JEMMA (Jurnal of Economic, Management, and Accounting)
p-ISSN : 2615-1871/ e-ISSN : 2615-5850 http://www.ojs.unanda.ac.id/index.php/jemma/index
ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN INOVASI PRODUK, BRAND AWARENESS DAN PRODUCT KNOWLEDGE MELALUI PURCHASE
INTENTION SEBAGAI VARIABEL
(STUDI KASUS PRODUK OLAHAN KOPI DI IKM KABUPATEN BANTAENG)
Aulia Nur 1,a, Azlan Azhari 2,b,*, Fitriany 3,c
1, 2, 3 Program Studi Manajemen, Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia
a, b, c, Email: [email protected], [email protected], [email protected], dst
*Correspondent Email: [email protected]
Article History:
Received: 01-09-2023; Received in Revised: 02-09-2023; Accepted: 03-09-2023 DOI: http://dx.doi.org/10.35914/jemma.v6i2.2293
Abstrak
Persaingan bisnis di industri kopi yang semakin meningkat tidak hanya menjadi tantangan bagi pelaku IKM Kopi tetapi dapat menciptakan peluang untuk dapat berinovasi dan meningkatkan jumlah konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel inovasi produk, brand awareness dan product knowledge melaui purchase intention sebagai variabel intervening di IKM Kabupaten Bantaeng. Metode penelitian ini menggunakan analisis Smart PLS dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu variable inovasi produk, brand awareness dan product knowledge berpengaruh signifikan terhadap purchase intention, brand awareness dan purchase intention berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tetapi pada variabel inovasi produk dan product knowledge berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Sementara pada variabel inovasi produk, brand awareness dan product knowledge bepengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention. Hal ini disimpulkan bahwa variabel intervening mempunyai pengaruh besar yang dapat menghubungkan antara variabel eksogen dengan variabel endogen.
Kata kunci: Brand Awareness, Inovasi Produk, Keputusan Pembelian Product Knowledge, Product Intention
Abstract
Increasing business competition in the coffee industry is not only a challenge for coffee SMEs but can create opportunities to innovate and increase the number of consumers. This research aims to analyze the influence of the variables Product Innovation, brand awareness and product knowledge through purchase intention as an intervening variable in SMEs in Bantaeng Regency. This research method uses Smart PLS analysis with a purposive sampling technique. The results obtained from
this research, namely the variables of product innovation, brand awareness and product knowledge have a significant effect on purchase intention, brand awareness and purchase intention have a significant effect on purchasing decisions but product innovation and product knowledge variables have no significant effect on purchasing decisions. Meanwhile, in the product innovation variable, brand awareness and product knowledge have a significant influence on purchasing decisions through purchase intention. It is concluded that the intervening variables have a large influence that can link between the eksogen variables and the endogen variable
Keywords: Brand Awareness, Inovasi Produk, Keputusan Pembelian Product Knowledge, Product Intention
1. Pendahuluan
Kopi telah menjadi minuman yang sangat populer tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Bahkan hingga akhir tahun 2021 lalu, Indonesia termasuk dalam negara dengan konsumsi kopi terbesar kelima di dunia menurut data International Coffee Organization (ICO). Berdasarkan laporan Statistik Indonesia tahun 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi di Indonesia tercatat mengalami peningkatan hingga 794,8 ribu ton pada tahun 2022 dan akan meningkat sekitar 1,1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal tersebut mengisyaratkan bahwa industri kopi akan terus berkembang dan memiliki potensi pasar yang besar bagi perekonomian di Indonesia. Berdasarkan data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa bisnis produk kopi akan terus bersinar di tahun selanjutnya. Hal ini sejalan dengan data yang telah dirilis oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI (2020) bahwa estimasi konsumsi kopi dalam negeri dari tahun 2023-2026 diperkirakan akan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,83%
per tahun dimana konsumsi kopi dalam hal ini merupakan konsumsi rumah tangga dan non rumah tangga.
Usaha pasar lokal dan internasional untuk komoditas kopi dalam menciptakan peluang bagi seluruh pelaku yang terlibat dalam sistem agribisnis kopi menjadi tantangan tidak hanya bagi pengusaha kopi tetapi bagi para petani untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kopinya dalam memenuhi permintaan pasar. Banyaknya pelaku pasar dengan berbagai macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat perusahaan semakin sulit dalam merebut pasar pesaing. Persaingan bisnis yang semakin ketat menyebabkan perusahaan semakin sulit untuk meningkatkan jumlah konsumen. Persaingan yang ketat secara tidak langsung dapat mempengaruhi perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasarnya dimana situasi pasar akan berubah mengikuti perkembangan strategi perusahaan yang dilakukan (Agung et al, 2021).
