211 Blantika: Multidisciplinary Jornal Volume 3 Number 2, Desember, 2024 p- ISSN 2987-758X e-ISSN 2985-4199
ANALISIS KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA : TINJAUAN DALAM
PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
Ibnu Hadi
Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia email: [email protected]
ABSTRAK
Pendidikan merupakan elemen vital dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara, yang direfleksikan melalui kurikulum sebagai pedoman pendidikan. Kurikulum Merdeka dikembangkan untuk memulihkan pembelajaran pasca-pandemi dengan fleksibilitas tinggi, fokus pada materi esensial, dan pengembangan karakter pelajar Pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran matematika melalui metode Systematic Literature Review (SLR). Data dikumpulkan dari artikel-artikel dalam rentang waktu 2013–2024, menggunakan berbagai basis data seperti Google Scholar, Portal Garuda, dan Sinta.
Hasil kajian menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka memiliki dampak positif terhadap pembelajaran matematika, terutama dalam meningkatkan pemahaman konsep, aplikasi prosedur matematika, serta kemampuan pemecahan masalah. Artikel yang dianalisis mencakup pendekatan seperti pembelajaran berbasis proyek, berpikir komputasional, dan etnomatematika, yang mendukung kreativitas siswa dan guru. Namun, cakupan tujuan matematika lainnya, seperti analisis komponen matematis dan penguatan sikap kritis, belum terakomodasi sepenuhnya karena penerapan kurikulum ini masih dalam tahap awal. Kesimpulannya, Kurikulum Merdeka memberikan inovasi signifikan dalam pendidikan matematika, meskipun implementasi penuh masih memerlukan dukungan sumber daya dan pengembangan. Implikasinya, pengambil kebijakan dan pendidik perlu memastikan penyediaan pelatihan dan fasilitas yang memadai agar tujuan kurikulum tercapai secara menyeluruh.
Kata Kunci: kurikulum merdeka; pembelajaran matematika; analisis literasi sistematis.
ABSTRACT
Education is a vital element in improving the quality of a country's human resources (HR), which is reflected through the curriculum as an educational guideline. The Independent Curriculum was developed to restore post-pandemic learning with high flexibility, focus on essential materials, and development of Pancasila student character. This study aims to analyze the characteristics of the Independent Curriculum in mathematics learning through the Systematic Literature Review (SLR) method. Data were collected from articles in the 2013–2024 period, using various databases such as Google Scholar, Portal Garuda, and Sinta. The results of the study show that the Independent Curriculum has a positive impact on mathematics learning, especially in improving conceptual understanding, application of mathematical procedures, and problem-solving skills. The articles analyzed include approaches such as project-based learning, computational thinking, and ethnomathematics, which support student and teacher creativity. However, the scope of other mathematical objectives, such as mathematical component analysis and strengthening critical attitudes, has not been fully accommodated because the implementation of this curriculum is still in its early stages. In conclusion, the Independent Curriculum provides significant innovation in mathematics education, although full implementation still requires resource support and development. The implication is that policy makers and educators need to ensure the provision of adequate training and facilities so that the curriculum objectives are achieved comprehensively.
Keywords: independent curriculum; mathematics learning; systematic literacy analysis.
qw56 This work is licensed under a Creative Commons Attribution- ShareAlike 4.0 International
[Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika : Tinjauan dalam Perspektif Filsafat
Pendidikan Matematika] Vol. 3, No. 2, 2024
212 Ibnu Hadi
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kunci utama dalam meningkatkan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara. Sebagai fondasi pembangunan, pendidikan harus senantiasa dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan zaman. Dalam kehidupan manusia, pendidikan berperan sebagai jalan untuk mencetak individu yang produktif, mandiri, dan berkualitas. Selain itu, pendidikan memiliki kontribusi strategis dalam mendorong kemajuan suatu bangsa (Umar et al., 2022).
Pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak generasi unggul yang sesuai dengan cita-cita bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam UUD No. 20 Tahun 2003, Pasal 3. “Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, terampil, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab” (Alhamuddin, 2017). Melalui pendidikan, bangsa Indonesia berupaya mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Dalam mencapai tujuan tersebut, kurikulum menjadi alat utama yang berfungsi sebagai panduan strategis. Kurikulum tidak hanya mencerminkan arah dan visi kehidupan bangsa (Miliyawati, 2016), tetapi juga menyusun rencana yang jelas dan terstruktur untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai pedoman, kurikulum menetapkan berbagai aspek pembelajaran, mulai dari materi yang harus dipelajari oleh peserta didik hingga cara-cara penyampaian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Fahlevi, 2022). Selain itu, kurikulum juga mengatur proses pelaksanaan pembelajaran yang mencakup metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan oleh pendidik agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Yang tak kalah penting, kurikulum juga mencakup mekanisme evaluasi untuk menilai sejauh mana peserta didik berhasil dalam memahami materi, menguasai kompetensi yang diharapkan, serta mengukur efektivitas dari seluruh proses pembelajaran tersebut (Litia et al., 2023).
Pemerintah Indonesia terus berupaya menyempurnakan sistem pendidikan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna, salah satunya melalui inovasi kurikulum.
Kurikulum 2013, misalnya, dirancang untuk mempersiapkan generasi masa depan dengan menekankan pengembangan kemampuan 5M: Mengamati, Menanya, Mencari Informasi, Mengaitkan, dan Mengkomunikasikan ((Hasim, 2020). Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat, perubahan kurikulum menjadi langkah strategis untuk menyesuaikan pendidikan dengan tantangan yang ada. Dalam menghadapi pandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperkenalkan Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum ini dirancang agar lebih fleksibel dan relevan dengan situasi serta kebutuhan pendidikan saat ini, sehingga dapat memberikan solusi untuk pembelajaran yang efektif di tengah berbagai keterbatasan (Fianingrum et al., 2023).
Kurikulum Merdeka membuka peluang untuk menciptakan praktik pembelajaran yang kolaboratif dan inovatif, memungkinkan guru serta tenaga kependidikan untuk berbagi pengalaman, konten, dan strategi pembelajaran secara luas. Melalui jejaring komunitas yang terus berkembang, tercipta ekosistem pendidikan yang mendukung penerapan Kurikulum Merdeka secara menyeluruh dan intensif di tingkat nasional.
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap kondisi serta tantangan yang dihadapi oleh peserta didik di era modern. Fokus utama dari kurikulum ini adalah penyampaian materi esensial yang diperlukan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dasar yang kuat, namun juga memberikan ruang untuk mengembangkan karakter dan kompetensi secara holistik. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademik, tetapi juga berusaha untuk membentuk individu yang memiliki keterampilan hidup, sikap positif, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Pendekatan ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan pendidikan yang lebih relevan dengan dinamika masyarakat dan perkembangan teknologi, sehingga peserta didik dapat menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan global di masa depan (Lutfiana, 2022).
Vol. 3, No. 2, 2024 [Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika : Tinjauan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Matematika]
https://blantika.publikasiku.id/ 213 Selain itu, Kurikulum Merdeka menekankan pada pencapaian yang sesuai dengan tahap perkembangan individu siswa, bukan perbandingan dengan teman sebayanya. Ketiga, fleksibilitas dalam pembelajaran memberikan guru kebebasan untuk menerapkan metode yang terdiferensiasi, menyesuaikan dengan kemampuan siswa, serta memperhatikan konteks dan muatan lokal.
Dengan pengelolaan jam pelajaran sepanjang tahun, guru dapat mengatur penyampaian materi secara lebih efektif dan efisien, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan (Jumaisyaroh et al., 2015).
Kurikulum Merdeka memperkenalkan prinsip-prinsip baru yang menjadi landasan kebijakan pendidikan di Indonesia. Pertama, Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) digantikan dengan asesmen yang lebih komprehensif, seperti tes tertulis atau tugas, untuk mengevaluasi kompetensi siswa secara lebih holistik. Kedua, Ujian Nasional (UN) diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter, yang bertujuan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran di tingkat sekolah dan guru. Hasil asesmen ini tidak lagi dijadikan dasar utama seleksi siswa ke jenjang berikutnya, melainkan fokus pada penilaian literasi, numerasi, dan karakter. Ketiga, dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), sistem zonasi tetap diterapkan namun dengan fleksibilitas lebih besar untuk mengatasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Keempat, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengalami transformasi signifikan. Guru kini memiliki kebebasan merancang dan mengembangkan format RPP sesuai kebutuhan, dengan berfokus pada tiga elemen utama: tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, RPP dikenal sebagai modul ajar, yang memberikan ruang kreatif bagi guru dalam mendukung pembelajaran berbasis kebutuhan siswa (Lestari, 2019).
