• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pemanfaatan teknologi informasi terhadap industri kopi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis pemanfaatan teknologi informasi terhadap industri kopi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INDUSTRI KOPI

(Studi Kasus: Kedai Kopi di Kota Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Fahrentio Konisafa Remindo 145020401111002

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020

(2)

2

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INDUSTRI KOPI

Yang disusun oleh :

Nama : Fahrentio Konisafa Remindo

NIM : 145020401111002

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 September 2020

Malang, 28 September 2020 Dosen Pembimbing,

David Kaluge, SE., MS., M.Ec.Dev., Ph.D.

NIP. 196012251987011001

(3)

3

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INDUSTRI KOPI (Studi Kasus: Kedai Kopi di Kota Malang)

Fahrentio Konisafa Remindo dan David Kaluge, S.E., MS., M.Ec.Dev., Ph.D.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: fahrentior@gmail.com

ABSTRAK

Industri kopi sendiri mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, namun hal itu juga memunculkan suatu permasalahan baru yaitu, semakin tingginya daya saing antara pelaku usaha industri kopi di Kota Malang. Tidak hanya peningkatan kompetitor dalam berusaha sebagai permasalahnnya. Namun juga terdapat permasalahan lainnya yaitu kemajuan Teknologi. Dimana kemajuan teknologi tidak bisa dikesampingkan dalam dunia usaha, karena teknologi dapat membantu produksi dan pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia usaha industri kopi di Kota Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SEM-PLS. Hasil penelitian ini menunjukan variable Ekspetasi Kinerja, Ekspetasi Usaha, Pengaruh Sosial dan Nilai Harga tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam industri kopi. Sedangkan variable Motivasi hedonis, Kebiasaan dan Minat Perilaku memilki pengaruh signifikan dalam industri kopi.

Kata kunci: Ekpetasi Usaha, Ekspetasi Kinerja, Pengaruh Sosial, Nilai harga, Motivasi Hedonis, Kebiasaan dan Minat Perilaku.

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Malang (2019), angka kemiskinan kota malang sebesar 35.490 orang dengan standar garis kemiskinan berdasarkan pendapatan perkapita sebesar Rp 5007.14,-. Dengan permasalahan yang ada, kota malang sendiri memliki potensi ekonomi yang sangat besar dimulai dari sektor perkebunan, pariwisata, pertanian dan industri pengelolaan. Dari berbagai sektor tersebut, terdapat 3 sektor yang mendominasi struktur ekonomi kota malang yaitu Industri Pengolahan; Perdangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Reparasi Mobil; Serta Kontruksi.

Gambar 1: PDRB atas Dasar Harga Konstan Kota Malang 2016 (%)

Sumber: BPS Kota Malang, 2019

(4)

4

Salah satu usaha kecil yang berkembang di Kota Malang yaitu Industri kopi. Industri kopi sendiri sudah mulai diminati banyak kalangan dalam beberapa tahun terakhir. Industri kopi sendiri mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun.

Tabel 1 Data Kedai Kopi di Kota Malang

Kec.

Lowokwaru

Kec.

Klojen

Kec.

Blimbing

Kec.

Sukun

Kec.

Kendungkandang

123 109 18 19 13

Sumber: Data BP2D Kota Malang, 2019

Berdasarkan tabel 1.1, terdapat 282 kedai kopi yang dimiliki pelaku usaha di bidang industri kopi. Namun hal itu juga memunculkan suatu permasalahan baru yaitu, semakin tingginya daya saing antara pelaku usaha industri kopi di Kota Malang. Tidak hanya peningkatan kompetitor dalam berusaha sebagai permasalahnnya. Namun juga terdapat permasalahan lainnya yaitu kemajuan Teknologi. Di era globalisasi ini pertumbuhan dan kemajuan teknologi tidak bisa dikesampingkan dalam dunia usaha. Dalam dunia usaha teknologi dapat membantu produksi dan pemasaran. Perkembangan dan inovasi dalam teknologi sangat tertuju pada teknologi mobile. Teknologi mobile mengalami perkembangan yang pesat dengan keunggulan dalam fleksitibitas. Berdasarkan data APJII 2018, perkembangan teknologi mobile sendiri juga terjadi di Indonesia dan mengalami peningkatan yang cukup pesat, dibuktikan dengan laju penetrasi internet Indonesia tertinggi di Asia yang kini sudah mencapai 51%.

