PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Faktor apa saja yang menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik di MIN 1 Lombok Tengah tahun ajaran 2017/2018? Faktor-faktor yang menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik di MIN 1 Lombok Tengah tahun pelajaran 2017/2018. Peneliti : Dalam menerapkan Pendekatan Ilmiah pada kegiatan komunikasi, apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan apa yang telah dipelajari/didiskusikan?
Rumusan dan Masalah
Tujuan dan Manfaat
Hasil penelitian ini merupakan kontribusi terhadap body of knowledge di bidang pendidikan khususnya proses pembelajaran di MI dengan menggunakan pendekatan saintifik. Informasi mengenai bentuk-bentuk permasalahan guru dalam pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan saintifik di MIN 1 Lombok Tengah tahun pelajaran 2017/2018 dapat dijadikan acuan bagi kepala sekolah dan pihak terkait untuk menentukan langkah-langkah peningkatan kinerja guru agar mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh kurikulum 2013.
Ruang Lingkup dan Seting Penelitian
Telaah Pustaka
Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian yang telah dilakukan karena sama-sama mengkaji pendekatan saintifik dari sudut pandang guru. Temuan penelitian dari Muliatina berjudul “Hambatan guru dalam menerapkan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 di SDN Teupin.
Kerangka Teori
Pandangan ini juga ditegaskan bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada siswa untuk mengetahui, memahami dan mempraktekkan apa yang dipelajari secara ilmiah. Dalam pendekatan sains, guru diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berjejaring atau mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.
Metode Penelitian
60 Dalam penelitian ini telah dilakukan triangulasi teknik dengan cara mengamati proses pembelajaran di kelas V MIN 1. Berdasarkan pemaparan di atas maka dalam penelitian ini dilakukan pengecekan keabsahan data melalui triangulasi teknik.
Sistematika Pembahasan
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Seluruh guru di MIN 1 Lombok Tengah memiliki kualifikasi minimal S1, sehingga dapat dikatakan bahwa para pendidik tersebut telah memiliki kemampuan profesional yang mumpuni untuk mengimplementasikan persyaratan kurikulum 2013, seperti yang disampaikan dalam wawancara dengan kepala sekolah, sebagai berikut: “Karena semua guru di sini berkualifikasi S1 dalam bidang pendidikan, maka menurut saya sangat tepat jika madrasah ini dijadikan sebagai sekolah percontohan penerapan kurikulum 2013 di Lombok Tengah”. Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tersebut di atas dibutuhkan untuk memenuhi jumlah siswa MIN 1 Lombok Tengah yang besar, rata-rata jumlah siswa per rombongan belajar > 30 siswa.
Penerapan Pendekatan saintifik di MIN 1
Hal ini diperoleh dari hasil observasi di Kelas V/A “Siswa diwajibkan membaca topik yang terdapat dalam Modul”. 71 Kemudian di Kelas V/B “Siswa membaca teks yang terdapat dalam modul” 72 Begitu pula di Kelas V/C “Guru meminta siswa membaca teks yang terdapat dalam modul”. Sedangkan untuk isi pembelajaran yang tidak tertera di buku, guru akan memaparkannya di papan tulis atau menggunakan media atau benda yang ada di sekitar kelas seperti pada catatan observasi di Kelas Q/A “Guru meminta siswa untuk mengamati contoh balok. Hal ini ditunjukkan dengan catatan observasi di Kelas Q/A “Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang diamati dan dibaca, tetapi meminta siswa untuk menjawab pertanyaan yang sudah ada di Modul”.79 Metode ini juga mirip dengan hasil observasi di Kelas V/B “Guru yang bertanya bukan siswa".
Namun, setiap wali kelas dalam wawancaranya menyatakan selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang mereka amati sebagai berikut. Saya memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya kepada siswa untuk bertanya atau menanggapi apa yang mereka amati”83. Fakta ini termuat dalam catatan observasi kelas V/A “Sumber belajar untuk memperoleh informasi hanya modul yang dimiliki siswa”. 85 Begitu pula dengan catatan observasi kelas V/B “Guru hanya menggunakan.
