• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SPLDV (SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SPLDV (SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL) "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SPLDV (SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL)

KELAS X DI SMAN 11 BANDA ACEH

Skripsi

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Musfiya 1811050005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

2022

(2)
(3)

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Definisi Operasional ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika ... 10

2.2 Komunikasi... 13

2.3 Kemampuan Komunikasi Matematis ... 14

2.4 Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Subjek Penelitian ... 27

3.3 Instrumen Penelitian ... 27 3.4 Lokasi atau Latar Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Validitan dan Reabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

(4)

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik analisis data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan komponen yang sangat penting didalam pembelajaran (Hodiyanto, 2017). Salah satu jantung dalam pembelajaran matematika adalah komunikasi matematis sehingga dapat menumbuh kembangkan aktivitas pembelajaran matematika (Wahid, 2012). Kemampuan komunikasi matematis juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam belajar (Yuniarti, 2014). Maka pembelajaran matematika harus dirancang dengan baik sehingga dapat menstimulasikan siswa dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya. Proses komunikasi yang baik, dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan ide-ide dalam membangun pengetahuan matematikanya (Mahmuzah & Aklimawati, 2016). Dengan adanya komunikasi, dapat mengurangi terjadinya kesalahpahaman informasi. Sehingga komunikasi matematis siswa dapat berjalan dan berperan dengan baik dan efektif (Siregar, 2018). Dengan demikian, kemampuan komunikasi merupakan skill yang harus dimiliki siswa dalam belajar karena memiliki andil penting dalam penguasaan ilmu.

Matematika bukanlah barang baru bagi manusia. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat berperan untuk menumbuhkan pola pikir rasional siswa untuk terus melakukan inovasi, supaya siswa mampu melakukan inovasi dalam segala aspek kehidupannya dibutuhkan kemampuan komunikasi yang cukup baik (Purwandari et al., 2018). Fungsi mata pelajaran matematika

(6)

yaitu sebagai alat, pola pikir dan ilmu serta pengetahuan (Ahmatika, d, 2016).

Salah satu mata pelajaran matematika yaitu Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV). Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) merupakan salah satu materi matematika yang menyajikan masalah sesuai situasi yang ada (contextual problem), yaitu permasalahan sederhana yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari (Achir et al., 2017).

Salah satu kemampuan dalam belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa secara mendasar adalah kemampuan komunikasi (Ariani, 2017). Melalui komunikasi, dapat terjadinya proses penyampaian ide atau gagasan secara lisan maupun tulisan sehingga dapat menciptakan pemahaman untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi antar siswa (Hodiyanto, 2017). Tidak hanya siswa, guru juga diharapkan mampu mengkomunikasikan pikiran metematis secara lisan dan tertulis, secara koheren dan jelas (Son, 2015). Karena guru berperan sebagai ujung tombak dan fasilitator dalam proses belajar mengajar. Dalam membangun konsep pemahaman komunikasi siswa perlu menganalisis dan mengevaluasi pikiran matematisnya dengan mengekspresikan ide secara tepat (Lanani, 2013).

Untuk itu maka kemampuan komunikasi matematis ini harus selalu diasah dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai.

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menjadikan kemampuan berkomunikasi sebagai salah satu standar proses yang tercantum dalam prinsip prinsip pembelajaran matematika (Khoiriyah et al., 2016).

dijelaskan bahwa dalam pembelajaran matematika, kemampuan komunikasi matematis dapat ditunjukkan melalui gagasan dalam suatu media seperti tabel,

(7)

3

diagram, dan lain-lain untuk menjelaskan suatu kondisi. Dalam hal ini artinya perlu adanya sebuah model untuk menjelaskan suatu konsep.

Mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dapat dilakukan melalui proses belajar mengajar yang berbasis tanya jawab dan diskusi kelompok yang dapat membangun gagasan siswa melalui lisan dan tulisan (Supriadi, N.

