• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUASAN PASIEN LANSIA RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KEPUASAN PASIEN LANSIA RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN "

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Irwandi, M.Farm yang telah sabar membimbing penulis dari awal hingga saat ini. Irwandi, M.Farm selaku Pembimbing II yang berkenan memberikan bimbingan, ilmu, nasehat, pengarahan dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Latar Belakang

Puskesmas Ambacang merupakan salah satu Puskesmas ramah lansia di Kota Padang yang memiliki apoteker pemberi pelayanan kefarmasian dan terletak di Kecamatan Kuranji Kota Padang. Berdasarkan permasalahan tersebut dari hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, maka penting dilakukan penelitian ini untuk mengetahui kepuasan pasien rawat jalan lanjut usia terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ambacang Kota Padang.

Rumusan masalah

Terdiri dari empat kecamatan dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak ±52.684 jiwa dengan persentase penduduk lanjut usia sebesar 33,5%, jumlah lansia yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas sebanyak 3.796 jiwa. Untuk mengetahui kecukupan mutu pelayanan kefarmasian yang dilakukan Puskesmas Ambacang Kota Padang dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas berdasarkan Permenkes No.

Manfaat Penelitian

Kepuasan

  • Definisi Kepuasan
  • Kepuasan pasien
  • Faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
  • Aspek – aspek Kepuasan
  • Dimensi Kepuasan Pasien
  • Kualitas Kepuasan Pasien
  • Definisi Lansia
  • Penyakit yang Sering Dijumpai pada Lansia

Kepuasan, yang mengacu pada penerapan seluruh persyaratan layanan kesehatan. Persyaratan suatu pelayanan kesehatan diartikan sebagai pelayanan yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan apabila pelaksanaan pelayanan tersebut diusulkan atau ditentukan, termasuk penilaian terhadap kepuasan pasien. tentang. 9 ketersediaan layanan kesehatan (tersedia), keadilan layanan kesehatan (sesuai), kesinambungan layanan kesehatan (berkelanjutan), penerimaan layanan kesehatan (acceptable), pencapaian layanan kesehatan (accessible), keterjangkauan layanan kesehatan (affordable), efisiensi pelayanan kesehatan (efisien) dan mutu pelayanan kesehatan (kualitas).

Pelayanan Kefarmasian

  • Definisi Pelayanan Kefarmasian
  • Aspek Pelayanan Kefarmasian
  • Sumber Daya Manusia (SDM)
  • Pelayanan Informasi Obat (PIO)
  • Monitoring efek Samping Obat (MESO)

Pelayanan kefarmasian merupakan bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan mutu hidup pasien (Menkes RI, 2004). Pelayanan kefarmasian terdiri dari 2 aspek pelayanan, yaitu aspek administrasi (nonklinis) dan aspek profesional (farmasi klinis). 16 terdiri dari layanan resep, layanan informasi obat, konseling, evaluasi penggunaan obat, layanan residensial (home care), promosi dan edukasi, pemantauan dan pelaporan efek samping obat, dll (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Apoteker sebagai penyedia layanan kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang terdiri dari kunjungan ke rumah khususnya bagi lansia dan pasien yang sedang menjalani pengobatan penyakit kronis lainnya (Departemen Kesehatan RI, 2006). Pelayanan kefarmasian harus mempunyai apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang sepadan dengan beban kerja dan tenaga penunjang lainnya untuk memenuhi tujuan pelayanan kefarmasian Puskesmas. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian, terdiri atas lulusan farmasi dan ahli madya.

Pelayanan informasi obat adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam memberikan informasi obat yang tidak memihak, dievaluasi secara kritis dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada tenaga kesehatan lain, pasien atau masyarakat.

Puskesmas

Informasi mengenai obat-obatan termasuk obat resep, obat bebas dan jamu (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014). Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi spesifik, cara dan cara pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapi, alternatif, khasiat, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisik atau kimia. narkoba dan lain-lain (Menkes RI, 2004). Merupakan kegiatan untuk memantau setiap respon terhadap zat yang mungkin berbahaya atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk profilaksis, diagnosis dan terapi atau untuk memodifikasi fungsi biologis (Menkes RI, 2004).

