• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Laporan Kinerja

N/A
N/A
Ipung Ferayanti

Academic year: 2024

Membagikan " Analisis Laporan Kinerja"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KINERJA

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

Dosen Pengampu: Nur Syamsiyah, M.E

Oleh Kelompok IX

1. Fidea Rizki Alfianita (1903020019) 2. Sefti Wulandari (1903020053)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH/VI/D FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

T.A. 2021/2022

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Puji syukur yang tak terkira ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan kasih dan kemudahan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Analisis Laporan Kinerja” ini tanpa ada suatu halangan tertentu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali mendapat bimbingan ataupun saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna adanya kekurangan dan kejanggalan didalam penulisan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.

Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Metro, April 2022

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 1

BAB II PEMBAHASAN... 2

A. Sistem Ukuran Kinerja 2 B. Variasi dalam Praktik 6 C. Keterbatasan Analisis Varians 10 BAB III KESIMPULAN... 13

DAFTAR PUSTAKA... 14

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Analisis laporan kinerja keuangan memfokuskan pada analisis atas ukuran-ukuran kinerja keuangan. Bagian pertama menjelaskan bagaimana varians antara data aktual dan data anggaran dihitung untuk unit bisnis.

Karena anggaran beban dan pendapatan merupakan bagian dari anggaran untuk unit bisnis, pembahasan ini dapat diperluas untuk mencakup pusat beban dan pusat pendapatan. Bagian kedua menjelaskan bagaimana laporan dari varians-varians ini digunakan oleh managemen senior untuk mengevaluasi kinerja unit bisnis.

Dalam mengukur kinerja suatu perusahaan, tidaklah cukup hanya diukur dari aspek keuangan. Meskipun penting, kinerja keuangan hanya merupakan salah satu aspek dari kinerja suatu organisasi. Pada makalah ini juga dijelaskan mengenai aspek-aspek lainnya. Bagian pertama makalah ini akan membahas mengenai system ukuran kinerja, yang menggabungkan informasi keuangan dengan informasi non keuangan. Tujuan dari system ukuran kinerja adalah untuk membantu menerapkan strategi. Pada bagian berikutnya akan dibahas mengenai pengendalian interaktif. Penggunaan dari subkelompok informasi pengendalian manajemen dalam mengembangkan strategi- strategi baru.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menghitung varians?

2. Bagaimana variasi dalam praktik?

3. Apa saja keterbatasan analisis varians?

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Ukuran Kinerja

Analisis yang saksama mengidentifikasi penyebab dari varians terserbut dan unit organisasi yang bertanggung jawab untuk itu.1 Sistem yang efektif mengidentifikasi varians yang terjadi ke tingkat manajemen terendah.

Merancang sistem penentuan harga transfer merupakan topic kunci pengendalian manajemen bagi sebagian besar perusahaan. Varians dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Varians pendapatan, terdiri dari varians volume dan varians harga untuk unit bisnis keseluruhan dan untuk setiap pusat tanggungjawab pemasaran dalam unit tersebut. varian tersebut dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik penjualan.

2. Varians beban terdiri dari beban produksi dan beban lainnya. Beban produksi dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan pabrik dan departemen dalam suatu pabrik.2

Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasikan setiap varians dengan manajer individual yang bertanggungjawab untuk itu. Analisis jenis ini adalah alat yang sangat ampuh. Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas. Kerangka analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab kunci yang memengaruhi laba.

2. Merinci varians laba keseluruhan berdasarkan faktor-faktor penyebab kunci tersebut.

3. Fokus pada dampak laba dari variasi dalam setiap faktor penyebab.

1 Tauvani Indra Pratiwi Putri, Ely Kartikaningdyah, “Analisis Varians Sebagai Pengendalian Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada PT. Profab Indonesia”, Seminar Nasional Politeknik Batam 2010, Vol II (2), 2010 ISSN : 2085-3858, 2.

2 Mulyadi. Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: Aditya Media, 2000), 255.

(6)

4. Mencoba untuk menghitung dampak yang spesifik dan dapat dipisahkan dari setiap faktor penyebab dengan cara memvariasikan satu faktor sajasementara faktor-faktor lainnya dianggap konstan.

