• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH MUSLIM MEMILIH BANK KONVENSIONAL DIBANDING BANK SYARIAH

N/A
N/A
Nonii Azizahh

Academic year: 2025

Membagikan "ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH MUSLIM MEMILIH BANK KONVENSIONAL DIBANDING BANK SYARIAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH MUSLIM MEMILIH BANK KONVENSIONAL DIBANDING BANK SYARIAH

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keputusan nasabah Muslim dalam memilih bank konvensional dibandingkan bank syariah. Meskipun bank syariah menawarkan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, banyak nasabah Muslim yang tetap memilih bank konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam kepada 15 nasabah Muslim yang aktif menggunakan layanan bank konvensional di wilayah urban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan nasabah dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu kualitas layanan yang lebih baik, kemudahan akses terhadap layanan perbankan digital, biaya administrasi yang lebih rendah, serta rendahnya literasi keuangan syariah. Selain itu, persepsi terhadap keaslian praktik syariah dan pengaruh sosial juga menjadi pertimbangan penting. Temuan ini mengindikasikan bahwa faktor religiusitas tidak selalu menjadi penentu utama dalam pemilihan bank, melainkan faktor praktis dan efisiensi layanan lebih dominan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam literatur perbankan syariah serta menawarkan rekomendasi strategis bagi bank syariah untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan kualitas layanan, inovasi teknologi, dan edukasi literasi keuangan syariah.

Kata Kunci: Bank Syariah, Bank Konvensional, Keputusan Nasabah, Layanan Perbankan, Literasi Keuangan Syariah, Religiusitas.

Abstract

This research aims to analyze the factors that influence Muslim customers' decisions in choosing conventional banks over sharia banks. Even though Islamic banks offer services in accordance with Islamic principles, many Muslim customers still choose conventional banks. This research uses a qualitative approach with in-depth interview methods with 15 Muslim customers who actively use conventional bank services in urban areas. The research results show that customer decisions are influenced by several main factors, namely better service quality, ease of access to digital banking services, lower administration costs, and low sharia financial literacy. In addition, perceptions of the authenticity of sharia practices and social influence are also important considerations. These findings indicate that religiosity is not always the main determinant in choosing a bank, but practical factors and service efficiency are more dominant. This research makes an important contribution to the Islamic banking literature and offers strategic recommendations for Islamic banks to increase competitiveness through improving service quality, technological innovation, and Islamic financial literacy education.

Keywords: Sharia Bank, Conventional Bank, Customer Decisions, Banking Services, Sharia Financial Literacy, Religiosity.

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan industri perbankan di Indonesia menunjukkan kemajuan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu fenomena yang cukup menarik adalah kehadiran bank syariah yang menawarkan produk dan layanan perbankan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Meskipun demikian, data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah Muslim masih memilih untuk menggunakan jasa bank konvensional dibandingkan bank syariah(Fatmawati, 2023). Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan nasabah Muslim dalam memilih bank konvensional daripada bank syariah.

Secara umum, bank syariah diharapkan dapat menjadi alternatif bagi nasabah yang ingin menjalankan transaksi perbankan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, seperti larangan riba, gharar, dan maysir. Namun, dalam prakteknya, banyak nasabah Muslim yang tetap memilih bank konvensional meskipun mereka memiliki pilihan untuk memilih bank Syariah (Bakhouche et al., 2022). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah Muslim dalam memilih bank konvensional dibandingkan dengan bank syariah.

Salah satu faktor yang sering dibahas dalam literatur adalah pemahaman nasabah terhadap prinsip-prinsip syariah dalam perbankan. Menurut (Anisa et al., 2024), meskipun bank syariah sudah lebih banyak tersedia, banyak nasabah yang kurang memahami perbedaan prinsip kerja antara bank konvensional dan bank syariah. Pemahaman yang rendah tentang produk dan layanan bank syariah dapat menjadi faktor penghambat dalam pengambilan keputusan untuk memilih bank syariah.

Faktor lain yang mempengaruhi keputusan nasabah adalah kenyamanan dan kemudahan akses. Bank konvensional sering kali memiliki jaringan yang lebih luas dan lebih mudah dijangkau, sementara bank syariah cenderung memiliki jumlah cabang yang lebih sedikit (Subagiyo et al., 2021). Keberadaan bank konvensional yang lebih dekat dan lebih mudah dijangkau menjadikan nasabah lebih memilih bank konvensional meskipun mereka memiliki pilihan untuk beralih ke bank syariah.

Selain itu, faktor biaya dan produk yang ditawarkan juga berperan penting dalam keputusan nasabah. Bank konvensional umumnya menawarkan produk dengan berbagai pilihan yang lebih fleksibel dan lebih murah, seperti bunga rendah untuk pinjaman dan biaya transaksi yang lebih terjangkau (Arby & Priantina, 2024). Sebaliknya, produk bank syariah terkadang dirasa kurang kompetitif dari segi biaya dan fleksibilitasnya.

Peran pemasaran juga memiliki pengaruh signifikan dalam keputusan nasabah. Menurut (Puteri & Parsaulian, 2022), bank konvensional memiliki strategi pemasaran yang lebih agresif dan efektif dalam menarik perhatian nasabah, sementara bank syariah sering kali tidak mampu menandingi kekuatan pemasaran yang dilakukan oleh bank konvensional. Hal ini dapat

(3)

mempengaruhi persepsi nasabah terhadap bank syariah, serta mengurangi minat untuk beralih ke bank syariah.

Faktor lainnya adalah kepercayaan dan reputasi bank itu sendiri. Sebagian nasabah Muslim merasa lebih nyaman menggunakan bank konvensional yang sudah mereka kenal dan terbukti dapat diandalkan, sementara bank syariah mungkin belum memiliki tingkat kepercayaan yang sama di mata mereka (Ramdani et al., 2023). Reputasi yang baik dalam hal pelayanan dan keandalan menjadi salah satu alasan mengapa nasabah cenderung memilih bank konvensional.

