• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEWENANGAN KPK (KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 19 TAHUN 2019 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DITINJAU DARI FIQIH SIYASAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KEWENANGAN KPK (KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 19 TAHUN 2019 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DITINJAU DARI FIQIH SIYASAH"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan masalah

Apakah pandangan perundangan politik terhadap kewibawaan KPK terhadap Undang-undang no. 19 tahun 2019 mengenai pindaan kedua yang disebut.

Batasan masalah

Tujuan penelitian

Kegunaan penelitian

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam menunjang pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis sendiri di bidang hukum tata negara. Temuan penelitian ini menjadi masukan bagi penulis yang sangat bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pemberantasan korupsi. Dapat memberikan kejelasan kepada masyarakat mengenai peran dan eksistensi lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kegiatan pemberantasan korupsi.

Definisi operasional

Penelitian terdahulu

Sebelas penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian normatif dan kepustakaan, sedangkan penelitian terdahulu merupakan penelitian yang mendekati metode penelitian empiris atau penelitian lapangan, dan penelitian terdahulu tidak memuat variabel hukum Islam untuk menjelaskan kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi. Tesis yang ditulis oleh Benu Pangetsu, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, berjudul Independensi Hukum PKC: Kajian Teoritis dan Praktis. Bedanya, tesis ini membahas tentang urgensi dan tantangan KPK dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, sedangkan penelitian ini khusus membahas kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi pasca revisi peraturan yang mengaturnya.

Metode penelitian

  • Sistematika penulisan

Bahan data sekunder adalah bahan yang dapat membantu menganalisis dan memahami sumber data primer, seperti buku, jurnal, teori profesi hukum, dan lain-lain. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Setelah peneliti mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan dan menganalisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Untuk memudahkan analisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mana data diperoleh dengan cara mengklarifikasi dan menganalisis norma-norma yang bermasalah terkait KPK untuk menarik kesimpulan. Dalam menyusun dan menulis skripsi ini, kami berpedoman pada prinsip-prinsip atau pedoman yang telah diedit dan ditulis dalam Panduan Penulisan Proposal Skripsi Fakultas Syariah IAIN Bengkulu Tahun 2018.

Kegunaan sistematika penulisan adalah untuk memudahkan pembaca memahami isi skripsi ini, hendaknya peneliti menyatakan sistematika penulisannya, sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: bagian awal meliputi halaman judul, halaman pengesahan , halaman pengesahan, halaman moto, halaman dedikasi, halaman deklarasi, halaman abstrak, kata pengantar dan daftar isi. Selain itu, teori penegakan hukum meliputi: dari definisi, pendapat para ahli seperti hakikat hukum, budaya hukum, struktur hukum, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum. Berikutnya adalah teori peraturan perundang-undangan yang meliputi: peraturan perundang-undangan, asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan, hierarki peraturan perundang-undangan, pembentukan peraturan perundang-undangan.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah pandangan Islam terhadap penelitian ini. Peneliti mengadopsi konsep al Hisbah yang meliputi: pengertian para ahli, syarat-syarat pejabat al Hisbah, tugas wilayah al Hisbah dan kewenangan wilayah al Hisbah, sebagai pendekatan ilmiah yang dijadikan alat dan pisau analisis sebagai tonggak sejarah dalam bidang al Hisbah. pembahasan dan pemecahan masalah dalam skripsi ini.

TINJAUAN TEORI

Teori penegakan hukum

Penegakan hukum adalah proses upaya penegakan atau memfungsikan norma hukum yang nyata sebagai pedoman bagi para pelaku lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bermasyarakat. Penegakan hukum merupakan upaya mewujudkan gagasan dan konsep hukum yang diharapkan masyarakat. Penegakan hukum merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal.30 Pengertian penegakan hukum juga dapat diartikan sebagai penyelenggaraan keadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dan oleh siapa saja yang mempunyai kepentingan sesuai dengan kewenangannya masing-masing berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.31.

