• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PSAK 105 PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK BTN SYARIAH CABANG MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN PSAK 105 PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK BTN SYARIAH CABANG MAKASSAR "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ACCOUNTING Journal STIE YPUP Makassar

PENERAPAN PSAK 105 PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK BTN SYARIAH CABANG MAKASSAR

Dian Maharani1, Neng Indriyani2, Astuty Hasti3

1,2,3SekolahTinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected]. 2[email protected]. 3[email protected].

ABSTRACK

The research aimed at finding the suitabilityon implementing PSAK 105 at BTN Syariah Makassar. This research was done by analyzing how the company implemented the treatment of accountancy of mudharabah expenditure based on PSAK 105 starting from acknowledgment and measurement, presentation and expression.

This research employed quantitative analysis of descriptive approach. The data collection was done through observation, interview and documentation. The result reveals that the implementation of mudharabah expenditure accountancy at BTN Syariah Makassar has been done well based on PSAK 105 starting from acknowledgement and measurement, presentation and expression on mudharabah expenditure

.

Keywords: Syariah Accountancy, Mudharabah Expenditure, PSAK 105.

PENDAHULUAN

Perkembangan praktik lembaga keuangan syariah di tingkat nasional maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa perbankan syariah mampu beradaptasi dan bersaing dengan perbankan konvensional yang telah berabad-abad menguasai kehidupan masyarakat dunia.

Bank islam atau disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Prinsipnya bank konvensional dan bank syariah mempunyai kesamaan yaitu lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Namun dalam operasionalnya bank konvensional menjalankan dengan berpedoman dengan bunga

,

sedangkan bank syariah tidak berpengaruh oleh tingkat bunga Bank Syariah adalah bank yang mekanisme kerjanya menggunakan mekanisme bagi hasil yang bebas bunga.

Salah satu produk pembiayaan Bank Syariah adalah Pembiayaan Mudharabah.

Prinsip Mudharabah dilakukan dengan menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan yang akan diperoleh sedangkan kerugian yang timbul menjadi resiko pemilik dana sepanjang tidak ada bukti bahwa pihak

keadilan, kejujuran, dan transparansi dari kedua pihak. Adapun yang dimaksud prinsip bagi hasil dalam peraturan pemerintah a dalah prinsip muamalat berdasarkan syariah dalam melakukan kegiatan usaha bank.

Bank BTN Syariah cabang Makassar merupakan salah satu bank syariah yang menyajikan produk Pembiayaan Mudharabah, dimana pembiayaan Mudharabah menurut PSAK 105 adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik

Berdasarkan hasil uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENERAPAN PSAK 105 PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK BTN SYARIAH CABANG MAKASSAR”.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian Penerapan Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Btn Syariah Cabang Makassar dengan PSAK No 105.

(2)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 175 ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 174-183 175 TINJAUAN LITERATUR

Dalam buku “ A Statement Of Basic Accounting Theory, akuntansi diartikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan, informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya. (Harahap, S.S, 2009:27).

Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan, mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari sebuah organisasi kepada pemakai informasi. (Samryn, M. L, 2017:3).

Carl S. Waren, dkk (2015:3) secara umum, Mengemukakan bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Menurut Suwardjono (2016:10) Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pengidentifikasi, pengesahan, pengukuran, pengakuan,pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi dari suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.

Dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank terdiri dari dua jenis yaiu bank konvensional dan bank syariah.

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memeberikan jasa bank lainnya. (Daryanti, 59:2018)

Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil, tidak menggunakan bunga sebagai alat untu memperoleh pendapatan, dan tidak membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupaka riba yang diharamkan.

Berbeda dengan bank konvensional, bank syariah tidak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan sektor rill, sehingga dalam kegiatan usahanya, bank syariah juga dapat menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas perbankan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah (PAPSI,2003).

Menurut fatwa Dewan syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) (2014:77) pembiayaan mudharabah yaitu akad kerja sama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (mȧlik, shȧhib, al-mȧl, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (ȧmil, mudhȧrib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.

