• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kelayakan finansial usaha - Admin Digital Library

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kelayakan finansial usaha - Admin Digital Library"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Analisis Kelayakan Finansial Trigona sp. Usaha Budidaya Lebah Madu. Segala sumber data dan informasi yang diperoleh atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain dicantumkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di akhir skripsi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan peternakan lebah madu Trigona di KUPS Madu meliputi pengadaan koloni lebah, pemeliharaan, pemanenan, pengemasan dan penjualan produk.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah Hasil Hutan Bukan Kayu dengan subtema Kelayakan Finansial dengan judul “Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Lebah Madu Trigona sp. Terima kasih kepada Pemerintah Desa Coppo, masyarakat Desa Coppo dan ketua Kelompok Tani Hutan Desa Coppo.

Terima kasih kepada Zulvikram Parawangsa yang telah berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini dari tahap awal hingga tahap akhir.

Gambar 1.  Kerangka Pikir Penelitian..................................................................
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian..................................................................

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan kajian analisis kelayakan ekonomi Trigona sp. pembiakan lebah. Penelitian ini bermanfaat dalam memberikan informasi kelayakan ekonomi Trigona sp. usaha budidaya lebah madu. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi Trigona sp. perusahaan peternakan lebah madu.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
  • Lebah Madu Trigona sp
  • Pakan Lebah Trigona sp
  • Produk Lebah Madu Trigona sp
  • Analisis Kelayakan Finansial
  • Kerangka Pikir Penelitian

5 hutan bukan kayu pada kawasan hutan alam hutan produksi dengan penebangan atau pemanenan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran (Sihombing Lebah Madu Trigona sp. Propolis pada umumnya banyak digunakan sebagai obat alami yang memiliki khasiat kesehatan dan kekebalan tubuh. Hal ini sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh Anggraini (2006). Lebah Trigona sp diketahui menghasilkan vitamin C yang berfungsi sebagai antibiotik, antitoksin, antioksidan dan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, serbuk sari tidak hanya membantu aktivitas kelenjar hipofaring, tetapi juga akumulasi lemak tubuh, perkembangan kelenjar dan ovarium di malam hari, serta umur lebah yang lebih panjang. Hasil dari peternakan lebah merupakan manfaat dan hasil langsung yang dapat diperoleh dari usaha peternakan lebah. Hasil budidaya yang diperoleh antara lain madu, royal jelly, serbuk sari, lilin lebah dan propolis.

Menurut Nurhazanah (2007) Sihombing (2005), madu adalah cairan kental yang terbuat dari nektar yang dikumpulkan oleh lebah pekerja. Lebah pekerja yang berumur 12 hari atau lebih dapat menghasilkan lilin dan dapat dipanen dalam sarang yang sebelumnya telah dipisahkan dari madunya. Lilin yang dihasilkan lebah dapat digunakan sebagai bahan pembuatan batik, lilin, kosmetik, cold cream, lipstik dan lotion.

Gittinger (1986) dalam Nurhazanah (2007) menyatakan bahwa analisis keuangan adalah analisis dengan membandingkan biaya dengan manfaat yang diperoleh dalam suatu proyek yang akan menguntungkan. 1999), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis keuangan ketika memperoleh return. Nilai sekarang adalah mengetahui nilai sekarang melalui pendapatan yang diperoleh dari investasi. Suatu proyek dapat dikatakan layak atau menguntungkan jika NPVnya lebih besar dari nol, dan jika NPVnya lebih rendah dari nol maka proyek tersebut tidak layak.

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Alat dan Bahan Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Metode Analisis Data

Observasi yaitu memperoleh langsung dari tempat penelitian sehingga dapat mengetahui gambaran umum pelaksanaan usaha budidaya lebah madu Trigona sp. Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi yang diperlukan untuk memperoleh data langsung dari petani hutan di kecamatan Coppo mengenai Trigona sp. usaha peternakan lebah madu. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum dan manajemen penerapan Trigona sp. usaha peternakan lebah madu.

Menurut Khotimah dan Sutiono (2014) analisis kelayakan finansial dilakukan dengan melakukan perhitungan finansial untuk mengetahui kelayakan suatu usaha swasta, dalam hal ini kelayakan ditinjau dari sudut pandang individu atau pelaku usaha. Bt : Manfaat atau manfaat pada tahun t Ct : Biaya atau biaya pada tahun t I : suku bunga yang digunakan t : tahun t. Jika IRR lebih tinggi dari suku bunga bank biasanya (IRR>DR), perdagangan dapat dilakukan.

