• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemahaman Kafa'ah Menurut Perspektif Mahasiswa Urban (Studi Kasus Mahasiswa Kota Surabaya Di Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya)

N/A
N/A
Muhammad Naufal Muttaqin

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Pemahaman Kafa'ah Menurut Perspektif Mahasiswa Urban (Studi Kasus Mahasiswa Kota Surabaya Di Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pemahaman Kafa’ah Menurut Perspektif Mahasiswa Urban (Studi Kasus Mahasiswa Kota Surabaya Di Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya)

Muhammad Naufal Muttaqin 05010120020

Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

[email protected] A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri karena manusia mempunyai dorongan untuk berinteraksi dengan manusia lain. Interkasi-interaksi tersebut bisa memikat seseorang antara yang satu dengan yang lain. Di antara interaksi yang saling berhubungan antar manusia itu bisa membentuk pasangan-pasangan yang muncul karena adanya interaksi yang saling memikat. Terlebih lagi telah dijabarkan bahwa dikehidupan ini manusia telah diciptakan berpasang-pasangan, yang mana dari pasangan ini berharap bisa membentuk suatu keluarga.

Di dalam agama Islam, hendaknya seseorang itu dalam memiliki pasangan memperhatikan konsep kafa’ah. Dalam rangka mencari pasangan hidup untuk membentuk suatu keluarga, orang tua atau pihak yang bersangkutan pada umumnya memperhatikan pasangannya terlebih dahulu. Dan dalam memilih pasangan diharapkan adalah orang yang sekufu. Sedangkan maksud sekufu dalam perkawinan adalah keseimbangan atau keserasian antara (calon) suami istri sehingga masing-masing (calon) tidak merasa berat untuk melaksanakan perkawinan1 Pemahaman tentang kafa’ah atau sekufu ini akan lebih mengena jika antara calon suami istri paham akan konsep dasar kafa’ah, yang mana merujuk kepada sumber-sumber dari Al-Qur’an serta hadist yang kemudian di jabarkan melalui tafsiran para ulama, agar kaum muslim bisa memahami dengan mudah.

Untuk mengetahui hal-hal tersebut tentu perlu adanya pembelajaran yang lebih mendalam tentang konsep kafa’ah dengan mempelajari agama Islam yang lebih jauh. Namun Jika diperhatikan saksama, pembelajaran agama yang lebih jauh di masyarakat biasanya di temukan di kajian-kajian agama atau di pesantren. Jarang di temui Pendidikan agama yang mendalam di sekolah-sekolah umum. Jika membicarakan model Pendidikan agama di

1 Djamaan Nur, dalam Yudowibowo, S. Tinjauan Hukum Perkawinan Di Indonesia Terhadap Konsep Kafa’ah Dalam Hukum Perkawinan Islam, Yustisia Vol.1 No.2. 2016. Hal 99

(2)

sekolah-sekolah atau perguruan tinggi umum biasanya Pendidikan agama akan dijadikan sebuah pembelajaran yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI).

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu pelajaran yang diajarkan di perguruan tinggi umum kepada mahasiswa-mahasiswi yang beragama Islam. Sejak tahun 1966, usaha pembinaan Pendidikan Agama Islam adalah berdasarkan Ketetapan MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 yang berbunyi:2“menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Universitas Negeri”. Mata kuliah Pendidikan Agama pada perguruan tinggi termasuk ke dalam kelompok MKU (Mata Kuliah Umum) yaitu kelompok mata kuliah yang menunjang pembentukan kepribadian dan sikap sebagai bekal mahasiswa memasuki kehidupan bermasyarakat. Mata kuliah ini merupakan pendamping bagi mahasiswa agar bertumbuh dan kokoh dalam moral dan karakter agamisnya sehingga ia dapat berkembang menjadi cendekiawan yang tinggi moralnya dalam mewujudkan keberadaannya di tengah masyarakat. Tujuan mata kuliah Pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi ini amat sesuai dengan dasar dan tujuan pendidikan nasional dan pembangunan nasional. GBHN (Garis Besar Haluan Negara 1988) menggariskan bahwa pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila “bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil serta sehat jasmani dan rohani, dengan demikian pendidikan nasional akan membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.