Menurut Nurhayati S. dan wasilah (2015:128) Mudharabah berasal dari kata adhdharby fil ardhi yaitu bepergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata alqardhu yang berarti potongan, karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan.

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkanpihak kedua (pengelola dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.

Menurut Sofyan (2010:291) ketentuan Pembiayaan Mudharabah adalah:

a) Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif

b) Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha.

c) Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan Pengusaha).

d) Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syariah; dan

(3)

ACCOUNTING Journal STIE YPUP Makassar LKS tidak ikut serta dalam manajemen

perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.

e) Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

f) LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.

g) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.

h) Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN

i)

Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.

Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan

.

Ada tiga jenis klasifikasi akad yang ada pada kontrak Mudharabah menurut Prasetyo Ajii (2019:60) yaitu :

a) Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan pengelola, dengan kondisi pengelola dikenakan pembatasan oleh pemilik dana dalam hal tempat, cara, dan/atau objek investasi. Dalam transaksi mudharabah muqayyadah, bank syariah bersifat sebagai agen yang menghubungkan shahibul maal dengan mudharib. Imbalan yang diterima oleh bank sebagai agen dinamakan fee dan bersifat tetap tanpa dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh mudharib. Fee yang diterima oleh bank

dengan mudhrabah terikat (restricted mudarabah).

b) Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan pengelola tanpa adanya pembatasan oleh pemilik dana dalam hal ini tempat, cara, maupun objek investasi. Dalam hal ini, pemilik dana memberi kewenangan yang sangat luas kepada mudharib untuk menggunakan dana yang di investasikan. Kontrak mudharabah mutlaqah dalam perbankan syariah digunakan untuk tabungan maupun pembiayaan atau mudharabah tidak terikat (unrestricted mudarabah).

Rukun transaksi mudharabah meliputi dua pihak, yaitu transaktor (pemilik modal dan pengelola), objek akad mudharabah (modal dan usaha), serta ijab dan Kabul atau persetujuan kedua belah pihak.

c) Mudharabah Musytarakah

Mudharabah musytarakah adalah mudharabah di mana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Di awal kerja sama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan modal 100 % dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan kesepakatan dengan pemilik dana, pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha tersebut.

Sumber hukum akad mudharabah adalah : a) Al-Quran

“apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT”. (QS 62:10)

“… Maka, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya

…” (QS 2 : 283) b) As-Sunah

Dari Shalih bin Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan:

jual bei secara tangguh, muqharadhah (mudharabah), dan mencampuradukkan

(4)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 175 ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 174-183 177

“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas didengar Rasulullah SAW, beliau membenarkannya.” (HR Thabrani dari Ibnu Abbas)

Menurut Aisyah N. B (2015 : 187-188) Rukun dalam akad mudharabah adalah : 1) Pelaku (pemilik modal maupun

pelaksana usaha)

Pelaku pihak pertama bertindak sebagai pemilk modal (shahibul maal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (Mudharib).

2) Objek Mudharabah (Modal Dan Kerja) Pemilik modal menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal yang diserahkan bisa berupa uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya.

Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill, management skill, dan lain- lain.

3) Persetujuan kedua belah pihak (Ijab- Qabuli)

Persetujuan merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin minkum (sama-sama rela). Kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah.

4) Nisbah keuntungan merupakan cermin imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermudharabah.

Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahih al maal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya

.

Dokumen Pendukung Perubahan Gaji dan Upah.

Dokumen-Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang terkait dengan karyawan.

Karakteristik mudharabah

a) Entitas dapat bertindak sebagai pemilik dana atau pengelola dana (paragraf 05).

b) Mudharabah terdiri dari mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan mudharabah musytarakah. Jika entitas bertindak sebagai pengelola dana

yang diterima disajikan sebagai dana syirkah temporer (paragraf 06).

c) Dalam mudharabah muqayyadah, contoh batasan antara lain (paragraf 07).

i) Tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;

ii) Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa penjamin, atau tanpa jaminan;

atau

iii) Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga.

d) Pada prinsipnya dalam penyaluran mudharabah tidak ada jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan maka pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad (paragraf 08).

e) Pengembalian dana mudharabah dapat dilakukan secara bertahap bersamaan dengan distibusi bagi hasil atau secara total pada saat akad mudharabah diakhiri (paragraf 09).

f) Jika dari pengelolaan dana Mudharabah menghasilkan keuntungan, maka porsi jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika dari pengelolaan dana mudharabah menimbulkan kerugian, maka kerugian finansial menjadi tanggungan pemilik dana (paragraf 10).