(2015). Topik pembahasannya dapat dari berbagai perspektif yang mengarah kepada ketajaman berpikir siswa, konsolidasi pemikiran, dan pengembangan masalah (Yuniarti, 2014). Ide-ide dalam pembelajaran matematika dapat dieksploitasi dalam berbagai perspektif melalui komunikasi. Oleh sebab itu pembelajaran matematika dapat diarahkan kepada pengembangan kemampuan komunikasi matematis karena kemampuan ini bukan hanya sebagai kemampuan bawaan siswa (Saragi & Rahmiyana, 2013) tapi sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan melalui aktivitas belajar. Adapun cara untuk menanamkan kemampuan matematis dalam pembelajaran ini dapat dilakukan dengan menyajikan kegiatan belajar matematika melalui model pembelajaran yang efektif sehingga mencapai kemampuan yang diharapkan.

Pentingnya kemampuan komunikasi matematika siswa karena kemampuan komunikasi matematika merupakan salah satu penentu apakah siswa sudah paham terhadap konsep-konsep matematika yang telah dipelajari selama proses pembelajaran (Harahap,2017). Menurut Majid dan Chaerul (2015:196) bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang didalamnya terjadi pertukaran informasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang melibatkan dua orang atau lebih.

Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.

(8)

Dengan komunikasi, baik tulisan maupun lisan dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika yang dapat memecahkan masalah dengan baik.

Kemampuan matematis yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan komunikasi matematis. Melalui komunikasi, siswa dapat menyampaikan ide-idenya kepada guru dan kepada siswa lainnya.

Berdasarkan hal ini kemampuan komunikasi matematis siswa harus diperhatikan oleh setiap guru. Dengan mengomunikasikan ide-ide matematisnya kepada orang lain, seorang siswa bisa meningkatkan pemahaman matematisnya. Dan dapat disimpulkan komunikasi matematis merupakan satu kemampuan dasar matematis yang esensial dan perlu dimiliki oleh siswa sekolah menengah (Ismarwan, 2013).

Ada dua alasan mengapa kemampuan komunikasi matematis penting dalam pembelajaran matematika. Pertama, matematika adalah bahasa esensial yang tidak hanya alat berpikir, menemukan rumus, menyelesaikan masalah atau menyimpulkan saja, namun matematika juga memiliki nilai yang tak terbatas untuk menyatakan beragam ide secara jelas, teliti dan tepat. Kedua, matematika dan belajar matematika adalah jantungnya kegiatan sosial manusia, misalnya interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa, serta antara siswa dan bahan pembelajarannya. Kedua alasan ini menunjukkan bahwa matematika sebagai ilmu memuat sesuatu yang masuk akal dan diperlukan kemampuan komunikasi untuk menyampaikan idenya kepada orang lain (Baroody dalam Sunarmo dan Hendriana, 2014:30).

(9)

5

Rendahnya kemampuan peserta didik di bidang matematika bukan hal yang baru karena peserta didik beranggapan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit (Rangkuti, 2014). Kemampuan siswa dalam komunikasi matematis masih kurang, hal ini terlihat ketika siswa enggan dan ragu dalam mengungkapkan pendapat untuk menyelesikan permasalahan dalam bentuk lisan maupun tulisan apabila dihadapkan dengan permasalahan (Arifin, Trapsilasiwi, &

Fatahillah, 2016).

Namun kenyataannya, kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ansari (2016:3), bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa rendah disebabkan karena (a) dalam mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimana menyelesaikan soal, (b) siswa belajar dengan cara mendengar dan menonton guru dalam memecahkan masalah matematika, dan (c) pada saat mengajar matematika guru langsung menjelaskan materi yang dipelajari. Untuk mengatasi masalah di atas, maka diperlukan pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif, Menurut Isjoni (2014: 54).