Gambar 2: Gambaran Pemanfaatan Teknologi Informasi di Indonesia

Sumber: APJII, 2018

Gambar 1.2 menunjukan bagaimana besarnya pengguna internet di Indonesia. Dengan besarnya pengguna internet hal ini bisa menjadi peluang dan potensi yang besar bagi industri kopi dalam mengembangkan pasarnya dan menjadikan tempat promosi yang lebih efisien dan efektif serta dapat menekan cost promosi suatu produk.

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia tumbuh mengikuti tingkat literasi masyarakat, dari daerah perkotaan menuju ke desa atau wilayah yang kecil. Teknologi informasi pada sektor bisnis sendiri cukup mendapat respon yang baik dikalangan pelaku usaha. Dari publikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (TIK sektor bisnis, 2011), bahwa dari 803 jumlah usaha atau perusahaan 740 diantaranya mengunakan komputer dan sisanya tidak.

Sedangkan yang menggunakan internet berjumlah 694 dan sisanya tidak mengunakan. Kecenderungan penguna terbanyak oleh usaha atau perusahaan yang besar disusul oleh tingkat menengah, kecil, dan mikro. Namun hal tersebut masih belum terlalu terlihat bagi para pelaku industri kopi. Namun pemakaian teknlogi pada dunia usaha masih terbatas, dengan mengacu pada penggunaan website, hanya sebanyak 316 (39,35%) usaha atau perusahaan yang menggunakannya sisanya 487 (60,65%) tidak menggunakannya. Sama halnya dengan penggunaan komputer dan internet, di dominasi oleh usaha atau perusahan yang besar hingga yang paling kecil (skala mikro). Bedasarkan pemanfaatan teknologi informasi yang masih terbatas, akan sulit bagi UMKM untuk dapat mengatasi permasalahan dan memilikidaya saing yang tinggi.

(5)

5

B. TINJAUAN PUSTAKA UTAUT (Unifield Theory Of Acceptance and Use Of Technology)

Hoehle et al. (2012) menunjukan perlunya menggunakan lebih banyak model saat ini, dan UTAUT menajadi pilihan yang sesuai (Venkastesh et al. 2003). UTAUT menggunakan banyak model teori penerimaan pengguna, dan ia menawarkan model komprehensif yang paling tersedia saat ini. UTAUT tidak hanya menggaris bahawahi penentu utama yang memprediksi niat untuk mengadopsi dan adopsi aktual, tetapi juga memungkinkan peneliti untuk menganalisis kontigensi dari moderator yang akan memperkeuat atau membatasi efek dari penentu inti (A. Jorge, P.

Begona & R. Maria Angeles, 2015). UTAUT telah diuji secara empiris dan terbukti lebih unggul dari model pesaing lainnya ((Venkatesh et al. 2003; Venkatesh dan Zhang 2010). UTAUT adalah model yang menjelaskan lebih lanjut tentang penerimaan individu dan penggunaan teknologi informasi. Berdasarkan Venkatesh et al. (2003), UTAUT dikembangkan melalui tinjauan dan konsolidasi konstruksi delapan model dimana penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menjelaskan perilaku penggunaan sistem informasi, seperti: Teori Tindakan Beralasan (TRA), Technology Acceptance Model (TAM), Model Motivasi, Teori Perilaku Berencana (TPB), Teori kombinasi Perilaku Berencana dan Model Penerimaan Teknologi (gabungan TPB dan TAM), Model Pemanfaatan Komputer Pribadi (PC), Teori Difusi Inovasi (IDT), dan Teori Kognitif Sosial (SCT) ). Gambar 2.3 menyajikan konstruksi UTAUT berdasarkan 8 teori gabungan (lihat gambar 2.3).