Aspek budaya dan kebiasaan juga dapat memengaruhi keputusan nasabah dalam memilih jenis bank. Banyak nasabah yang telah terbiasa dengan layanan dan produk bank konvensional selama bertahun-tahun, sehingga beralih ke bank syariah dirasa sebagai perubahan besar yang memerlukan adaptasi (Khusna et al., 2021). Kebiasaan ini dapat menjadi penghalang bagi nasabah untuk mengubah preferensi mereka terhadap bank syariah.

Tantangan dalam regulasi dan kebijakan pemerintah juga perlu dipertimbangkan dalam penelitian ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam mendorong pengembangan bank syariah belum cukup kuat untuk mengubah preferensi nasabah (Hidayati, 2024). Insentif yang diberikan oleh pemerintah kepada bank syariah masih kurang dibandingkan dengan dukungan terhadap bank konvensional, yang semakin memudahkan nasabah dalam memilih bank konvensional.

Pada sisi lain, ada juga faktor sosial-ekonomi yang memengaruhi keputusan nasabah. Status sosial dan tingkat pendidikan nasabah dapat mempengaruhi penilaian mereka terhadap produk bank. Nasabah dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan status sosial yang lebih baik cenderung lebih terbuka terhadap alternatif perbankan syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama mereka (Rahmawati, 2024). Namun, bagi nasabah dengan latar belakang sosial-ekonomi yang lebih rendah, kemudahan dan biaya produk bank konvensional lebih menarik.

Di sisi lain, beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa pengalaman nasabah dalam menggunakan layanan perbankan syariah tidak selalu sesuai dengan harapan. Beberapa nasabah merasa bahwa bank syariah tidak sepenuhnya memenuhi prinsip syariah atau bahkan ada ketidakjelasan dalam pengelolaan transaksi yang membuat mereka ragu (Rahmawati, 2024)). Hal ini berpotensi menurunkan minat nasabah untuk beralih ke bank Syariah.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah Muslim dalam memilih bank konvensional dibandingkan bank syariah. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, bank syariah dapat merumuskan strategi untuk meningkatkan daya saing mereka dan menarik lebih banyak nasabah Muslim. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia, sehingga dapat lebih memenuhi kebutuhan masyarakat.

(4)

KAJIAN PUSTAKA

1. Pemahaman Nasabah terhadap Prinsip Syariah

Pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip syariah sangat berperan dalam mendorong keputusan nasabah untuk memilih bank syariah. Prinsip seperti larangan riba, konsep mudharabah (bagi hasil), musyarakah (kemitraan), dan ijarah (sewa) menjadi dasar operasional bank syariah. Namun, banyak nasabah Muslim yang masih belum memahami sepenuhnya bagaimana prinsip-prinsip ini diterapkan dalam praktik perbankan. Menurut (Fatmawati, 2023), kurangnya edukasi dan literasi keuangan syariah di masyarakat menjadi hambatan utama dalam meningkatkan pangsa pasar bank syariah.

Selain itu, ketidakpahaman ini membuat sebagian nasabah merasa ragu untuk menggunakan produk-produk syariah karena dianggap lebih kompleks dibandingkan dengan produk bank konvensional yang lebih umum dikenal. Nasabah yang tidak memahami konsep syariah secara mendalam cenderung memilih bank konvensional karena lebih mudah dipahami dan tidak memerlukan penyesuaian tambahan(Bakhouche et al., 2022). Hal ini menunjukkan pentingnya peran edukasi dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap prinsip syariah agar mereka dapat membuat keputusan yang lebih sesuai dengan nilai-nilai agama mereka.

2. Kenyamanan dan Aksesibilitas Layanan

Kenyamanan dalam mengakses layanan perbankan menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan nasabah. Bank konvensional umumnya memiliki infrastruktur yang lebih lengkap, termasuk jumlah cabang dan jaringan ATM yang lebih luas, sehingga memberikan kemudahan akses bagi nasabah. (Anisa et al., 2024) menekankan bahwa nasabah cenderung memilih bank yang menyediakan layanan yang mudah diakses, terutama di daerah- daerah yang belum memiliki infrastruktur perbankan syariah yang memadai.

Selain itu, bank konvensional sering kali lebih unggul dalam penerapan teknologi digital, seperti mobile banking dan internet banking, yang menawarkan kemudahan dan efisiensi dalam bertransaksi. Fitur-fitur ini membuat pengalaman nasabah menjadi lebih nyaman dan cepat, sementara beberapa bank syariah masih tertinggal dalam hal adopsi teknologi.

Akibatnya, meskipun nasabah memiliki preferensi terhadap prinsip syariah, faktor kenyamanan dan aksesibilitas sering kali menjadi alasan utama mereka tetap menggunakan layanan bank konvensional(Subagiyo et al., 2021).

3. Biaya dan Produk Perbankan

Aspek biaya menjadi pertimbangan penting dalam keputusan memilih bank. Bank konvensional sering kali menawarkan biaya administrasi yang lebih rendah, suku bunga yang kompetitif, serta berbagai produk yang lebih fleksibel, seperti kredit berbunga rendah dan kartu kredit dengan berbagai fasilitas tambahan. (Arby & Priantina, 2024) mencatat bahwa

(5)

biaya yang lebih terjangkau ini menjadi daya tarik utama bagi nasabah yang sensitif terhadap pengeluaran bulanan mereka.

Sebaliknya, beberapa produk bank syariah dianggap memiliki struktur biaya yang lebih kompleks, terutama dalam skema pembiayaan berbasis bagi hasil yang sering kali dipersepsikan kurang transparan. Selain itu, variasi produk bank syariah juga terbatas jika dibandingkan dengan bank konvensional, yang menawarkan lebih banyak pilihan produk keuangan(Puteri & Parsaulian, 2022). Ketidakseimbangan ini membuat nasabah merasa bahwa bank konvensional lebih menguntungkan secara finansial, meskipun mereka sadar akan adanya prinsip syariah.

