ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
PADA TAHUN AJARAN 2020 DI SMAN 1 TELUK DALAM KABUPATEN SIMEULUE
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh :
WENNITA SARI 1611050011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH
2021
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...i
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Definisi Operasional ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika... 9
2.1.1 Pengerian Belajar ... 9
2.1.1.1 Ciri-ciri Belajar ... 10
2.1.1.2 Prinsip-prinsip Belajar ... 12
2.1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ... 12
2.1.2 Pembelajaran Matematika ... 15
2.2 Kemampuan Berpikir ... 17
2.2.1 Kemampuan Berpikir Matematis ... 18
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Matematis ... 25
2.3 Tujuan Pembelajaran Matematika ... 26
2.4 Hasil Belajar ... 30
2.5 Evaluasi Hasil Belajar ... 32
2.5.1 Pengertian Evaluasi ... 32
2.5.2 Tujuan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar ... 33
2.5.3 Prinsip Evaluasi Hasil Belajar ... 35
2.5.4 Langkah-langkah Pokok Dalam Evaluasi Hasil Belajar ... 36
2.6 Ujian Akhir Sekolah ... 36
2.7 Kajian Penelitian Yang Relavan ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44
3.1 Pendekatan Dan JenisPenelitian ... 44
3.2 Lokasi Penelitian ... 44
3.3 Subjek Penelitian ... 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.5 Instrumen Penelitian ... 47
3.6 Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 49
4.2 Hasil Penelitian ... 49
4.3 Pembahasan Penelitian ... 67
BAB V PENUTUP ... 71
5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan suatu kegiatan komplek, berdimensi luas, dan mengandung beberapa variabel yang mempengaruhi sehingga menjadi hal terpenting bagi kehidupan setiap orang (Rahmawati, 2017:14). Tanpa melalui proses pendidikan tidaklah mungkin seseorang dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia. Melalui pendidikan manusia dapat memperluas wawasannya dan memperoleh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Pendidikan tidak terlepas dari adanya pembelajaran yang mana didalamnya terdapat proses penyampain materi (ilmu pengetahuan) oleh guru sebagai bekal peserta didik menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.
Matematika sebagai basic of science memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu seseorang perlu menguasai matematika, baik yang terkait dengan penerapannya maupun dengan pola pikirnya. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah menurut (Rahmawati, 2017:14) adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam mengerjakan soal-soal ujian. Hal ini didukung oleh struktur kurikulum pendidikan dasar di Indonesia yang berisi tentang muatan pembelajaran atau mata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi sikap personal, sosial, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 32, 2013). Yang dimaksut dengan “Pengembangan pengetahuan” mencangkup perwujudan suasana
untuk meletakkan dasar kematangan proses berpikir dalam konteks belajar dan interaksi sosial.
Dengan demikian pembelajaran matematika sangat penting untuk menumbuhkan proses berpikir siswa agar pesrta didik dapat lebih mudah memahami soal-soal yang diberikan oleh guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas dari terlaksananya proses pembelajaran. Menurut Mulyana (2016 ;26) guru yang baik adalah guru yang tidak hanya mampu menguasai materi yang diajarkan, tetapi dapat membuat soal-soal ujian akhir semester yang dipahami peserta didik.
Namun pada kenyataanya terdapat masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran saat ini dimana masih lemahnya proses pembelajaran, Peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir matematis. Hal ini diperkuat berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 10-08-2019 dengan guru matematika dalam proses pembelajaran di SMAN 1 Teluk Dalam Kabupaten Simeulue, menunjukan proses pembuatan soal-soal mata pelajaran matematika belum efektif dikarnakan siswa masih sangat lemah dalam kemampuan berpikirnya, apa lagi dalam kemampuan berpikir matematis dalam menyelesaikan Soal-soal ujian akhir semester. Hal ini mengakibatkan peserta didik kesulitan dalam menganalisis terutama soal-soal Ujian Akhir Semester (UAS).
Dari hasil survey peneliti kepada peserta didik di SMA Negeri 1 Teluk Dalam mengenai seputaran pembelajaran matematika, guru di SMA Negeri 1 Teluk Dalam menjelaskan bahwa selama ini dari hasil nilai keseluruhan pembelajaran
matematika tujuh puluh delapan persen (78%) peserta didik merasa matematika itu sulit dipahami, banyak rumus dan menakutka. Hanya sebahagian kecil peserta didik yaitu sembilan persen (9%) peserta didik yang menggemari matematika. Dari peserta didik SMA Negeri 1 Teluk Dalam, mengatakan bahwa pembelajaran matematika selama ini merupakan sesuatu yang menakutkan dan sering dihindari oleh peseta didik, diketahui bahwa peserta didik memiliki tingkat kecemasan yang cukup tinggi mengenai matematika. Tingkat kecemasan tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir peserta didik dalam berpikir matematis.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Wahyudi (2012 ;2) bahwa kecemasan terhadap pembelajaran matematika menyebabkan hasil belajar yang dicapai kurang memuaskan. Dengan kurang memuaskan hasil belajar, maka secara tidak langsung akan berpengaruh pula pada kemampuan berpikir matematisnya.
Sebab dari tinggi tingkat kecemasan terhadap matematika adalah rendahnya ketertarikan peserta didik terhadap bidang matematika (Margiana 2015 ;23). Dari temuan tersebut maka perlu adanya dilakukan suatu penelitian untuk mengkaji sejauh mana kemampuan berpikir matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal ujuan akhir semester (UAS).
