• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kemampuan berpikir kritis siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kemampuan berpikir kritis siswa"

Copied!
282
0
0

Teks penuh

“Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Dalam Pemecahan Masalah Kelas VIII Materi Persamaan Garis Lurus (PGL) Dilihat Konsep Diri Matematis Siswa di SMA Islam Al-Mursyidiyah Mayang Jember”. Jadi, hendaknya peneliti mencari solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika berdasarkan konsep diri matematis siswa.

Tabel 4.24 Triangulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematika   dalam Pemecahan Masalah dilihat dari Self Concept
Tabel 4.24 Triangulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematika dalam Pemecahan Masalah dilihat dari Self Concept

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dibagikan pengetahuan baru khususnya pada aspek kemampuan berpikir kritis matematika berbasis konsep diri matematis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi guru dalam memodifikasi bahan ajar dan metode pembelajaran yang lebih efektif sesuai dengan kemampuan siswa, sehingga memiliki konsep diri yang tinggi.

Definisi Istilah

Sistematika Pembahasan

Disertasi Nur Asuro, “Analisis kemampuan komunikasi matematis dilihat dari konsep diri siswa di SMA Negeri 1 Kampar”, (2020). Fokus penelitian ini adalah menganalisis kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari konsep diri siswa di SMA Negeri 1 Kampar.

Kajian Teori

Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

Dengan cara ini siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis matematis dapat mengidentifikasi pokok permasalahan melalui informasi yang diterimanya. Pada saat itulah siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis akan memberikan kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan.

Pemecahan Masalah

Analisis Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Permainan Dengan Topik Persamaan Kuadrat (Penelitian Pada Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014). Kriteria kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika adalah sama, artinya setiap indikator mempunyai nilai yang sama.

Persamaan Garis Lurus (PGL)

Penentuan bentuk persamaan garis terdiri dari dua bentuk umum yaitu bentuk tersurat dan bentuk tersirat. Persamaan garis juga dapat dinyatakan dalam bentuk ekuivalen dengan gradien.. b) dan sejajar, tidak ada titik persekutuan.

Gambar 2.1 Grafik Persamaan Garis Lurus  Dari persamaan garis  ( )               maka :
Gambar 2.1 Grafik Persamaan Garis Lurus Dari persamaan garis ( ) maka :

Lokasi Penelitian

Penelitian deskriptif adalah kalimat-kalimat yang rinci, lengkap dan mendalam yang menggambarkan keadaan sebenarnya untuk mendukung penyajian data.50. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dengan cara mengumpulkan data, kemudian menyajikannya sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan secara rinci mengenai keadaan yang telah diteliti.

Subyek Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Setelah selesai seleksi mata pelajaran, mereka diberikan soal tes kemampuan berpikir kritis matematika dan dilakukan wawancara. Wawancara dilakukan secara langsung kepada masing-masing subjek penelitian dengan tujuan agar peneliti memperoleh informasi yang mendalam mengenai hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam tes non tertulis maupun lisan.

Instrumen Penelitian

Pedoman wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sejauh mana subjek memahami pertanyaan yang diajukan sebelumnya tentang kemampuan berpikir kritis matematika. Dalam panduan wawancara ini, Anda akan menemukan kisi-kisi dan pedoman wawancara pada Lampiran 7 dan 8.

Validitas Instrumen Penelitian

Lembar validasi terdiri dari lembar validasi angket, lembar validasi TPM 1, TPM 2 dan TPM 3, serta pedoman wawancara terdapat pada Lampiran 9. Setiap aspek penilaian mempunyai nilai rata-rata untuk masing-masing validator ( ), kemudian peneliti menambahkan setiap aspek disatukan dan dibagi dengan banyak aspek menggunakan rumus.

Tabel 3.2  Daftar Validator
Tabel 3.2 Daftar Validator

Analisis Data

Berdasarkan tabel 3.3 di atas dikatakan valid jika nilai pada validasi instrumen lebih dari sama dengan 3 dan kurang dari 4. Namun dikatakan tidak valid dan tidak layak jika lebih dari sama dengan 1 dan kurang dari 2. Reduksi data adalah proses pengumpulan data dengan cara merangkum dan merinci data di lapangan, memilih pokok permasalahan, memusatkan perhatian pada permasalahan yang penting, mencari pola dan tema serta membuang hal-hal yang tidak perlu.67 Dengan demikian reduksi data dapat diartikan agar data yang diperoleh diidentifikasi setelahnya.

Proses reduksi data akan memberikan kepada peneliti gambaran yang luas dan jelas untuk pengumpulan data dan pengumpulan data berupa nilai tes pemecahan masalah dan data wawancara. Penyajian data merupakan tahap lanjutan dari reduksi data, dalam penyajian data penelitian berupa teks dan narasi. 68 Dalam penelitian kualitatif, data biasanya disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan lain-lain.