Modul ajar merupakan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum yang dirancang untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Sebagai sarana inovasi dalam proses belajar mengajar, modul ajar menjadi salah satu kunci keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam menyusun modul ajar tidak hanya mencerminkan kompetensi pedagogik, tetapi juga menjadi aspek yang harus terus ditingkatkan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif, efisien, dan relevan dengan indikator pencapaian (Maulida, 2022). Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang dirancang secara sistematis untuk memfasilitasi proses belajar-mengajar, dengan mencakup komponen seperti alat, media, metode, dan panduan yang relevan. Tujuannya adalah menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, sehingga kebutuhan pembelajaran dapat terpenuhi dan tujuan pendidikan tercapai.
Modul ajar merupakan wujud implementasi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP) dan berorientasi pada pengembangan profil Pelajar Pancasila sebagai tujuan utama (Yaniawati et al., 2019). Pemahaman guru terhadap konsep modul ajar menjadi kunci untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, bermakna, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dalam Kurikulum Merdeka, modul ajar memberikan fleksibilitas kepada guru untuk mengembangkan atau memodifikasi materi yang telah disediakan oleh pemerintah, dengan tetap mengacu pada panduan pembelajaran dan asesmen yang ditetapkan. Penyusunan modul ajar dilakukan dengan mempertimbangkan tahapan perkembangan peserta didik, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal dan mendukung tercapainya kompetensi yang diharapkan.
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka dirancang sebagai panduan strategis untuk membantu pendidik melaksanakan pembelajaran yang terarah dan bermakna. Penyusunannya harus mengacu pada panduan pembelajaran dan asesmen, dengan tujuan utama memberikan struktur yang mendukung proses belajar-mengajar. Komponen modul ajar dirancang oleh pendidik untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Terdapat tiga elemen kunci yang menjadi ciri khas modul ajar dalam Kurikulum Merdeka, yaitu pemahaman bermakna, pertanyaan pemantik, dan lembar belajar (Anggraena, 2021). Ketiga elemen ini dirancang untuk merangsang keterlibatan aktif peserta didik dan mendukung pengembangan kompetensi secara holistik. Dalam hal ini, peran guru menjadi sangat krusial, karena kualitas
[Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika : Tinjauan dalam Perspektif Filsafat
Pendidikan Matematika] Vol. 3, No. 2, 2024
214 Ibnu Hadi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan menentukan keberhasilan proses pendidikan yang berlangsung di kelas.
Guru berperan penting sebagai pengelola proses belajar-mengajar, dengan tugas utama menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang efektif. Dengan peran ini, guru dapat memastikan materi pelajaran disampaikan dengan baik, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep dan mencapai tujuan pendidikan, khususnya dalam pembelajaran matematika (Hasratuddin, 2018). Pembelajaran matematika dirancang untuk mendorong keterlibatan aktif siswa, memberi mereka ruang untuk mengeksplorasi dan memperoleh pengalaman langsung dengan konsep-konsep matematika. Selain itu, proses pembelajaran ini juga berfokus pada pengembangan karakter siswa melalui pendekatan yang konstruktif, interaktif, dan reflektif (Gustia et al., 2019). Guru tidak hanya mengelola pembelajaran, tetapi juga memperoleh pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kompetensinya dalam mengimplementasikan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didik.
Riset sebelumnya oleh Fatimah (2022), namun terdapat perbedaan signifikan dalam pendekatan yang digunakan. Penelitian ini mengadopsi metode Systematic Literature Review (SLR), sementara riset sebelumnya menerapkan pendekatan literature review untuk menganalisis hasil penelusuran yang dilakukan. Fokus utama dalam penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi tujuan pembelajaran matematika dalam konteks Kurikulum Merdeka.
Penelitian terkait Kurikulum Merdeka sebelumnya oleh Suparyanto dan Rosad (2020), yang mengkaji implementasi kurikulum ini serta evaluasi pembelajaran matematika di SMK Diponegoro Banyuputih. Selain itu, Malikah (2022) juga membahas perencanaan pembelajaran matematika dalam konteks Kurikulum Merdeka yang disusun melalui musyawarah serta mengevaluasi penerapan kurikulum tersebut di sekolah yang sama.