Hanya saja kenyataan di lapangan kadang cukup mengecewakan, terutama bagi orang Islam yang mana mempelajari agama Islam adalah wajib. Kenyataannya di Perguruan Tinggi Umum kebanyakan mahasiswa belum semuanya memprioritaskan pelajaran agama, mereka lebih memprioritaskan pelajaran umum atau pelajaran yang sesuai jurusan mereka semata.

Hasil belajar PAI mahasiswa rendah salah satunya disebabkan mahasiswa mengesampingkan pelajaran agama, mereka mengikuti pelajaran agama hanya sebatas formalitas saja. Bukti nyata dari hal ini ialah jumlah sks PAI dalam kurikulum di Perguruan Tinggi Umum yang cukup kurang jika ingin membentuk PAI yang mendalam, terlebih biasanya tidak adanya pembelajaran lanjutan di Perguruan Tinggi Umum. Hal ini akan cukup berbanding terbalik jika memperhatikan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.

2 Adawiyah, R. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Mahasiswa Melalui Kompetensi Profesional Dosen Dan Minat Belajar Mahasiswa. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No.

1. 2019. Hal 135.

(3)

Pembelajaran agama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam lebih kompleks dan mendalam, bahkan untuk jurusan non agama sekaligus. Contohnya saja di semester pertama, akan adanya mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Studi Hadist, selain itu ada pembelajaran kelas ma’had. Adanya hal-hal tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan yang membuat pembelajaran keagamaan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam lebih mendalam dan jauh.

Di sisi lain, selain minat mahasiswa yang kurang dalam PAI, juga di tambah adanya perbedaan cara pandang dalam menyikapi agama antara mahasiswa yang berasal dari masyarakat kota dengan masyarakat desa, terlebih lagi wilayah pelosok yang jauh dari perkotaan. Perbedaan tersebut ditandai dengan sumber yang dijadikan patokan dalam beragama. Masyarakat pedesaan biasanya akan menjadikan Kyai atau sesepuh yang dihormati di daerah tersebut dalam patokan beragama. Selain itu biasanya masyarakat pedesaan lebih homogen. Sementara masyarakat perkotaan lebih beragam dalam menjadi patokan beragama. Hal ini juga tak lepas dari masyarakat yang lebih heterogen.

Karena itulah berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini akan memfokuskan pada pemahaman kaafah yang akan diteliti menurut sudut pandang masyarakat perkotaan atau yang lebih dikenal dengan nama urban, yang mana subjek dalam penelitian ini ialah mahasiswa perkotaan. Lalu untuk memfokuskan penelitian, makan akan di kerucutkan di Perguruan Tinggi Negeri wilayah kota Surabaya, dengan maksud penelitian ini bisa terfokus dengan baik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, berikut identifikasi masalah untuk penelitian ini:

1. Perlunya pembelajaran agama yang mendalam untuk mengetahui konsep kafaah 2. Pembelajaraan agama yang lebih jauh di masyarakat lebih banyak ditemukan di

kajian atau pesantren

3. Prioritas pelajaran agama yang rendah oleh mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri.

4. Adanya perbedaan mahasiswa dari masyarakat perkotaan (urban) dan pedesaan dalam menyikapi agama.

C. Rumusan Masalah

(4)

Dari beberapa uraian yang penulis jabarkan pada latar belakang diatas, maka dapat diketahui permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimana pemahaman kafa’ah menurut perspektif mahasiswa urban di perguruan tinggi negeri di Surabaya?

2. Bagaimana analisis pemahaman kafa’ah menurut perspektif mahasiswa urban di perguruan tinggi negeri di Surabaya dengan konsep kafa’ah perkawinan?

D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut , maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pemahaman kafa’ah menurut perspektif mahasiswa urban di perguruan tinggi negeri di Surabaya

2. Untuk mengetahui analisis pemahaman kafa’ah menurut perspektif mahasiswa urban di perguruan tinggi negeri di Surabaya dengan konsep kafa’ah perkawinan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya:

1) Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pemahaman tentang konsep kafaah perkawinan dengan pandangan mahasiswa perkotaan tentang konsep kafaah, serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.

2) Manfaat praktis

a. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang pemahaman agama, khususnya masalah kafaah perkawinan.

b. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori mengenai apa-apa yang mempengaruhi pemahaman kafaah yang terjadi di masyarakat dengan konsep kafaah.