Apabila terdapat satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/kelurahan atau dusun/rukun warga (RW) (Menkes, RI., 2004) . . Perlengkapan penunjang pelayanan kefarmasian antara lain timbangan gram dan miligram, stempel mortar, gelas ukur, corong, rak perkakas dan lain-lain. Tersedia tempat dan alat untuk mendisiplinkan pembentukan obat bebas dalam upaya edukasi pasien, misalnya memasang poster, memasang brosur dan majalah kesehatan.

Tersedia sumber informasi obat dan literatur yang cukup untuk layanan informasi obat, antara lain: Farmakope Indonesia edisi terkini, Informasi Obat Spesialis Indonesia (ISO) dan Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI).

Profil Puskesmas Ambacang

Apoteker sebanyak 20 orang, Asisten Apoteker sebanyak 2 orang, Ahli Gizi sebanyak 2 orang, Tenaga Kesehatan Kota sebanyak 2 orang dan Tenaga Kesehatan Pendukung/Penunjang di Puskesmas sebanyak 2 orang.

Waktu dan Tempat Penelitian .1 Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Jenis dan Desain Penelitian

Populasi dan Sampel .1 Populasi .1 Populasi

Kriteria Inklusi

Kriteria Eksklusi

Instrumen Penelitian

Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, terlebih dahulu dimintakan persetujuan responden dengan menandatangani formulir Respondent's Consent/Informed Consent. Teknik analisis data menggunakan skala likert dan pengolahannya menggunakan skor, dimana untuk data sesuai dengan apa yang diterima dari pasien, skor 1 jika pasien sangat tidak puas, skor 2 jika pasien tidak puas, skor 3 untuk pasien. puas dan skor 4 jika pasien sangat puas (Handayani, 2016).

Definisi dan Batasan Operasional .1 Definisi Operasional .1 Definisi Operasional

Batasan Operasional

Kesesuaian mutu pelayanan yang dimaksud adalah kesesuaian mutu pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Puskesmas Ambacang Kota Padang dengan standar pelayanan kefarmasian pada puskesmas tersebut berdasarkan Permenkes No.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .1 Jenis Data

Pengumpulan Data

Kuesioner/angket yaitu dengan mengajukan berbagai pertanyaan kepada pasien lanjut usia di Puskesmas Ambacang Kota Padang dalam bentuk makalah untuk menjawab kepuasan pasien lanjut usia terhadap pelayanan kefarmasian. Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data mengenai hal-hal yang diteliti dan juga berkaitan dengan pokok permasalahan.

Uji Validitas dan Reliabilitas .1 Uji Validitas .1 Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Nilai Cronbach alpha pada penelitian ini sebesar 0,6 dengan asumsi daftar soal yang diujikan reliabel jika nilai Cronbach alpha > 0,6. Syarat suatu alat ukur adalah semakin tinggi reliabilitasnya apabila koefisien reliabilitasnya mendekati angka satu. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 pasien lansia di Puskesmas Kota Ikur sebagai pelaksanaan uji validitas.

Teknik Pengolahan Data

Merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) pada data yang terdiri dari beberapa kategori untuk memudahkan pengolahan data. Aktivitas pembersihan data, langkah ini merupakan kegiatan mengecek kembali data-data yang telah dimasukkan pada komputer.

Analisis Data

Uji Deskriptif

Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif dengan memeriksa dan melihat apakah seluruh jawaban telah lengkap. Pada bagian kuesioner kepuasan masing-masing jawaban sangat puas mendapat nilai 4 (empat), jawaban puas mendapat nilai 3 (tiga), jawaban tidak puas mendapat nilai 2 (dua) dan jawaban sangat tidak puas. mendapat nilai 1 (satu). Sugiono (2012) Data yang diperoleh dengan memberikan penilaian terhadap tanggapan setiap responden terhadap kuesioner kemudian dibagi ke dalam kategori yaitu.

Setelah dilakukan perhitungan tingkat kepuasan pasien dan melihat tabel tersebut maka dapat diketahui gambaran kepuasan pasien rawat jalan lanjut usia terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ambacang Kota Padang.

Kaji Etik (Ethical Clearance)

Uji Validitas dan Reliabelitas

Telah dilakukan penelitian mengenai analisis kepuasan pasien lanjut usia terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ambacang Kota Padang, dimana sebelumnya telah dilakukan uji validasi dan reliabilitas berdasarkan kuesioner yang akan digunakan di Puskesmas Ikur Koto. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Sedangkan uji reliabilitas untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu variabel digunakan uji Cronbach’s Alpha (Ghozali, 2005).