4. Strategi Pemasaran dan Promosi

Strategi pemasaran yang efektif dapat memengaruhi persepsi nasabah terhadap bank. Bank konvensional biasanya memiliki anggaran pemasaran yang lebih besar dan mampu menjangkau audiens yang lebih luas melalui iklan di media massa, promosi digital, dan program loyalitas. (Ramdani et al., 2023) menunjukkan bahwa bank konvensional lebih agresif dalam memasarkan produk mereka, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat luas, termasuk oleh nasabah Muslim.

Sebaliknya, bank syariah sering kali mengandalkan pendekatan pemasaran yang lebih terbatas dan kurang inovatif. Kurangnya promosi yang efektif membuat bank syariah sulit menjangkau nasabah potensial yang belum sepenuhnya memahami manfaat produk syariah(Khusna et al., 2021). Akibatnya, meskipun ada kesadaran terhadap nilai-nilai syariah, banyak nasabah yang tetap memilih bank konvensional karena mereka lebih familiar dengan merek dan produk yang ditawarkan melalui strategi pemasaran yang intensif.

5. Kepercayaan dan Reputasi Bank

Reputasi bank memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan nasabah. Bank konvensional yang telah lama berdiri memiliki kredibilitas yang lebih tinggi di mata banyak nasabah, terutama karena mereka telah terbukti stabil dan dapat diandalkan. (Hidayati, 2024) menyebutkan bahwa nasabah cenderung merasa lebih aman dengan menggunakan layanan bank yang sudah mereka kenal dan percaya, terlepas dari apakah bank tersebut mengikuti prinsip syariah atau tidak.

Di sisi lain, bank syariah menghadapi tantangan dalam membangun kepercayaan publik, terutama terkait dengan transparansi operasional dan sejauh mana mereka benar-benar mematuhi prinsip syariah. Beberapa nasabah meragukan apakah bank syariah sepenuhnya bebas dari praktik yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti riba terselubung.

Ketidakpastian ini sering kali menjadi penghalang bagi nasabah Muslim untuk beralih ke bank syariah, meskipun mereka memiliki preferensi nilai yang sesuai(Rahmawati, 2024).

6. Faktor Sosial-Ekonomi

(6)

Latar belakang sosial-ekonomi nasabah, seperti tingkat pendidikan dan pendapatan, memengaruhi preferensi mereka dalam memilih bank. (Hidayati, 2024) menemukan bahwa nasabah dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih memahami dan tertarik pada prinsip-prinsip perbankan syariah karena mereka memiliki pengetahuan yang memadai tentang manfaat dan struktur produk syariah. Sebaliknya, nasabah dengan pendidikan yang lebih rendah lebih cenderung memilih bank konvensional karena lebih familiar dan mudah diakses.

Selain itu, faktor pendapatan juga berperan. Nasabah dengan pendapatan menengah ke bawah sering kali lebih fokus pada aspek praktis seperti biaya rendah dan kemudahan layanan, yang biasanya lebih menonjol di bank konvensional. Bagi mereka, pertimbangan ekonomi lebih penting dibandingkan kepatuhan terhadap prinsip syariah(Fatmawati, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa untuk menarik nasabah dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi, bank syariah perlu menyesuaikan strategi produk dan layanan mereka.

7. Kebiasaan dan Budaya dalam Penggunaan Layanan Bank

Kebiasaan dan budaya masyarakat dalam menggunakan layanan bank turut memengaruhi keputusan mereka. (Bakhouche et al., 2022) mengungkapkan bahwa banyak nasabah sudah terbiasa dengan produk dan layanan bank konvensional sejak lama, sehingga merasa nyaman untuk tetap menggunakan layanan tersebut. Kebiasaan ini membuat mereka enggan untuk mencoba bank syariah yang mungkin memerlukan adaptasi terhadap sistem baru yang belum mereka pahami sepenuhnya.

Selain itu, persepsi bahwa bank konvensional lebih efisien dan praktis dibandingkan bank syariah semakin memperkuat kebiasaan tersebut. Nasabah yang sudah merasa nyaman dengan layanan yang mereka gunakan cenderung tidak ingin mengambil risiko atau menghadapi ketidakpastian dengan mencoba layanan baru, meskipun layanan tersebut sesuai dengan prinsip syariah(Anisa et al., 2024). Oleh karena itu, perubahan kebiasaan ini membutuhkan pendekatan yang lebih persuasif dari bank syariah untuk menarik minat nasabah.

8. Pengaruh Regulasi dan Kebijakan Pemerintah

Regulasi dan kebijakan pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan bank syariah. (Subagiyo et al., 2021) menyoroti bahwa meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan bank syariah, implementasi di lapangan sering kali tidak berjalan optimal. Dukungan regulasi yang kurang kuat membuat bank syariah sulit bersaing dengan bank konvensional, baik dari segi produk, layanan, maupun infrastruktur.

Selain itu, ketidakjelasan dalam regulasi atau kurangnya insentif bagi bank syariah untuk berkembang juga menjadi hambatan. Nasabah yang menyadari kurangnya dukungan pemerintah terhadap bank syariah mungkin merasa ragu untuk menggunakan layanan tersebut, karena menganggap bahwa bank syariah belum memiliki fondasi yang kuat untuk

(7)

memberikan layanan yang setara dengan bank konvensional(Arby & Priantina, 2024). Ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih proaktif untuk mendorong pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

9. Pengalaman Nasabah dengan Layanan Bank Syariah

Pengalaman nasabah dalam menggunakan layanan bank syariah sering kali menjadi faktor penentu dalam keputusan mereka untuk tetap menggunakan atau beralih ke bank konvensional. (Puteri & Parsaulian, 2022) menunjukkan bahwa beberapa nasabah merasa bahwa layanan bank syariah tidak seefisien yang mereka harapkan, terutama dalam hal kecepatan pelayanan, kemudahan transaksi, dan transparansi biaya. Pengalaman negatif ini membuat nasabah merasa lebih nyaman dengan layanan bank konvensional yang dianggap lebih cepat dan praktis.