Sesuai hasil observasi di lokasi penelitian bahwa produk olahan kopi yang dibudidayakan di Kabupaten Bantaeng adalah salah satu produk lokal yang diolah dan dipasarkan yang memiliki peran cukup penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan termasuk usaha Industri Kecil Menengah (IKM). Keberadaan IKM tersebut di Kabupaten Bantaeng sejak tahun 2016 atas bantuan dari Pemerintah Pusat, tentunya membawa berkah tersendiri bagi Kabupaten Bantaeng khususnya pelaku bisnis kopi sehingga dapat dikatakan bahwa industri kopi harus di manfaatkan dengan tepat untuk pemberdayaan dan kegiatan edukasi masyarakat dalam menghasilkan produk kopi yang berkualitas dan memiliki inovasi. Inovasi merupakan sebuah mekanisme dalam suatu bisnis untuk dapat beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis (Asnawati & Indriastuti, 2022).
Fenomena tersebut mendorong pelaku bisnis IKM agar dapat survive di kondisi persaingan yang ketat. Dalam menjalankan bisnis, diperlukan sistem manajemen pemasaran yang efektif, dimana perusahaan tidak hanya memproduksi produk tetapi juga dapat memasarkan produknya dengan memperhatikan komponen-komponen seperti inovasi produk, brand awaraness dan product knowledge. Setelah konsumen mengetahui produk yang akan mereka beli, baik dari segi inovasinya, bagaimana memunculkan merek dari kemasannya dan manfaat yang dapat diambil dari produk tersebut, maka kemudian akan timbul ketertarikan atau dapat disebut dengan minat beli (purchase intention). Ketertarikan konsumen terhadap sebuah produk akan menghasilkan keputusan pembelian, hal itu dapat terjadi jika pelaku bisnis memahami perilaku konsumen dan mengetahui pangsa pasar sasarannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Naharuddin et al (2023) bahwa keputusan konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk merupakan suatu tindakan yang lazim dijalani oleh setiap individu konsumen ketika mengambil keputusan membeli. Berangkat dari fenomena-fenomena tersebut yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian mengenai bagaimana mendorong keputusan pembelian dengan inovasi produk, brand awareness dan product knowledge melalui purchase intention sebagai variabel intervening (studi kasus produk olahan kopi di IKM Kab. Bantaeng)
2.
Metodologi
Penelitian ini dilakukan pada IKM Kopi di Kabupaten Bantaeng. Metode pada penelitian ini secara kuantitatif dengan menganalisis angka-angka untuk menjabarkan hasil penelitian (Sugiyono, 2013). Populasi didalam penelitian ini adalah semua orang yang telah mengkonsumsi produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng (merek garumbang, labbo dan turaya). Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Hair, yakni berdasarkan perhitungan jumlah indikator 20 x 5 = 100 sampel.
Variabel pada penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu variabel independen, intervening dan dependen. Dimana variabel independen dalam penelitian ini adalah Inovasi Produk (IP), Brand Awareness (BA) dan Product Knowledge (PK). Variabel intervening dalam penelitian ini adalah Purchase Intention (PI), sedangkan variabel dependen adalah Keputusan Pembelian (KP). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan kuesioner online (google form) dengan skala pengukuran menggunakan skala likert yang dianalisis menggunakan analisis data PLS (Partial Least Square). Adapun model yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Konseptual IP
BA
PK
KP PI
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Pada penelitian yang telah dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 100 orang konsumen produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng (merek Garumbang, Labbo dan Turaya). Adapun karakteristik responden dapat disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik
Responden Keterangan Jumlah
Jenis Kelamin Pria 70%
Wanita 30%
Usia 17-30 tahun 12%
31-40 tahun 56%
> 40 tahun 32%
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah responden laki-laki dengan persentase sebesar 70% lebih banyak dari responden wanita yang hanya sebesar 30%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen produk kopi didominasi oleh laki-laki dimana mereka memilih kopi sebagai minuman untuk memenuhi kebutuhannya dan banyak laki-laki dewasa yang merokok disertai dengan mengkonsumsi kopi yang jumlahnya tinggi.
Berdasarkan usia responden kebanyakan berusia dewasa/produktif yakni antara 31-40 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen kopi memang didominasi oleh kalangan dewasa.
