PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu upaya penerapan prinsip Islam dalam kegiatan perekonomian adalah dengan mendirikan lembaga keuangan berdasarkan prinsip Islam. Salah satu produk pembiayaan khas lembaga keuangan syariah yang prinsipnya berbeda dengan lembaga keuangan konvensional adalah. Dominasi produk murabahah dibandingkan mudharabah membuktikan bahwa lembaga keuangan syariah lebih memilih pembiayaan konsumsi dibandingkan pembiayaan produktif.
Rumusan Masalah
Alasan dilakukannya penelitian ini adalah karena kedua BMT tersebut cukup terkenal dan mempunyai jumlah anggota yang cukup banyak. Sebagian besar anggota ini menggunakan akad mudharabah untuk menjalankan usahanya. BMT dan penulis dapat merangkum hasil penelitiannya dalam sebuah artikel berupa disertasi yang diberi judul.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
PSAK 105, aset mudharabah yang dibagikan pada saat pembayaran tunai atau aset non tunai kepada nasabah diakui sebagai investasi mudharabah. Sebagai alternatif dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan khususnya BMT Maslahah Sidogiri Pasuruan dalam penerapan perlakuan PSAK 105 untuk menentukan pembiayaan mudharabah yang disesuaikan dengan biaya yang dikeluarkan pada saat proses produksi. Untuk menambah karya tulis sebagai bahan masukan yang dapat digunakan sebagai literatur dalam penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Kajian Teoritis
- Akuntansi syariah
- Pengertian Akuntansi Syariah
- Prinsip Umum Akuntansi Syariah
- Pembiayaan Mudharabah
- Pengertian Pembiayaan Mudharabah
- Jenis Pembiayaan Mudharabah
- Rukun Transaksi Mudharabah
- Karakteristik Pembiayaan Mudharabah
- Akuntansi Mudharabah Berdasarkan PSAK 105
- Pengukuran dan Pengakuan Pembiayaan Mudharabah
- Pengungkapan dan Penyajian Pembiayaan Mudharabah
- Manfaat Pembiayaan Mudharabah
- BMT (Baitul Maal Wa Tamwil)
- Pengertian BMT (Baitul Maal Wa Tamwil)
- Kegiatan Operasional Baitul Maal Wa Tamwil
Dalam pelaksanaan pembiayaan mudharabah, lembaga keuangan syariah dapat berperan sebagai pemilik dana untuk memberikan gambaran kepada pengelola dana dan pemilik dana. Sedangkan jika terjadi kerugian usaha yang bukan disebabkan oleh kelalaian atau penipuan pengelola dana, maka kerugian tersebut menjadi tanggungan pemilik dana. Apabila pengelola dana syirkah temporer menghasilkan keuntungan, maka porsi bagi hasil bagi pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah hasil usaha yang disepakati.
Pengakuan dan pengukuran menurut PSAK 105 terbagi menjadi dua yaitu akuntansi pemilik dana dan akuntansi pengelola dana. Pengakuan pendapatan usaha mudharabah dalam praktiknya dapat diakui berdasarkan nisbah bagi hasil atas realisasi pendapatan usaha oleh pengelola dana. Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana menjadi tanggungan pengelola dana dan tidak mengurangi investasi mudharab. e.
Pembagian hasil usaha antara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah sama dengan hasil usaha musyarak setelah dikurangi bagian pemilik dana sebagai pemilik dana musyarak. Pengakuan pendapatan usaha mudharabah dalam praktiknya dapat diakui berdasarkan nisbah bagi hasil atau realisasi pendapatan usaha oleh pengelola dana. Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana menjadi tanggungan pengelola dana dan tidak mengurangi pembiayaan mudharab.
Bagi hasil usaha yang tidak dibayarkan oleh pengelola dana diakui sebagai piutang kepada pengelola dana. Dalam musyarakah mudharabah, pengelola dana berdasarkan akad mudharabah juga memasukkan modalnya dalam pembiayaan bersama (berdasarkan akad musyarakah). Pembagian hasil usaha antara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah sama dengan hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana sebagai pemilik modal musyarakah.
Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Sumber Data dan Jenis Data
Pengakuan pendapatan pembiayaan mudharabah oleh pemilik dana diakui pada saat pembayaran tunai dilakukan atau pada saat penyerahan aset non tunai kepada pengelola dana. Penyajian pembiayaan mudharabah Sesuai PSAK 105 bahwa pemilik dana menyajikan pembiayaan mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat. Pengertian pembiayaan mudharabah menurut BMT Maslahah Cabang Sidogiri Wonerejo adalah pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil dengan nisbah yang sesuai dengan kesepakatan antara pengelola dan pemilik dana.
Pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah yang ditawarkan oleh BMT Maslahah Cabang Sidogiri Wonerejo meliputi pembiayaan mudharabah muthlaqoh (investasi umum) mudharabah muqayyadah (investasi khusus) Mudharabah mutlaqoh mempunyai cakupan yang sangat luas dan tidak dibatasi oleh syarat-syarat tertentu oleh BMT. Pembiayaan mudharabah diakui bila pembayaran kepada pengelola dana sebesar uang yang diberikan BMT. 166.600 (bagi hasil) dan jumlah pokok pembiayaan mudharabah sebesar Rp. Akibat pembayaran Ny. pencatatan pendapatan pembiayaan dari keuntungan mudharabah) Tabel.4.5.
Pendaftaran biaya yang dilakukan oleh BMT Maslahah Cabang Sidogiri Wonerejo berkaitan dengan akad sebagai berikut :. pencatatan biaya yang timbul dari pembiayaan mudharab). “Kebijakan pengakuan dan pengukuran pendanaan mudharabah yang dilaksanakan oleh BMT Maslahah Sidogiri Cabang Wonerejo adalah besarnya uang yang diterima atau disalurkan oleh BMT Maslahah Sidogiri Cabang Wonerejo.” Menurut BMT, pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dengan nisbah sesuai kesepakatan antara pengelola dana dan pemilik dana.
Analisis Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah dengan PSAK No. 105 (Studi kasus pada 4 BMT di Jakarta Selatan).
Teknik Pengumpulan Data
Analisis Data
- Landasan Hukum
- Visi dan Misi Perusahaan BMT MMU Sidogiri
- Maksud dan Tujuan
- Tata Nilai Dan Budaya Staff BMT Maslahah
- Jam Kerja
- Kantor Cabang
- Struktur Organisasi BMT Maslahah
- Permodalan
- Kegiatan Operasional BMT Maslahah
- Mitra Kerja
- Prosedur Pengajuan Pembiayaan Mudharabah BMT Maslahah Sidogiri
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan cara mendeskripsikan atau mengilustrasikan keadaan sebenarnya dari objek penelitian guna mengetahui dan menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh objek penelitian, kemudian membandingkannya dengan standar yang ada kemudian mendeskripsikan bagaimana BMT Maslahah Sidogiri Pasuruan, Jawa Timur untuk menangani hal-hal yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah. Setelah berdiskusi dengan para ahli, Alhamdulillah, terbentuklah forum yang diberi nama “Koperasi Baitul Mal wa Tamwil Maslahah Murlahan lill Ummah” yang disingkat Koperasi BMT-MMU yang berlokasi di Kecamatan Wonorejo Pasuruan. Selain itu, koperasi BMT MMU sangat didukung dan didorong oleh kerjasama beberapa pengurus Kopontren Sidogiri.
Berdasarkan diskusi dan konsultasi, serta tambahan informasi dari berbagai pihak, maka didirikanlah Koperasi BMT MMU pada tanggal 12 Rabi'ul Awal 1418 H atau tanggal 17 Juli 1997 Masehi. BMT MMU memutuskan untuk mengubah nama lembaga menjadi BMT Maslahah pada tahun 2013 atas perintah kiai Sidogiri. Berdirinya koperasi BMT MMU yang kini berganti nama menjadi BMT Maslahah sangat didukung dan didorong oleh keterlibatan berbagai pihak.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sumber daya manusia pada BMT Maslahah Sidogiri Pasuruan, maka perlu dilakukan pendaftaran daftar hadir. Struktur organisasi di BMT Maslahah Sidogri Pasuruan bersifat terpusat, yaitu segala keputusan, kebijakan dan wewenang menjadi tanggung jawab Rapat Anggota Tahunan (AMM). Sedangkan struktur organisasi di setiap cabang Simpan Pinjam Syariah (SPS), khususnya di BMT Maslahah Cabang Wonorejo juga bersifat terpusat, namun setiap keputusan, kebijakan dan wewenang menjadi tanggung jawab pengelola. Bantuan teknis banyak diberikan kepada Koperasi BMT-MMU terutama pada saat mengajukan permohonan badan hukum koperasi.
Koperasi BMT-MMU menjalin kerjasama dengan Koperasi UGT karena mempunyai kesamaan dalam mengelola usaha dan saling mengisi harta atau kewajiban. Koperasi BMT MMU menjalin kerjasama/kemitraan dengan Koperasi Muawanah karena mempunyai kesamaan dalam pengelolaan Badan Usaha Simpan Pinjam Syariah atau BMT. Kemudian pada bulan Februari 2001, jumlah anggota bertambah dengan 4 koperasi diantaranya Koperasi BMT MMU Sidogiri Pasuruan.