Prinsip pembagian hasil usaha

Pembagian hasil usaha mudharabah dapt dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omset). Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah

.

Pengakuan pembiayaan mudharabah

PSAK 105 mengenai pengakuan pembiayaan mudharabah dijelaskan sebagai berikut :

(5)

ACCOUNTING Journal STIE YPUP Makassar Dana mudharabah yang disalurkan oleh

pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset non-kas kepada pengelola dana. (PSAK 105 : Paragraf 12).

Pengukuran Pembiayaan Mudharabah Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut :

a) Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan.

b) Investasi mudharabah dalam bentuk asset non-kas diukur sebesar nilai wajar asset non-kas pada saat penyerahan.

i) Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah.

ii) Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

(PSAK 105 : Paragraf 13) Penyajian Pembiayaan Mudharabah

Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat. (PSAK 105 : Paragraf 36)

Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan

a) Dana syirkah temporer dari pemilik, dana disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah;

b) Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh tempo tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai kewajiban. (PSAK 105 : Paragraf 37) Pengungkapan Pembiayaan Mudharabah

Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada :

a) Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain.

b) Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya.

c) Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan.

d) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101 : laporan keuangan syariah.

(PSAK 105 : Paragraf 38).

kualitatif, yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi analisis untuk mengetahui bagaimana kesesuaian penerapan pembiayaan Mudharabah dengan PSAK 105 pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar.

Lokasi penelitian dalam penyusunan skripsi ini dilakasanakan pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi No. 5-7 Bulo Gading, Kec.

Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Data Kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan.

Data Kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk gambaran tabel dan angka-angka.

Sumber primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara secara langsung dengan objek yang diteliti.

Sumber sekunder adalah data yang bersumber dari tulisan serta laporan-laporan yang dianggap relevan dengan tulisan ini.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Observasi

Dalam metode ini, diadakan pengamatan secara langsung pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar yang menjadi objek penelitian.

2) Wawancara

Penulis melakukan serangkaian Tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan menegenai pembiayaan mudharabah, mulai dari pengakuan, pengukuran, penyajian, serta pengungkapan dalam akuntansi pembiayaan mudhrabah.

3)

Dokumentasi

Mengumpulkan data dengan melihat catatan atau dokumen yang ada dalam perusahaan, penulis akan melampirkan berbagai bentuk dokumentasi sebagai bukti penelitian yang berisi data-data dari Bank BTN Syariah Cabang Makassar.

Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu adalah peneliti yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Dengan

(6)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 175 ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 174-183 179 mendiskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mekanisme pembiayaan Mudharabah pada bank BTN Syariah Cabang Makassar

a. Surat permohonan oleh nasabah yang mencantumkan penentuan pembiayaan beserta plafond yang diinginkan.

b. Surat tersebut di disposisi oleh kepala cabang jika ditolak maka berkas dikembalikan beserta surat pemeberitahuan bahwa pembiayaan tersebut belum dapat dibiayai.

c. Setelah proses analisa dan berkas dilengkapi kemudian dilanjut pembuatan PAP (persen analisa pembiayaan)

d. Berkas yang telah mendapat disposisi disetujui oleh kepala cabang kemudian di distribusikan oleh RM kepada analis e. Kemudian hasil analisa (PAP) di riview

oleh DBM Business dan di disposisi f. Berkas selanjutnya dianalisa oleh BCRH,

apabila disetujui maka lanjut pembuatan MUP, dan apabila tidak disetujui maka akan eskalasi satu tingkat ke atas (kantor pusat/SHAD)

g. Kemudian MUP di disposisi oleh kepala cabang dan menjadi acuan dalam pembuatan SP3 (surat persetujuan pemberian pembiayaan)

h. SP3 dibuat 2 (dua) rangkap untuk diberikan kepada nasabah

i.