5. Menambahkan kompleksitas secara bertahap, lapor per lapi, mulai dari tingkat “akal sehat” yang paling mendasar.

6. Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas yang ditambahkan di tingkat yang baru dibuat tidak dijustifikasi dengan tambahan wawasan mengenai faktor-faktor penyebab yang mendasari varians laba keseluruhan.3

Berikut penjelasan dari tiap-tiap varians:

1. Varians Pendapatan

Dalam bagian ini, dijelaskan mengenai bagaimana menghitung varians harga, volume dan bauran penjualan. Penghitungan tersebut dibuat untuk setiap lini produk, dan hasil dari lini produk kemudian diagresikan untuk menghitung total varians. Varians yang positif adalah menguntungkan, karena hal tersebut mengindikasikan bahwa laba aktual melebihi laba yang dianggarkan, dan varians yang negatif adalah tidak menguntungkan.4

a. Varians Harga Penjualan

Varians harga penjualan dihitung dengan mengalikan selisih antara harga aktual dan harga standar dengan volume aktual.5

b. Varians Bauran dan Volume

Seringkali varians bauran dan varians volume tidak dapat dipisahkan.

Persamaan untuk gabungan dari varians bauran dan volume adalah:

Varians bauran dan volume = (volume aktual-volume anggaran) x kontribusi per unit yang dianggarkan

3 Arinna Pricilia Husain, “Analisis Varians Biaya Produksi Sebagai Alat Untuk Mengukur Tingkat Efisiensi Biaya Produksi Pada Ud. Berkat Anugrah”, Jurnal EMBA, Vol.2 No.3 September 2014, 11311.

4 Armanto Witjaksono, Akuntansi Biaya, Edisi Revisi. (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2013), 77.

5 Daljono, Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. Semarang: BP Undip, 2001), 183.

(7)

Varians volume diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada yang dianggarkan. Sedangkan varians bauran diakibatkan dari menjual proporsi produk yang berbeda dari yang diasumsikan dalam anggaran. karena setiap produk memperoleh kontribusi perunit yang berbeda, maka penjualan proporsi produk yang berbeda dari yang dianggarkan akan menghasilkan suatu varians.6

c. Varians Bauran

Varians bauran dari masing-masing produk diperoleh dari persamaan : Varians bauran = [(total volume penjualan aktual x anggaran

proporsi) - (volume penjualan aktual)] x kontribusi perunit yang dianggaran

d. Varians Volume

Varians volume dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dari gabungan antara varians bauran dan varians volume.

Varians volume = [(Total volume penjualan aktual)*(Persentase yang dianggarkan)] – [(Penjualan yang dianggarkan)*(Kontribusi per unit yang dianggarkan)

e. Analisis Pendapatan Lainnya

Varians pendapatan dapat dibagi-bagi lebih lanjut, dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengklasifikasikannya per produk.

f. Penetrasi Pasar dan Volume Industri

Salah satu perluasan dari analisis laba adalah untuk memisahkan varians bauran dan volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam pangsa pasar dan jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam volume industri. Prinsipnya adalah bahwa manajer unit bisnis bertanggung jawab atas pangsa pasar, tetapi mereka tidak bertanggung jawab atas volume industri karena hal

6 Noren Garrison & Brewer Akuntansi Manajerial. (Jakarta: Salemba Empat, 2006), 236.

(8)

tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Untuk membuat perhitungan ini, data penjualan industri harus tersedia.7

Persamaan berikut ini digunakan untuk memisahkan dampak penetrasi pasar dari volume industri untuk varians bauran dan volume:

Varians pangsa pasar = [(Penjualan aktual) –(Volume industri)]*

Penetrasi pasar yang dianggarkan

*Kontribusi per umit yang dianggarkan

Varians pangsa pasar dihitung untuk setiap produk secara terpisah, dan varians total adalah jumlah perhitungan secara aljabar.

Varians volume industri = (Volume industry aktual – Volume industry yang dianggarkan) *Penetrasi pasar yang dianggarkan*Kontribusi per unit yang dianggarkan

2. Varians Beban a. Biaya Tetap

Varians antara biaya tetap aktual dengan yang dianggarkan didapat dari pengurangan, karena biaya-biaya ini tidak dapat dipengaruhi baik oleh volume penjualan maupun volume produksi.

