• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPADATAN POPULASI KOLONI Apis dorsata Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE) DI JORONG PINCURAN TUJUH KECAMATAN SANGIR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEPADATAN POPULASI KOLONI Apis dorsata Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE) DI JORONG PINCURAN TUJUH KECAMATAN SANGIR"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEPADATAN POPULASI KOLONI Apis dorsata Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE) DI JORONG PINCURAN TUJUH KECAMATAN SANGIR

KABUPATEN SOLOK SELATAN

Novia Sil Ayu Nova, Jasmi, Rizki

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

e-mail : Noviasil71ayunova@gmail.com ABSTRACT

Apis dorsata Fabr. is the bees forest that live in colony. The colony of A. dorsata Fabr. usually make nests in branches of big tree and the wall cliff. A. dorsata Fabr. has a function to help pollinate the flowers, producing honey, candle and royal jelly. The life of A. dorsata Fabr. will be interrupted in the event of forest conversion that accompanied by deforestation which replaced for agriculture or any other use. The aim of research is to know, the density population of colony at Jorong Pincuran Tujuh, Sangir South Solok. This research is a descriptive study using survey methods, that are calculate the how many of colony active and passive at Jorong Pincuran Tujuh, Sangir South Solok. The location of research conducted by following the path that has been known by honey hunters with make plot 1 Ha, as well as the counting the how many of colony is done by using census method, that is direct counting colonies that occupy the branches of the tree where the nest. The results of this research are obtained The density population of colony A. dorsata Fabr. 34 colonies / ha with the number of 68 active colonies and 8 passive colonies. The colony of consists of two types, are aggregation colonies and solitary.

Keywords: Population Density, Apis dorsata Fabr., Survey.

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki lima species lebah madu, diantaranya A. andreniformis, A. dorsata, A. cerana, A. koschevnikovi, dan A. nigrocincta (Hadisoesilo, 2001). Lebah madu banyak dikenal oleh manusia lewat peranannya sebagai penghasil madu, malam, ataupun serangga penyerbuk. Sebagian besar anggota lebah madu dikenal sebagai serangga sosial yang koloninya menghuni sebuah sarang (Putra, 1994). Lebah madu membuat sarang pada tempat tertutup (cavity-nesting honey bees) dan ruang terbuka (nest open area bees). Lebah madu yang membuat sarang pada tempat tertutup (cavity- nesting honey bees), yaitu A. cerana, A.

koschevnikovi, A. nigrocincta dan A. nuluensis.

Lebah madu yang membuat sarang pada ruang terbuka (nest open area bees), yaitu A.

andreniformis dan A. dorsata (Hadisoesilo, 2001). Di Sumatera Barat ditemukan tiga species lebah madu yaitu A. andreniformis, A.

cerana dan A. dorsata, dua species diantaranya membuat sarang pada ruang terbuka (nest open area bees), yaitu A. dorsata dan A.

andreniformis. Apis dorsata telah ditemukan di empat Kabupaten di Sumatera Barat, yaitu di Kabupaten Pesisir Selatan, Kab. Sawahlunto Sijunjuang, Kab. Lima Puluh Kota dan Kab.

Solok (Salmah, 1989).

Apis dorsata merupakan lebah hutan yang membuat sarang di dahan atau cabang- cabang pohon besar atau dinding-dinding tebing (Sarwono, 2003). Di Sumatera Barat lebah A.

dorsata disebut dengan berbagai macam nama seperti “Labah kabau”, “Labah gadang”, “Labah gantuang” dan “Labah jawi”. Sebutan ini disesuaikan dengan ukuran besarnya sarang ataupun keadaan dari sarang tersebut (Salmah, 1989). A. dorsata adalah jenis lebah hutan Asia yang paling produktif menghasilkan madu (Anonim, 2010), tidak hanya menghasilkan madu, koloni A. dorsata juga menghasilkan lilin, propolis, polen dan Royal Jelly. Selain bermanfaat bagi manusia koloni A. dorsata juga bermanfaat sebagai Pollinator alami di lingkungan tempat bersarangnya seperti hutan lindung dan hutan industri (Hadisoesilo, 2001).

Dalam hal sumber pakan, lebah hutan bisa mengambil bermacam-macam nektar dari berbagai pohon dan bunga yang tersebar di hutan, termasuk pula berbagai tumbuhan obat yang memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia (Anonim, 2010).

