• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIASAAN BERSARANG LEBAH MADU Apis andreniformis

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEBIASAAN BERSARANG LEBAH MADU Apis andreniformis"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIASAAN BERSARANG LEBAH MADU Apis andreniformis (HYMENOPTERA: APIDAE) PADA PERTANAMAN

POLIKULTUR DI VII KOTO SUNGAI SARIAK PADANG PARIAMAN

JURNAL

MELDA GUSNI PUTRI NINGSI NIM: 11010283

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

KEBIASAAN BERSARANG LEBAH MADU Apis andreniformis (HYMENOPTERA:APIDAE) PADA PERTANAMAN

POLIKULTUR DI VII KOTO SUNGAI SARIAK PADANG PARIAMAN

Melda Gusni Putri Ningsi, Jasmi, Rizki

Program studi Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

E-mail: [email protected]

Abstracts

The research of nesting habits honey bee was conducted at the plant of polikultur in VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman from December 2014- January 2015. This rearch used a descriptive survey method. Observation the nesting place was conducted with dominant planth is cultivated population of Korong Palak Juha and sampling of flowering plants were being conducted on radius 25 m from the nest. The number of plants the nesting place were nine species in nine familia from teen nests were found. The highest number of nests found in plant Theobroma cacao (two nests).

Two of the nine plants resting shrub habitus perdu in plant Melastoma polianthum and Piper aducum and two another plants Ficus sp and Vitex pinnata including sapling because stem diameter <10 cm.

Generally the plants nesting have lush leaves, tree habitus (Arboceus), the average diameter of the root 13,05 cm, withlush leaves category, part of branch that occupied near with leaves, and the average high nest of ground 3,94 m. There are 21 species of flowering plants in 17 familia. The most of species are familia Asteraceae, Malvaceae, and Solanaceae.

Kata Kunci: Nesting honey bee, Apis andreniformis, flowering plants

PENDAHULUAN

Lebah madu adalah serangga sosial yang bermanfaat yaitu sebagai polinator.

Indonesia mempunyai lima jenis lebah madu, yaitu Apis andreniformis, Apis dorsata, Apis cerana, Apis koschevnikovi dan Apis nigrocincta (Hadisosesilo, 2001). Di Sumatera Barat ditemukan empat species lebah madu A.

andreniformis, A. cerana, A. dorsata dan A.

koschevnikovi (Otis, 1996).

Apis andreniformis memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil. Ukuran tubuh yang relatif kecil mengakibatkan struktur bagian tubuhnya seperti sayap juga relatif kecil.

Ukuran sayap yang relatif kecil menyebabkan penyebaran lebah kerdil tersebut menjadi terbatas pada dataran rendah. Keterbatasan penerbangan dalam aktifitas mencari makan berdampak terhadap perkembangan koloni sehingga jumlah koloni lebah kerdil tersebut

semakin berkurang ditemukan di Sumatera Barat (Jasmi dan Salmah, 2010).

Faktor yang mempengaruhi kehidupan lebah madu adalah faktor fisis dan biotis. Berdasarkan Permen Kehutanan No.

P57/Menhut-II/2008 menyatakan bahwa A.

andreniformis hampir tergolong species prioritas untuk dikonservasi menuju ambang kepunahan

Perkebunan berperan penting dalam pelestarian lebah madu alam. Sistem perkebunan di Sumatera Barat umumnya termasuk kelompok pertanaman polikultur (kebun campur), begitupun di daerah VII Koto, Sungai Sariak, Padang Pariaman. Di daerah ini terdapat 16 species tanaman yang dibudidayakan secara polikultur (BPS, 2014).

Terkait dengan kajian tempat bersarang dari berbagai jenis Apis yang telah dilaporkan antaranya: keragaman tempat bersarang Apis cerana pada pertanaman polikultur di Sumatera Barat (Jasmi, 2014),

(3)

tempat bersarang Apis koschevnikovi pada kebun karet di Kalimantan Selatan (Raffiudin et al., 2005) Informasi-informasi yang terkait dengan kajian kebiasaan bersarang Apis andreniformis belum pernah dilaporkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Desember 2014 - Januari 2015, dilakukan di Desa Palak Juha, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Pengamatan tempat bersarang dilakukan dengan metode sensus, yaitu memeriksa secara langsung setiap pohon yang ada pada titik pengamatan.