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional dengan volume. Biaya produksi variabel yang dianggarkan harus disesuaikan dengan volume produksi aktual. Beban produksi yang dianggarkan disesuaikan ke jumlah yang seharusnya dikeluarkan pada tingkat produksi aktual dengan cara mengalihkan setiap elemen dari biaya standar untuk setiap produk dengan volume produksi untuk produk tersebut. Volume yang digunakan untuk menyesuaikan beban produksi variabel yang dianggarkan adalah

7 Herispon, Anggaran Perusahaan Analisis dan Aplikasi (Pekanbaru: STIE Riau, 2015), 69.

(9)

volume produksi, bukan volume penjualan, yang digunakan dalam menentukan varians pendapatan.8

B. Variasi dalam Praktik

1. Periode Waktu dari Perbandingan

Contoh tersebut membandingkan anggaran bulan Januari dengan actualnya. Beberapa perusahaan menggunakan kinerja untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu sebagai dasar perbandingan.

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni, akan digunakan jumlah yang dianggarkan dan jumlah actual untuk waktu enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni, daripada jumlah untuk bulan Juni saja.

Perusahaan-perusahaan lain membandingkan anggaran untuk satu tahun penuh dengan estimasi sekarang atas kinerja actual untuk tahun yang bersangkutan. Jumlah actual untuk laporan yang disiapkan per tanggal 30 Juni akan terdiri dari angka actual untuk enam bulan pertama ditambah estimasi terbaik saat ini atas pendapatan dan beban untuk enam bulan berikutnya.

Perbandingan untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu tidak terlalu dipengaruhi oleh penyimpangan temporer yang mungkin terlihat aneh untuk bulan sekarang, dan oleh karena itu, tidak perlu terlalu diperhatikan oleh manajemen. Di pihak lain, hal tersebut mungkin menyembunyikan timbulnya faktor penting yng tidak bersifat temporer.

Perbandingan antara anggaran tahunan dengan perkiraan saat ini akan kinerja actual untuk satu tahun penuh menunjukkan seberapa dekat manajer unit bisnis memperkirakan akan memenuhi target laba tahunan.

Bila kinerja untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu lebih buruk dibandingkan dengan anggaran untuk tahun tersebut sampai tanggal itu, adalah mungkin bahwa deficit yang terjadi akan dapat diadaptasi dibulan yang tersisa. Disisi lain, kekuatan yang membuat kinerja actual berada dibawah anggaran untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal 8 William K. Carter, Akuntansi Biaya,Cost Accounting, diterjemahkan oleh Krista, Edisi 14, Buku Satu, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), 297.

(10)

tertentu dapat diperkirakan akan berlanjut di bulan berikutnya, sehingga membuat angka akhir berbeda secara signifikan dari jumlah yang dianggarkan.

Manajemen senior membutuhkan estimasi laba yang realistis untuk setahun penuh, baik karena hal itu menandakan perlunya mengubah kebijakan dividen, mendapatkan tambahan untuk kas, atau mengubah tingkat pengeluaran diskresioner, maupun karena estimasi saat ini akan kinerja tahun tersebut sering kali diberikan kepada analisis keuangan atau pihak luar lainnya.

Mendapatkan estimasi yang realistis adalah tidak mudah. Manajer unit bisnis cenderung optimis terhadap kemampuan mereka untuk berkinerja di bulan selanjutnya, karena bila mereka pesimis, maka hal tersebut akan membuat kemampuan mereka untuk mengelola diragukan.

Sampai tingkat tertentu, kecenderungan ini dapat diatasi dengan mengharuskan adanya pembuktian oleh manajer unit bisnis untuk menunjukkan bahwa tren saat ini dalam jumlah, margin, dan biaya tidak akan berlanjut. Tetapi, estimasi untuk satu tahun penuh adalah ringan, sementara kinerja actual hanya merupakan masalah pencatatan. Suatu alternative untuk mengurangi masalah ini adalah dengan melaporkan kinerja baik untuk satu tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu maupun untuk satu tahun penuh.9

2. Fokus pada Margin Kotor

Di banyak perusahaan, perubahan dalam biaya atau factor-faktor lainnya diperkirakan akan mengarah kepada perubahan dalam harga jual, dan tugas dari manajer pemasaran adalah untuk memperoleh margin kotor yang dianggarkan, yaitu, penyebaran yang konstan antara biaya dan harga jual. Kebijakan semacam itu terutama oenting dalam periode inflasi. Suatu analisi varians dalam sistem semacam itu tidak akan memiliki varians

9 M. Munandar, Budgeting Perencanaan Kerja (2nd ed.) (Yogyakarta: BPFE-UGM, (2007), 234.

(11)

harga jual. Melainkan, akan aa varians margin kotor. Margin kotor per unit adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi.