Setelah syarat sebelum akad terpenuhi maka dilanjutkan legal meeting, apabila semua syarat telah terpenuhi lanjut untuk akad pembiayaan.

Tabel 4.1 Pelaksanaan bagi hasil Mudharabah BTN Syariah Cabang Makassar

Pelaksanaan bagi hasil pada bank BTN Syariah cabang Makassar dilakukan tergan tung kesepakatan diawal kontrak bank dengan nasabah , adapun cara pembagian nisbah hasil oleh bank BTN Syariah Cabang Makassar adalah sebagai berikut :

i) Adanya kesepakatan awal Bank dan Nasabah mengenai usaha yang dijalankan dan pengembalian mudharabah dengan cara mengangsur atau atau bayar tangguh , dan biaya- biaya yang mucul seperti biaya administrasi , biaya notaris, dll

dipotong diawal tanpa mengurangi plafon atau dana yang dicairkan.

ii) Penentuan nisbah bagi hasil antara bank dan Nasabah menggunakan perhitungan IRR, semakin cepat pengembalian maka semakin kecil pula nisbah bagi hasil untuk dan semakin lama pengembalian maka nisbah bagi hasil untuk bank juga semakin banyak , Bank BTN Syariah memiliki standar IRR yaitu 14,5%

pertahun.

iii) Pendapatan usaha yang diterima hasil didistribusikan berdasarkan nisbah masing-masing

iv) Nisbah bagi hasil pada Bank BTN Syariah berbeda-beda itu dapat dilihat dari lamanya jangka pembiayaan dan pemngembalian oleh nasabah.

Perhitungan Nisbah bagi hasil Pembiayaan Mudharabah Bank BTN Syariah Cabang Makassar

Pelaksanaan bagi hasil pada bank BTN Syariah cabang Makassar dilakukan tergantung kesepakatan diawal kontrak bank dengan nasabah , adapun cara pembagian nisbah hasil oleh bank BTN Syariah Cabang Makassar adalah sebagai berikut :

i) Adanya kesepakatan awal Bank dan Nasabah mengenai usaha yang dijalankan dan pengembalian mudharabah dengan cara mengangsur atau atau bayar tangguh , dan biaya- biaya yang mucul seperti biaya administrasi , biaya notaris, dll dipotong diawal tanpa mengurangi plafon atau dana yang dicairkan.

ii) Penentuan nisbah bagi hasil antara bank dan Nasabah menggunakan perhitungan IRR, semakin cepat pengembalian maka semakin kecil pula nisbah bagi hasil untuk bank dan semakin lama pengembalian maka nisbah bagi hasil untuk bank juga semakin banyak , Bank BTN Syariah memiliki standar IRR yaitu 14,5%

pertahun.

iii) Pendapatan usaha yang diterima hasil didistribusikan berdasarkan nisbah masing-masing

iv)

Nisbah bagi hasil pada Bank BTN Syariah berbeda-beda itu dapat dilihat dari lamanya jangka pembiayaan dan pemngembalian oleh nasabah

.

(7)

ACCOUNTING Journal STIE YPUP Makassar Berikut contoh kasus transaksi

pembiayaan mudharabah pada bank BTN Syariah Cabang Makassar :

Pada tanggal 25 oktober 2017 Bank BTN Syariah Cabang Makassar menyetujui pemberian dana mudharabah kepada Bapak Jefri untuk membiayai usaha furniture, jangka waktu yang telah disepakati adalah 1 tahun (12 bulan), dengan penentuan nisbah bagi menggunakan perhitungan IRR sebesar 15% dengan rincian angsuran pokok sebesar Rp. 50.000.000 dan bagi hasil sebesar Rp.