Hasil validasi di atas menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuesioner adalah valid atau dapat dikatakan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Nilai r tabel yang digunakan pada kuesioner yang akan digunakan adalah sebesar 0,2960, dan hasil validasi menunjukkan nilai r hitung lebih besar atau lebih besar dari 0,2960. Setelah melakukan uji validasi pada setiap pertanyaan pada kuesioner, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada setiap bagian kuesioner yaitu pada pengetahuan pasien lanjut usia tentang apoteker dan kepuasan pasien lanjut usia terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ikur Koto.

Hasil kepercayaan yang diperoleh akan reliabel atau dapat dijadikan kuesioner reliabel yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur pengetahuan dan kepuasan pasien lanjut usia dengan nilai Cronbach alpha pada penelitian ini sebesar 0,8 dengan asumsi daftar pertanyaan diuji, dikatakan dapat diandalkan sebagai nilainya.

Karakteristik Sosiodemografi

Hasil penilaian terhadap daya tanggap tenaga teknis farmasi dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ambacang dalam menangani kebutuhan pasien, menanggapi keluhan dan memberikan informasi yang dibutuhkan. Kesesuaian pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Puskesmas Ambacang Kota Padang dengan standar pelayanan kefarmasian dapat dijelaskan dalam pembahasan yaitu Pelayanan Farmasi Klinik. Oleh karena itu, peneliti sering menjumpai pasien-pasien yang merupakan responden yang senang terhadap pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh Puskesmas Ambacang Kota Padang.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ambacang Kota Padang secara keseluruhan sudah sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas berdasarkan Permenkes No. Namun dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas, seorang apoteker harus memenuhi standar pelayanan kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Analisis kepuasan pasien lanjut usia terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ambacang Kota Padang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang dirasakan paling besar pada dimensi empati (83%), dimensi jaminan (82,91), dimensi daya tanggap (81,83%), kemudian adalah dimensi reliabilitas (80,66%), dan dimensi bukti langsung (79,75%) sehingga rata-rata persentase tingkat kepuasan pasien lanjut usia terhadap pelayanan kefarmasian secara keseluruhan sebesar 81,63% dengan kategori sangat puas.

Mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ambacang Kota Padang ditinjau dari aspek pelayanan farmasi klinik telah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan No.

Tabel 4. Analisis Tingkat Kepuasan
Tabel 4. Analisis Tingkat Kepuasan

Saran

Kepuasan pasien rawat jalan terhadap kualitas pelayanan informasi obat di fasilitas farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Jurnal dan data pasien yang sedang minum obat di apotek (nama pasien, umur pasien, alamat pasien). Menyetujui secara sukarela menjadi responden pada penelitian yang berjudul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan Lanjut Usia Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Ambacang Kota Padang” yang akan dilakukan oleh Bella Okta Sari, mahasiswa S1 STIFI Perintis Padang- program tersebut. Telah saya jelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian dan saya dengan sukarela bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cermat dan beri tanda centang (√) pada kolom yang tersedia pada setiap pernyataan.

Gambar 1. Kerangka Konsep Puskesmas
Gambar 1. Kerangka Konsep Puskesmas

DATA DEMOGRAFI

KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS AMBACANG KOTA PADANG

Apakah Anda puas dengan keramahan dan kepedulian para agen dalam memberikan pelayanan kesehatan? Apakah Anda merasa puas saat agen menanyakan nomor antrian dan identitas pasien saat penyerahan obat? Apakah Anda puas jika obat dikirimkan oleh apotek dalam kemasan yang baik?

Gambar 8. Kuesioner Responden
Gambar 8. Kuesioner Responden

Gambar

Tabel 1. Uji Validitas Pengetahuan Pasien Lansia terhadap Apoteker  Butir  Nilai r table  Nilai r hitung  Kritria
Tabel  2.  Uji  Validitas  Kepuasan  Pasien  Lansia  terhadap  Pelayanan  Kefarmasian
Tabel 4. Analisis Tingkat Kepuasan
Gambar 1. Kerangka Konsep Puskesmas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian berdasarkan kepuasan pasien JKN di unit rawat inap Puskesmas Dumai Barat sebagian besar responden menyatakan sangat puas terhadap kualitas pelayanan kesehatan

Menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan PERSETUJUAN untuk menjadi responden penelitian dan mengizinkan anak saya untuk menjadi responden yang berjudul