Fakta ini juga terbukti secara empiris bahwa jumlah pecinta kopi di Indonesia terus meningkat dari usia muda hingga dewasa. Hasil pengujian dalam menganalisis variabel dan indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Analisa outer model
Gambar 2. Analisa outer model
Berdasarkan gambar analisa outer model diatas terlihat bahwa nilai loading factor >
0,70 yang mengisyaratkan bahwa nilai tersebut adalah nilai ideal. Model pengukuran (outer
model) digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Model yang terlihat pada gambar diatas merupakan model yang menspesifikasikan hubungan antar variabel laten dengan indikator-indikatornya.
Uji outer model
Berdasarkan tabel 2 Uji Outer Model yang disajikan dibawah ini terlihat bahwa nilai Average Variance Extracted (AVE) untuk semua variabel berada pada nilai > 0,5 dan dinyatakan valid, serta nilai loading factor > 0,7. Sehingga dapat dijelaskan bahwa semua item pertanyaan dalam kuesioner telah memenuhi persyaratan validitas.
Tabel 2. Uji Outer Model
Variabel/indikator Outer loading AVE Composite realibility
Cronbach’s Alpha
Inovasi Produk 0,594 0,854 0,773
IP1 0,739
IP2 0,837
IP3 0,787
IP4 0,714
Brand Awareness 0,690 0,898 0,849
BA2 0,827
BA3 0,721
BA4 0,883
BA5 0,880
Product Knowledge 0,629 0,871 0,804
PK1 0,800
PK2 0,754
PK3 0,786
PK4 0,831
Purchase Intention 0,625 0,909 0,880
PI1 0,807
PI2 0,782
PI3 0,756
PI4 0,766
PI5 0,828
PI6 0,803
Keputusan
Pembelian 0,629 0,894 0,852
KP1 0,781
KP2 0,776
KP5 0,827
KP6 0,771
KP7 0,808
1) Nilai Discriminant Validity
Tabel 3. Nilai Discriminant Validity
Berdasarkan tabel 3 Nilai Discriminant Validity menunjukkan bahwa konstruk memiliki diskriminan yang memadai yakni dengan membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading ataupun konstruk yang lain.
2) Nilai Collinearity Statistic (VIF)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar indikator, apakah indikator formatif mengalami multicollinearity dengan mengetahui nilai VIF. Jika nilai VIF berikisar antara 5-10 dapat dikatakan bahwa indikator tersebut terjadi multicollinearity. Dalam penelitian ini nilai VIF yang dijadikan sebagai ukuran adalah nilai VIF < 5.
Tabel 4. Nilai Collinearity Statistic (VIF) No. Indikator Collinearity Statistic Status
1 IP1 1,415 valid
2 IP2 1,759 valid
3 IP3 1,797 valid
4 IP4 1,614 valid
5 BA2 1,931 valid
6 BA3 1,540 valid
7 BA4 2,662 valid
8 BA5 2,549 valid
9 PK1 1,673 valid
10 PK2 1,581 valid
11 PK3 1,561 valid
12 PK4 1,843 valid
13 PI1 2,193 valid
14 PI2 2,083 valid
15 PI3 1,915 valid
Variabel Brand
Awareness
Inovasi Produk
Keputusan Pembelian
Product Knowledge
Purchase Intention Brand
Awareness 0,830
Inovasi Produk 0,675 0,771
Keputusan
Pembelian 0,804 0,693 0,793
Product
Knowledge 0,785 0,798 0,742 0,793
Purchase
Intention 0,741 0,758 0,822 0,785 0,791
No. Indikator Collinearity Statistic Status
16 PI4 2,085 valid
17 PI5 2,367 valid
18 PI6 2,152 valid
19 KP1 1,803 valid
20 KP2 1,711 valid
21 KP5 2,400 valid
22 KP6 2,104 valid
23 KP7 1,844 valid
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa nilai collinearity statistic (VIF) yang diperoleh dari Smart PLS menunjukkan bahwa semua item pernyataan memiliki nilai dibawah angka 5 dimana nilai VIF < 5 dinyatakan terbebas dari multikolinearitas. Pada data diatas item yang terbebas dari multikolinearitas dengan nilai collinearity statistic (VIF) terendah sebesar 1,415 dan nilai tertinggi 2.662 sehingga dapat dikatakan bahwa semua data bebas dari multikolinearitas karena tidak memiliki nilai diatas 5.