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang menghasilkan representasi baru melalui tranformasi yang melibatkan interaksi kompleks antara atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, imajinasi, dan pemecahan masalah, (Siswino 2012
;123). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir merupakan kegiatan yang dilakukan secara individu. Sedangkan berpikir matematis dapat
diartikan sebagai suatu proses dinamis yang mungkin kita untuk meningkatkan tingkat kemampuan berpikir dari suatu ide yang dapat kita hadapi, yang dapat memperluas pemahaman kita (Stacey, 2010 ;25).
Berpikir matematis merupakan hal yang penting untuk dikuasai oleh peserta didik. Hal ini dikarenakan berpikir matematis merupakan jalan untuk belajar matematika (Oers 2010 ;67). Sehingga, sebagai peserta didik, berpikir matematis merupakan bekal yang harus dimiliki supaya dapat fasilitator yang baik dalam proses belajar matematika. Pendapat serupa juga di kemukakan oleh Gerdes (2010 ;48) yang mengatakan bahwa umat manusia akan kehilangan sumber daya yang sangat besar dari pengetahuan jika berpikir matematis bukan merupakan bagian utama dalam pembelajaran, baik untuk hari ini maupun untuk masa yang akan datang.
Berpikir matematis sendiri merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran di sekolah. Pisa (2016 ;25) menyebutkan bahwa kemampuan dalam berpikir matematis dan menggunakan kemampuan berpikir matematis dalam menyelesaikan masalah merupakan tujuan penting dalam pembelajaran sekolah. Hal ini dikarenakan kemampuan berpikir matematis dapat mendukung kehidupan dalam lingkungan ilmu alam, teknologi, ilmu ekonomi, dan bahwa membangun kehudupan ekonomi. PISA menyebutkan hal ini sebagai “mathematical literacy”.
Dalam berpikir matematis, seseorang perlu memiliki: 1) pengetahuan yang mendalam tentang matematika, 2) kemampuan mengeneralisasi, 3) pengetahuan tentang strategi yang di gunakan (Stacey, 2010 ;25). Hal ini juga sejalan dengan pendapat Mason (2011 ; 10) yang menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi
efektifitas berpikir matematis seseorang, yaitu 1) kemampuan dalam menyelesaikan masalah, 2) pengendalian emosi dan psikolohi dalam proses menyelesaikan masalah, 3) pemahaman konsep matematika beserta pengaplikasiannya. Berpikir matematis sendiri merupakan kegiatan individu yang berdasarkan pada pengelaman pribadi dan dapat pula berfokus pada pengasosialisasi ide pokok yang dimiliki (Stacey, 2010 ;25).
Pengasosiasian ide-ide tersebut tentunya akan berkaitan dengan pengajuan pertanyann terkait dengan apa yang diketahui, apa yang diinginkan, dan bagaimana menyelesaikannya.
Ujian Akhir semester (UAS) merupakan bagian dari evaluasi yang bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi siswa, sehingga siswa dapat melanjutkan pembelajaran ketingkat lebih tinggi atau perlu ada pengujian. Ujian akhir semester adalah suatu bentuk evaluasi yang dilakukan oleh peserta didik untuk mengetahui pencapain kompetensi diakhir satuan pendidikan. Tujuan diadakannya ujian akhir semester ialah sebagai bentuk evaluasi atau tes yang mengukur pencapaian hasil kompetensi belajar siswa yang diajarkan oleh guru atau pendidik selama satu semester. Selain itu ujian akhir semester juga bisa untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan soal dan memberikan umpan balik (feed back) guna untuk penyempurnaan program pembelajaran yang mereka dapatkan selama ini (Purwanto, 2014, 38)
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah uraiankan penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) PADA TAHUN AJARAN 2020 DI SMAN 1 TELUK DALAM KABUPATEN SIMEULUE.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana kemampuan berpikir matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal ujian akhir semester SMAN 1 Teluk Dalam ?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: Untuk mengetahui kemampuan berpikir matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal ujian akhir semester SMAN 1 Teluk Dalam.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan khususnya dalam evaluasi hasil belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti penelitian ini bermanfaat sebagai tugas akhir pendidikan strata satu (S1).
b. Bagi Mahasiswa penelitian ini bermanfaat sebagai bahan materi, bacaan atau referensi apabila melakukan penelitian yang sama.
c. Bagi Guru penelitian ini bermanfaat sebagai alat atau cara untuk mengetahui apakah soal yang dibuat berkualitas baik yang dilihat dari segi validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan fungsi pengecoh serta sebagai bahan rujukan untuk menggunakan kembali soal tes yang sudah dievaluasi apabila soal itu baik.
d. Bagi Siswa penelitian ini bermanfaat sebagai cara untuk mengetahui kemampuan atau hasil belajarnya tinggi atau rendah dan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang dikerjakan.
1.5Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, diberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir adalah suatu proses yang mendorong peserta didik membuat keputusan yang lebih baik. Pertama peserta didik menggunakan proses berpikir matematis untuk memperoleh bermacam-macam pilihan solusi untuk masalah yang kita hadapi, kemudian peserta didik perlu menggukana proses berpikir untuk memilih beberapa alternatif solusi yang baik.
2. Kemampuan berpikir matematis adalah suatu proses dinamis yang memungkinkan peserta didik untuk meningkatkan tingkat kekompleksan dari suatu ide yang dapat peserta didik hadapi, yang dapat memperluas pemahaman peserta didik.
3. soal atau tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan. Analisis butir soal bertujuan untuk mendapatkan informasi penting yang berguna untuk evaluasi hasil pembelajaran siswa. Dalam analisis butir soal memerlukan lima langka yaitu ditinjau dari validitas, reabilitas, tingkat kesukaran soal, daya beda dan fungsi pengecoh.
4. Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang logika, yang berhubungan dengan bentuk, suasana, besaran, dan konsep-konsep abstrak yang berhubungan satu dengan lainnya.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)