Keabsahan Data

Tahap-tahap Penelitian

  • Sejarah Berdirinya SMP Islam Al-Mursyidiyah
  • Profil Umum SMP Islam Al-Mursyidiyah
  • Rekapitulasi Data SMP Islam Al-Mursyidiyah Tabel 1
  • Daftar Dewan Guru SMP Islam Al-Mursyidiyah Tabel 4.2
  • Kegiatan Penelitian

SMP Islam Al-Mursyidiyah letaknya sangat terpencil karena dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam dari pusat kota Jember. Seiring berkembangnya pendidikan di Indonesia, yang dulu bernama WUSTHO berubah menjadi SMP Islam Al-Mursyidiyah hingga sekarang. Pepatah tersebut menjadi semboyan SMP Islam Al-Mursyidiyah sejak masih bernama wustho hingga saat ini.

SMA Islam Al-Mursyidiyah mempunyai kegiatan pembelajaran yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu orientasi, antar kurikuler dan ekstra kurikuler. Nama Sekolah : SMA Islam Al-Mursyidiyah Nama Kepala Sekolah : Abdul Rahem, S. Alamat : Jalan Balai Desa Sidomukti, Dusun Ledok, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.

Gambar 3.2 Bagan Alur Tahapan Penelitian Keterangan : Memberikan Tes  1
Gambar 3.2 Bagan Alur Tahapan Penelitian Keterangan : Memberikan Tes 1

Validator 2 Validator 3

Penyajian Data dan Analisis

  • Reduksi Data

Kegiatan pertama yang peneliti lakukan dengan menyebarkan angket konsep diri matematis kepada 16 siswa kelas VIII A SMP Islam Al-Mursyidiyah. Setelah itu peneliti melakukan tahap analisis dan memberikan pernyataan angket konsep diri matematis kepada setiap siswa dengan tujuan untuk menentukan. Berdasarkan hasil skor angket konsep diri matematis diperoleh skor 2 siswa dengan konsep diri matematis tinggi, 12 siswa dengan konsep diri matematis sedang, dan 2 siswa dengan konsep diri matematis rendah.

Mengenai teknis pelaksanaan angket konsep diri matematis, seluruh kelas VIII A diberikan angket konsep diri matematis dengan waktu pengerjaan 30 menit. Pengelompokan yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan hasil angket konsep diri matematis yang mempunyai kriteria tinggi, sedang dan rendah.

TPM 2 TPM 3

Penyajian Data

Dari hasil wawancara yang dilakukan diatas, peneliti dan SSC01 mampu memberikan fakta bahwa SSC01 mampu memahami maksud dari pertanyaan yang diajukan dengan menyatakan apa yang diketahui dan ditanyakan pada pertanyaan Persamaan Garis Lurus (SSC0103). Pada langkah ini SSC01 dapat menerapkan dan merencanakan langkah-langkah penyelesaian permasalahan yang diberikan pada materi Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil wawancara peneliti dengan SSC01, SSC01 dapat menentukan rencana penyelesaian soal TPM 1 (SSC0110 dan SSC0111).

Dari hasil wawancara, SSC01 dapat menentukan rumus dan menuliskan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. SSC01 dapat mengerjakan soal TPM 1 sesuai dengan rencana awal yang dibuat oleh SSC01 (SSC0114 dan SSC0115), dan SSC01 dapat mengungkapkannya dengan jelas dan akurat (SSC0116). d) Tahap Pemeriksaan Ulang.

Pemaparan TPM 2

Hal ini terlihat dari kutipan wawancara peneliti dengan SSC01 untuk memahami masalah TPM 2. Apa yang kamu lakukan setelah membaca soal Persamaan Garis Lurus. Berdasarkan kutipan wawancara yang dilakukan di atas, diketahui bahwa SSC01 sudah benar dalam memahami permasalahan, namun terdapat kekurangan karena lupa menyebutkan apa yang ditanyakan pada pertanyaan (SSC0121 dan SSC0122). Terlihat SSC01 dapat mentransformasikan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan ke dalam bentuk matematika.

Berdasarkan petikan wawancara peneliti dan SSC01 terlihat bahwa pada saat menyusun rencana SSC01 menjelaskan ide-ide dalam matematika dengan benar dengan dinyatakan dalam bentuk matematika yaitu x = waktu, y. Berdasarkan kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dan SSC01, dalam pelaksanaan rencana TPM 2, SSC01 menjelaskan hubungan antara ide yang akan dijalankan dengan melakukan langkah kerja dengan benar.

Pemaparan TPM 3

Pada Gambar 4.13, SSC02 sudah dapat mengecek ulang jawabannya, hal ini didukung dengan hasil wawancara di bawah ini. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, SSC02 mampu mengecek kembali jawaban dan memberikan kesimpulan pada soal TPM 2 (SSC0276). e) Presentasi TPM 3 1. Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, SSC02 dapat menentukan rencana yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan SSC03 di TPM 3 untuk memahami permasalahan, SSC03 mampu merumuskan pertanyaan di TPM 3 yaitu dengan menyatakan apa yang diketahui dari pertanyaan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara di atas, SSC03 di TPM 3 dalam pelaksanaan rencana mampu menentukan dan menuliskan solusi penyelesaian permasalahan meskipun berjalan lambat.

