• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis metode pengakuan pendapatan bagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis metode pengakuan pendapatan bagi"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar menunjukkan bahwa metode pengakuan pendapatan bagi hasil didasarkan pada laba kotor atau bagi hasil. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar menunjukkan bahwa metode pengakuan pendapatan bagi hasil telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.

Latar Belakang

Penerapan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dalam pengakuan pendapatan bagi hasil seringkali tidak diterapkan dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang metode pengakuan pendapatan bagi hasil berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Syariah PT.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

ManfaatPenelitian

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin menganalisis lebih lanjut pengakuan pendapatan bagi hasil sehubungan dengan PSAKSyariah No. 105 Tahun 2017. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pendapatan bagi hasil, dan dapat bermanfaat. untuk peneliti masa depan.

TINJAUAN PUSTAKA

AkuntansiSyariah

Akuntansi dalam Islam tentunya harus dianggap sebagai salah satu pemotongan/perhitungan yaitu menganjurkan apa yang baik dan melarang apa yang tidak baik Akuntansi Islam atau akuntansi syariah pada hakikatnya adalah penggunaan akuntansi dalam penerapan syariah Islam (Suemitro , 2009).

Bank Syariah

PSAK 105 mendefinisikan mudharabah sebagai perjanjian kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dananya, sedangkan pihak kedua (pengelola dana/mudarib) bertindak sebagai pengelola dan keuntungannya dibagi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. pada perjanjian tersebut. sedangkan kerugian hanya ditanggung oleh pemilik dana sepanjang kerugian tersebut tidak terjadi karena kelalaian pengelola dana. Salami dapat diartikan sebagai suatu transaksi atau akad jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada pada saat terjadinya transaksi tersebut, dan pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu sedangkan penyerahan barang tersebut terjadi di kemudian hari (Nurhajati dan Wasilah, 2013). . PSAK Syariah 103 mendefinisikan salam sebagai perjanjian jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan penyerahan di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pembayaran dilakukan oleh pembeli (al muslam) apabila akad disepakati sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ketentuan tertentu.

Akad istishna' adalah akad penjualan berupa pemesanan produksi suatu barang tertentu dengan kriteria dan syarat-syarat yang disepakati antara pihak pembeli (pembeli/mustashni') dan penjual (produsen/shani'). Shani' akan menyiapkan barang pesanan sesuai spesifikasi yang telah disepakati, yang dapat ia siapkan sendiri atau melalui pihak lain (Istishna' paralel). Transaksi jual beli atau penukaran mata uang dapat dilakukan dengan mata uang yang sejenis atau berbeda.

Waqalah dalam pelimpahan pembelian barang terjadi dalam keadaan seseorang (pemberi rekomendasi) mencalonkan seorang calon atau menunjuk orang lain untuk mewakili dirinya membeli sesuatu. Secara teknis akad kafalah adalah suatu perjanjian antara pihak-pihak yang memberikan jaminan (garansi) kepada kreditur yang memberikan utang kepada debitur, dimana utang debitur akan dilunasi oleh penjamin apabila debitur tidak membayar uang yang belum dibayarkan.

PengakuandanPengukuranPendapatan

Akad rahn juga diartikan sebagai perjanjian pinjaman yang dijaminkan atau memegang harta kekayaan peminjam sebagai jaminan atas pinjaman tersebut. Pemeliharaan dan penyimpanan barang gadai pada hakekatnya merupakan kewajiban pihak yang menggadaikan (rahin), tetapi dapat juga dilakukan oleh pihak yang menerima barang gadai (murtahin) dan biayanya harus ditanggung oleh rahin. Standar Akuntansi Keuangan (2007) menjelaskan pengertian pengakuan, dimana pengakuan adalah proses identifikasi suatu pos yang memenuhi definisi unsur-unsur dan kriteria pengakuan di bawah ini, dalam neraca dan laporan laba rugi.

Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan barang tersebut dapat mengalir ke atau dari perusahaan; Dan. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan suatu barang dalam kata-kata atau dalam jumlah uang dan memasukkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pesan-pesan yang memenuhi kriteria tersebut harus dimasukkan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos-pos tersebut tidak dapat dikoreksi melalui catatan penjelasan, kebijakan akuntansi yang digunakan, atau melalui catatan penjelasan atau teks penjelasan. Pendapatan diakui dalam laporan laba rugi jika peningkatan manfaat ekonomi masa depan dikaitkan dengan peningkatan aset atau penurunan liabilitas (misalnya, peningkatan bersih aset akibat penjualan barang atau jasa atau penurunan liabilitas). akibat pelunasan pinjaman yang belum dibayar).

KonsepDasarTransaksiMudharabah

Mudharabah multilateral merupakan suatu bentuk mudharabah antara pihak yang berbeda sebagai shahibul mal dan pihak lain sebagai mudharib. Mudharabah bertingkat merupakan bentuk mudharabah antara tiga pihak, yaitu pihak pertama sebagai shahibulmal, pihak kedua sebagai mudharib perantara, dan pihak ketiga sebagai mudharib akhir. Dengan kata lain, bentuk mudharabah antara nasabah penyimpan uang dengan bank merupakan bentuk mudharabah yang tidak terbatas.

Berbeda dengan akad mudharabah antara nasabah penyimpan dengan bank yang berbentuk mudharabah tidak terbatas, maka bank dapat melakukan mudharabah terbatas jika dananya diberikan oleh bank kepada nasabah. Berdasarkan hukum syariah, standar akuntansi keuangan terkait akuntansi mudharabah yang mengatur tentang pengakuan dan pengukuran pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut. Pembagian hasil usaha antara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah sama dengan hasil usaha musyarakah setelah dikurangi bagian pemilik dana sebagai pemilik dana musyarakah.

Hasil investasi tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik dana sesuai nisbah yang disepakati, kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi bagi pengelola dana (sebagai mudharib) dibagi di antara mereka sendiri. Hasil investasi tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai musyarik) dan pemilik dana berdasarkan bagian modal masing-masing, setelah itu bagian hasil investasi setelah dikurangi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik dana. sesuai dengan rasio yang disepakati.

PenelitianTerdahulu

Perlakuan akuntansi Pembiayaan Mudharabah yang diterapkan oleh KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera dapat dikatakan sudah tepat. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menyelidiki pembiayaan mudharabah dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sidoarjo telah dapat menerapkan PSAK No. 105 pada produk pembiayaan mudharabah dengan benar dimulai dari pengakuan pembiayaan mudharabah yaitu pada saat pembayaran tunai, pengukuran diukur dalam bentuk kas yang disediakan bank, penyajian disajikan dalam laporan keuangan. pelaporan pada komponen neraca di samping harta sebesar piutang bank kepada nasabah dan informasi Mudharabah diungkapkan dalam catatan atas rekening, biaya-biaya yang timbul akibat pencairan, kapan pembiayaan dikembalikan oleh nasabah dan kapan pendapatan bagi hasil. diperoleh, semua itu telah sesuai dengan PSAK no.105 tentang akuntansi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa KJKS Muamalah Berkah Sejahtera telah menjalankan prosedur pembiayaan mudharabah dengan baik, proses pemberian informasi kebutuhan pembiayaan mudharabah telah dilakukan, syarat dan ketentuan pembiayaan mudharabah telah dipenuhi, pembiayaan mudharabah telah terdokumentasi, dan kegiatan investasi. dibiayai sesuai dengan prinsip syariah. Penyajian pembiayaan mudharabah dalam laporan keuangan pada komponen neraca sisi aset, disajikan laba/rugi. Pengakuan investasi pada BMT Amal Muslim kurang tepat karena apabila penyerahan dana kepada anggota diakui sebagai pembiayaan mudharabah, maka BMT harus mengakui penyerahan dana mudharabah kepada anggota.