Uji Realibilitas
Berdasarkan pada tabel 2 diatas hasil dari kalkulasi Smart PLS maka diperoleh nilai cronbach’s alpha untuk semua item variabel dengan nilai cronbach’s alpha > 0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa skala pengukuran untuk semua kontruk telah dapat diandalkan (reliabel) (Hair et al., 2014)
Uji R Square (R2)
R Square digunakan untuk mengukur tingkat variansi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Chin (1998) bahwa jika nilai R-Square sebesar 0,67 dinyatakan kuat, 033 dinyatakan moderat dan 0,19 dinyatakan lemah. Berikut ini adalah hasil nilai R Square yang digunakan untuk mengukur tingkat variansi perubahan sesuai terbit jurnal
Tabel 5 Nilai R-Square
Variabel R Square R Square adjusted
Keputusan Pembelian 0,761 0,751
Purchase Intention 0,695 0,685
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai R-Square pada variabel keputusan pembelian sebesar 0,761. Artinya variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel purchase intention dan keputusan pembelian sebesar 76,1%, sedangkan sisanya sebesar 23,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari model penelitian ini. Nilai R-Square pada variabel purchase intention sebesar 0,695, artinya variabel purchase intention dapat dijelaskan oleh variabel keputusan pembelian, inovasi produk, brand awareness dan product knowledge sebesar 69,5%, sedangkan sisanya sebesar 30,5%
dijelaskan oleh variabel lain di luar dari model penelitian ini.
Pembahasan
Untuk mengetahui hubungan antar variabel laten dalam model penelitian ini dapat dilihat dari hasil estimasi koefisien jalur atau path coefficients dan tingkat signifikansinya atau P Value. Untuk menguji hipotesis pada penelitian yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya nilai P Value. Apabila nilai P Value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau berpengaruh secara signifikan yang dikorelasikan dengan nilai t-statistik, dimana nilai t- statistik > t-tabel. Nilai t-statistik adalah hasil estimasi path coefficients untuk menguji kekuatan pengaruh antar variabel dan menjelaskan ketegasan hubungan antar arah variabel.
Adapun penjelasannya dapat dilihat pada tabel 6 berikut
Tabel 6 Hasil Bootstrapping
Pengujian Hipotesis Path
Coeficients T Statistics P Values Inovasi Produk -> Purchase Intention 0,324 3,131 0,002 Inovasi Produk -> Keputusan Pembelian 0,052 0,433 0,665 Brand Awareness -> Purchase Intention 0,285 3,490 0,000 Brand Awareness -> Keputusan
Pembelian 0,418 3,817 0,000
Product Knowledge -> Purchase
Intention 0,302 2,833 0,005
Product Knowledge -> Keputusan
Pembelian 0,005 0,038 0,969
Purchase Intention -> Keputusan
Pembelian 0,468 4,331 0,000
Adapun pada penelitian ini dilakukan pengujian indirect effect untuk mengetahui pengaruh tidak langsung variabel laten independen pada variabel laten dependen dengan satu efek mediasi. Adapun untuk melihat hasil pengaruh tidak langsung disajikan pada tabel 6 di bawah ini
Tabel 7 Hasil Indirect Effets
Pengujian Hipotesis Path Coeficients T Statistics P Values Inovasi Produk -> Purchase
Intention-> Keputusan Pembelian 0,152 2,513 0,012 Brand Awareness -> Purchase
Intention-> Keputusan Pembelian 0,134 3,020 0,003 Product Knowledge -> Purchase
Intention-> Keputusan Pembelian 0,142 2,078 0,038
Berdasarkan penjelasan pada tabel 7 estimasi path coefficient diatas yang mencantumkan nilai P-Value maka dapat dijelaskan dengan hipotesis sebagai berikut :
1) Pengaruh Inovasi Produk Tehadap Purchase Intention
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi produk berpengaruh terhadap purchase intention, dimana nilai yang diperoleh berdasarkan tabel path coefficient memberikan nilai P
Value sebesar 0,002 sehingga nilai P Value < 0,05 yang tergolong sebagai kategori signifikan dengan nilai t statistics sebesar 3,131 > 1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,324 dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa inovasi produk berpengaruh terhadap purchase intention produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng, artinya inovasi produk menjadi pertimbangan yang sangat penting bagi konsumen dalam menentukan minat belinya (purchase intention). Hal ini menandakan bahwa persaingan di industri produk kopi begitu sengit dan biasanya produk yang dijual hampir mirip. Salah satu yang membedakannya adalah pemasaran dan inovasi dari produk itu sendiri. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Potabuga, et al (2022) bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Koefisien positif dalam hasil penelitian ini menjelaskan bahwa semakin baik inovasi produk yang ditawarkan maka akan meningkatkan minat beli konsumen bila dibandingkan dengan produk lain.