Meskipun Kurikulum Merdeka telah menjadi topik kajian dalam berbagai penelitian, sebagian besar studi yang ada lebih berfokus pada implementasi praktis atau dampak langsung terhadap pembelajaran siswa tanpa menggunakan pendekatan yang terstruktur dan menyeluruh.
Hingga saat ini, belum banyak penelitian yang menganalisis Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan Systematic Literature Review (SLR), yang memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi, meninjau, dan mengevaluasi literatur secara komprehensif. Padahal, pendekatan SLR dapat memberikan gambaran yang lebih terintegrasi mengenai efektivitas Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran matematika, termasuk dalam mengembangkan konsep dan kompetensi siswa sesuai dengan tujuan kurikulum.
Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Kurikulum Merdeka dalam konteks pembelajaran matematika, guna memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai penerapannya. Untuk mencapai tujuan ini, metode Systematic Literature Review (SLR) digunakan, yang melibatkan pengumpulan dan kajian literatur dari berbagai artikel penelitian terkait Kurikulum Merdeka, khususnya dalam pembelajaran matematika.
Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis bagi pengembangan teori pendidikan, khususnya terkait implementasi Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran matematika. Hasil kajian ini dapat menjadi dasar literatur tambahan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas dan inovasi dalam pembelajaran berbasis kurikulum baru.
Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Bagi guru, penelitian ini membantu mereka memahami karakteristik Kurikulum Merdeka, sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas dalam menyusun modul ajar serta menerapkan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa. Bagi siswa, pendekatan-pendekatan seperti pembelajaran berbasis proyek dan etnomatematika dapat memotivasi mereka untuk belajar, meningkatkan pemahaman konsep, dan kemampuan pemecahan masalah. Bagi institusi pendidikan, penelitian ini dapat menjadi acuan dalam mengembangkan strategi implementasi Kurikulum Merdeka yang efektif dan sesuai dengan konteks lokal.
Vol. 3, No. 2, 2024 [Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika : Tinjauan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Matematika]
https://blantika.publikasiku.id/ 215 Dari sisi kebijakan, penelitian ini memberikan masukan bagi pengambil kebijakan pendidikan untuk mengevaluasi dan memperbaiki Kurikulum Merdeka, termasuk dalam penyediaan pelatihan bagi guru dan fasilitas pendukung pembelajaran.
Manfaat ilmiah dari penelitian ini terletak pada kontribusinya dalam memperkaya literatur pendidikan nasional. Melalui pendekatan Systematic Literature Review, penelitian ini mendokumentasikan dampak Kurikulum Merdeka pada pembelajaran matematika dari berbagai perspektif dan konteks, sehingga dapat menjadi referensi bagi kajian akademis lainnya.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Systematic Literature Review (SLR).
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengkaji artikel terkait serta mengevaluasi artikel sesuai tema lalu menafsirkan. Dalam penelitian ini diawali dengan menentukan tema yang dianggap menarik serta belum ada peneliti melakukannya. Lalu merumuskan masalah terkait tema yang sudah ditentukan. Langkah selanjutnya mengumpulkan artikel dari jurnal nasional dalam rentang tahun 2013 sampai tahun 2024 yang relevan dengan topik Kurikulum Merdeka.
Kajian literatur yang dilakukan bersumber dari berbagai basis data seperti Google Schooler, sinta.kemdikbud.go.id, Portal Garuda dan Eric dengan kata kunci pencarian “Analisis Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran Matematika”. Dari pencarian terkait didapat 9 artikel. Dari berbagai artikel, peneliti memilih 6 artikel yang terkait erat dengan kata kunci yang digunakan.
Selanjutnya mengelompokkan artikel terkait kurikulum merdeka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi siswa, guru, dan satuan pendidikan untuk berinovasi, dengan tujuan utama menciptakan pembelajaran yang mengarah pada profil pelajar Pancasila. Kurikulum ini menekankan pembelajaran sepanjang hayat yang berfokus pada pengembangan karakteristik dan potensi siswa (Oktavia & Qudsiyah, 2023). Berikut adalah sejumlah artikel penelitian yang relevan terkait analisis Kurikulum Merdeka yang telah dipilih:
Tabel 1. Artikel Terkait Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika Peneliti dan Tahun Jurnal Hasil Penelitian
(Friska Ria Sitorus, Kasih Kristina Waruwu, Salim, dan Adinda Febry, 2023)
Jurnal Pendidikan West Science
Penerapan
Kurikulum Merdeka memberikan banyak manfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia, mendorong
perubahan,
perkembangan, dan daya saing global, dengan tetap memanfaatkan kearifan lokal dan mengembangkan profil pelajar Pancasila sebagai landasan utamanya.