Pengamatan tumbuhan yang sedang berbunga di sekitar sarang dilakukan dengan metode survei di dalam titik pengamatan (kebun yang dijadikan pengamatan tempat bersarang) dengan radius 25 m dari tumbuhan tempat bersarang. Tumbuhan yang sedang berbunga di sekitar tempat bersarang dikoleksi dan dibawa ke laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tentang kebiasaan bersarang lebah madu Apis andreniformis (Hymenoptera: Apidae) pada pertanaman polikultur di VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman diuraikan sebagai berikut:

1. Tempat Bersarang

Tumbuhan yang digunakan sebagai tempat bersarang oleh Apis andreniformis terdiri dari sembilan species termasuk dalam sembilan familia Tabel 2. Jumlah sarang terbanyak ditemukan pada tumbuhan Theobroma cacao (dua sarang).

2. Tumbuhan yang Sedang Berbunga Terdapat 21 species tumbuhan yang sedang berbunga dalam 17 familia. Species terbanyak adalah familia Asteraceae, Malvaceae, dan Solanaceae jumlah masing- masing dua species.

3. Pengukuran Faktor Cuaca.

Data dan kondisi cuaca selama pengamatan kebiasaan bersarang lebah Apis andreniformis pada pertanaman polikultur di

VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Fisika Lingkungan Pengambilan Sampel Selama Tahun 2014

Parameter Rata-rata

Suhu udara (ºC) 25,65

Kecepatan angin (Knot) 2,25 Lama penyinaran (Jam) 3,93

Curah hujan (mm) 385,1

Kelembaban udara (%) 85,42 Sumber: (BMKG Sicincin, 2014)

Jumlah tumbuhan yang digunakan oleh lebah madu Apis andreniformis untuk bersarang adalah sembilan species yang termasuk dalam sembilan familia dari 10 sarang yang ditemukan. Dua sarang ditemukan berada pada tumbuhan yang sama yaitu tumbuhan coklat (Theobroma cacao), dan delapan sarang yang lainnya ditemukan pada species tumbuhan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 2.

Tumbuhan yang digunakan untuk bersarang berhabitus pohon-pohonan (Arboceus), dengan ciri-ciri tinggi batang lebih dari 2 meter, percabangan jauh dari permukaan tanah, batang pokoknya jelas (Tjitrosupomo, 1989). Tumbuhan tersebut yaitu G.

xanthochymus (asam kandi), S. retuculata (kepundung), P. lobatum (jengkol), L.

domesticum (duku), T. cacao (coklat).Vitex pinnata (laban) dan Ficus.sp merupakan anakan pohon karena diameternya <10 cm Tabel 2.

Ukuran diameter batang yang digunakan untuk menempatkan sarang bervariasi dapat dilihat pada Tabel 2. Ukuran diameter batang yang paling besar ditempati lebah A. andreniformis untuk bersarang adalah 33, 12 cm dan yang paling kecil berdiameter 1,26 cm. Basar atau kecilnya ukuran batang tumbuhan tidak menjadi pembatas bagi lebah A. andreniformis untuk menempatkan sarangnya. Ketinggian sarang dari permukaan tanah berkisar antara 1-8 meter.

Sarang lebah A. andreniformis terdekat dari permukaan tanah adalah 1,57 meter pada tumbuhan coklat. Sarang terjauh dari permukaan tanah 8 meter yaitu sarang yang ditempatkan pada tumbuhan jengkol.

Rata-rata ketinggian 3,94 meter dari permukaan tanah.

(4)

Tabel 2. Keragaman tempat bersarang lebah madu A. andreniformis (species tumbuhan, habitus, cabang, diameter batang, tipe daun, tinggi sarang dari permukaan tanah, jumlah sarang) di VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman.

Famili/species Nama lokal Habitus

tumbuhan

Diameter (cm)

Kategori

daun Bagian tumbuhan yang ditempati sarang Tinggi sarang Dari permukaan

tanah (m)

Jumlah sarang

L B Cabang I Cabang II Cabang III

I.Clusiaceae 1.Garcinia xanthochymus II.Euphorbiaceae 2. S. retuculata III. Leguminoceae 3.Phithocellobium lobatum IV. Malastomaceae 4. Melastoma polianthum V. Meliaceae 5. Lansium domesticum VI. Moraceae 6. Ficus sp.