Soerjono Soekanto mengatakan penegakan hukum adalah kegiatan mengkoordinasikan hubungan antara nilai-nilai yang dituangkan dalam aturan-aturan keras dan sikap-sikap sebagai rangkaian tahap akhir penerjemahan nilai. Sudarto, S.H.,: “Cakupan penegakan hukum sangat luas, tidak hanya berkaitan dengan tindakan ketika telah terjadi atau diduga telah terjadi suatu kejahatan, tetapi juga untuk menjaga kemungkinan terjadinya suatu kejahatan. Hal-hal tersebut adalah kebiasaan, pendapat, cara berpikir dan bertindak, baik dari pihak penegak hukum maupun dari anggota masyarakat, substansi dan aparatur saja tidak cukup untuk membuat sistem hukum dapat berjalan.

Faktor Hukum Dalam praktik penerapan hukum di lapangan, terdapat pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, karena konsep keadilan merupakan rumusan yang abstrak, sedangkan kepastian hukum merupakan prosedur yang ditentukan secara normatif. Padahal, suatu kebijakan atau tindakan yang tidak sepenuhnya berdasarkan undang-undang adalah sesuatu yang dapat dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang. Oleh karena itu penyelenggaraan hukum pada hakikatnya tidak hanya mencakup penegakan hukum, tetapi juga pemeliharaan perdamaian, karena penyelenggaraan hukum sebenarnya merupakan suatu proses harmonisasi nilai-nilai aturan dan pola perilaku yang sebenarnya, yang tujuannya adalah untuk mencapai perdamaian. .

Faktor Penegakan Hukum Fungsi hukum, mentalitas atau kepribadian aparat penegak hukum memegang peranan penting: jika peraturannya bagus, tetapi kualitas aparatnya kurang baik, maka ada masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan dalam penegakan hukum adalah pola pikir atau kepribadian aparat penegak hukum. Faktor Masyarakat Penegakan hukum bersumber dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai perdamaian dalam masyarakat.

Setiap warga negara atau kelompok sedikit banyak mempunyai kesadaran hukum, permasalahan yang muncul adalah tingkat kepatuhan hukum yaitu tinggi, sedang atau rendahnya kepatuhan hukum. Adanya derajat kepatuhan hukum suatu masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang bersangkutan. Menurut Soerjono Soekanto, kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur agar masyarakat memahami bagaimana seharusnya bertindak, bertindak dan menentukan sikapnya ketika berhubungan dengan orang lain.

Teori perundang-undangan

Prinsip ini boleh dibaca dalam Perkara 13 Peruntukan Am Perundangan (selepas ini dirujuk sebagai A.B.) yang terjemahannya berbunyi seperti berikut: "Undang-undang hanya mengikat untuk masa hadapan dan tidak mempunyai kesan retroaktif.". Undang-undang yang lebih tinggi mengatasi undang-undang yang lebih rendah (lex superiori derogate lex inferiori). Undang-undang khusus mengatasi undang-undang am (lex specialis derogate lex generalis).

Artinya, undang-undang atau peraturan lama (yang lama) menjadi tidak berlaku jika pihak yang berwenang menegakkannya. Menurut Hans Nawiasky, Norma Dasar Negara memuat norma-norma hukum yang menjadi dasar pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar suatu negara (staatsverfassung), termasuk norma-norma perubahannya. 29 Jadi pokok atau peraturan dasar negara adalah petunjuk, sumber, landasan, dan landasan terbentuknya suatu undang-undang (Formell Gesetz) dan peraturan-peraturan yang lebih rendah yaitu peraturan perundang-undangan, yaitu peraturan-peraturan yang dapat langsung mengikat setiap orang.

Norma dalam hukum (Formell Gesetz) adalah norma hukum yang lebih konkrit dan rinci serta dapat diterapkan secara langsung dan mengikat dalam masyarakat. Menurut Maria Farida Indrati, di Indonesia hanya undang-undang yang dapat berfungsi baik sebagai aturan formal maupun aturan substantif. Sebab undang-undang merupakan suatu keputusan (perundang-undangan) yang dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama antara DPR dan Presiden, serta merupakan peraturan yang mengikat masyarakat.