Sebaliknya jika IRR lebih rendah dari tingkat suku bunga yang berlaku (IRR < DR), maka perdagangan tidak dapat dilakukan (Khotimah H dan Sutiono, 2014). Bt = Dividen atau manfaat pada tahun t Ct = Biaya atau biaya pada tahun t i = suku bunga yang berlaku t = tahun 1 sampai tahun 20. Payback period adalah periode yang diperlukan untuk menutup biaya investasi dengan menggunakan arus kas.

Kriteria jangka waktu pelunasannya tergantung pada berapa lama usaha tersebut telah berjalan sehingga tidak memiliki standar yang tetap. Suatu usaha dikatakan layak apabila waktu pengembalian modal (payback period) usaha tersebut tidak terlalu lama menjelang akhir proyek atau lebih lama dari umur proyek. Suatu kelayakan finansial dapat dikatakan layak jika NPVnya positif (NPW > 0), jika NPVnya negatif (NPW < 0) dikatakan tidak layak. Nilai IRR lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku (IRR > DR) dapat dikatakan layak, namun jika (IRR < DR) maka dikatakan tidak layak, sedangkan untuk Net B/C- Nilai dikatakan layak bila nilai Net B/C lebih besar dari satu (Net B/C > 1) dan bila nilai Net B/C kurang dari satu (Net B/C < 1), maka dikatakan layak. tidak layak maka Payback Period (PP) dapat dikatakan cepat atau lambat tergantung perusahaan yang menjalankan usahanya karena nilai NPV, IRR, Net B/C dan Payback Period (PP) memenuhi syarat maka dapat dikatakan agar layak untuk dioperasikan dan apabila nilai yang diperoleh tidak sesuai atau lebih rendah dari kondisi yang ditentukan maka dikatakan tidak layak.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

  • Kondisi Umum
  • Aspek Fisik
    • Penggunaan Lahan
    • Kemiringan Lereng
    • Iklim
    • Jenis Tanah
    • Hidrologi
  • Aspek Biofisik
    • Flora
    • Fauna
  • Aspek Sosial Masyarakat
    • Kependudukan

Iklim yang terjadi di Desa Coppo suhu rata-rata selama 3 tahun terakhir, pada tahun 2019 suhu rata-rata berkisar 27,4 oC, pada tahun 2020 suhu rata-rata mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 27,3 oC, dan pada tahun 2021 suhu rata-rata suhu mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu mencapai suhu 28,45. Mengenai curah hujan tiga tahun terakhir, misalnya pada tahun 2019 rata-rata curah hujan sebesar 158 mm, pada tahun berikutnya pada tahun 2020 curah hujan meningkat sebesar 276 mm dibandingkan tahun sebelumnya, dan pada tahun 2021 curah hujan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. tahun sebelumnya sebesar 352,9 mm (BPS, 2021). Jenis tanah yang terdapat di lokasi tersebut terdiri dari 4 jenis tanah yaitu Aluvial, Litosol, Regosol dan Mediterania, dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 1.

Sistem hidrologi di Desa Coppo bersumber dari PAM dan pegunungan yang dimanfaatkan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari seperti kebutuhan rumah, budidaya ikan dan kebutuhan lahan perkebunan yang bersumber dari pipa dan selang. Flora yang ada di desa Coppo bervariasi mulai dari tanaman sayuran, tanaman buah-buahan dan juga tanaman obat. Selain tanaman tersebut juga terdapat tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan. Tanaman perkebunan yang terdapat di Desa Coppo adalah kopi, coklat dan cengkeh.

Fauna yang terdapat di Kecamatan Coppo adalah hewan ternak, tidak semua hewan ternak tersebut dipelihara dalam jumlah besar seperti budidaya ikan di kolam rumah. Berdasarkan Tabel 3, sebagian besar penduduk Desa Coppo berprofesi sebagai perorangan yaitu sebanyak 1.725 orang dan pekerjaan minimalnya adalah petani/buruh tani sebanyak 115 orang (KTH Padaidi, 2013).