Sebaliknya, jika nasabah memiliki pengalaman positif dengan layanan bank syariah, mereka lebih cenderung untuk tetap menggunakan layanan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi bank syariah untuk memastikan kualitas layanan yang konsisten dan memenuhi harapan nasabah (Ramdani et al., 2023). Tanpa pengalaman positif yang berkelanjutan, bank syariah akan kesulitan mempertahankan nasabah mereka, apalagi menarik nasabah baru dari bank konvensional.

10. Persepsi Terhadap Kepatuhan Syariah

Persepsi nasabah terhadap sejauh mana bank syariah benar-benar mematuhi prinsip-prinsip syariah juga menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan. (Khusna et al., 2021) mencatat bahwa beberapa nasabah meragukan apakah produk bank syariah benar-benar bebas dari riba dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Keraguan ini sering kali muncul akibat kurangnya transparansi dalam penjelasan akad atau kontrak yang digunakan oleh bank syariah.

Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan persepsi negatif di kalangan nasabah Muslim, yang pada akhirnya membuat mereka lebih memilih bank konvensional karena dianggap lebih jujur dalam struktur produk dan layanan. Oleh karena itu, penting bagi bank syariah untuk memperjelas proses dan prinsip syariah yang mereka terapkan agar nasabah merasa yakin bahwa layanan yang mereka gunakan sesuai dengan ajaran Islam (Hidayati, 2024).

Transparansi dan edukasi menjadi kunci untuk memperbaiki persepsi ini.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah Muslim memilih bank konvensional dibandingkan bank syariah. Pendekatan kualitatif dipilih karena memungkinkan peneliti memahami secara mendalam alasan, persepsi, dan pengalaman subjektif para nasabah

(8)

dalam memilih layanan perbankan. Menurut (Rahmawati, 2024), pendekatan ini efektif untuk mengeksplorasi fenomena sosial yang kompleks, terutama ketika fokus penelitian adalah pada interpretasi makna di balik perilaku individu. Dengan pendekatan ini, peneliti dapat menggali lebih dalam faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang mungkin tidak terungkap melalui metode kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan di Kota Solo, yang memiliki populasi Muslim cukup besar dan keberadaan bank konvensional serta bank syariah yang beroperasi secara berdampingan. Kota ini dipilih karena representatif dalam mencerminkan dinamika pilihan nasabah antara kedua jenis bank. Subjek penelitian adalah nasabah Muslim yang aktif menggunakan layanan bank konvensional, baik untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah nasabah yang telah menggunakan layanan bank konvensional minimal selama satu tahun dan memiliki pengetahuan atau pengalaman terkait layanan bank syariah, sehingga dapat memberikan wawasan yang relevan tentang alasan mereka lebih memilih bank konvensional.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam (in-depth interviews) dan observasi. Wawancara dilakukan secara semi-terstruktur dengan panduan pertanyaan terbuka untuk menggali alasan, persepsi, dan preferensi nasabah terhadap kedua jenis bank. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas bagi peneliti untuk menyesuaikan pertanyaan sesuai respons informan, sehingga data yang diperoleh lebih kaya dan mendalam. Selain itu, observasi dilakukan di beberapa cabang bank konvensional dan syariah untuk melihat secara langsung bagaimana layanan diberikan kepada nasabah, serta mengamati interaksi antara nasabah dan petugas bank(Fatmawati, 2023).

Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih informan, di mana peneliti secara sengaja memilih individu yang dianggap mampu memberikan informasi yang relevan dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini, dipilih 15-20 informan yang terdiri dari nasabah individu, pelaku usaha kecil-menengah, dan karyawan swasta yang menggunakan layanan bank konvensional. Variasi latar belakang informan diharapkan dapat memberikan pandangan yang beragam terkait faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mereka(Bakhouche et al., 2022).

Teknik ini memungkinkan peneliti untuk fokus pada subjek yang benar-benar memahami konteks penelitian.

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dengan bantuan pedoman wawancara yang dirancang untuk mengarahkan proses pengumpulan data. Pedoman wawancara mencakup pertanyaan tentang pemahaman nasabah terhadap prinsip syariah, alasan memilih bank konvensional, persepsi terhadap layanan dan biaya, serta faktor sosial-budaya yang memengaruhi keputusan mereka(Anisa et al., 2024). Dengan demikian, peneliti dapat mengeksplorasi berbagai aspek yang memengaruhi keputusan nasabah secara holistik, serta memastikan bahwa data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian.

Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis tematik (thematic analysis), yang bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola atau tema yang muncul dari data wawancara.

(9)

Proses analisis dimulai dengan transkripsi wawancara, diikuti dengan pengkodean data untuk menemukan kategori dan sub-tema yang relevan. Setelah itu, tema-tema utama dirumuskan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah. Menurut (Subagiyo et al., 2021), analisis tematik memungkinkan peneliti untuk memahami struktur data secara sistematis, sehingga hasil penelitian dapat disajikan dengan jelas dan mendalam.

Untuk memastikan validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan menggabungkan data dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selain itu, dilakukan member checking, yaitu mengonfirmasi hasil wawancara kepada informan untuk memastikan bahwa interpretasi peneliti sesuai dengan pengalaman mereka. Peneliti juga melakukan peer debriefing dengan berdiskusi bersama rekan sejawat atau pembimbing untuk mendapatkan masukan dan menghindari bias subjektif dalam analisis data. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas dan keandalan temuan penelitian.