Hal ini diperkuat seperti berikut hasil wawancara dengan siswa: “sering lewat modul kita belajar, kita cari jawaban disana”90. Sedangkan observasi di Kelas V/B menunjukkan bahwa “Pembelajaran tidak dilakukan secara berkelompok”. 91 Juga di Kelas V/C “Guru tidak melaksanakan pembelajaran dengan membentuk kelompok” 92 serta pernyataan dari siswa ketika ditanya tentang kebiasaan mereka belajar berkelompok sebagai berikut: “Kadang-kadang sama dengan teman-teman saya, tetapi kebanyakan kami menjawab dulu secara terpisah di modul” 93.
Kesulitan Guru dalam menerapkan Pendekatan saintifik
Namun W.V.A menyampaikan pernyataan lain terkait media yang masih kurang untuk dijadikan bahan kegiatan observasi sebagai berikut. Juga berdasarkan informasi dari W.V.C sebagai berikut; “Tidak ada kesulitan karena siswa sangat antusias dalam bertanya, kami sebagai guru sebagai fasilitator memberikan jawaban.”108. Seperti yang telah dijelaskan pada uraian penerapan pendekatan saintifik di MIN 1 Lombok Tengah di atas, guru jarang mengarahkan siswa untuk merumuskan pernyataan berdasarkan pengamatannya.
Penjelasan lain mengenai pemanfaatan fasilitas sekolah yang ada sebagai sumber informasi dikemukakan oleh W.V.C sebagai berikut; “Biasanya tidak, karena perkembangan internet anda bisa mengetahui sendiri apa yang telah dipelajari”110. Selain itu, terkadang guru juga meminta siswa untuk membawa benda tertentu untuk digunakan sebagai sumber informasi, seperti yang dijelaskan oleh W.V.A berikut ini. Seperti yang telah dijelaskan pada uraian penerapan pendekatan saintifik di MIN 1 Lombok Tengah di atas, dapat dikatakan bahwa guru kesulitan mengorganisasikan siswa untuk mengolah informasi secara berkelompok.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan tahap ini, siswa mencari dan mengolah informasi secara individu seperti yang dijelaskan oleh W.V.C ketika ditanya tentang bagaimana memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi sebagai berikut. Informasi ini juga merupakan hasil wawancara dengan siswa ketika ditanya tentang kebiasaan mereka tampil di depan kelas dan mengalihkan tugasnya sebagai berikut.
Faktor Penyebab Guru Berkesulitan
Oleh karena itu guru harus selalu melatih siswa untuk dapat mengungkapkan pikirannya di depan orang lain. Kurikulum 2013 sudah ada modelnya, seperti RPP karena sudah terpaku di buku guru, artinya kita ikuti di situ, langkah-langkah pembelajarannya sudah ada di buku guru, yang ditentukan di sana. Pernyataan ini semakin menegaskan bahwa guru lebih terpaku pada buku guru dan modul siswa sebagai rancangan kegiatan pembelajaran.
Meskipun langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dijelaskan dalam modul atau buku teks guru, namun guru harus mengubah pembelajaran agar sesuai dengan lingkungan belajar siswa MIN 1 Lombok Tengah. Jumlah siswa yang besar seperti yang dijelaskan di atas tampaknya menjadi faktor yang menyebabkan guru kesulitan untuk menggunakan pendekatan saintifik seperti yang dijelaskan dalam dasar pemikiran. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa kelengkapan media merupakan salah satu faktor yang menyebabkan guru kesulitan dalam menggunakan pendekatan saintifik.
Berdasarkan keterangannya ketika ditanya apakah ada pembaharuan media pembelajaran yang digunakan setelah adanya tuntutan penerapan pendekatan saintifik pada implementasi kurikulum 2013, beliau menjawab; “Menurut saya pemutakhiran media tergantung materi pembelajaran, tapi untuk saat ini ya, tapi masih bisa kita gunakan”123 Pernyataan tersebut menandakan bahwa di Madrasah tidak ada penambahan dan pemutakhiran media pembelajaran, sehingga tidak heran jika guru terlalu terpaku pada modul siswa dan jarang menggunakan media. Berdasarkan uraian faktor penyebab dapat disimpulkan bahwa poin pertama dapat digolongkan sebagai faktor internal karena berasal dari dalam diri guru, sedangkan poin kedua dan ketiga termasuk dalam faktor eksternal karena berasal dari lingkungan tempat guru mengajar.