F. Kajian Pustaka

(5)

Kajian pustaka adalah untuk memperoleh gambaran keterkaitan antara pembahasan yang akan penulis teliti dengan penelitian yang pernah dilaksanakan oleh peneliti terdahulu, sehingga tidak ada pengulangan dan kesamaan dalam penelitian ini. Adapun kajian pustakanya yaitu sebagai berikut:

Pertama, Artikel dalam Mizan; Jurnal Ilmu Syariah, FAI Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor oleh Syarifah Gustiawati dan Novia Lestari yang berjudul Aktualisasi Konsep Kafa’ah Dalam Membangun Keharmonisan Rumah Tangga, menjelaskan bahwa kriteria untuk memilih pasangan hidup yang harus diutamakan yaitu aspek keagamaan dan akhlak yang baik di antara calon suami dan calon isteri, sehingga konsep kafa’ah dalam membangun suatu bahtera rumah tangga dapat menciptakan rasa aman dan nyaman serta kebahagiaan.

Sedangkan aspek-aspek yang lainnya hanya sebagai pelengkap, karena kriteria-kriteria tersebut tidak mungkin didapati secara sempurna.3

Kedua, Undergraduade Thesis oleh Misbachul Musthofa dari IAIN Sunan Ampel (sekarang UIN Sunan Ampel) yang berjudul Analisis hukum Islam terhadap pandangan Kafa'ah dalam perkawinan menurut mahasiswa Fakultas Syari'ah IAIN Surabaya menjelaskan bahwa sebagian besar mahasiswa menganggap kekayaan atau harta dijadikan sebagai ukuran kafa’ah yang paling pokok dalam perkawinan. Karena mereka menginginkan kehidupan yang layak.

Adapun tentang unsur-unsur kriteria yang lain menurut pandangan mahasiswa tidak begitu menjadi pokok dalam membangun rumah tangga karena setiap segala kebutuhan rumah tangga tidak dapat terpenuhi kecuali dengan materi yang ada yaitu harta kekayaan. Hal ini disebabkan mereka terbiasa hidup serba kecukupan dan mereka tidak ingin jika sudah berumah tangga semua kebutuhannya tidak terpenuhi.4

Ketiga, skripsi oleh Muhammad Ihya Ulumuddin dari IAIN Ponorogo dengan judul Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah Iain Ponorogo Dalam Memilih Calon Pasangan Hidup Perspektif Kafā’ah, menjabarkan bahwa dalam hasil temuan wawancara dengan narasumber bahwa para narasumber dalam hal kriteria pasangan hidupnya yang paling utama adalah soal agama, banyak yang menginginkan seagama, akhlak yang bagus mempunyai

3 Gustiwiati, S. Dan Lestari, N. Aktualisasi Konsep Kafa’ah Dalam Membangun Keharmonisan Rumah Tangga. Mizan; Jurnal Ilmu Syariah, FAI Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Vol. 4 No.

1. 2016. Hal. 76

4

Musthofa, M. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Kafa'ah Dalam Perkawinan Menurut Mahasiswa Fakultas Syari'ah IAIN Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2010. Bab IV, Hal. 3.

(6)

pemahaman agama yang baik, agamanya kuat, bahkan ada juga yang menginginkan lulusan pondok pesantren. Masalah aspek kriteria yang lain mereka semua berbedabeda. Kriteria yang sama mereka inginkan adalah dari aspek agama.5

G. Definisi Operasional 1. Kafa’ah

Secara bahasa kafa`ah ialah sama, sepadan dan sebanding6. Dalam permasalahan pernikahan kafa’ah artinya adanya kesepadanan atau kesetaraan antara calon suami dan calon istri dalam beberapa hal, yaitu martabat, status sosial, akhlak, ekonomi dan lain-lain.7

2. Mahasiswa Urban

Mahasiswa adalah seorang yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, sementara urban berarti perkotaan. Sehingga yang dimaksud mahasiswa urban ialah mahasiswa perkotaan, yang mana mahasiswa yang berasal dari wilayah kota.

3. Perguruan Tinggi Negeri

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, perguruan tinggi negeri yang selanjutnya disingkat PTN adalah perguruan tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh pemerintah. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dan dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.