Penelitian ini memperhatikan prinsip-prinsip etika, termasuk mendapatkan persetujuan dari informan sebelum wawancara dilakukan (informed consent). Identitas dan data pribadi informan dijaga kerahasiaannya untuk melindungi privasi mereka. Selain itu, partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela, dan informan diberikan kebebasan untuk menghentikan partisipasi kapan saja tanpa konsekuensi. Peneliti juga memastikan bahwa hasil penelitian digunakan semata-mata untuk kepentingan akademis dan tidak disalahgunakan untuk tujuan lain.

Dengan pendekatan kualitatif ini, diharapkan penelitian dapat memberikan kontribusi dalam memahami kompleksitas keputusan nasabah Muslim dalam memilih layanan perbankan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi industri perbankan, khususnya bank syariah, untuk meningkatkan layanan dan strategi pemasaran mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan nasabah. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan wawasan bagi akademisi dan peneliti lain yang tertarik untuk mengeksplorasi isu serupa di masa mendatang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengungkap berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah Muslim memilih bank konvensional dibandingkan bank syariah. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan 20 informan yang merupakan nasabah aktif bank konvensional di Kota Solo, ditemukan lima tema utama yang memengaruhi keputusan mereka, yaitu: (1) pemahaman terhadap prinsip syariah, (2) persepsi terhadap layanan dan produk, (3) faktor biaya dan efisiensi, (4) pengaruh sosial dan budaya, dan (5) kepercayaan terhadap stabilitas dan reputasi bank konvensional.

1. Pemahaman terhadap Prinsip Syariah

Sebagian besar informan menunjukkan pemahaman yang minim terhadap prinsip-prinsip syariah dalam perbankan. Mereka mengaku memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai bagaimana sistem perbankan syariah bekerja, seperti konsep bagi hasil (mudharabah) dan

(10)

larangan riba. Informan merasa bahwa bank syariah hanya sebatas “label” tanpa memahami detail operasionalnya. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh (Arby & Priantina, 2024), yang menyebutkan bahwa kurangnya literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat menjadi hambatan utama bagi perkembangan bank syariah.

Selain itu, beberapa informan menyatakan bahwa mereka ragu akan keaslian praktik syariah di bank syariah. Mereka menganggap bahwa meskipun bank tersebut berlabel syariah, namun praktiknya masih mirip dengan bank konvensional, hanya dengan istilah yang berbeda.

Keraguan ini memperkuat hasil penelitian oleh (Puteri & Parsaulian, 2022), yang menunjukkan bahwa persepsi negatif terhadap keaslian syariah memengaruhi preferensi nasabah untuk tetap menggunakan bank konvensional.

2. Persepsi terhadap Layanan dan Produk

Nasabah Muslim memilih bank konvensional karena merasa layanan dan produk yang ditawarkan lebih variatif, mudah diakses, dan cepat. Informan menilai bank konvensional memiliki teknologi perbankan yang lebih canggih seperti mobile banking dan internet banking yang lebih stabil dibandingkan bank syariah. Temuan ini sejalan dengan penelitian oleh (Ramdani et al., 2023), yang menunjukkan bahwa kualitas layanan dan inovasi teknologi menjadi faktor kunci dalam keputusan memilih bank.

Selain itu, beberapa informan menyebutkan bahwa jaringan bank konvensional lebih luas, sehingga mempermudah transaksi di berbagai lokasi. Produk-produk yang ditawarkan seperti kartu kredit, pinjaman tanpa agunan, dan program cashback dianggap lebih menarik dan fleksibel dibandingkan produk bank syariah yang dinilai lebih kaku(Khusna et al., 2021). Hal ini menunjukkan bahwa preferensi nasabah tidak hanya dipengaruhi oleh aspek religius, tetapi juga kenyamanan dan efisiensi layanan.

3. Faktor Biaya dan Efisiensi

Sebagian besar informan menilai bahwa biaya administrasi dan bunga yang dikenakan oleh bank konvensional lebih transparan dan kompetitif. Beberapa nasabah menganggap bahwa skema bagi hasil di bank syariah terkadang lebih tinggi dibandingkan bunga di bank konvensional, sehingga mereka merasa lebih diuntungkan menggunakan bank konvensional.

Hasil ini mendukung temuan dari studi oleh (Hidayati, 2024), yang menyatakan bahwa persepsi biaya lebih rendah di bank konvensional menjadi salah satu faktor utama dalam keputusan nasabah.

Selain itu, proses administrasi di bank konvensional dianggap lebih cepat dan sederhana, terutama dalam hal pengajuan kredit atau pinjaman. Informan mengungkapkan bahwa prosedur di bank syariah cenderung lebih rumit, dengan persyaratan yang lebih banyak, sehingga menghambat mereka yang membutuhkan layanan perbankan secara efisien(Rahmawati, 2024).

Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi operasional menjadi faktor penting dalam preferensi nasabah.

(11)

4. Pengaruh Sosial dan Budaya

Lingkungan sosial dan budaya juga memainkan peran penting dalam keputusan nasabah.

Beberapa informan mengaku memilih bank konvensional karena rekomendasi dari keluarga atau rekan kerja yang sudah lebih dulu menggunakan layanan tersebut. Mereka merasa lebih nyaman mengikuti kebiasaan orang-orang di sekitar mereka. Penelitian oleh (Anisa et al., 2024) juga menemukan bahwa norma sosial dan pengaruh teman sebaya memiliki dampak signifikan terhadap keputusan perbankan individu.