2) Pengaruh Brand Awareness Terhadap Purchase Intention
Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand awareness berpengaruh terhadap purchase intention, dimana nilai yang diperoleh berdasarkan tabel path coefficient memberikan nilai P Value sebesar 0,000 sehingga nilai P Value < 0,05 yang tergolong sebagai kategori signifikan dengan nilai t statistics sebesar 3,490 > 1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,285 dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa brand awareness berpengaruh terhadap purchase intention produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng, artinya brand awareness pada produk kopi di IKM Bantaeng sudah sangat baik dimana konsumen telah mengenali dan mengingat merek kopi tersebut dengan cukup detail yang dapat membangkitkan minat beli. Hal ini menandakan bahwa saat ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen sudah dikaitkan dengan brand/merek yang mampu memberikan citra khusus bagi penggunanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan Indah & Budiatmo (2019) bahwa berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui brand awareness mempunyai pengaruh terhadap minat beli dimana persepsi responden terhadap variabel brand awareness adalah tinggi, adapun indikator yang memiliki nilai di atas rata- rata adalah sepeda motor Honda Scoopy sangat mudah diingat di benak responden dan sangat mudah ditemukan di lingkungan sekitar, hal ini dikarenakan sepeda motor Honda Scoopy memiliki bentuk yang khas dibandingkan dengan sepeda motor merek lain.
3) Pengaruh Product Knowledge Terhadap Purchase Intention
Hasil penelitian menunjukkan bahwa product knowledge berpengaruh terhadap purchase intention, dimana nilai yang diperoleh berdasarkan tabel path coefficient memberikan nilai P Value sebesar 0,005 sehingga nilai P Value < 0,05 yang tergolong sebagai kategori signifikan dengan nilai t statistics sebesar 2,833 > 1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,302 dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa product knowledge berpengaruh terhadap purchase intention produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng, artinya konsumen akan melihat dan mencari informasi lebih detail mengenai produk pilihan mereka yang pada akhirnya akan menimbulkan minat beli. Hal ini menandakan bahwa seorang produsen ataupun pebisnis wajib untuk memahami produknya, mulai dari kemasan, harga, manfaat, dan plus minus dari produk tersebut. Pengetahuan
produk tersebut harus disampaikan sebagai petunjuk atas produk yang ditawarkannya kepada konsumen. Hasil penelitian ini sejalan dengan Effendi, et al (2022) bahwa variabel product knowledge dengan koefisien regresi sebesar 0,359 menunjukkan t-hitung 4,335 > t- tabel 1,98260 dengan tingkat signifikansi 0,000<0,05. Artinya bahwa variabel product knowledge secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat beli. sehingga dapat disimpulkan bahwa product knowledge berpengaruh positif terhadap minat beli diterima. Tingkat pengetahuan produk juga mempengaruhi minat beli konsumen yang secara umum, konsumen dengan pengetahuan produk yang lebih tinggi memiliki memori, pengenalan, analisis, dan kemampuan logika yang lebih baik daripada mereka yang memiliki pengetahuan produk yang lebih rendah.
4) Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dimana nilai yang diperoleh berdasarkan tabel path coefficient memberikan nilai P Value sebesar 0,665 sehingga nilai P Value > 0,05 dengan nilai t statistics sebesar 0,433 <
1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,052 dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak.
Hal ini mengisyaratkan bahwa inovasi produk yang dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap keputusan pembelian sehingga dapat mengindikasikan konsep inovasi produk menjadi suatu hal yang harus menjadi perhatian untuk ditingkatkan. Hal ini menandakan bahwa konsumen kopi di IKM Kabupaten Bantaeng terdiri dari berbagai karakteristik, dimana beberapa dari mereka tidak menjadikan inovasi produk sebagai hal yang utama dalam melakukan keputusan pembelian sehingga peneliti menjabarkan bahwa ketika konsumen telah loyal terhadap produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng tersebut, maka mereka tidak menjadikan inovasi produk sebagai alasan untuk tidak melakukan keputusan pembelian. Hasil penelitian ini sejalan dengan Ernawati (2019) bahwa variabel inovasi produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, diperoleh hasil uji parsial t-hitung, dimana nilai t-hitung dari inovasi produk sebesar 1,360 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,177 > 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,171, sehingga penelitian ini membuktikan bahwa variabel inovasi produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk.