Jadi Kanindo Syari'ah harus menyediakan aset non moneter dan juga menerapkan PSAK 105 prgf 13 (b) yaitu mengukur pembiayaan mudharabah berupa aset non moneter yang diukur pada nilai wajar. Perlakuan akuntansi yang digunakan BMI terhadap pengakuan akuntansi pembiayaan mudharabah yang terdiri dari pengakuan investasi, pengakuan kerugian, pengakuan piutang, dan pengakuan beban sudah tepat.

KerangkaKonsep

Salah satu jenis pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah adalah pembiayaan Mudharabah. Salah satu faktor yang mendukung pengakuan pendapatan bagi hasil adalah harus didukung dengan metode pengakuan pendapatan bagi hasil. Untuk itu pada saat pengakuan pendapatan bagi hasil perlu didukung dengan metode pengakuan pendapatan bagi hasil berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, dalam hal ini sistem pembiayaan mudharabah berdasarkan PSAK Syariah 105 Tahun 2017.

Gambar 2.1  ALUR PEMIKIRAN
Gambar 2.1 ALUR PEMIKIRAN

Hipotesis

JenisPenelitian

FokusPenelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Sumber Data

TeknikPengumpulan Data

TeknikAnalisis

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profil Perusahaan

13 Tahun 2003 tentang Perubahan Status Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan modal dasar Rp. C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. Keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa itu dikukuhkan oleh notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH dengan keterangan keputusan pemegang saham pengganti rapat umum pemegang saham perseroan terbatas PT.

Sehubungan dengan itu telah dibentuk Dewan Pengawas Syariah sesuai dengan keputusan Direksi PT. SK/029/DIR tanggal 26 April 2007 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas Syariah PT. Visi Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar adalah menjadi bank kebanggaan dan pilihan utama bagi pengembangan wilayah timur Indonesia 2. Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan yang disalurkan melalui cabang dan melakukan pemantauan dan pengawasan agar tetap patuh dengan peraturan yang ditetapkan.

Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target operasional lainnya yang ditetapkan oleh cabang. Bertanggung jawab atas proses pemberian pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan Bank Sulselbar.

HasilPenelitian

Faktor pendukung dalam pengakuan bagi hasil adalah metode pengakuan bagi hasil. Oleh karena itu, dalam mengakui bagi hasil harus didukung dengan metode yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan Syariah No. Berdasarkan hasil perhitungan diatas dalam penelitian ini maka metode yang digunakan adalah metode bagi hasil.

Pendapatan bagi hasil mudharabah Rp. Perhitungan pengakuan pendapatan bagi hasil menurut PT Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar dan PSAKS No. 105 disajikan pada Tabel 4.2 halaman berikutnya. Perbandingan metode pengakuan pendapatan bagi hasil menurut PT Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar dan Standar Akuntansi Keuangan. Usaha bagi hasil dalam Mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil yaitu laba bersih atau keuntungan.

Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar dengan Standar Akuntansi Keuangan Syariah menunjukkan bahwa pengakuan pendapatan bagi hasil tampak sejalan dengan penerapan Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Bank Sulselbar Syariah yaitu laba kotor atau bagi hasil. Sedangkan menurut standar akuntansi keuangan yang telah disebutkan sebelumnya dalam standar akuntansi keuangan, pengakuan pendapatan atas keuntungan Mudharabah dapat dilakukan atas dasar laba bersih (gross profit) dan atas dasar laba bersih (net profit).

Pembahasan

Bagi hasil kotor/revenue sharing merupakan perbandingan yang dilakukan berdasarkan pendapatan yang diterima Bank. Perbandingan hasil usaha dapat dilakukan atas dasar laba bersih (gross profit) dan laba bersih (net profit). Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar dapat dikatakan telah memenuhi Standar Akuntansi Keuangan Syariah No.105 Tahun 2017.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1  ALUR PEMIKIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil evaluasi dapat diketahui bahwa perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh BMT Maslahah Sidogiri Cabang Wonerejo sudah sesuai dengan PSAK No.105 yaitu pada