33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Ketentuan Pasal 90 Undang-Undang tentang Pengantar Undang-Undang mengatur mengenai sosialisasi undang-undang yang telah diundangkan. Hakim dalam lembaga ini disebut muhtasib, yang bertugas mengawasi berlaku atau tidaknya undang-undang ketertiban umum dan kesusilaan. atau tidak, yang tidak dapat dilanggar oleh siapapun.

Ada empat syarat yang harus dipenuhi agar pemerintahan Islam di Madinah layak disebut negara, yaitu: wilayah, pemerintahan, umat, dan hukum. Sedangkan tugas al-Muhtasib adalah memantau apakah berlaku hukum dan moral umum yang tidak boleh dilanggar oleh siapa pun. ANALISIS KEWENANGAN KPK (KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI) BERDASARKAN UNDANG NO. 19 TENTANG PEMBERANTASAN DUKUNGAN KORUPSI TAHUN 2019 DILAKUKAN DARI FIQIH SIYASAH.

Sebab untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemberantasan tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini belum dapat dilaksanakan secara maksimal. Sementara menurut Deni, revisi UU KPK telah mengalami berbagai perubahan, bahkan harus dimaknai sebagai pengenalan kontrol, khususnya eksekutif, di tubuh KPK. Oleh karena itu, dalam Pasal 40 UU No. 30 Tahun 2002, dalam menangani perkara korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak berwenang mengeluarkan perintah penghentian penyidikan dan penuntutan pidana terhadap perkara tindak pidana korupsi. Namun dalam undang-undang setelah direvisi disebutkan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai kewenangan menghentikan penyidikan dan .

Pandangan siyasah fiqh sebelum dan sesudah revisi, antara lembaga Al-Hisbah dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), para ulama menilai UU No 30 Tahun 2002 sudah sesuai dengan kewenangan Al Hisbah dalam menjalankan amanahnya. memberantas korupsi, karena sesuai dengan asas amar ma'ruf nahi munkar yaitu amar ma'ruf dan nahi munkar, namun UU No 19 Tahun 2019 tidak sesuai dengan lembaga al hisbah karena menurut ulama KPK terbaru Undang-undang juga menghambat kewenangan KPK dalam menjalankan tugasnya.

Konsep al hisbah

PEMBAHSAN DAN HASIL PENELITIAN

Pandangan figh siyasah terhadap kewenangan KPK

PENUTUP

SARAN

Pembentukan lembaga antikorupsi baru mempunyai kewenangan yang luas, seperti UU No. 30 Tahun 2002, namun harus mengedepankan pencegahan karena penulis berpendapat bahwa PKC lama lebih mengutamakan tindakan daripada pencegahan, sehingga PKC dipandang masyarakat sebagai pahlawan pemberantasan korupsi. Menurut penulis, tidak ada pahlawan di negara ini. Diperlukan koordinasi yang lebih baik dengan kepolisian dan kejaksaan sebagai otoritas negara yang mempunyai kewenangan melakukan penyidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Pemberantasan korupsi akan lebih efektif bila seluruh elemen bangsa bersatu dan saling mendukung dalam pemberantasan korupsi.

Pimpinan MPR dan tim kerja sosialisasi MPR RI periode materi sosial empat pilar MPR RI, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2015. Abdus Sami, Bpk. Abdul Naem, Bpk. Abdul Moin, Tata Cara Bacaan Al-Qur'an dengan Kode Warna yang Dihalangi dalam Al-Qur'an Sesuai Aturan Tajwid, Aturan Tajwid Kode Warna Al-Qur'an, Jakarta, Laut Lestabil, 2010. Sasongko Warso , korupsi , Yogyakarta, Hak Cipta, 2017 Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi, Korupsi Terhadap Perguruan Tinggi, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2011.

Nurdiansyah, Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Penindakan Tindak Pidana Pencucian Uang, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999