Tabel 2: Empat Inti Determinan UTAUT

UTAUT determinant The sub-determinant The source of Integrated model Performance Expectancy / PE Perceived Usefulness TAM/TAM2/

C-TAM-TPB

Extrinsic Motivation MM

Job-fit MPCU

Relative Advantage IDT

Outcome Expectations SCT

Effort Expectancy / EE Perceived Ease Of Use

TAM/TAM2/

C-TAM-TPB

Complexity MPCU

Ease Of use IDT

Social Influence /SI Subjective Norm TRA,TAM2,

TPB/

DPTB,C- TAM/TPB

Social Factors MPCU

Image IDT

Faciliting Conditions / FC Perceived Behavioral Control

TPB/DTPB/

C-TAM-TPB Facilitating Conditions MPCU

Compatibility IDT

Sumber:Wu et al., (2008); Venkatesh et al. (2003)

(6)

6

UTAUT2 (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology)

UTAUT pertama kali diperkenalkan oleh Venkatesh et al pada tahun 2003 untuk menjelaskan niat pengguna untuk menggunakan sistem informasi dan perilaku penggunaan selanjutnya dalam konteks organisasi. Model terbaru adalah UTAUT 2 seperti yang disusulkan oleh Venkatesh et al pada 2012 menyebutkan beberapa faktor untuk mempelajari penerimaan dan penggunaan teknologi dalam konteks konsumen. Pada awalnya, UTAUT hanya terdiri dari empat konstruksi yang terdiri dari ekspektasi kinerja, ekspektasi upaya, pengaruh sosial dan kondisi fasilitasi selanjutnya, UTAUT 2 menggabungkan tiga konstruksi ke dalam UTAUT yang meliputi: motivasi hedonis, nilai harga, dan kebiasaan. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) merupakan model yang menjelaskan tentang perilaku pengguna terhadap teknologi informasi. Model ini merupakan kombinasi dari delapan model yang telah berhasil dikembangkn sebelumnya. Delapan model tersebut antara lain Theory Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM), Motivational Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB), Combined TAM and TPB, Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory (DIT), dan Social Cognitive Theory (SCT).

Model UTAUT 2 dijelaskan oleh Venkatesh et al. (2012) diilustrasikan dalam gambar berikut: Model UTAUT 2 memiliki tujuh variabel, yaitu Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Prive Value, Habit dan terdapat variabel moderating yaitu Age, Gender, dan Experience.

Menurut Venkatesh et al. (2012), dibandingkan dengan UTAUT, ekstensi yang diusulkan dalam UTAUT2 menghasilkan peningkatan substansial dalam varian seperti yang dijelaskan dalam niat prilaku (56 hingga 74 persen) dan dalam aplikasi teknologi (40 hingga 52 persen). Berikut ini model teori UTAUT 2 yang digambarkan oleh Venkatesh (2012):

Gambar 3: Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2)

Sumber: Venkatesh, 2012

(7)

7

C. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi kasual dengan metode kuantitatif untuk memberikan wawasan yang berharga untuk pemesanan realitas dan wacana terwujud. Ini adalah jenis penelitian yang menjelaskan fenomena dengan mengumpulkan data numerik yang dianalisis dengan menggunakan metode berbasis matematika atau statistik (Creswell, 2014).

Ruang Lingkup Penlitian

Dalam penelitian ini populasinya adalahkedai kopi di Kota Malang. Berdasarkan teori Roscoe dalam Sugiyono (2012), bila dalam penelitian akan melakukan analisis menggunakan multivariate (korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. dikarenakan variabel penelitian berjumlah9 variabel, maka jumlah anggota sampel = 10 x 9 = 90 sampel.Dengan demikian, dalam penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menyebarkan 90 kuisioner.

Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Partial Least Squares (PLS). Partial Least Squares (PLS) merupakan jenis Structural Equation Model (SEM) yang mendasar pada varian yang dirancang untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi kendala atau masalah pada data penelitian (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Peneliti menggunakan SEM-PLS karena SEM- PLS mampu menguji model penelitian yang kompleks secara simultan, mampu menganalisis variabel yang tidak dapat diukur secara langsung (unobserved variables), dan memperhitungkan kesalahan pengukurannya. PLS adalah teknik statistika multivariant yang melakukan perbandingan antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda. Software yang digunakan untuk menjalankan teknik SEM-PLS dalam penelitian ini adalah SmartPLS Versi 2.0. Penelitian ini memiliki persamaan struktural sebagai berikut :

Y1 = β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e Y2 = β1Y1 + e

Y3 = β1Y2 + e Keterangan:

X1 = Ekspektasi Kinerja X2 = Ekspektasi Usaha X3 = Pengaruh Sosial X4 = Kondisi yang Memfasilitasi X5= Nilai Harga

X6= Motivasi Hedonis X7= Kebiasaan

Y1= Minat Perilaku industri kopi dalam menggunakan TI Y2 = Perilaku Penggunaan industri kopidalam menggunakan TI Y3 = Kinerja industri kopi.