VII. Piperaceae 7. Piper aduncum VIII. Sterculiaceae 8. Theobroma cacao

IX. Verbenaceae 9. Vitex pinnata

Asam kandi Kepundung Jengkol Sikaduduk Duku Buku-buku Sirih hutan

Coklat Coklat Laban

A A A F A A’

F

A A A’

12,1 23,56 19,74 1,26 33,12 9,54 2,22

14 11,14

3,82

¯

¯

¯

¯

¯

¯

¯

11 3 6 1 2 3 8

4 5 2

0 1 1 1 1 0 0

2 0 0

0 0 2 1 2 0 0

6 0 0

7 5 8 2 3,42

4,5 2,5

2,93 1,57 2,47

1 1 1 1 1 1 1 2

1

Jumlah 130,5 39.39 Rata-rata 13,05 3,94 A = arboceus (pohon), F= frutex (perdu), A’=Anakan pohon, L=Lebar, B= Rimbun

Sarang ditempatkan lebah pada cabang I, cabang II, maupun cabang III yang dekat dengan daun dapat dilihat pada Tabel 2.

Senada dengan (Hadisoesilo, 2001) lebah Apis andreniformis biasa menggantung di ranting atau dahan-dahan semak atau pohon yang kecil serta terlindung daun-daunan.

Terdapat enam tumbuhan non budidaya (M. micrantha, P. aduncum, H.

brevipes, S. indica, U, lobata, S. rhombifolia) yang terdapat disekitar tempat bersarang lebah A. andreniformis pada pertanaman polikultur di VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman (Tabel 3). Keenam species tumbuhan tersebut tumbuh liar sebagai gulma pada pertamanan polikultur. Tumbuhan tersebut dapat menghasilkan bunga sepanjang tahun.

Species tumbuhan yang sedang berbunga di sekitar tempat bersarang rata-rata memiliki bentuk batang bulat, arah tumbuh

tegak, satu species tumbuhan yang memilik arah tumbuh menjalar yaitu aka-aka (Mikania micrantha), permukaan batang berambut, simpodial, tipe daun tunggal. Daun tumbuhan umumnya tunggal, kebanyakan tumbuhan memiliki daun tidak lengkap.

Bagian-bagian bunga seperti kelopak (Sepal), mahkota (Corolla) memiliki warna yang berbeda dengan species tumbuhan yang sedang berbunga lainnya. Benang sari (Stamen) bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Jumlah benang sari yang terdapat pada species tumbuhan yang sedang berbunga di sekitar tempat bersarang lebah A.

andreniformis berbeda-beda (Tabel 3).

Kepala sari (Anthera) merupakan bagian dari benang sari. Menurut Tjitrosupomo (1989) dalam ruang sari terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen), yaitu sel- sel jantan yang berguna untuk penyerbukan.

(5)

Tabel 3. Familia, species, dan ciri morfologi tumbuhan yang sedang berbunga disekitar tempat bersarang lebah madu A.andreniformis dengan radius 25 m dari tumbuhan tempat bersarang di VII Koto Sungai Sariak

Padang Pariaman.

Famili/jenis tumbuhan

Batang Daun Bunga

Bentuk Arah tumbuh

Permukaan Cara percabangan

Tipe Filotaksis kelengkapan Bentuk umum

Sifat permukaan

Warna sepal

Stamen (jml)

Anthera Corolla

I. Acanthaceae 1.Asystasia coromandaliana II.Annonaceae 2.Annona muricata

III.Aracaceae 3.Areca catecu 4.Cocos nucifera IV.Asteraceae 5.Mikania micrantha 6.Spilanthes acmella Murr V.Bombacaceae 7.Durio zibertinus VI.Caricaceae 8.Carica papaya L.