(Aprima & Sari, 2022) Cendekia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan
Pemahaman
Setiap indikator yang
telah diuji
menunjukkan
peningkatan setelah
[Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika : Tinjauan dalam Perspektif Filsafat
Pendidikan Matematika] Vol. 3, No. 2, 2024
216 Ibnu Hadi
penerapan
pembelajaran yang terdiferensiasi dalam pelajaran
matematika.
(Asih Andriyati Mardliyah, 2023)
Jurnal Simki Postgraduate
Perbedaan antara kurikulum Merdeka
Belajar dan
kurikulum
sebelumnya terletak pada penerapan pembelajaran
berbasis proyek yang mendorong siswa untuk bekerja sama dengan teman sekelas, sehingga meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.
(Sukma Annisa Pratiwi, Rina Marlina, Febi Kurniawan, 2022)
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Pada Statistik menunjukkan bahwa secara keseluruhan dikatakan tinggi dengan persentase sebesar 75%. Begitu pula pada aspek keterampilan,
pengetahuan,
pemanfaatan, gerak pengembangan dan aspek Profil Pancasila.
(Ni’am et al., 2022) PROSIDING
SANTIKA 2:
SEMINAR NASIONAL TADRIS
MATEMATIKA
UIN K.H.
ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
Pembelajaran
matematika yang berbasis pemikiran komputasional ini membantu peserta didik memahami cara menemukan solusi matematika, sehingga dapat diterapkan secara efektif oleh pendidik di era Kurikulum Merdeka Belajar.
(Iswara et al., 2022) Prosiding Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Seminar Eksplorasi mengungkapkan bentuk
etnomatematika yang dapat ditemukan,
Vol. 3, No. 2, 2024 [Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika : Tinjauan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Matematika]
https://blantika.publikasiku.id/ 217 seperti Warak
Ngendhog, yang diinterpretasikan dalam bentuk bangun
ruang untuk
menerapkan konsep bangun ruang.
Hasil penelitian dari artikel yang terpilih terkait Analisis Kurikulum Merdeka menunjukkan bahwa penerapan kurikulum merdeka memberikan banyak manfaat bagi pendidikan Indonesia, mendorong kemajuan, perubahan, perkembangan, dan daya saing global, dengan memanfaatkan kearifan lokal dan mengembangkan profil pelajar Pancasila sebagai landasannya. Implementasi kurikulum merdeka memberikan dampak positif yang dapat dirasakan di berbagai satuan pendidikan, mempermudah komunitas sekolah dan pemimpin pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik (Friska Ria Sitorus, Kasih Kristina Waruwu, Salim, dan Adinda Febry, 2023). Penelitian lainnya (Aprima & Sari, 2022) juga menunjukkan bahwa pemahaman pada setiap indikator yang diuji mengalami peningkatan setelah diterapkannya pembelajaran berdiferensiasi dalam pelajaran matematika (Asih Andriyati Mardliyah, 2023).
Salah satu perbedaan utama antara Kurikulum Merdeka Belajar dan kurikulum sebelumnya adalah penerapan pembelajaran berbasis proyek, yang mendorong siswa untuk bekerja sama dalam tim, sehingga dapat mengasah kemampuan berpikir kritis mereka. Untuk memastikan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di tingkat pendidikan dasar dan menengah berjalan efektif, dibutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, agar implementasi kurikulum dapat berjalan secara optimal (Sukma Annisa Pratiwi, Rina Marlina, Febi Kurniawan, 2022).
Penerapan Kurikulum Merdeka di SMK Texar Klari dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan menunjukkan hasil yang positif, dengan aspek-aspek seperti keterampilan gerak, pengetahuan gerak, serta penguatan profil Pancasila berjalan dengan baik.
Penelitian oleh Ni'am et al. (2022) mengungkapkan bahwa pengajaran matematika dengan pendekatan computational thinking dalam Kurikulum Merdeka Belajar terbukti efektif, karena dapat meningkatkan kreativitas guru dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah secara terstruktur. Selain itu, penelitian Iswara et al. (2022) mengkaji integrasi etnomatematika dalam Kurikulum Merdeka dan berhasil menyederhanakan konsep-konsep matematika yang abstrak.