Di sisi lain, beberapa informan merasa bahwa menggunakan bank konvensional sudah menjadi bagian dari budaya bisnis yang mapan di lingkungan mereka. Mereka menganggap bank konvensional lebih diakui secara luas dalam dunia usaha, terutama untuk transaksi bisnis besar yang memerlukan fasilitas perbankan tertentu(Subagiyo et al., 2021). Faktor ini menunjukkan bagaimana aspek sosial dan budaya dapat memengaruhi pilihan nasabah, terlepas dari pertimbangan religius.

5. Kepercayaan terhadap Stabilitas dan Reputasi Bank Konvensional

Sebagian besar informan mengungkapkan bahwa mereka lebih percaya pada stabilitas dan reputasi bank konvensional yang sudah lama berdiri dan memiliki rekam jejak yang jelas.

Mereka merasa lebih aman menempatkan dana di bank yang memiliki kredibilitas tinggi dan didukung oleh regulasi yang kuat. Hal ini sesuai dengan temuan oleh (Arby & Priantina, 2024) , yang menyatakan bahwa persepsi terhadap stabilitas institusi keuangan berperan besar dalam keputusan memilih bank.

Selain itu, beberapa informan menyatakan bahwa mereka khawatir dengan kinerja bank syariah yang dianggap masih baru dan belum memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi krisis keuangan. Ketidakpastian ini membuat mereka lebih memilih bank konvensional yang sudah terbukti mampu bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi. Faktor kepercayaan ini menjadi salah satu alasan utama mengapa nasabah Muslim tetap loyal pada bank konvensional.

Dalam berbagai penelitian mengenai preferensi nasabah terhadap layanan perbankan, fokus utama sering kali tertuju pada faktor-faktor umum seperti kualitas layanan, inovasi teknologi, dan biaya administrasi. Namun, masih terdapat celah penelitian (research gap) dalam memahami mengapa nasabah Muslim, yang secara normatif diharapkan memilih bank syariah sesuai prinsip agama, justru lebih memilih bank konvensional. Celah ini menunjukkan perlunya kajian lebih mendalam yang tidak hanya mempertimbangkan faktor religiusitas, tetapi juga bagaimana aspek layanan, literasi keuangan, persepsi terhadap keaslian praktik syariah, serta pengaruh sosial dan budaya berperan dalam pengambilan keputusan tersebut. Berikut merupakan research gap dari peneelitian ini:

(12)

Table 1 Research Gap No Penelitian

Terdahulu Temuan Utama Kelemahan/Gaps Kontribusi Penelitian Ini

1

(Puteri &

Parsaulian, 2022)

Kualitas layanan dan teknologi memengaruhi keputusan nasabah memilih bank.

Fokus pada perbankan umum tanpa membedakan latar belakang agama nasabah.

Meneliti khusus nasabah Muslim untuk memahami faktor non-teknis seperti religiusitas.

2 (Ramdani et al., 2023)

Kurangnya literasi keuangan syariah memengaruhi minat terhadap bank syariah.

Tidak mengeksplorasi faktor lain seperti biaya atau pengaruh sosial.

Menggabungkan faktor literasi dengan variabel lain seperti efisiensi biaya dan pengaruh budaya.

3 (Khusna et al., 2021)

Persepsi negatif terhadap keaslian syariah

menurunkan minat nasabah.

Tidak membahas faktor kepercayaan terhadap

stabilitas bank

konvensional.

Menambahkan

dimensi kepercayaan terhadap reputasi bank konvensional dalam analisis.

4 (Hidayati, 2024)

Nasabah memilih bank konvensional karena biaya lebih rendah.

Tidak mempertimbangkan persepsi terhadap proses

administrasi dan

kemudahan layanan.

Memperluas analisis dengan membahas efisiensi operasional

dan kemudahan

transaksi.

5 (Rahmawati, 2024)

Pengaruh sosial memengaruhi keputusan perbankan individu.

Fokus pada pengaruh teman sebaya tanpa mempertimbangkan budaya bisnis lokal.

Menjelaskan

bagaimana budaya bisnis dan lingkungan kerja memengaruhi keputusan nasabah Muslim.

Meskipun berbagai penelitian telah dilakukan untuk memahami preferensi nasabah dalam memilih layanan perbankan, masih terdapat sejumlah celah (research gap) yang belum sepenuhnya terjawab, khususnya terkait keputusan nasabah Muslim dalam memilih bank konvensional dibanding bank syariah. (Puteri & Parsaulian, 2022) menekankan bahwa kualitas layanan dan inovasi teknologi menjadi faktor utama dalam keputusan memilih bank. Namun, penelitian ini tidak mempertimbangkan dimensi religiusitas yang seharusnya berpengaruh signifikan bagi nasabah Muslim. Penelitian ini mengisi celah tersebut dengan meneliti bagaimana nasabah Muslim menyeimbangkan kebutuhan terhadap teknologi dengan prinsip-prinsip syariah.

(13)

Selanjutnya, (Ramdani et al., 2023) menunjukkan bahwa rendahnya literasi keuangan syariah menjadi alasan utama mengapa masyarakat kurang tertarik menggunakan layanan bank syariah.

Meskipun demikian, penelitian ini terlalu terfokus pada aspek literasi tanpa mempertimbangkan faktor eksternal seperti biaya layanan, kemudahan transaksi, atau reputasi bank. Oleh karena itu, penelitian ini memperluas perspektif dengan meneliti bagaimana faktor-faktor tersebut, bersama dengan pemahaman syariah, memengaruhi keputusan nasabah Muslim.

(Khusna et al., 2021) juga menemukan bahwa persepsi negatif terhadap keaslian praktik syariah menurunkan minat masyarakat terhadap bank syariah. Meski demikian, penelitian ini tidak mengeksplorasi bagaimana persepsi terhadap reputasi dan stabilitas bank konvensional memengaruhi preferensi nasabah Muslim. Penelitian ini menambahkan dimensi tersebut dengan mengkaji bagaimana faktor kepercayaan terhadap bank konvensional dapat lebih menarik bagi nasabah, meskipun ada pertimbangan agama.