Pelestarian lingkungan sangat penting dalam mendukung kehidupan A. dorsata yang bergantung dari alam. Sumber pakan yang melimpah menjadi daya tarik A. dorsata untuk tetap bertahan di lingkungan tersebut. A.

(2)

2

dorsata akan bermigrasi ke tempat lain apabila sumber pakan berkurang dan lingkungan tidak nyaman sehingga perkembangan koloni terhambat, produksi madu berkurang, larva tidak bisa tumbuh dengan baik, lebah pekerja sulit mencari bahan pakan dan sarang tidak bisa berkembang untuk pupa yang sudah dewasa (Bertoni, 2013). Kehidupan A. dorsata akan terganggu apabila terjadi fragmentasi habitat yang disebabkan oleh kerusakan hutan, karena fragmentasi habitat menyebabkan terjadinya perubahan fungsi hutan yang diiringi dengan penebangan hutan dan digantikan untuk tanaman pertanian atau penggunaan lainnya, sehingga berkurangnya fungsi hutan sebagai habitat berbagai species tumbuhan dan satwa liar. Fragmentasi habitat juga berpengaruh terhadap kekayaan species, dinamika populasi dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan (Gunawan dkk, 2010).

Alih fungsi hutan ini salah satunya telah terjadi di Jorong Pincuran Tujuh Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan, khususnya di daerah penyangga. Daerah penyangga yaitu wilayah yang berada diluar kawasan konservasi, baik sebagai kawasan hutan, tanah negara, maupun tanah yang dibebani hak yang mampu melindungi dan menjaga keutuhan kawasan konservasi maupun melindungi kepentingan masyarakat (Anonim, 2008). Pentingnya peranan lebah madu yang tidak dapat dipisahkan dari kawasan hutan dan kurangnya informasi mengenai jumlah koloni lebah madu di Jorong Pincuran Tujuh Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan, telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kepadatan populasi koloni A. dorsata Fabr. di Jorong Pincuran Tujuh Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey yaitu mengamati langsung koloni lebah madu A.

dorsata Fabr. yang ditemukan di lokasi penelitian. Cara kerja yang dilakukan mengacu pada (Bookhout 1996 dalam Nagir, 2016) yaitu dengan cara menjelajahi hutan untuk mencari koloni dan pohon persarangannya dengan mengikuti jalur yang telah diketahui oleh para pemburu madu hutan. Penghitungan jumlah koloni dilakukan dengan mengunakan metode sensus setelah ditemukan koloni yang bersarang pada suatu pohon dan dibuat petak contoh seluas 1 ha. Parameter yang diamati yaitu koloni aktif dan koloni pasif, dan data dianalisis menggunakan rumus kepadatan populasi yang dimodifikasi dari Suin (2006), sebagai berikut :

Kepadatan = Jumlah koloni lebah Populasi Luas area HASIL DAN PEMBAHASAN

Kepadatan populasi koloni A. dorsata Fabr. yang ditemukan di Jorong Pincuran Tujuh dapat dilihat pada Tabel 1. Koloni A. dorsata Fabr. yang ditemukan terdiri dari 2 tipe, yaitu koloni soliter, 3 koloni dalam 2 pohon dan koloni agregasi, 65 koloni dalam 1 pohon.

Kepadatan populasi A. dorsata Fabr. yaitu 34 koloni/Ha.

Kepadatan populasi koloni A. dorsata Fabr. di Jorong Pincuran Tujuh yaitu 34 koloni/Ha. (Tabel 1). Koloni paling banyak ditemukan pada pohon Kayu Aro (F.

ypsilophlebia Dugand.), yaitu 65 koloni aktif dan 5 koloni pasif . Sedangkan jumlah koloni paling sedikit ditemukan pada pohon Surian (Toona sureni (Blume) Merr.), yaitu 1 koloni aktif. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilaporkan oleh Handriani (2013) bahwa jumlah koloni agregasi yang ditemukan di Sijunjung yaitu berjumlah 84 koloni di dua lokasi yang berbeda.