Berdasarkan artikel-artikel yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka berpengaruh positif dan efektif dalam mendukung pembelajaran matematika, sesuai dengan temuan Zahwa et al. (2022) yang menyatakan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka Belajar mendorong kreativitas dan inovasi baik di kalangan siswa maupun guru.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 menguraikan tujuan pembelajaran matematika sebagai upaya untuk: “(1) Mengidentifikasi pola, fakta, fenomena, atau data yang ada, (2) Memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam kehidupan sehari-hari, (3) Mengoperasikan, menyederhanakan, serta menganalisis elemen-elemen matematika, (4) Menyelesaikan masalah matematika dan mengkomunikasikan ide-ide melalui simbol, tabel, diagram, atau media lainnya, (5) Melakukan penalaran matematis, dan (6) Mendorong sikap positif seperti logis, kritis, teliti, dan cermat” (Marifah et al., 2020). Artikel-artikel berikut ini mencakup tujuan-tujuan tersebut dalam konteks pembelajaran matematika:
Tabel 2. Penelitian Kurikulum Merdeka Terkaitdengan Tujuan Mempelajari Matematika Peneliti Tahun Cakupan Tujuan
Mempelajari
[Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika : Tinjauan dalam Perspektif Filsafat
Pendidikan Matematika] Vol. 3, No. 2, 2024
218 Ibnu Hadi
Matematika Friska Ria
Sitorus, Kasih Kristina Waruwu, Salim, dan Adinda Febry
2023 Memahami konsep serta mengaplikasikan
prosedur matematika
Aprima & Sari 2022 Mampu Memahami Konsep
Asih Andriyati Mardliyah
2023 Memecahkan Permasalahan Matematika Sukma Annisa
Pratiwi, Rina Marlina, Febi Kurniawan
2022 Memahami konsep serta mengaplikasikan
prosedur matematika Ni’am et al 2022 Memecahkan
permasalahan matematika
Iswara et al 2022 Memahami konsep serta mengaplikasikan
prosedur matematika
Dari tabel diatas dapat dipahami bahwa dalam implementasi pembelajaran matematika, dua aspek utama yang berhasil dicapai adalah kemampuan memahami konsep-konsep matematika secara mendalam dan kemampuan menerapkan prosedur matematika untuk menyelesaikan permasalahan nyata di kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa juga mampu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah matematika, yang mencakup identifikasi masalah, analisis, dan penyusunan solusi yang logis dan efektif. Penelitian yang berfokus pada pemahaman konsep dan penerapan prosedur matematika antara lain dilakukan oleh Friska Ria Sitorus, Kasih Kristina Waruwu, Salim, dan Adinda Febry (2023), (Aprima & Sari, 2022), Sukma Annisa Pratiwi, Rina Marlina (2022), dan Iswara et al. (2022). Sementara itu, penelitian yang berfokus pada pemecahan masalah matematika dilakukan oleh Asih Andriyati Mardliyah (2023) dan Ni’am et al. (2022).