VII.Lamiaceae 9.Hyptis brevipes VIII.Lauraceae 10.Cinnamomum burmanii IX.Leguminosae 11.Phitocellobium lobatum X.Malvaceae

12.Sida rhombifolia 13.Urena lobata XI.Melastomataceae 14.Melastoma malabatricum XII.Musaceae

15.Musa paradisiaca XIII.Piperaceae 16.Piper aduncum XIV.Rutaceae 17.Cytrus aurantifolia XV.Solanaceae 18.Capsicum frutescens 19.Solanum torvum XVI.Sterculiaceae 20.Theobroma cacao XVII.Verbenaceae 21.Stachytarpheta indica

Bulat Bulat

Bulat Bulat

Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat

Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat

Bulat Bulat Bulat

Segi empat

Tegak Tegak

Tegak Tegak

Memanjat Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak

Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak

Tegak Tegak Tegak Tegak

Licin Kasar

Licin Kasar

Berambut Kasar Berusuk Kasar Berambut Licin Kasar

Kasar Kasar Bersisik Kasar Licin Berduri

Halus Berduri Halus Kasar

Monopodial Simpodial

Monopodial Monopodial

Simpodial Monopodial Simpodial Monopodial Simpodial Monopodial Monopodial

Monopodial Simpodial Simpodial Monopodial Simpodial Simpodial

Simpodial Simpodial Monopodial Simpodial

Tunggal Tunggal

Majemuk Majemuk

Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Majemuk

Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Majemuk

Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal

Berhadapan Berhadapan

Roset Roset batang

Berhadapan Berhadapan Tersebar Tersebar Berhadapan Tersebar Tersebar

Berhadapan Tersebar Tersebar Roset Tersebar Tersebar

Tersebar Tersebar Tersebar Berhadapan

Tdk lengkap Tdk lengkap

Lengkap Lengkap

Tdk lengkap Tdk lengkap Tdk lengkap Tdk lengkap Tdk lengkap Tdk lengkap Tdk lengkap

Tdk lengkap Tdk lengkap Tdk lengkap Lengkap Tdk lengkap Tdk lengkap

Tdk lengkap Tdk lengkap Tdk lengkap Tdk lengkap

Oval Oval

Pita Pita

Ank panah Oval Lanset Bulat Oblongatus O.M Oval

Oval Oval Oval Oval Oval Oval

Oval Oval Oval Oval

Licin

Licin

&mengkilat Licin Licin

Licin Berambut Licin Kasar Berambut Licin Kasar

Kasar Berambut Berambut Licin Kasar Licin

Licin Berambut Licin Kasar

Hijau Hijau

P. K K. T

Hijau Hijau H. K Hijau H. M Coklat Hijau

Hijau M.M Hijau

Hijau

Hijau Putih Coklat Hijau

4

~

6 5

4 4

~ 10 4 12

~

~ 10 5 2 11

5 5 5 2

Dorsifixed Adnate

Versatile Versatile

Syngenesius Syngenesius Dorsifixed Poricidal Transverse Basifixed

Dorsifixed Dorsifixed Basifixed Adnate Poricidal Dorsifixed

Adnate Poricidal Transverse Transverse

Putih Kuning

C.M C.M

Putih Kuning K.M K.M Putih K.M

Kuning Ungu Ungu Putih

Putih

Putih Putih C.M Putih

C.M=Coklat muda, P.K= Putih kekuningan, K.M=Kuning muda, K.T= Kuning tua, M.M= Merah muda, H. K=hijau kecoklatan, H.M=hijau muda, ─ = Tidak dikoleksi/ditemukan

Kepala sari (Anthera) yang terdapat pada tumbuhan sedang berbunga di sekitar bersarang lebah A. andreniformis berupa Adnate, Poricidal, Transverse, Dorsifixed, Basifixed, Versatile, dan Syngenesius Tabel 3.

A) Adnate, B) Syngenesius, C) Basifixed, D) Dorsifixed, E) Longitudinal, F) Transverse, G) Poricidal, H) Versatile (Singh, 2009)

Rata-rata suhu udara di tempat pengambilan sampel 25,65 ºC, kondisi tersebut

sesuai dengan keberadaan lebah A.

andeniformis yang berada pada dataran rendah. Dataran rendah memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan dataran tinggi (Jasmi, 2014).

Kecepatan angin dengan rata-rata 2,25 Knot. Angin termasuk faktor yang mempengaruhi aktifitas harian lebah pekerja seperti aktifitas penerbangan. kecepatan angin yang tinggi dapat menyebabkan koloni lebah pindah dari pohon yang ditempatinya untuk bersarang mengacu pada (Jasmi, 2014) efek kecepatan angin terhadap kepadatan populasi koloni dapat secara langsung seperti patah atau tumbangnya pohon tempat bersarang.