5) Pengaruh Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa brand awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dimana nilai yang diperoleh berdasarkan tabel path coefficient memberikan nilai P Value sebesar 0,000 sehingga nilai P Value < 0,05 yang tergolong sebagai kategori signifikan dengan nilai t statistics sebesar 3,817 > 1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,418 dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa brand awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng, artinya persepsi konsumen tentang brand awareness produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng sudah sangat baik dimana hal tersebut menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan pembelian. Hal ini menandakan bahwa hubungan antara brand awareness dan keputusan pembelian merupakan bentuk dari tindakan konsumen yang dikarenakan konsumen mengetahui dan mengenali akan sebuah merek. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadayanti
(2019) bahwa brand awereness dapat berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Merek dapat memberikan manfaat yang besar bagi produsen maupun konsumen.
6) Pengaruh Product Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa product knowledge tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian dimana nilai yang diperoleh pada tabel path coefficient memberikan nilai P Value sebesar 0,969 sehingga nilai P Value > 0,05 yang tergolong sebagai kategori tidak signifikan dengan nilai t statistics sebesar 0,038 < 1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,005 dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa product knowledge tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng, artinya persepsi konsumen tentang product knowledge belum sepenuhnya menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan pembelian. Hal ini mengisyaratkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh lingkungan, kebudayaan, keluarga dan sebagainya yang membentuk sikap dalam melakukan pembelian sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan pertimbangan tertentu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2021) bahwa hasil analisis menunjukkan pengetahuan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukan pengaruh langsung (direct effect) yang dinyatakan memiliki pengaruh negatif tidak signifikan dibuktikan nilai original sample sebesar -0,021 dan P Values 0,879 >
0,05. Artinya semakin pengetahuan ditingkatkan, maka keputusan pembelian semakin menurun. Hal ini menggambarkan bahwa pengetahuan tidak mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian kosmetik halal.
7) Pengaruh Purchase Intention Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa purchase intention berpengaruh terhadap keputusan pembelian dimana nilai yang diperoleh berdasarkan tabel path coefficient memberikan nilai P Value sebesar 0,000 sehingga nilai P Value < 0,05 yang tergolong sebagai kategori signifikan dengan nilai t statistics sebesar 4, 331 > 1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,468 dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa purchase intention berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng, artinya semakin tinggi minat beli yang dimiliki oleh konsumen maka akan semakin tinggi pula konsumen memilih untuk membeli. Begitu pula sebaliknya semakin rendah minat beli maka akan semakin rendah pula konsumen memilih untuk membeli. Ketertarikan konsumen terhadap sebuah produk akan menghasilkan keputusan pembelian, hal itu dapat terjadi bila konsumen mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka pilih berkualitas baik dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi keinginan dan harapan konsumen. Dengan kata lain, produk tersebut mempunyai nilai dan mutu yang tinggi di mata konsumen. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aditanaya (2022) bahwa sesuai temuan analisis diketahui minat beli konsumen mempunyai pengaruh signifikan pada keputusan pembelian. Diketahui t-hitung 4,926 melebihi besaran t-tabel yakni 1,985 ada di wilayah penolakan H0 dimana
signifikansinya bernilai 0,000 yang kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan yakni (α=0,05). Hal ini menegaskan bahwa faktor yang menarik konsumen adalah minat beli karena dengan adanya minat beli konsumen akan lebih tertarik dalam menentukan proses pembelian.
8) Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention dimana nilai yang diperoleh berdasarkan tabel path coefficient memberikan nilai P Value sebesar 0,012 sehingga nilai P Value < 0,05 yang tergolong sebagai kategori signifikan dengan nilai t statistics sebesar 2, 513 > 1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,152 dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng, artinya semakin baik inovasi produk yang dihasilkan, maka keputusan pembelian akan terjadi melalui minat beli dari konsumen karena ada rasa ketertarikan dari produk tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan Khomsin (2022) bahwa berdasarkan pada hasil pengujian direct, indirect, dan total effect, bahwa pengaruh langsung pengetahuan produk oleh konsumen terhadap keputusan pembelian sebesar 0,198, pengaruh tidak langsung pengetahuan produk oleh konsumen terhadap keputusan pembelian melalui minat beli sebesar 0,217, serta pengaruh total sebesar 0,414, ini menunjukkan bahwa, minat beli mampu memberikan peran besar terhadap peningkatan pengaruh pengetahuan produk terhadap keputusan pembelian. Minat beli sebagai variabel mediasi memberikan pengaruh cukup besar dan signifikan antara variabel pengetahuan produk terhadap keputusan pembelian.