Analisis varians dilakukan dengan mensubstitusi margin kotor untuk harga jual dalam persamaan pendapatan. Margin kotor adalah selisih antara harga jual actual dengan biaya produksi standar. Biaya produksi standar saat ini harus mempertimbangkan perubahan dalam biaya produksi yang disebabkan oleh perubahan dalam tariff upah dan harga bahan baku (dan, di beberapa perusahaan, perubahan signifikan dalam factor-faktor input lainnya, seperti listrik dalam industry aluminium). Biaya standar tersebut, dan bukan biaya aktualnya, digunakan agar inefiseiensi produksi tisak memperngaruhi kinerja dari organisasi pemasaran.10

3. Standard Evaluasi

Dalam sistem pengendalian manajemen, standar formal digunakan dalam evaluasi laporan atas aktivitas actual dan terdiri atas tiga jenis:

a. Standar atau Anggaran yang Telah Ditetapkan Sebelumnya

Standar ini merupakan dasar terhadap mana kinerja actual diperbandingkan di banyak perusahaan. Seandainya angka-angka anggaran didapatkan secara acak, maka tentu saja angka-angka tersebut tidak akan menghasilkan dasar yang andal untuk perbandingan.11

b. Standar Historis

Merupakan catatan dari kinerja actual yang telah lewat. Hasil dari bulan berjalan dapat dibandingkan dengan hasil bulan sebelumnya, atau dengan hasil dari bulan yang sama di tahun sebelumnya. Memiliki dua kelemahan yang serius, yaitu: (1) kondisi mungkin saja berubah antara kedua periode tersebut sedemikian rupa sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi; dan (2) kinerja periode sebelumnya mungkin saja tidak dapat diterima.

10 Heru Maruta, “Analisis Perubahan Laba Kotor Sebagai Alat Evaluasi Penyebab Naik Turunnya Laba Perusahaan”, JAS (Jurnal Akuntansi Syariah), Vol.3, No.2 Desember 2019, 134.

11 Heru Maruta, “Analisis Perubahan Laba Kotor Sebagai Alat Evaluasi Penyebab Naik Turunnya Laba Perusahaan”, 134.

(12)

c. Standar Eksternal

Adalah standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain atau perusahaan-perusahaan lain dalam industry yang sama. Kinerja dari satu kantor cabang penjualan dapat dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan lainnya. Bila kondisi-kondisi dari kedua pusat tanggung jawab tersebut adalah serupa, maka perbandingan semacam itu dapat menghasilkan dasar yang bisa diterima untuk mengevaluasi kinerja. Beberapa perusahaan mengidentifikasikan perusahaan yang diyakini merupakan perusahaan yang dikelola paling baik dalam industry tersebut dan menggunakan angka-angka dari perusahaan tersebut, baik melalui kerja sama dengan perusahaan tersebut atau dari materi yang diterbitkan sebagai dasar perbandingan.

Proses ini disebut dengan benchmarking.

Varians antara kinerja actual dan standar adalah bermakna hanya jika diturunkan sari standar yang valid. Walaupun sangat mudah untuk mengacu pada varians yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, kata-kata ini mengimplementasikan bahwa standar adalah ukuran yang andal mengenai bagaimana kinerja yang seharusnya. bahkan biaya standar mungkin bukan merupakan estimasi yang akurat mengenai berapa biaya yang seharusnya dalam situasi tersebut. Situasi ini dapat muncul karena salah satu atau kedua alas an: (1) standar tersebut tidak ditetapkan dengan selayaknya. Atau (2) walaupun standar tersebut ditetapkan secara layak dalam kondisi yang ada pada waktu itu, kondisi yang berubah membuat standar tersebut menjaddi using. Langkah pertama yang penting dalam analisis varians adalah pengujian terhadap validitas dari standar tersebut.