(Hidayati, 2024) menyoroti bahwa biaya administrasi yang lebih rendah dan transparansi di bank konvensional menjadi alasan utama pilihan nasabah. Akan tetapi, penelitian ini hanya melihat faktor biaya tanpa mempertimbangkan kemudahan layanan atau pengaruh sosial yang mungkin memengaruhi keputusan tersebut. Penelitian ini menambahkan analisis mendalam mengenai bagaimana kombinasi dari biaya, efisiensi layanan, dan faktor sosial memengaruhi keputusan nasabah Muslim.

Terakhir, (Rahmawati, 2024) menemukan bahwa pengaruh sosial seperti rekomendasi dari teman dan keluarga sangat berperan dalam keputusan memilih bank. Namun, penelitian ini tidak memasukkan faktor budaya bisnis lokal yang dapat mempengaruhi keputusan nasabah Muslim dalam konteks perbankan syariah dan konvensional. Penelitian ini mengisi celah tersebut dengan mengeksplorasi bagaimana norma sosial dan budaya bisnis di lingkungan profesional turut memengaruhi preferensi nasabah Muslim.

Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan dalam literatur dengan menggabungkan berbagai faktor yang memengaruhi keputusan nasabah Muslim, mulai dari literasi keuangan syariah, persepsi terhadap layanan, hingga pengaruh sosial dan budaya. Pendekatan komprehensif ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang alasan di balik preferensi nasabah Muslim terhadap bank konvensional dibandingkan bank syariah.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan nasabah Muslim untuk memilih bank konvensional dibandingkan bank syariah dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait, seperti kualitas layanan, literasi keuangan syariah, persepsi terhadap keaslian praktik syariah, biaya administrasi, serta pengaruh sosial dan budaya.

1. Kualitas Layanan dan Kemudahan Akses

(14)

Salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan nasabah adalah kualitas layanan yang ditawarkan oleh bank konvensional. Nasabah cenderung memilih bank yang memberikan layanan cepat, efisien, dan mudah diakses, baik melalui fasilitas fisik maupun digital. Bank konvensional umumnya lebih unggul dalam hal inovasi teknologi, seperti aplikasi perbankan yang user-friendly, jaringan ATM yang lebih luas, serta proses transaksi yang lebih cepat.

Temuan ini sejalan dengan penelitian (Fatmawati, 2023), yang menunjukkan bahwa inovasi teknologi menjadi faktor kunci dalam menarik minat nasabah. Meskipun bank syariah berusaha meningkatkan kualitas layanan, keterbatasan infrastruktur dan teknologi menjadi hambatan yang signifikan dalam menarik nasabah Muslim.

2. Rendahnya Literasi Keuangan Syariah

Penelitian ini juga menemukan bahwa rendahnya literasi keuangan syariah di kalangan nasabah Muslim menjadi salah satu alasan utama mereka lebih memilih bank konvensional.

Banyak nasabah yang belum sepenuhnya memahami konsep dan prinsip perbankan syariah, seperti akad mudharabah, murabahah, atau ijarah. Hal ini membuat mereka merasa lebih nyaman dengan sistem perbankan konvensional yang sudah mereka kenal sejak lama. Temuan ini memperkuat hasil penelitian (Bakhouche et al., 2022), yang menunjukkan bahwa rendahnya pemahaman tentang produk dan layanan syariah menjadi penghalang utama adopsi bank syariah. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa meskipun ada pemahaman dasar tentang bank syariah, faktor-faktor lain seperti biaya dan kemudahan tetap menjadi pertimbangan utama.

3. Persepsi Terhadap Keaslian Praktik Syariah

Persepsi negatif terhadap keaslian praktik syariah di bank syariah juga menjadi faktor yang memengaruhi keputusan nasabah. Beberapa nasabah merasa ragu apakah bank syariah benar- benar menerapkan prinsip syariah secara murni atau hanya sebagai label untuk menarik konsumen Muslim. Ketidakpercayaan ini mendorong nasabah untuk tetap menggunakan layanan bank konvensional yang dianggap lebih transparan dan stabil. Penelitian ini sejalan dengan temuan (Anisa et al., 2024), yang menunjukkan bahwa persepsi negatif terhadap keaslian praktik syariah menurunkan minat masyarakat untuk menggunakan layanan bank syariah. Namun, penelitian ini juga menambahkan bahwa kepercayaan terhadap stabilitas dan reputasi bank konvensional memainkan peran penting dalam keputusan nasabah Muslim.

4. Biaya Administrasi dan Transparansi

Biaya administrasi yang lebih rendah dan transparansi dalam layanan menjadi alasan lain mengapa nasabah Muslim lebih memilih bank konvensional. Bank konvensional sering kali menawarkan biaya yang lebih kompetitif dan struktur biaya yang lebih jelas dibandingkan bank syariah. Beberapa nasabah merasa bahwa biaya yang dikenakan oleh bank syariah, meskipun tidak disebut bunga, pada akhirnya serupa dengan biaya di bank konvensional tetapi dengan tambahan ketidakjelasan dalam struktur akad. Temuan ini mendukung hasil penelitian

(15)

(Subagiyo et al., 2021), yang menyoroti pentingnya biaya administrasi dalam keputusan nasabah. Namun, penelitian ini memperluas cakupan dengan menunjukkan bahwa kemudahan layanan dan efisiensi juga berperan penting dalam preferensi tersebut.