9) Pengaruh Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Purchase Intention
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa brand awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention dimana nilai yang diperoleh tabel path coefficient memberikan nilai P Value sebesar 0,003 sehingga nilai P Value < 0,05 yang tergolong sebagai kategori signifikan dengan nilai t statistics sebesar 3,020 > 1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,134 dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa brand awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng, artinya brand awareness untuk produk kopi di IKM Bantaeng sudah cukup baik karena dapat meningkatkan minat beli konsumen yang pada akhirnya akan memutuskan pembelian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Salsabiela (2022) yang menyatakan bahwa direct effect brand awareness terhadap keputusan pembelian memiliki koefisien jalur berpengaruh positif dengan skor sebesar 0447 dan skor t-statistic 4.437 > t-tabel 1.96, maka dapat diambil kesimpulan bahwa korelasi langsung antara brand awareness terhadap keputusan pembelian memberi pengaruh positif signifikan kemudian indirect effect dari brand awareness terhadap keputusan pembelian melalui minat beli memiliki korelasi positif dan signifikan
10) Pengaruh Product Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Purchase Intention
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa product knowledge berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention dimana nilai yang diperoleh berdasarkan tabel path coefficient memberikan nilai P Value sebesar 0,038 sehingga nilai P Value < 0,05 yang tergolong sebagai kategori signifikan dengan nilai t statistics sebesar 2,078 > 1,985 (t tabel), dengan pengaruh sebesar 0,142 dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa product knowledge berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention produk kopi di IKM Kabupaten Bantaeng, artinya product knowledge yang diberikan kepada konsumen produk Kopi di IKM Kabupaten Bantaeng sudah baik dimana pengetahuan produk bergantung kepada kesadaran konsumen atau pengertian tentang produk atau kepercayaan konsumen. Hal ini sejalan dengan penelitian Shifa & Nurjanah (2022) bahwa product knowledge berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan minat beli. Hasil uji t antara Product Knowledge (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) adalah sebesar 6,445 sedangkan t Tabel sebesar 1,653. Yang artinya 6,445 > 1,653 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menandakan bahwa variabel Product Knowledge berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Dan hasil uji t antara Minat Beli (Z) terhadap Keputusan Pembelian (Y) adalah sebesar 2,321 sedangkan t Tabel sebesar 1,653. Yang artinya 2,321 > 1,653 dengan tingkat signifikansi 0,021 < 0,05.
Hal ini menandakan bahwa variabel Minat Beli berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
Nilai koefisien regresi variabel product knowledge, adalah sebesar 0,419, artinya jika product knowledge mengalami kenaikan sebesar 1 maka minat beli akan mengalami kenaikan sebesar 0,419.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa inovasi produk secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik inovasi produk kopi yang dihasilkan maka semakin meningkatkan purchase intention konsumen. Brand awareness secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention.
Hal ini menunjukkan semakin kuat brand awareness yang dimiliki oleh produk kopi maka konsumen akan semakin mengenali dan mengingat merek kopi tersebut dengan detail yang dapat membangkitkan minat beli. Product knowledge secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan konsumen terhadap produk kopi maka semakin besar minat beli konsumen.
Inovasi produk secara langsung tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi produk yang dilakukan selama ini belum dirasakan optimal sehingga membuat konsumen belum memutuskan untuk melakukan pembelian. Brand awareness secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa brand awareness pada produk kopi tersebut sudah kuat dibenak konsumen sehingga melakukan keputusan pembelian. Product knowledge secara langsung tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan konsumen terhadap produk kopi dianggap belum optimal sehingga masih menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan pembelian. Purchase intention secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi minat beli yang dimiliki oleh konsumen maka akan semakin mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.
Inovasi produk secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention. Hal ini menunjukkan bahwa purchase intention menjadi mediasi parsial hubungan antara inovasi produk terhadap keputusan pembelian, artinya semakin baik inovasi produk yang dihasilkan, maka akan meningkatkan minat beli yang akan berdampak pada keputusan pembelian. Brand awareness secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention. Hal ini menunjukkan bahwa purchase intention menjadi mediasi parsial hubungan antara brand awareness terhadap keputusan pembelian, artinya semakin tinggi brand awareness produk kopi maka dapat meningkatkan minat beli konsumen sehingga dapat mempengaruhi memutuskan pembelian konsumen. Product knowledge secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui purchase intention. Hal ini menunjukkan bahwa purchase intention menjadi mediasi penuh hubungan antara product knowledge terhadap keputusan pembelian., artinya semakin baik pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen produk kopi maka akan meningkatkan minat beli yang berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan simpulan tersebut di atas, maka disarankan beberapa hal yakni, terkait inovasi produk; Pelaku IKM Kopi di Kabupaten Bantaeng hendaknya terus melakukan inovasi, dengan cara mengembangkan kemasan produk, seperti mengeluarkan model dan perpaduan warna yang baru untuk kemasannya agar lebih menarik perhatian konsumen.