4. Sistem Biaya Penuh

Jika perusahaan memiliki sistem biaya penuh (full-cost system), baik biaya overhead variabel maupun tetap dimasukkan dalam persediaan pada biaya standar per unit. Jika persediaan akhir lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan awal, sebagian dari biaya overhead tetap

(13)

yang terjadi di periode tersebut tetap akan tinggal di persediaan dari bukannya mengalir ke harga pokok penjualan. Sebaliknya jika saldo persediaan menurun selama periode tersebut, maka lebih banyak biaya overhead tetap yang dilepaskan ke harga pokok penjualan dibandingkan dengan jumlah actual yang telah terjadi dalam periode tersebut.

Jika perusahaan memiliki sistem biaya variable, biaya produksi tetap tidak dimasukan dalam persediaan, sehingga tidak ada varians volume produksi. Varians beban produksi tetap adalah selisih antara jumlah yang dianggarkan dengan jumlah actual.

5. Jumlah Rincian

Varians pendapatan dianalisis pada beberapa tingkatan: pertama, secara total; kemudian berdasarkan volume, bauran, dan harga; lalu menganalisis varians volume dan bauran berdasarkan volume industri dan pangsa pasar. Pada setiap tingkatan ini, varians tersebut dianalisis berdasarkan produk individual. Proses dari satu tingkat ke tingkat lainnya ini sering disebut dengan “mengupas bawang”—yaitu, lapisan demi lapisan dikupas, dan proses tersebut akan terus berlanjut selama rincian tambahan masih dianggap berharga.

6. Biaya Teknik dan Biaya Diskresioner

Varians dalam biaya teknik dipandang dengan cara yang berbeda secara mendasar dari varians dalam biaya kebijakan. Varians yang

“menguntungkan” dalam biaya teknik biasanya merupakan indikasi dari kinerja yang baik; yaitu, semakin rendah biayanya maka semakin baik kinerjanya. Hal ini bergantung pada kualifikasi bahwa kualitas dan pengantaran tepat waktu dinilai memuaskan.

C. Keterbatasan Analisis Varians

Keterbatasan yang paling penting adalah bahwa walaupun analisis ini mengidentifikasikan dimana varians terjadi, tetapi tidak mengatakan mengapa varians ini terjadi atau apa yang dilakukan mengenainya. Misalnya, Laporan tersebut munkin saja menunjukkan adanya varians signifikan yang tidak

(14)

menguntukan dalam beban pemasaran, dan mungkin saja mengidentifikasikan varians ini dengan beban promosi penjualan yang tinggi. Tetapi, laporan tersebut tidk menjelaskan mengapa beban promosi penjualan tinggi dan apa, jika ada, tindakan yang sedang dilakukan. Penjelasan naratif, yang melengkapi laporan kinerja, seharusnya memberikan penjelasan semacam itu.

Masalah Kedua dalam analisis varians adalah untuk menentukan apakah suatu varians adalah signifikan. Keterbatasan ketiga dari analisis varians adalah bahwa ketika laporan kinerja menjadi lebih teragregasi, varians yang saling meniadakan dapat menyesatkan pembacanya.

Demikian pula, ketika varians menjadi semakin teragregasi, para manajer menjadi semakin bergantung pada penjelasan-penjelasan dan prediksi yang menyertainya. Para manajer pabrik mengetahui apa yang terjadi di pabrik mereka dan debgan mudah menjelaskan penyebab dari varians.

Akhirnya, laporan itu hanya menunjukan apa yang telah terjadi.

Lapotan tersebut tidak menunjukan dampak masa depan dari tindakan- tindakan yang telah diambil oleh manajer. Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan formal: Laporan laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga. Informasi yang signifikan harus dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, fax, e-mail, atau pertemuan pribadi segera setelah hal itu diketahui. Laporan formal mengonfirmasikan kesan umum bahwa manajer senior telah mengetahui dari sumber-sumber tersebut. Salah satu manfaat utama dari laporan formal adalah bahwa laporan tersebut memberikan tekanan yang diinginkan pada manajer ditingkat yang lebih rendah untuk mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.

Laporan Laba adalah tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada tindakan. Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja telah dilakukan dengan baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda,

“memproses”, atau tindakan ketenaga kerjaan yang lebih drastis lagi. Tetapi, tindakan-tindakan ini tidak dilakukan untuk setiap unit bisnis setiap bulan.