PEMBAHASAN
Penerapan Pendekatan saintifik di MIN 1
Kesulitan Guru dalam menerapkan Pendekatan saintifik
Faktor Penyebab Guru Berkesulitan
Peneliti : Apakah Ibu pernah mendapat arahan dari kepala sekolah tentang penggunaan pendekatan saintifik dalam implementasi kurikulum 2013. Peneliti : Apakah Ibu pernah mendapatkan pendidikan dan pelatihan penggunaan pendekatan saintifik dalam implementasi kurikulum 2013?
Peneliti: Saat menerapkan Pendekatan Ilmiah pada kegiatan inkuiri, apakah Anda memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertanyakan apa yang mereka amati, baca atau dengar? Peneliti : Jika anda menerapkan Pendekatan Ilmiah pada kegiatan penalaran, anda memfasilitasi siswa untuk mendiskusikan hasil pengumpulan informasi. Peneliti : Dengan menerapkan Pendekatan Ilmiah pada kegiatan penalaran, Bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat karya atau laporan sederhana.
Peneliti : Apakah Anda merasa kesulitan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan apa yang telah mereka pelajari? Peneliti : Pada saat menggunakan pendekatan saintifik dalam kegiatan komunikasi, apakah bapak mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang apa yang telah mereka pelajari hari itu? Peneliti : Pada saat menggunakan pendekatan saintifik dalam kegiatan berpikir, apakah bapak lebih memudahkan siswa untuk mendiskusikan hasil pengumpulan informasi.
Peneliti : Apakah Ibu pernah mendapat bimbingan dari kepala sekolah tentang penggunaan pendekatan saintifik dalam penerapan kurikulum 2013?
PENUTUP
Simpulan
Penerapan pendekatan saintifik di MIN 1 Lombok Tengah tahun pelajaran 2017/2018 menunjukkan proses yang belum menerapkan setiap langkah kerja pendekatan secara utuh dan berjenjang. Ketidaklengkapan ini tercermin dari belum terlaksananya dan optimalnya pelaksanaan setiap langkah kerja dari pendekatan saintifik. Selanjutnya pelaksanaan tahap tanya jawab tidak ditujukan untuk membantu siswa merumuskan soal, melainkan hanya menjawab soal yang ada di buku atau modul.
Beberapa hal yang menyebabkan guru sulit menerapkan pendekatan saintifik antara lain (1) guru kesulitan mengorganisasikan siswa sedemikian rupa sehingga dapat melakukan pembelajaran secara maksimal, terutama jika belajar di luar kelas. Kesulitan guru MIN 1 Lombok Tengah tahun pelajaran 2017/2018 dalam menerapkan pendekatan saintifik disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
Saran
Peneliti : Apakah anda merasa kesulitan saat memfasilitasi siswa untuk mengamati, membaca atau mendengarkan suatu topik pembelajaran? Peneliti : Apakah Bapak merasa kesulitan ketika memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertanyakan apa yang telah mereka amati, baca atau dengar? Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan ketika mengajak siswa untuk menarik kesimpulan tentang apa yang telah mereka pelajari hari itu?
Peneliti : Apakah bapak pernah mendapat bimbingan dari kepala sekolah tentang penerapan pembelajaran berbasis sains dalam implementasi kurikulum 2013? Peneliti : Apakah Bapak merasa kesulitan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat karya atau laporan sederhana?
Peneliti : Pada saat menerapkan pembelajaran berbasis sains dalam kegiatan komunikatif, apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan apa yang telah dipelajari/didiskusikan? Investigator: Saat menerapkan pendekatan ilmiah untuk kegiatan bertanya, apakah Anda memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan apa yang mereka amati, baca, atau dengar? Peneliti : Pada saat menerapkan pendekatan saintifik pada kegiatan penalaran, fasilitasi siswa untuk mendiskusikan hasil pengumpulan informasi.
Peneliti : Dalam menerapkan pendekatan saintifik pada kegiatan komunikasi, apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan apa yang dipelajari/didiskusikan?