Bontobaharu Kabupaten Kepulauan Selayar bertujuan untuk mengetahui kelayakannya.
Apa saja potensi daya tarik wisata alam hutan mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru. Berapakah nilai kelayakan daya tarik Daya Tarik Wisata Alam Hutan Mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru. Untuk mengetahui potensi daya tarik tempat wisata alam hutan mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru.
Untuk mengetahui nilai kelayakan objek wisata alam Hutan Mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru. Memberikan informasi potensi daya tarik wisata alam hutan mangrove di Pulau Pannikiang Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru.
TINJAUAN PUSTAKA
- Hutan Mangrove
- Karakteristik Hutan Mangrove
- Fungsi Hutan Mangrove
- Potensi Ekowisata Hutan Mangrove
- Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)
- Unsur –Unsur Objek dan Daya Tarik Wisata Alam .1 Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
- Pengelolaan dan Pelayanan
- Iklim
- Sarana dan Prasarana Penunjang
- Ketersediaan Air Bersih
- Keamanan
- Pemasaran
- Flora dan Fauna
- Kerangka Pikir
Hutan bakau terutama tumbuh di tempat yang terjadi kekeruhan dan penumpukan bahan organik. Hutan mangrove mempunyai fungsi yang sangat bermanfaat bagi manusia, antara lain fungsi fisik, fungsi biologis, dan fungsi ekonomi atau produksi. Habitat satwa liar antara lain reptil, mamalia, dll. Hutan bakau juga merupakan sumber plasma nutfah.
Hutan bakau meliputi pepohonan dan semak belukar yang terdiri dari 12 marga tumbuhan berbunga (Avicennia, Sonneratia, Rhizopora, Bruguera, Ceriops, dll). Daya tarik wisata alam adalah daya tarik wisata yang berupa keanekaragaman dan keunikan lingkungan alamnya” (RIPPARNAS, 2011). Daya tarik yang belum dikembangkan merupakan sumber daya yang potensial, hanya dapat disebut daya tarik wisata apabila terdapat jenis pembangunan tertentu.
Daya tarik wisata alam berdasarkan potensi keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam di daratan antara lain: pegunungan dan hutan alam/taman nasional/taman wisata alam/taman hutan besar (RIPPARNAS, 2011: Pasal 14). Potensi flora dan fauna berupa keanekaragaman jenis merupakan salah satu potensi keunggulan daya tarik pengunjung (Aryanto.
METODE PENELITIAN
- Waktu dan tempat
- Alat dan Bahan
- Populasi dan Sampel
- Jenis dan Sumber Data
- Metode Pengambilan Data
- Variabel Penelitian
- Analisis Data
Variabel yang dianalisis mengacu pada pedoman Direktorat Jenderal ADO-ODTWA PHKA Analisis Objek Wisata Alam dan Kawasan Daya Tarik Tahun 2003. Analisis deskriptif kualitatif merupakan metode analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan potensi objek wisata. di daerah tersebut melalui hasil yang diperoleh dalam penelitian. Menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000): Analisis kuantitatif adalah data yang menggunakan alat statistik untuk memudahkan dalam menafsirkan data mentah yang diperoleh.
Metode Penilaian Kelayakan Ekowisata dengan kriteria penilaian sesuai Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADOODTWA) Dirjen PHKA Tahun 2003 sesuai dengan nilai yang ditetapkan untuk masing-masing kriteria. Kriteria penilaian objek dan daya tarik wisata alam (perubahan pedoman analisis kelayakan objek wisata dan daya tarik wisata alam, Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam tahun 2003).
KEADAAN UMUM LOKASI
Batas dan Luas Wilayah
Kondisi Sosial .1 Pendidikan
- Kesejahteraan Sosial 1. Infrastruktur Dasar
Kegiatan lain yang dilakukan di masjid antara lain mengajarkan anak-anak belajar membaca Al-Quran dan merayakan hari-hari besar Islam yang juga rutin diadakan di masjid seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Israj Mi'raj dan Sholat Idhul Fitri/Adha. Di sepanjang jalan desa yang tidak ditempati oleh bangunan tempat tinggal, tumbuh tanaman tahunan dan berumur pendek seperti kelapa, pisang, dan pepaya lainnya yang mencerahkan lingkungan meski tidak bersih.