5. Pengaruh Sosial dan Budaya

Pengaruh sosial dari keluarga, teman, dan lingkungan kerja juga ditemukan berperan dalam keputusan nasabah Muslim memilih bank konvensional. Dalam banyak kasus, nasabah lebih cenderung mengikuti rekomendasi dari orang-orang terdekat atau memilih bank yang sudah lama dipercaya oleh lingkungan sosial mereka. Selain itu, budaya bisnis lokal yang lebih terbiasa dengan sistem perbankan konvensional juga memengaruhi keputusan ini. Temuan ini konsisten dengan penelitian (Arby & Priantina, 2024), yang menunjukkan bahwa pengaruh sosial memiliki dampak signifikan terhadap keputusan perbankan individu. Namun, penelitian ini menambahkan bahwa norma-norma budaya dan praktik bisnis di lingkungan profesional juga memainkan peran penting dalam membentuk preferensi nasabah.

PENUTUP

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keputusan nasabah Muslim dalam memilih bank konvensional dibandingkan bank syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan tersebut dipengaruhi oleh kombinasi faktor seperti kualitas layanan, kemudahan akses, rendahnya literasi keuangan syariah, persepsi terhadap keaslian praktik syariah, biaya administrasi, serta pengaruh sosial dan budaya. Meskipun nilai-nilai religiusitas diharapkan menjadi faktor dominan dalam keputusan nasabah Muslim, temuan ini mengindikasikan bahwa aspek praktis seperti efisiensi layanan, teknologi, dan biaya sering kali lebih diprioritaskan.

Temuan ini menyoroti pentingnya bagi bank syariah untuk tidak hanya fokus pada aspek kepatuhan syariah, tetapi juga memperbaiki kualitas layanan, memperkenalkan inovasi teknologi yang kompetitif, dan meningkatkan literasi keuangan syariah di masyarakat. Selain itu, bank syariah perlu membangun kepercayaan nasabah dengan memastikan transparansi dalam praktik bisnis mereka, serta merespons kebutuhan dan ekspektasi nasabah secara lebih fleksibel. Dengan demikian, diharapkan bank syariah dapat menjadi alternatif yang lebih menarik dan kompetitif di tengah dominasi bank konvensional.

Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam literatur perbankan, khususnya dalam konteks preferensi nasabah Muslim, dengan mengisi research gap yang ada melalui pendekatan komprehensif. Meskipun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan, seperti lingkup sampel yang terbatas dan fokus pada wilayah perkotaan. Oleh karena itu, penelitian lanjutan disarankan untuk memperluas cakupan geografis, menggunakan pendekatan kuantitatif, dan mengeksplorasi faktor-faktor tambahan seperti pengaruh regulasi pemerintah atau dinamika ekonomi makro.

(16)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi praktisi perbankan syariah dalam merancang strategi yang lebih efektif untuk menarik nasabah, sekaligus memberikan wawasan baru bagi pengembangan keuangan Islam di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai preferensi nasabah Muslim, bank syariah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan kontribusinya dalam sistem perbankan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, M. N., Alrasyid, H., & Taqwiem, A. (2024). Customer Satisfaction in Islamic Banking : Analyzing the Key Drivers in Indonesia. 4(December), 92–107.

Arby, S., & Priantina, A. (2024). Decoding Preferences : Unraveling Factors Influencing the Selection of Islamic Banking in the Minas District Community. 1013, 208–221.

Bakhouche, A., El, T., & Alshiab, M. (2022). Heliyon Does Islamicity matter for the stability of Islamic banks in dual banking systems ? Heliyon, 8(March), e09245.

https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2022.e09245

Fatmawati, I. (2023). THE EFFECT OF ISLAMIC SERVICE QUALITY ON CUSTOMER SATISFACTION AND LOYALTY IN ISLAMIC. 3(1).

Hidayati, N. (2024). Key determinants of attitudes towards Islamic banks: An exploratory study among Islamic university students. 6(1).

Khusna, N., Pratama, V. Y., & Syariah, P. (2021). PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI KESYARIAHAN PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PREFERENSI MENJADI NASABAH BANK SYARIAH. 1, 310–322.

Puteri, H. E., & Parsaulian, B. (2022). Potential demand for Islamic banking : examining the Islamic consumer behavior as driving factor. https://doi.org/10.1108/IJSE-10-2021-0614 Rahmawati, L. (2024). Factors influencing interest in saving at Islamic bank: A study on the

merchants of Pasar Besar in Malang City. 10(1), 287–306.

Ramdani, O., Kamal, M., Rapat, F., Komisaris, D., Rapat, F., Pengawas, D., Syariah, K., &

Ketidakpatuhan, R. (2023). CORPORATE GOVERNANCE AND SHARIAH NON- COMPLIANCE RISK : THE CASE OF ISLAMIC BANKS IN. 11(April), 49–80.

Subagiyo, R., Djamaluddin, B., & Ahsan, M. (2021). Comparative Analysis of Customer Loyalty in Islamic and Conventional Banks : A Literature Review. 5(28), 97–118.

https://doi.org/10.26740/al-uqud.v5n1.p97-118

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH TABUNGAN BATARA BANK BTN.. Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Mencapai Sebutan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Nasabah dalam Memilih Jasa Bank CIMB Niaga Syariah Cabang Mataram

Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Memilih Bank Umum Syari’ah Dan Bank Umum Konvensional (Studi Di

Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Memilih Bank Umum Syari’ah Dan Bank Umum Konvensional (Studi Di Surakarta

Dalam bab ini meliputi pengertian bank, pengertian bank syariah, macam dan jenis usaha bank, perbedaan bank konvensional dan bank syariah, sistem kinerja bank, produk bagi hasil,

Untuk mengetahui apakah profit sharing berpengaruh terhadap keputusan. nasabah dalam memilih asuransi syariah di

Analisis data yang digunakan untuk menguji pengaruh promosi, produk, pelayanan, bank syariah terhadap minat nasabah Bank konvensional pro aktif menggunakan rekening bank syariah

2 2.1.3 elitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat persamaan pada keputusan nasabah dalam memilih pembiayaan di bank syariah.2 2.1.4 Khairunisa 2016 “ Pengaruh Etika