Grafik  yang  di  gambar  untuk  memudahkan  saya  memahaminya  bu.  Apalagi  ini  materi  Persamaan  Garis  Lurus
Grafik yang di gambar untuk memudahkan saya memahaminya bu. Apalagi ini materi Persamaan Garis Lurus

TPM 2 TPM 3 Memahami

Dari kutipan wawancara di atas, SSC04 di TPM 2 dalam memahami permasalahan mampu merumuskan pertanyaan dan mengidentifikasi fakta yang ada. Dilihat dari Gambar 4.25, pada saat menyusun rencana TPM 2, SSC04 sudah dapat menentukan rencana yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, namun SSC04 kurang tepat dalam menyusunnya. Berdasarkan hasil wawancara pada kutipan diatas, SSC04 di TPM 2 pada saat menyusun rencana sudah mulai menentukan rencana yang akan digunakan yaitu membuat contoh.

Jawaban : Implementasi rencana SSC04 di TPM 2 Dari Gambar 4.26 diatas terlihat bahwa SSC04 menyelesaikan permasalahan dengan mengimplementasikan rencananya. Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, SSC04 di TPM 2 mampu menentukan secara lengkap dan menuliskan solusi permasalahan disertai dengan representasi grafis persamaannya.

SSC04171 : Bila pembelahan bakteri pada jam pertama terdapat 4 bakteri, bila pembelahan pada jam kedua terdapat 8 bakteri. Saat menyusun rencana yang dilakukan SSC04 di TPM 3, terlihat jelas pada Gambar 4.27 bahwa SSC04 dapat menyusun rencana dengan benar. Jawaban: Implementasi Rencana SSC04 di TPM 3. Gambar 4.28 menunjukkan bahwa SSC04 telah mengimplementasikan rencana tersebut dengan benar.

Dalam pengecekan ulang SSC04 di TPM 3 terlihat pada Gambar 4.28 diatas, SSC04 dapat melakukan pengecekan ulang terhadap respon yang diberikan. Berdasarkan kutipan wawancara di atas, SSC04 di TPM 3 dalam reviewnya sudah mencapai tahap tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan SSC05 di TPM 1, dikembangkan contoh-contoh dalam penyusunan rencana. Berdasarkan hasil wawancara di atas, SSC05 dapat merumuskan pertanyaan dengan cara mengetahui dan bertanya. Jadi SSC06 dari hasil yang diperoleh didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan peneliti dan SSC06 dibawah ini.

Tahap perencanaan yang dilakukan SSC06 pada Gambar 4.35 didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan peneliti dan subjek penelitian. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti SSC06 pada tahap pemeriksaan ulang.

Penarikan Kesimpulan

Oleh karena itu, SSC06 yang memiliki konsep diri matematis rendah juga memiliki kemampuan berpikir kritis matematis pada tingkat cukup kritis. Kemampuan berpikir kritis matematika dalam menyelesaikan masalah pada siswa dengan kategori konsep diri matematis sedang mengakibatkan kedua subjek penelitian mempunyai hasil yang berbeda. Pada SSC03 hasil kemampuan berpikir kritis matematis dalam pemecahan masalah berada pada taraf cukup kritis, namun pada SSC04 hasilnya berada pada taraf kritis.

Kemampuan berpikir kritis matematika dalam menyelesaikan masalah pada siswa dengan kategori konsep diri matematis rendah juga menunjukkan bahwa kedua subjek penelitian mempunyai hasil yang berbeda. SSC05 menghasilkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan matematika tergolong pada level non kritis, namun SSC06 memiliki hasil pada level cukup kritis.

Pembahasan dan Temuan 1. Pembahasan

  • Temuan

Berpikir kritis matematis Kemampuan menyelesaikan permasalahan pada Materi persamaan garis lurus (PGL) ditinjau dari konsep diri matematis yang tinggi. Berpikir kritis matematis Kemampuan menyelesaikan masalah pada materi persamaan garis lurus (PGL) berupa konsep diri matematis sedang. Berpikir kritis matematis Kemampuan menyelesaikan permasalahan pada Materi persamaan garis lurus (PGL) ditinjau dari konsep diri yang rendah.

Sebaliknya siswa yang memiliki konsep diri matematis tinggi atau positif cenderung meningkatkan kemampuan kognitifnya dalam kemampuan berpikir kritis matematis. Keterampilan berpikir kritis matematis dalam menyelesaikan masalah dengan konsep diri matematis kategori sedang pada mata pelajaran SSC03 dan SSC04.

Saran

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau dari Harga Diri Siswa Kelas XI SMA Adhyaksa 1 Jambi. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Perbedaan Gender Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 13 Makassar. Analisis kemampuan berpikir kritis siswa pada matematika VIII. kelas SMP Negeri 16 Buton Tengah dari citra diri siswa.

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Cerita Dilihat Berdasarkan Kecerdasan Logis Matematis SKRIPSI Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2020. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Pemecahan Masalah Aritmatika Sosial Berbasis Learning Community Lesson Study pada logika matematika Kecerdasan.

Referensi

Dokumen terkait