Terkait brand awareness ; Pelaku IKM Kopi di Kabupaten Bantaeng dapat meningkatkan brand awareness dengan cara lebih gencar dalam memperkenalkan karakteristik merek kopi mereka seperti ditampilkan di majalah, sosial media dan papan billboard agar dapat menonjolkan keunikan yang dimiliki. Terkait product knowledge; Pelaku IKM Kopi di Kabupaten Bantaeng hendaknya terus mempromosikan dan meningkatkan pengetahuan konsumen mengenai produk kopi mereka seperti menggunakan brand ambassador karena hal ini yang membuat konsumen dapat tertarik untuk melakukan pembelian. Terkait purchase intention; Minat beli konsumen produk kopi merek Garumbang, Labbo dan Turaya dapat ditingkatkan dengan terus memberikan informasi mengenai produk, melakukan promo, varian baru dan informasi lainnya mengenai tawaran produk di media sosial. Terkait keputusan pembelian; Pelaku IKM Kopi di Kabupaten Bantaeng hendaknya dapat memperhatikan inovasi produk, brand awareness dan product knowledge serta minat beli seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian selanjutnya, maka penentuan variabel independen dapat dilakukan dengan memperluas cakupan variabel yang sudah ada (inovasi produk, brand awareness, product knowledge). Peneliti selanjutnya juga bisa menggunakan metode lain dalam meneliti keputusan pembelian melalui purchase intention dengan lokus penelitian yang berbeda.
5. Daftar Pustaka
Agung, Rizal, Gabriel Yudhistira H & Rifqi Aziz. 2021. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persaingan dan Pertumbuhan Pasar : Pemimpin, Pesaing, Pengikut, Nicher (Suatu Literature Review). Jurnal Manajemen Ilmu Terapan. Volume 2 Issue 4. E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246.
Asnawati & Indriastuti, Herning. 2022. Analisis Inovasi Produk dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran. CV. Literasi Nusantara Abadi, Malang
Badan Pusat Statistik. 2023. Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta.
Efendi, Bahtiar, Fuat Setiyawan & Margi Astuti. 2022. Pengaruh Country of Origin, Citra Merk, Perceived Quality dan Product Knowledge Terhadap Minat Beli (Studi Pada Sepeda Motor Yamaha Nmax di Mataram Sakti Wonosobo). Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Perbankan Syariah, Vol.2 No.5, ISSN : 2809-7580.
Ernawati, Diah. 2019. Pengaruh Kualitas Produk, Inovasi Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Hi Jack Sandals Bandung. Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 7 Nomor 1.
Khomsin, Moh Ali, Mochamad Edris & Joko Utomo. 2022. Pengaruh Green Marketing, Pengetahuan, Inovasi Produk Terhadap Minat Beli dan Keputusan Pembelian.
Jurnal Bisnis dan Pemasaran Digital. ISSN 2798-3293, Vol 1, No 2, 2022, 107-124 Naharuddin, Mukhtar Hamzah & Fitriany. 2023. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Word
Of Mouth (WoM) Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Kepercayaan Sebagai Variabel Intervening Pada Catering CV. Narsa Makassar. Jurnal Pelopor Manajemen Indonesia.
Potabuga, Faradilla Wulandari, Idris Yanto Niode & Yulinda L. Ismail. 2022. Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Minat Beli Motor Yamaha di Outlet Yamaha 3s Ahmad Yani. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis P-ISSN 2620-9551 E-Issn 2622-1616
Jambura: Vol 5. No 2. September 2022 Website
Jurnal:http://Ejurnal.Ung.Ac.Id/Index.Php/Jimb.
Salsabiela, Fauzia Hanum, Sari Listyorini & Dinalestari Purbawati. 2022. Pengaruh Pemilihan Brand Ambassador dan Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Minat Beli Konsumen Kopi Lain Hati Wonosobo. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol. 11, No. 3, 2022 e-ISSN 2746-1297.
Shifa, Adelin dan Nurjannah,S. 2022. Pengaruh Social Media Marketing, Product Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Ramen Melalui Minat Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Manajemen.
Sugiyono, P. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung. CV.
Alfabeta