Pembahasan Hasil Penelitian
- Pembiayaan Mudharabah Menurut PSAK 105
- Definisi Pembiayaan Mudharabah
- Pembiayaan Mudharabah Menurut PSAK 105
- Pengakuan Pembiayaan Mudharabah Menurut PSAK 105
- Pengukuran Pembiayaan Mudharabah Menurut PSAK 105
- Penyajian Pembiayaan Mudharabah Menurut PSAK 105
- Pengungkapan Pembiayaan Mudharabah Menurut PSAK 105
- JenisPembiayaan Mudharabah Menurut BMT Maslahah Sidogiri
- Pengakuan Pembiayaan yang dikeluarkan Nasabah berdasarkan akad
- Pengukuran Pembiayaan Mudharabah diBMT Maslahah Sidogiri
- Penyajian Pembiayaan MudharabahdiBMT Maslahah Sidogiri Cabang
- Pengungkapan Pembiayaan Mudharabah diBMT Maslahah Sidogiri
- Perlakuan Perbandingan PSAK 105 diBMT Maslahah Sidogiri Cabang
Apabila permohonan pembiayaan mudharabah dilakukan oleh anggota Ibuk X, BMT akan mencatat jumlah yang dicairkan, yaitu:. Berdasarkan transaksi diatas, BMT mengakui dana mudharabah yang diberikan kepada Ibu S. Seperti halnya pembiayaan Mudharabah kepada Ibu.
Pada saat BMT melakukan pembiayaan mudharabah, juga timbul biaya-biaya akibat proses pembiayaan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dijelaskan bahwa kebijakan pengukuran pembiayaan mudharabah pada BMT Maslahah Sidogiri adalah dengan mengukur jumlah yang dibayarkan. Sesuai dengan PSAK 105, pengukuran pembiayaan mudharabah pada BMT Maslahah diukur dari jumlah yang dibayarkan atau diterima oleh BMT Presentasi Pemilik dan . Penyajian investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai buku.
Pembiayaan mudharabah dari BMT disajikan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan dengan pembiayaan yang diberikan, seperti jumlah aset produktif yang diberikan kepada nasabah. Pengakuan, pengukuran, pengungkapan dan penyajian pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh BMT hampir sesuai dengan PSAK 105 yaitu pada saat pembayaran tunai atau aset non tunai dialihkan kepada pengelola dana dan mudharabah akan diukur sebesar jumlah uang tunai yang diberikan kepada klien. Untuk pengembalian pokok pembiayaan mudharabah dapat diberikan kepada anggota.
PENUTUP
Kesimpulan
Bagi anggota yang ingin mengajukan pembiayaan mudharabah, anggota hanya perlu memenuhi persyaratan yang ditentukan BMT di awal akad. Anggota wajib memberikan asuransi sesuai dengan jumlah yang diserahkan oleh anggota. Apabila anggota tidak mampu melunasi pokok pinjaman maka BMT akan memberikan perpanjangan atau pembiayaan kembali, dan apabila anggota masih tidak mampu melunasi pokok pinjaman maka BMT akan menjual agunan tersebut. Pelunasan pokok pembiayaan mudharabah dapat dilakukan secara bertahap bersamaan dengan pembagian keuntungan, atau pelunasan pokok dikembalikan pada saat berakhirnya akad.Pada saat pengakuan tagihan, hak bagi hasil pada saat jatuh tempo menjadi habis. tetapi tidak dibayar oleh pengelola, maka diakui sebagai piutang, dan dalam hal penerimaan dan pembayaran penyertaan keuntungan, penyertaan tersebut diakui sesuai dengan nisbah yang ditentukan pada awal akad yaitu 30% untuk anggota.
Dan pengungkapan yang dilakukan BMT terkait transaksi mudharabah antara lain: Terdapat beberapa transaksi yang tidak sesuai dengan PSAK 105 yaitu pada saat pengakuan kerugian padahal kerusakan atau kerugian tersebut terjadi dan bukan merupakan kesalahan pengelola, kemudian kesalahan pengelola. tanggung jawab yang tersisa dari dana tersebut. Dan ketika mengukur penurunan aset maka pembiayaan yang diberikan BMT diukur berdasarkan nilai jumlah yang dibayarkan atau diberikan kepada pengelola dana, jika nilai aset tanpa uang tunai pada saat penyerahan barang memiliki nilai yang lebih rendah. dari nilai pembelian, maka pengelola dana tetap membayar sejumlah modal yang disediakan BMT.
Saran
Analisis Penerapan PSAK No. 105 Pada Pembiayaan Mudharabah Oleh BMT Surya Maskul Blanjen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin Makasar. Perlakuan akuntansi bagi hasil Bank Syariah ditinjau dari sistem pembiayaan, sistem pembiayaan dan laporan keuangan pada Bak Syariah Mandiri cabang Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/2443/. 2010 Akuntansi baitul maal wa tamwil (BMT) Arafah Solo (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) Prefektur 2007). http://etd.eprints.ums.ac.id/7783/.
Umam, Khaerul. 2011. Strategi optimalisasi peran BMT sebagai penggerak sektor usaha mikro. http://khaerulu21.wordpress.com Diakses 1 Juni 2016.