7.450.000, berdasarkan kesepakatan dengan bapak Jefri pembayaran bagi hasil mudharabah dilakukan setiap tanggal 28 dan akan dimulai pada bulan November, biaya- biaya administrasi, biaya materai,biaya notaris,dll sebesar Rp.8.000.000 dibayar diawal tanpa mengurangi nilai plafond .

Nama pemohon : Bapak Jefri Jenis Permohonan : permohonan

pembiayaan usaha dagang (furniture).

Nilai Plafond : Rp. 600.000.000 Jangka Waktu : 1 tahun (12 bulan) Biaya Administrasi : Rp. 8.000.000 Keterangan : pembiayaan

diberikan oleh bank BTN Syariah Cabang Makassar secara tunai pada tanggal 28 Oktober 2017, pelaporan dan pembayaran bagi hasil oleh nasabah dilakukan setiap tanggal 28, mulai dari bulan November.

Dengan Perhitungan IRR : 15%

Dengan Rincian sebagai berikut : Angsuran pokok/bulan : Rp. 50.000.000 Bagi hasil untuk bank : Rp. 7.450.000

Cashflow pembayaran pelunasan pembiayaan mudharabah bapak Jefri

B ul an ke

Tgl/b ln/th

n

Pencairan (Rp)

pembayaran Pokok Bagi

hasil

2 28/1 2/17

50.000 .000

7.450 .000 3 28/0

1/17

50.000 .000

7.450 .000 4 28/0

2/17

50.000 .000

7.450 .000 5 28/0

3/17

50.000 .000

7.450 .000 6 28/0

4/17

50.000 .000

7.450 .000 7 28/0

5/17

50.000 .000

7.450 .000 8 28/0

6/17

50.000 .000

7.450 .000 9 28/0

7/17

50.000 .000

7.450 .000 1

0 28/0 8/17

50.000 .000

7.450 .000 1

1 28/0 9/17

50.000 .000

7.450 .000 1

2 28/1 0/17

50.000 .000

7.450 .000 Ilustrasi jurnal

Transaksi

Jurnal yang dicatat Bank BTN Syariah Cabang Makassar Pada saat

pemberian dana kepada nasabah

(D) Pembiayaan Mudharabah Rp.

600.000.000 (K) kas Nasabah Rp.

600.000.000 Pada saat

penerimaan pendapatan pembiayaan mudharabah

(D) kas NasabahRp.

600.000.000 (K) pembiayaan Mudharabah Rp.

600.000.000 Pendapatan

Bagi Hasil Rp.

600.000.000

Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank BTN Syariah Cabang Makasssar

a. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pembiayaan mudharabah pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar

1. Pengakuan Investasi

Bank BTN Syariah mengakui pembiayaan yang di salurkan kepada nasabah dalam bentuk kas pada saat

(8)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 175 ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 174-183 181 pada saat jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan antara Bank dengan Nasabah 2. Pengakuan Kerugian

Bank BTN Syariah Cabang Makassar mengakui penurunan nilai investasi yang bukan merupkan suatu kelalaian dan kesalahan yang disengaja (seperti : meninggal atau bencana alam) atau menyalahi perjanjian dengan bank yang terjadi salam suatu periode akan mengurangi saldo investasi mudharabah.

3. Pengakuan Keuntungan

Bank BTN Syariah Cabang Makassar mengakui keuntungan pembiayaan mudharabah pada saat nasabah membayar bagi hasil, pembayaran bagi hasil dilakukan setiap bulan bersamaan dengan angsuran pokok dengan menggunakan persentase yang telah ditentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak.

4. Pengakuan Piutang

Bank BTN Syariah Cabang Makassar mengakui pembiayaan mudharabah dan bagi hasil sebagai piutang.

b. Perlakuan Akuntansi Mengenai Pengukuran Pembiayaan Mudharabah pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar

Bank BTN Syariah mengukur pembiayaan Mudharabah sebesar dana yang diberikan kepada nasabah pada saat pencairan sesuai dengan kesepakatan nasabah dan bank.

c. Perlakuan Akuntansi Mengenai Penyajian Pembiayaan Mudharabah pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar

Bank BTN Syariah Cabang Makassar menyajikan pembiayaan Mudharabah yang diberikan kepada nasabah sebesar nilai tercatat pada laporan posisi keuangan (neraca) . laporan Keuangan Bank BTN Syariah Cabang Makassar terdiri dari neraca, laporan laba rugi, distribusi bagi hasil, laporan komitmen dan kontijensi, dan rasio keuangan.

d. Perlakuan Akuntansi Mengenai Pengungkapan Pembiayaan mudharabah pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar

Bank BTN Syariah mengungkapkan isi kesepakatan usaha Mudharabah dalam laporan hasil usaha yang mencakup jumlah dana yang disalurkan dan pembagian hasil

usaha sesuai yang tertera pada akad mudharabah.

PEMBAHASAN

a. Pembahasan mengenai kesesuai pengakuan akuntansi pembiayaan mudharabah pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar dengan PSAK 105

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan atas pembiayaan mudharabah yang diajukan oleh nasabah bapak Jefri dapat disimpulkan bahwa dalam hal pengakuan Bank BTN Syariah Cabang Makassar belum sepenuhnya menerapkan praktik sesuai dengan PSAK 105 , pengakuan keuntungan, pengakuan piutang, dan pengakuan kerugian telah sesuai dengan PSAK 105, akan tetapi pengakuan investasi pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar belum sesuai karena pada saat penyerahan dana kepada nasabah pihak bank mencatat sebagai Pembiayaan mudharabah, seperti contoh kasus transaksi pembiayaan pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar sebagai berikut :

Rekening Debet Kredit Pembiayaan

Mudharabah Rp.

600.000.000 Kas

Nasabah

Rp.

600.000.000 Dalam transaksi bapak jefri pembiayaan mudharabah dicatat pada sebelah debet dan mencatat kas nasabah pada sisi kredit.

Sedangkan menurut PSAK 105 Paragraf 12 :” Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset nonkas kepada pengelola dana”.

b. Pembahasan mengenai kesesuai pengukuran akuntansi pembiayaan mudharabah pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar dengan PSAK 105

Berdasarkan hasil analisis pada contoh transaksi pembiayaan mudharabah Bank BTN Syariah Cabang Makassar mengukur pembiayaan mudharabah sebesar jumlah yang dibayarkan sesuai dengan akad yang disepakati.

Seperti contoh transaksi pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada bapak Jefri, Bank BTN Syariah Cabang Makassar mengukur sebesar jumlah yang dibayarkan yakni Rp. 600.000.000 sesuai dengan akad yang telah disepakati sebelumnya.

(9)

ACCOUNTING Journal STIE YPUP Makassar Berdasarkan hasil analisis tersebut

pengukuran pembiayaan mudharabah pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar telah sesuai dengan PSAK 105 Paragraf 13 : pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut :

a) Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan;

b) Investasi mudharabah dalam bentuk asset nonkas diukur sebesar nilai wajar asset nonkas pada saat penyerahan:

(i) Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah.

(ii) Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

c. Pembahasan mengenai kesesuai penyajian akuntansi pembiayaan mudharabah pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar dengan PSAK 105

Bank BTN Syariah Cabang Makassar menyajikan pembiayaan mudharabah sebesar nilai tercatat yang disalurkan kepada nasabah pada sisi aktiva pada laporan posisi keuangan (Neraca) , berdasarkan contoh transaksi pembiayaan mudharabah Bank BTN Syariah Cabang Makassar menyajikan investasi yang disalurkan kepada bapak Jefri sebesar Rp. 600.000.000 pada laporan neraca sesuai dana yang disalurkan kepada nasabah, penyajian pembiayaan mudharabah pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar telah sesuai dengan PSAK 105 Paragraf 36 : pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat.

d. Pembahasan Mengenai Kesesuaian Pengungkapan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar dengan PSAK 105

Berdasarkan hasil analisis data bank BTN Syariah mengungkapkan isi kesepakatan pembiayaan Mudharabah dalam laporan hasil usaha meliputi jumlah dana dan pembagian hasil usaha sesuai dengan akad yang telah disepakati.