Permasalahan pendidikan secara umum meliputi rendahnya mutu pendidikan, rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, rendahnya kualitas tenaga pengajar dan tingginya angka putus sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Identifikasi Responden
- Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
- Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
- Identifikasi Responden Berdasarkan Umur
- Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata
- Daya Tarik
- Aksessibilitas
- Akomodasi
- Sarana dan Prasarana
- Analisis Kelayakan Daya Tarik Objek Wisata Alam Hutan Mangrove Pulau Pannikiang
Komponen yang dapat dinilai dari Hutan Mangrove Pulau Pannikiang adalah daya tarik, aksesibilitas untuk menjangkau kawasan, akomodasi di sekitar lokasi wisata serta sarana dan prasarana pendukung yang mendukung pengembangan lokasi wisata. Berikut penjelasan mengenai unsur dan sub unsur kriteria daya tarik wisata hutan mangrove Pulau Pannikiang. Hutan mangrove Pulau Pannikiang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan penelitian mengenai flora dan faunanya.
Tidak adanya tempat sampah untuk menjaga kebersihan lokasi wisata mangrove, hal ini memerlukan perhatian khusus dari pengelola wisata hutan mangrove Pulau Pannikiang. Kawasan hutan mangrove Pulau Pannikiang termasuk dalam kategori aman dari ancaman seperti arus berbahaya dan penyakit berbahaya. Jarak pusat kota ke objek wisata mangrove Pulau Pannikiang ±8 km, dengan tipe jalan aspal lebar 3 m.
Penilaian aksesibilitas dapat dilihat pada Tabel 11. Hasil Pengkajian Aksesibilitas Hutan Mangrove Pulau Pannikiang. Penilaian Akomodasi Wisata Hutan Mangrove Pulau Pannikiang Tidak Ada Elemen/Subelemen Bobot Nilai Skor Total 1. Pada Tabel 12 terlihat total skor yang dicapai adalah 67,98. Nilai tersebut diperoleh dari penilaian akomodasi dalam radius 10 km dari hutan mangrove Pulau Pannikiang.
Hasil tersebut diperoleh dari pengkajian sarana dan prasarana pendukung di sekitar hutan mangrove Pulau Pannikiang dalam radius 10 km. Sarana dan prasarana hutan bakau Pulau Pannikiang cukup nyaman karena letaknya yang tidak jauh dari pusat kota. Komponen yang dinilai dari wisata alam hutan mangrove Pulau Pannikiang adalah daya tarik lokasi wisata, aksesibilitas untuk mencapai lokasi, akomodasi di sekitar lokasi wisata serta sarana dan prasarana pendukung yang mendukung pengembangan kawasan tersebut. lokasi wisata.
Dari hasil perhitungan pada Tabel 14 terlihat bahwa wisata hutan mangrove Pulau Pannikiang layak dikembangkan sebagai destinasi wisata dengan persentase kelayakan sebesar 72,31%. Sarana dan prasarana pendukung di sekitar hutan mangrove Pulau Pannikiang dalam radius 10 km antara lain jaringan listrik, puskesmas, jaringan telepon, tempat transaksi (bank), restoran dan pasar. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah dan masyarakat mulai mengembangkan wisata Hutan Mangrove di Pulau Pannikiang karena dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Pengelolaan perlu dilakukan pembenahan kawasan hutan mangrove Pulau Pannikiang, seperti pembersihan lokasi wisata dan peningkatan sarana dan prasarana pendukung. Potensi ekowisata jalur pendakian Bukit Raya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Bara Kalimantan.
IDENTITAS RESPONDEN
LEMBAR PERTANYAAN