Temuan ini mendukung hasil penelitian Yasmansyah & Sesmiarni (2022) membuktikan efektivitas penerapan konsep Merdeka Belajar dalam Kurikulum Merdeka, khususnya melalui model pembelajaran inkuiri, dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri mendorong siswa untuk berpikir kritis, mengeksplorasi konsep secara mendalam, dan menemukan solusi secara mandiri, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Tidak semua tujuan pembelajaran matematika dapat ditemukan dalam literatur terkait Kurikulum Merdeka, terutama yang berfokus pada kemampuan mengoperasikan, menyederhanakan, dan menganalisis komponen matematika, melakukan penalaran matematis, serta menumbuhkan sikap logis, kritis, cermat, dan teliti. Keterbatasan ini kemungkinan besar disebabkan oleh Kurikulum Merdeka yang masih dalam tahap awal penerapan dan belum menyeluruh di semua sekolah, sehingga penelitian tentang aspek-aspek tersebut belum banyak dilakukan. Hal ini diperkuat oleh Marisa (2021), yang menyebutkan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka masih memerlukan waktu untuk dapat diadopsi secara penuh dan menunjukkan dampak yang signifikan. Oleh karena itu, dari enam tujuan pembelajaran matematika, hanya empat yang saat ini telah banyak dikaji, yaitu pemahaman konsep, penerapan
Vol. 3, No. 2, 2024 [Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika : Tinjauan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Matematika]
https://blantika.publikasiku.id/ 219 prosedur, serta pemecahan masalah matematika, sementara aspek lainnya masih memerlukan perhatian lebih dalam penelitian mendatang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka membawa dampak positif terhadap pembelajaran matematika, terutama dalam membantu siswa mencapai beberapa tujuan utama pembelajaran. Analisis menunjukkan bahwa dari enam tujuan pembelajaran matematika, empat di antaranya telah tercapai melalui penerapan Kurikulum Merdeka, yaitu pemahaman konsep, penerapan prosedur dalam kehidupan sehari-hari, serta kemampuan memecahkan masalah matematika. Temuan ini mengindikasikan bahwa pendekatan yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka, seperti fokus pada materi esensial dan pengembangan keterampilan problem-solving, berhasil mendukung siswa dalam memahami dan mengaplikasikan matematika secara efektif. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka tidak hanya memperkuat fondasi pemahaman matematika siswa, tetapi juga mengasah keterampilan analitis mereka untuk menghadapi tantangan praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Alhamuddin, A. (2017). Studi perbandingan kurikulum pendidikan dasar negara Federasi Rusia dan Indonesia. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman, 3(2), 123–141.
Aprima, D., & Sari, S. (2022). Analisis penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam implementasi kurikulum merdeka pada pelajaran matematika SD. Cendikia: Media Jurnal Ilmiah Pendidikan, 13(1), 95–101.
Fahlevi, M. R. (2022). Upaya pengembangan number sense siswa melalui kurikulum merdeka (2022). Sustainable Jurnal Kajian Mutu Pendidikan, 5(1), 11–27.
Fatimah, S., & Chrismardani, Y. (2022). Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sephora (Studi Pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura). Jurnal Kajian Ilmu Manajemen (JKIM), 2(1).
Fianingrum, F., Novaliyosi, N., & Nindiasari, H. (2023). Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Matematika. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(1), 132–137.
Gustia, D., Hanifah, J., & Afrilianto, M. (2019). Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik dan self efficacy siswa SMP menggunakan pendekatan contextual teaching and learning. Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 2(5), 253–260.
Hasim, E. (2020). Penerapan kurikulum merdeka belajar perguruan tinggi di masa pandemi covid- 19. E-Prosiding Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo.
Iswara, H. S., Ahmadi, F., & Da Ary, D. (2022). Implementasi Etnomatematika pada Kurikulum Merdeka Melalui Hibriditas Budaya di Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana, 5(1), 447–453.
Jumaisyaroh, T., Napitupulu, E. E., & Hasratuddin, H. (2015). Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan kemandirian belajar siswa smp melalui pembelajaran berbasis masalah. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 5(2), 157–169.
Litia, N., Sinaga, B., & Mulyono, M. (2023). Profil berpikir komputasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) ditinjau dari gaya belajar di SMA N 1 Langsa. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2), 1508–1518.
Lutfiana, D. (2022). Penerapan kurikulum merdeka dalam pembelajaran matematika SMK Diponegoro Banyuputih. VOCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan Kejuruan, 2(4), 310–
319.
Malikah, S., Winarti, W., Ayuningsih, F., Nugroho, M. R., Sumardi, S., & Murtiyasa, B. (2022).
Manajemen pembelajaran matematika pada kurikulum merdeka. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5912–5918.
[Analisis Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika : Tinjauan dalam Perspektif Filsafat
Pendidikan Matematika] Vol. 3, No. 2, 2024
220 Ibnu Hadi
Marifah, W. N., Rufiana, I. S., & Wahyudi, W. (2020). Analisis kemampuan representasi visual siswa pada materi pengolahan data ditinjau dari gaya belajar vak. J-PiMat: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 175–186.
Oktavia, F. T. A., & Qudsiyah, K. (2023). Problematika penerapan kurikulum merdeka belajar pada pembelajaran matematika di SMK Negeri 2 Pacitan. Jurnal Edumatic, 4(1), 14–23.
Umar, U., Hasratuddin, H., & Surya, E. (2022). Pengembangan LKPD berbasis model think aloud pair problem solving untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SD Negeri 067248 Medan. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(3), 3402–3416.