H. Metode Penelitian

Penelitian ini mengunakan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan.

1. Data Yang Dikumpulkan

Adapun data yang dikumpulkan untuk penelitian ini yaitu terdiri atas: Hasil wawancara dengan narasumber berupa mahasiswa Kota Surabaya yang beragama Islam di Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya dengan jurusan atau program studi non agama Islam dengan tahun angkatan 2020, serta sumber sekunder sebagai pendukung dan penunjang.

5 Ulumuddin, M. I. Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah Iain Ponorogo Dalam Memilih Calon Pasangan Hidup Perspektif Kafā’ah. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo. 2022. Hal.

88.

6 A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia. Dalam, Syafi’I, I. Konsep Kafa’ah Dan Keluarga Sakinah (Studi Analisis Tentang Korelasi Hak Kafa’ah Terhadap Pembentukan Keluarga Sakinah), Asy-Syari’ah, Volume 6, Nomor 1. 2020. Hal 36.

7 Abdurrahman al-Juzairy, Kitab al-Fiqh `Ala al-Madzahib al-`Arba`ah, Dalam ibid.

(7)

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan sumber data yang akan dibutuhkan yaitu sebagai berikut:

a. Sumber Primer

Sumber primer yaitu sumber data asli yang didapatkan secara langsung dari objek penelitian atau sasaran yang akan diteliti agar mendapatkan data yang pasti.18Adapun sumber primer dari penelitian ini adalah:

1. Mahasiswa Kota Surabaya yang beragama Islam di Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya dengan jurusan atau program studi non agama Islam (seperti teknik sipil, matematika, dan sebagainya) tahun angkatan 2020.

b. Sumber sekunder

Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari pihak lain yang secara tidak langsung didapatkan dari objek penelitian.19 Data ini hanya sebagai penunjang saja untuk melengkapi data primer. Adapun data sekunder yaitu:

Adapun data yang diambil dan diperoleh secara pustaka dengan mencari data atau informasi berupa buku-buku fiqih Islam wa adillatuhu, skripsi yang berjudul Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang akan dilakukan untuk pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

a. Wawancara/Interview

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung dengan tanya jawab dari peneliti kepada objek yang diteliti.20 Disini peneliti melakukan wawancara dengan mempersiapkan beberapa rangkaian pertanyaan, yang selanjutnya hasil dari wawancara akan digali untuk mengali lebih dalam. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan mahasiswa.

3. Teknik Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data selanjutnya teknik pengolahan data di mana peneliti menggunakan teknik sebagai berikut yaitu:

a. Editing

Editing adalah pemeriksaan kembali terhadap data yang terkumpul dari hasil wawancara terutama pemeriksaan dari sisi kelengkapan, kejelasan, keserasian, dan keterkaitan dengan data lainnya.22 Dalam penelitian ini data yang di dapatkan dari hasil wawancara dan sumber sekunder selanjutnya akan diperiksa dari segi kelengkapan serta kejelasan data.

b. Organizing

(8)

Organizing adalah proses pengelompokan semua data baik berasal dari hasil wawancara, atau sumber sekunder untuk selanjutnya data akan diatur dan disusun secara teratur yang kemudian data tersebut dapat dikumpulkan dan dirumuskan sehingga terlihat jelas mengenai hasil dari analisis hukum Islam terhadap pemahaman tentang kafa’ah oleh para mahasiswa yang telah dijadikan sumber data.