Tabel 1. Jenis Tanah Kabupaten Barru
Tabel 1. Jenis Tanah Kabupaten Barru

HASIL DAN PEMBAHASAN

Manajemen KUPS Madu

  • Budidaya dan Pemeliharaan
  • Pemanenan Dalam Budidaya Lebah Trigona sp
  • Pengemasan
  • Pengemasan

Hal ini karena sudah banyak koloni lebah dan lebah sudah terbiasa dengan sarang yang sudah disiapkan. Usaha ini tidak terlepas dari resiko yang akan kita hadapi, hal ini dapat timbul dari banyak faktor seperti faktor iklim dan bahaya hewan liar atau hama, jika iklim memburuk maka dapat mengganggu proses produksi madu. Ada ancaman lain dari hewan liar atau hama, seperti kerusakan lebah madu dari serangan hewan liar, dan hal yang sama berlaku untuk hama, sehingga harus berhati-hati untuk memaksimalkan hasil madu. Pengemasan yang dilakukan oleh KUPS Madu dikemas dalam botol berukuran 250 ml dan pengemasan dilakukan di pabrik pengolahan madu yang berada di rumah presiden KUPS Madu.

25 cara beriklan di website yang menjual secara online dan untuk pembelian offline, konsumen pergi ke toko penjualan.

Aspek Finansial

  • Penerimaan
  • Pengeluaran
  • Keuntungan

Biaya arus kas keluar yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membeli koloni adalah sebesar Rp 7.700.000 atau 9,6% dari total biaya yang disiapkan pada awal usaha ini, sehingga tidak ada tambahan koloni yang ada hanya pemeliharaan lebah Trigona sp. Stupa yang disiapkan pada awal usaha ini berjumlah 70 stupa dengan harga satuan Rp 100.000 dengan total harga Rp 7.000.000, dan untuk tahun berikutnya dilakukan pembelian reinvestasi sebanyak 140 stupa dengan harga satuan Rp 100.000 dengan total harga Rp dijual stup. Rumah tower yang disediakan ada 3 buah, masing-masing rumah tower berharga Rp 500.000, sehingga total 3 rumah tower tersebut adalah Rp. Lampiran 7.) dan untuk biaya tambahan biaya perbaikan atap galvanis sebesar Rp 165.000 untuk tiga rumah tower, Biaya perlengkapan Rp 2.) pada bagian perlengkapan, namun bubble wrap dan botol 250 ml tidak diperhitungkan, pada tahun pertama sampai tahun ke 20 untuk perlengkapan seperti 20 buah kantong plastik harga Rp 60.000 dan 1 dus sarung tangan karet harga Rp 20.000 sehingga total biayanya adalah Rp 80.000 per tahun.

Alat pengerik sebanyak 27 buah harga satuan Rp 80.000 dan 3 buah pisau harga satuan Rp 15.000, sehingga total harga setiap 2 tahun adalah Rp 285.000. Listrik yang digunakan adalah listrik dengan tegangan 1300 Watt dan pembayaran sebesar Rp 1.000.000 per tahun, biaya packing seperti bubble wrap untuk 1 roll Rp 500.000 dan 160 botol ukuran 250 ml dengan harga satuan Rp 5.000, jadi total harga Rp 1.300.000. Tahun kedua merupakan keuntungan tertinggi dan pada tahun berikutnya keuntungan mulai stabil, maka usaha budidaya lebah madu mempunyai keuntungan terendah pada tahun pertama (Lampiran 6.). Nilai IRR yang diperoleh sebesar 44,34% sehingga dapat diartikan tingkat bunga sebesar 44,34% sehingga nilai NPV yang dihasilkan adalah 0 atau peternakan lebah madu tidak memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian.

Nilai IRR lebih tinggi dibandingkan nilai diskonto yang digunakan sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya lebah madu Trigona sp. Nilai Net B/C Ratio sebesar 2,291 sehingga dapat diartikan bahwa usaha ini memperoleh keuntungan karena Net B/C Ratio lebih dari 1, jika nilainya dibawah 1 maka diartikan 'rugi'. .

Tabel 5. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.
Tabel 5. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Pengembangan Koloni Lebah Madu Apis mellifera Memperoleh serbuk sari pengganti dari tiga spesies kacang-kacangan tanpa vitamin B kompleks (Tesis). Analisis Kelayakan Finansial Usaha Madu Apis Mellifera (Studi Kasus Peternakan Lebah Sari Bunga di Desa Titisan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi) [tesis].

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pikir Penelitian..................................................................
Gambar 2. Peta Administrasi Kelurahan Coppo  3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Tabel 1. Jenis Tanah Kabupaten Barru
Tabel 3. Mata pencaharian  Penduduk di Kelurahan Coppo
+4

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Madu Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Loli, Kecamatan Polen,