Rata-rata lama penyinaran matahari di tempat pengambilan sampel 3,93 Jam.

Semangkin panjang rentang waktu penyinaran semangkin banyak nektar yang dapat didehidrasi dan disimpan sel-sel madu (Jasmi, 2014). Curah hujan dan kelembaban di tempat

29

(6)

pengambilan sampel dengan rata-rata 385,1 mm dan 85,42 %.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tumbuhan yang digunakan sebagai tempat bersarang lebah madu Apis andreniformis pada pertanaman polikultur di VII Koto Sungai Sariak Padang Pariaman sembilan species termasuk dalam sembilan familia.

Kriteria tempat bersarang yaitu berhabitus pohon-pohonan (Arboceus), diameter batang yang bervariasi, memiliki daun lebar dan rimbun, ranting yang umum di tempati adalah ranting pertama, dan tinggi sarang dari permukaan tanah berkisar antara 1-8 m.

2. Tumbuhan yang sedang berbunga di sekitar tempat bersarang lebah madu Apis andreniformis adalah 21 species termasuk dalam 17 familia. Species yang terbanyak adalah dari familia Aracaceae, Asteraceae, Malvaceae, dan Solanaceae.

Dari hasil penilitian yang telah dilakukan penulis mengemukakan saran agar pertanaman polikultur dapat dijaga dan dipertahankan kelestariannya sebagai bentuk upaya pelestarian keberadaan lebah madu A.andreniformis.

KEPUSTAKAAN

BMKG. 2014. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sicincin. Padang Pariaman.

BPS. 2014. Statistik daerah Sumatera Barat tahun 2014. Padang.

Hadisoesilo, S. 2001. Keanekaragaman Spesies Lebah Madu Asli

Indonesia. Biodiversitas. 2(1) (123- 128).

Jasmi, S. Salmah. 2010. Tumbuhan yang Dikunjungi Lebah Pekerja Apis (Hymenoptera: Apidae) Di Sumatera Barat. Jurnal. Program

Pascasarjana Universitas Andalas.

Padang.

Jasmi, 2014. Kajian Morfometrik dan Ekologi Apis cerana Fabr. (Hymenoptera:

Apidae) pada Pertanaman Polikultur di Sumatera Barat. Disertasi Program Doktor Ilmu-ilmu Pertanian Pemusatan Biologi Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang.

Jasmi dan S. Salmah, 2010. Hamuli Apis (Hymenoptera: Apidae) Pada beberapa Ketinggian di Sumatera Barat. Laporan Penelitian.

Universitas Andalas. Padang.

Otis, G. W. 1996. Distribution of recently recognized spesies of honey bee (Hymenoptera: Apidae- Apis) in Asia. Journal of the Kansas Entomological Sociaty. 69: 311- 333.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.57/Menhut-II/2008 Tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018.

Singh, G. 2009. Plant Systematics. Third Edition.

Tjitrosupomo, G. 1923. Morfologi tumbuhan.

Gadjah Mada University Press.Yogyakarta

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan mengambil sampel madu lebah randu yang ada di peternakan lebah madu Apis mellifera Kecamatan Tumpang

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam pembudidayaan lebah madu di peternakan lebah madu investasi yang di butuhkan perstup per peternak adalah Rp 44,649,230 atau 4,465.62 per

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan cuka kayu dan asam semut terhadap mortalitas tungau lebah jenis Varroa destructor yang menyerang lebah madu jenis

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Modifikasi Ventilasi pada Tutup Stup Koloni Lebah Madu ( Apis mellifera) terhadap Produksi Propolis adalah benar karya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan madu lebah hutan (Apis dorsata ) terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis dominan

Bibit lebah Apis mellifera diperoleh dengan cara mencari telur lebah Apis mellifera dihutan, telur-telur tersebut diambil dari pohon dipindahkan ke kotak yang telah dipersiapkan.(

Berdasarkan hasil simulasi model SPSS beberapa uji motivasi petani dalam budidaya lebah madu (Apis cerana) di Desa Buana Sakti sudah tergolong tinggi dengan nilai 18,78

Penelitin ini bertujuan untuk menginventarisasi ketersediaan pakan lebah madu lokal ( Apis cerana Fabr.) di PUSBAHNAS Parungpanjang Bogor.Metode penelitian mengidentifikasi