c. Analizing

Analizing adalah menyusun kembali data yang telah terkumpul dari penelitian untuk dianalisis dengan menggunakan hukum Islam dari pernyataan para mahasiwa tentang kafa’ah yang telah di wawancara. Sehingga akan menghasilkan suatu kesimpulan.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mengorganisasikan data yang terkumpul, meliputi hasil wawancara dengan objek yang diteliti dan semua data yang terkumpul akan dikelola, maka selanjutnya akan dianalisis secara mendalam. Dalam penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan atau menguraikan faktadengan apa adanya secara sistematis terkait objek yang diteliti. Dalam hal ini objek yang diteliti yaitu Pemahaman dari para mahasiswa kota Surabaya di Perguruan Tinggi negeri di Surabaya tentang kafa’ah. Kemudian penulis akan melakukan analisis menggunakan hukum Islam. Pola pikir induktif, merupakan pola pikir yang berawal dari faktor-faktor yang bersifat khusus. Kemudian untuk menentukan kesimpulan dilihat dari fakta peristiwa atau pernyataan yang bersifat umumagar dapat ditarik kesimpulan secara umum.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan dalam pembahasan ini, penulis membuat sistem pembahasan agar tersusun dengan rapi. Adapun sistematika pembahasan penelitian ini yaitu: Bab pertama, yaitu bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab dua, yaitu berisi tentang hukum Islam dan pembahasan tentang konsep kafa’ah dalam Islam. Yang meliputi pengertian, dasar hukum, syarat pernikahan, tujuan pernikahan, serta kafaah dalam pernikahan. Bab tiga, yaitu meliputi uraian tentang pemahaman mahasiswa urban di perguruan tinggi negeri di Surabaya tentang kafa’ah, bab ini memuat tentang gambaran umum tentang bagaimana pemahaman kafa’an dari narasumber yaitu para

(9)

mahasiswa kota Surabaya dari Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya yang beragama Islam. Bab empat, yaitu memuat tentang bagaimana analisis hukum Islam terhadap pemahaman kafa’ah dari para mahasiswa sebagai narasumber sehingga dari analisis tersebut diharapkan dapat menjawab rumusan masalah dalam skripsi ini. Bab lima, yaitu merupakan bab penutup yang diambil dari semua isi dalam skripsi dan untuk dijadikan suatu kesimpulan, kemudian diakhiri dengan saran dari penulis yang berkaitan dengan penelitian tentang pemahaman kafa’ah mahasiswa urban tersebut.

Daftar Pustaka

Yudowibowo, S. (2012). Tinjauan Hukum Perkawinan Di Indonesia Terhadap Konsep Kafa’ah Dalam Hukum Perkawinan Islam, Yustisia Vol.1 No.2.

Adawiyah, R. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Mahasiswa Melalui Kompetensi Profesional Dosen Dan Minat Belajar Mahasiswa. Andragogi:

Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1.

Gustiwiati, S. Dan Lestari, N. (2016). Aktualisasi Konsep Kafa’ah Dalam Membangun Keharmonisan Rumah Tangga. Mizan; Jurnal Ilmu Syariah, FAI Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Vol. 4 No. 1.

Musthofa, M. (2010). Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Kafa'ah Dalam Perkawinan Menurut Mahasiswa Fakultas Syari'ah IAIN Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Ulumuddin, M. I. (2022). Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah Iain Ponorogo Dalam Memilih Calon Pasangan Hidup Perspektif Kafā’ah. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

Syafi’I, I. (2020). Konsep Kafa’ah Dan Keluarga Sakinah (Studi Analisis Tentang Korelasi Hak Kafa’ah Terhadap Pembentukan Keluarga Sakinah), Asy-Syari’ah, Volume 6, Nomor 1.

Referensi

Dokumen terkait

S kripsi dengan judul “Tinjaua n Hukm Islam Terhadap Kasus Pernikahan Dengan Pekerja Seks Komersial Di Lokalisasi Moroseneng Kecamatan Benowo Kota Surabaya ”

Skripsi dengan judul “Analisis Penerapan Kode Etik Mahasiswa terhadap Gaya Berbusana Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Menurut Tindakan Sosial Max Weber dan

Anwar Zahid melalui YouTube terhadap pemahaman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2012, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya,

Skripsi dengan judul Pemahaman Mahasiswa Terhadap Produk Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perguruan Tinggi Islam Di Kota Malang adalah hasil karya saya dan dalam

- Mengidentifikasi kompetensi entrepreneur mahasiswa yang dimiliki oleh kelompok sukses PMW dari 3 PTN di Surabaya sebagai dasar dalam perbaikan proses seleksi - Membuat

Hasil pengujian dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada persepsi mahasiswa terhadap akuntan sebagai profesi pada

Laporan Akhir ini membahas mengenai pemahaman mahasiswa akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya terhadap IFRS dalam hal manfaat Adopsi IFRS, hambatan dari adopsi

Hasil ini tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan Sar’i, Irsyadsyah, dan Djamil (2010) yang menunjukkan bahwa pemahaman tentang modal antara