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas X MIPA 3 SMA Negeri 11 Banda Aceh peneliti mengungkapkan bahwa kemampuan komunikasi peseta didik sudah baik tetapi masih ada beberapa peserta didik yang masih pasif selama proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran yang masih malu bertanya dan pasif dalam menyampaikan ide-ide matematikanya. Sebagian besar peserta didik belum terbiasa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang disampaikan dalam soal sebelum menyelesaikannya sehingga terkadang peserta didik salah menafsirkan apa yang dimaksud dalam

(10)

soal tersebut. Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru terutama pada materi pokok sistem persamaan linear dua varibel. Kemampuan awal peserta didik dapat dilihat dengan hasil nilai tes awal (Pre-test) siswa yang menjukkan nilai rata-rata siswa adalah 43,71 dari nilai maksimal 100.

Kendala utama dalam proses pembelajaran adalah siswa cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan tidak mau mengemukakan pertanyaan atau pun pendapat. Dalam menyelesaikan soal-soal system persamaan linear dua varibel, siswa kurang dalam penguasaan materi, siswa tergesa-gesa dan kurang teliti dalam menyelesaikan soal-soal, serta tidak menguasai konsep-konsep dan prinsip materi system persamaan linear dua varibel. Sehingga pada saat pemberian tugas dan ulangan harian serta test, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan dan mengomunikasikan soal-soal yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel) Kelas X di SMAN 11 Banda Aceh”.

1.2Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat didentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

(11)

7

1. Kemampuan komunikasi matematis pada peserta didik di kelas sudah baik tetapi masih ada beberapa peserta didik yang pasif selama proses pembelajaran

2. Sebagian besar peserta didik menganggap pembelajaran matematika sulit dilihat dari pasifnya peserta didik saat mengikuti kegiatan belajar mengajar 3. Matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit dan membosankan oleh

peserta didik 1.3Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, dapat dihasilkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ) kelas X di SMAN 11 Banda Aceh?

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel) kelas X di SMAN 11 Banda Aceh.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian akan lebih bermakna jika penelitian tersebut tidak hanya memberikan manfaat bagi satu komponen saja, peneliti mengharapkan bahwa penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(12)

1. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka pernbaikan pembelajaran khususnya di SMAN 11 Banda Aceh.

2. Bagi peserta didik, diharpkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis khususnya pada mata pelajaran matematika, sehingga dapat membantu peserta didik dalam mencapai peningkatan hasil belajarnya.

3. Bagi guru, Dapat menjadikan bahan masukan bagi para guru khususnya mengenai komunikasi matematis. Diharapkan dengan mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa, guru dapat menmukan atau menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemamuan komunikasi matematis siswa.

4. Bagi peneliti, Sebagai calon guru peneliti dapat menjadikan penelitian ini sebagai dasar pengetahuan tentang komunikasi matematis. Sehingga peneliti dapat menentukan tindakan yang tepat saat menjadi seorang guru sehingga dikemudian hari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengetahuan dan pembelajaran.

(13)

9

1.6Definisi Operasional

Ada definisi operasional dari berbagai istilah yang diungkapkan diatas dinyatakan sebagai berikut:

1. Analisis adalah usaha yang dilakukan dengan metode tertentu untuk mengamati sesuatu secara detail. Analisis sangat dibutuhkan untuk menganalisa dan mengamati sesuatu yang tentunya bertujuan untuk mendapatkan hasil akhir dari pengamatan yang sudah dilakukan.

2. Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan siswa dalam menyampaikan ide matematika baik secara lisan maupun tulisan.

Kemampuan komunikasi matematis peserta didik dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran di sekolah, salah satunya adalah proses pembelajaran matematika.

3. Materi sistem persamaan linear satu variabel (SPLDV) adalah suatu persamaan matematika yang terdiri atas dua persamaan linear yang masing- masing bervariabel dua (misal x dan y).

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

ةیرظن تيلا ةملاعلا تقثبنا .ةیلوادتلاو ةللادلاو بیكترلا :ءازجأ ةثلاث نم نوكتت ع ةیلوادتلا ن ةیرظن يهو ،ةیملاكلا لاعفلأا ةیوغللا ةیفسلفلا تيارظنلا مهأ نم نیرشعلا نرقلا فصتنم في ترهظ