Berdasarkan contoh transaksi bapak Jefri, Bank BTN Syariah Cabang Makassar mengungkapkan jumlah dana sebesar Rp.

pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi Mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada :

a) Isi kesepakatan utama usaha Mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain.

b) Rincian jumlah investasi Mudharabah berdasarkan jenisnya.

c) Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan.

d) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101 : laporan keuangan syariah.

(PSAK 105 : Paragraf 38).

Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada Bank BTN Syariah terbatas pada data Sekunder , Bank BTN Syariah tidak memberikan izin untuk mengeluarkan laporan keuangan yang dihasilkan Bank, data sekunder berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, distribusi bagi hasil, laporan komitmen dan kontijensi, serta rasio keuangan tidak diberikan oleh pihak bank, sehingga penyajian analisis data diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer dan kepala bagian pembiayaan

PENUTUP a) Simpulan

Kesesuaian penerapan akuntansi pembiayaan mudharabah dengan PSAK 105 pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar 1. Pengakuan keuntungan, pengakuan

kerugian, pengakuan piutang telah sesuai, tetapi pengakuan investasi belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 105. pengukuran, penyajian dan pengungkapan pada bank BTN Syariah Cabang Makassar telah sesuai dengan PSAK 105

2. Penentuan porsi nisbah bagi hasil pada Bank BTN Syariah Cabang Makassar ditentukan oleh perhitungan IRR , Nisbah bagi hasil pada Bank BTN Syariah berbeda-beda , dapat dilihat dari lamanya jangka pembiayaan dan pemngembalian oleh nasabah.

b) Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas , peneliti

(10)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 175 ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 174-183 183 1. Bank BTN Syariah Cabang Makassar

diharapkan konsisten dalam melaksanakan perlakuan akuntansi pembiayan Mudharabah yg telah sesuai dengan PSAK 105 meliputi pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan.

2. Diharapkan kepada pihak Bank BTN Syariah agar lebih membantu para peneliti dan mempermudah untuk mengambil data penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan hadist

Aisyah, B., N. (2015). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Kalimedia.

Aji Prasetyo. (2019). Akuntansi Keuangan Syariah. Edisi pertama . Yogyakarta : ANDI (Anggota IKAPI).

Daryanti. (2018). Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Pengambilan Keputusan Untuk Pemberian Kredit Pada bank Sulselbar. 14 (1): 59.

Diakses pada tanggal 29 september 2019 melalui website http://ojs.stkip- ypup.ac.id/index.php/equity/issue/vi ew/9/Daryanti%20%26%St%20Nurs ah

Dewan Syariah Nasional MUI. (2014).

Himpunan Fatwa Keuangan Syariah. Penerbit Erlangga.

Harahap, S., S. (2009). Akuntansi Islam.

Cetakan Keempat. Jakarta : Bumi Aksara.

Harahap, S., S., Wiroso., Yusuf Muhammad.

(2010). Akuntansi Perbankan Syariah. Cetakan Keempat. Jakarta : LPFE Usakti.

Nurhayati, S. & Wasilah. (2015). Akuntasnsi Syariah di Indonesia. Edisi Empat.

Jakarta : Salemba Empat.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 105 Tentang Akuntansi Mudharabah.

Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI 2003)

STIE YPUP. 2019. Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.

Samryn, M. L. (2017). Pengantar Akuntansi.

Cetakan 5. Depok : Rajawali Pers.

Suwardjono.2016.Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan keuangan.

Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE

.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

Tentang Perbankan Syariah

Warren, C., S., James, M., R., Jonathan, E., D., Suhardianto, N., Kalajanti, D., S., Jusuf, A., A., Djakman, C., D.

(2015). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Edisi dua puluh lima. Jakarta : Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

4.2.2 Analisis Akuntansi Zakat Pada Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar berdasarkan PSAK 109 Laporan keuangan yang dibuat harus sesuai dengan prinsip akuntansi islam yaitu

1.4 Manfaat Penelitian Apabila tujuan penelitian tersebut diatas telah tercapai, maka hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Akademis