Mengacu pada Hadisoesilo (2001) bahwa jumlah koloni agregasi yang pernah dilaporkan sebanyak 10 koloni dalam satu pohon. Mengacu pada Sihombing (1997) dalam Bertoni (2013) sarang koloni A. dorsata Fabr.

pernah ditemukan satu koloni dalam satu pohon, dan dibeberapa wilayah jumlah sarang dalam satu pohon dapat mencapai 100 koloni. Jumlah koloni dalam satu pohon dapat berbeda diduga karena kehidupan A. dorsata Fabr. dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sumber pakan, tempat bersarang dan faktor lingkungan. Jika sumber pakan berlimpah, tempat bersarang memenuhi karaktek dan faktor lingkungan sesuai maka lebah A. dorsata Fabr. akan mudah untuk beraktivitas. Adanya koloni pasif pada suatu pohon menandakan bahwa koloni A.

dorsata Fabr. pernah menempati pohon tersebut sebagai tempat bersarang, tetapi koloni telah berpindah tempat.

29

(3)

3

Tabel 1. Kepadatan populasi koloni A. dorsata Fabr. di Jorong Pincuran Tujuh Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan.

N

o. Familia Species Nama

Lokal UCB JKA JKP A S

1. Moraceae F. benjamina L. Beringin C1 1 0 √

C2 1 0 √

F. ypsilophlebia Dugand. Kayu Aro Batang

pokok 11 4 √

C1 24 0 √

C2 30 1 √

2. Meliaceae T. sureni (Blume) Merr. Surian C1 1 0 √

3. Annacardiaceae M. foetida Lour. Macang C1 0 3

Jumlah 68 8 65 3

Kepadatan Total 34

UCB = urutan cabang yang ditempati oleh koloni Apis dorsata Fabr., JKA = Jumlah koloni aktif, JKP

= jumlah koloni pasif, C = cabang, A = agregasi, S = soliter,√ = ditemukan.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang kepadatan populasi koloni A. dorsata Fabr. di Jorong Pincuran Tujuh Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan dapat disimpulkan bahwa kepadatan populasi koloni A. dorsata Fabr. 34 koloni/Ha dengan jumlah 68 koloni aktif dan 8 koloni pasif. Koloni terdiri dari dua tipe, yaitu koloni agregasi dan soliter.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pedoman Pengelolaan Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Penyangga. Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam : Bogor.

Anonim. 2010. Pedoman Budidaya Beternak Lebah Madu. Nuansa Aulia : Bandung.

Bertoni, R. 2013. Perbandingan Ukuran-Ukuran Bagian Tubuh Lebah Pekerja Apis dorsata (Lebah Hutan) pada Empat Lokasi. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan. IPB : Bogor.

Gunawan, H., L. B. Prasetyo, A. Mardiastuti, A.P. Kartono,. 2010. Fragmentasi Hutan Alam Lahan Kering di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam. 7(1) : 75-91.

Hadisoesilo, S. 2001. Keanekaragaman Spesies Lebah Madu Asli Indonesia.

Biodiversitas.2 (1) : 123-128.

Handriani, E. 2013. Keberadaan Populasi Koloni Apis dorsata Fabr. Agregasi (Hymenoptera : Apidae) di Sijunjung.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan

Ilmu Pendidikan(STKIP) PGRI Sumatera Barat : Padang.

Nagir, M. T. 2016. Sebaran dan Karakteristik Persarangan Apis dorsata binghami cockerell (Hymenoptera: Apidae) di Hutan Maros, Sulawesi Selatan. Tesis.

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Putra, N. S. 1994. Serangga di Sekitar Kita.

Kanisius : Yogyakarta.

Salmah, S. 1989. Jenis-Jenis Lebah Penghasil Madu dan Potensinya di Sumatera Barat.

BKS-B dan USAID Pusat Penelitian Universitas Andalas : Padang.

Sarwono, B. 2003. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu.

Agro Media Pustaka : Pondok Gede.

Suin & S. Raibilan,. 2006. Ekologi Bahan Ajar Laboratorium. Andalas University Press : Padang.

(4)

4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui bagaimana proses budidaya lebah madu serta daya tarik wisata di Kampung Madu maka peneliti tertarik untuk membuat suatu penelitian dengan

77 Pada bagian dalam stup terdapat 6 – 10 sisiran atau bingkai dengan ukuran panjang bagian atasn dengan tonjolan yaitu 49 cm, panjang bagian bawah 40 cm, tingginya 21cm, tebal kayu