Selama bisnis berjalan baik, pujian adalah yang paling diperlukan, dan

(15)

kebanyakkan orang tidak mengharapkan untuk memperoleh pujian secara rutin.

(16)

BAB III KESIMPULAN

Para manager unit bisnis melaporkan kinerja keuangan mereka kepada managemen senior secara teratur, biasanya perbulan. Laporan formal terdiri dari perbandingan antara pendapatan dan biaya aktual dengan jumlah yang dianggarkan. Selisihnya, atau varians, antara kedua jumlah ini dapat dianalisis pada beberapa tingkatan yang rinci. Analisis ini mengidentifikasikan penyebab varians antara laba yang dianggarkan dan jumlah yang berkaitan dengan masing- masing penyebab.

Suatu sistem pengukuran kinerja menyediakan suatu mekanisme untuk mengaitkan strategi dan tindakan. Sistem tersebut beroperasi berdasarkan asumsi bahwa ukuran keuangan saja tidak cukup untuk mengoperasikan suatu organisasi dan bahwa perlu diberikan perhatian khusus pada pengembangan ukuran non- keuangan yang canggih. Scorecard menggunakan beragam jenis ukuran termasuk hasil dan pemicu, keuangan dan non-keuangan, serta eksternal dan internal.

Keyakinan kunci dibalik scorecard ini adalah bahwa pengukuran akan memicu perubahan ketika organisasi tersebut bertindak sesuai dengan apa yang diukur.

Banyak kesulitan yang mungkin dihadapi oleh suatu perusahaan ketika mencoba untuk menerapkan suatu scorecard; korelasi yang buruk antara ukuran hasil dan pemicu, terpaku pada hasil keuangan, tidak ada mekanisme untuk melakukan perbaikan, kegagalan untuk memperbarui ukuran, terlalu banyak ukuran, serta kesulitan dalam membuat pertukaran.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arinna Pricilia Husain, “Analisis Varians Biaya Produksi Sebagai Alat Untuk Mengukur Tingkat Efisiensi Biaya Produksi Pada Ud. Berkat Anugrah”, Jurnal EMBA, Vol.2 No.3 September 2014.

Armanto Witjaksono, Akuntansi Biaya, Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2013.

Daljono, Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. Semarang:

BP Undip, 2001.

Herispon, Anggaran Perusahaan Analisis dan Aplikasi Pekanbaru: STIE Riau, 2015.

Heru Maruta, “Analisis Perubahan Laba Kotor Sebagai Alat Evaluasi Penyebab Naik Turunnya Laba Perusahaan”, JAS (Jurnal Akuntansi Syariah), Vol.3, No.2 Desember 2019.

M. Munandar, Budgeting Perencanaan Kerja (2nd ed.) (Yogyakarta: BPFE- UGM, 2007.

Mulyadi. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media, 2000.

Noren Garrison & Brewer Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Tauvani Indra Pratiwi Putri, Ely Kartikaningdyah, “Analisis Varians Sebagai Pengendalian Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada PT. Profab Indonesia”, Seminar Nasional Politeknik Batam 2010, Vol II (2), 2010 ISSN : 2085-3858.

William K. Carter, Akuntansi Biaya,Cost Accounting, diterjemahkan oleh Krista, Edisi 14, Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Total biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk yang diperoleh dengan cara menghitung : biaya pakan, biaya pembelian bibit, biaya

setiap perusahaan dapat menyusun anggaran untuk menentukan besarnya standar biaya kualitas setiap kelompok atau elemen secara individual, sehingga biaya kualitas yang

Penentuan harga pokok produksi perusahaan hanya didasarkan pada biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan dalam periode berjalan (satu bulan), mulai dari kegiatan pembuatan media ½

Didalam melakukan proses bersinambungan dengan semua unsur biaya yang dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya variabel (produksi dan non produksi), untuk menganalisa

Penentuan harga pokok produksi perusahaan hanya didasarkan pada biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan dalam periode berjalan (satu bulan), mulai dari kegiatan pembuatan media ½

Total biaya produksi adalah keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk yang diperoleh dengan cara menghitung : biaya bibit, biaya

Total biaya produksi atau total pengeluaran yaitu biaya – biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk yang diperoleh dengan cara menghitung : biaya pakan, biaya

Biaya pendukung produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperlancar proses produksi. Cara mengurangi biaya tersebut dapat dilakukan dengan cara