β = Koefisien e =Error

Dimana metode ini menggunakan model pengukuran Outer Model digunakan untuk menilai uji validitas dan realibilitas, serta dalam metode juga menggunakan pengukuran Inner Model bahwa model struktural menggambarkan hubungan sebab - akibat antara variabel laten. Model strukturaldalam PLS dievaluasi

(8)

8

menggunakan R2 dan jalur koefisien dengan membandingkan nilai t-statistik dengan nilai t-tabel pada output SmartPLS.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Data Panel

Dapat diketahui bahwa nilai statistik T atau T-Statistics pada masing-masing konstruk dan dapat diketahui setiap hipotesis alternatif didukung atau tidak. Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk hipotesis satu ekor (one-tailed) dengan nilai statistik atau T-Statistics T-Statistics ≥ 1,64 maka hipotesis alternatif didukung, apabila nilai statistik T atau T-Statistics ≤ 1,64 maka hipotesis alternatif dinyatakan tidak didukung.

Berdasarkan hasil data yang sudah diolah oleh Peneliti, diperoleh hasil pengolahan data berupa tabel yang telah valid.

Tabel 3: Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values)

Sumber : Pengolahan data dengan PLS, 2020

Pembahasan

Ekspetasi Kinerja terhadap Minat Perilaku Kedai Kopi untuk Menggunakan Teknologi Informasi

Ekpetasai Kinerja dalam teknologi informasi menunjukan bahawa pengguna mengggap teknologi informasi bermanfaat dalam menyelesaikan pekerjaan mereka (Venkatesh et al.,2013). Hipotesis 1 dalam penelitian ini menyatakan bahwa ekspetasi kinerja memilki pengaruh positif terhadap minat perilaku kedai kopi untuk menggunakan teknologi informasi. Hasil pengujian menunjukan bahawa nilai T-Statistics sebesar 0,348 yang mana nilai tersebut lebih rendah dari t-tabel (1,164). Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahawa nilai ekspetasi kinerja tidak berpengaruh positif dan siginikan terhdap minat perilaku kedai kopi dalam menggunakan teknologi informasi. Dengan demikian, hipotesis 1 ditolak. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al (2017) menjelaskan bahwa ekspektasi kinerja secara signifikan mempengaruhi niat pelanggan dan adopsi internet banking.

Variable Correlation

Original Sample

(O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

PE -> BI 0,038 0,036 0,102 0,102 0,372

EE -> BI 0,133 0,152 0,147 0,147 0,907

SI -> BI -0,082 -0,075 0,110 0,110 0,747

PV -> BI 0,078 0,083 0,150 0,155 0,523

HM -> BI 0,333 0,342 0,136 0,136 2,436

H -> BI 0,436 0,393 0,195 0,195 2,234

BI -> UB 0,822 0,818 0,050 0,050 16,326

UB -> KU 0,805 0,799 0,056 0,566 14,229

(9)

9

Ekspetasi Usaha terhadap Minat Perilaku Kedai Kopi untuk Menggunakan Teknologi Informasi

Ekspetasi Usaha dapat diartikan sebagai “tingkat kemudahan yang terkait dengan penggunaan teknlogi konsumen” (Venkatesh et al., 2012). Hipotesis 2 dalam penelitian ini menyatakan bahwa ekspetasi usaha memilki pengaruh positif terhadap minat perilaku kedai kopi untuk menggunakan teknologi informasi. Hasil pengujian menunjukan bahawa nilai T-Statistics sebesar 0,910 yang mana nilai tersebut lebih rendah dari t-tabel (1,164).

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahawa nilai ekspetasi usaha tidak berpengaruh positif dan siginikan terhdap minat perilaku kedai kopi dalam menggunakan teknologi informasi. Dengan demikian, hipotesis 2 ditolak. Penelitian ini juga mengalami perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Alalwan et al. (2016) yang menjelaskan bahwa Effort Expectancy secara signifikan mempengaruhi niat dan adopsi pelanggan Yordania dari internet banking

Pengaruh Sosial terhadap Minat Perilaku Kedai Kopi untuk Menggunakan Teknologi Informasi

Pengaruh sosial didefinisikan oleh Venkatesh et al (2003) sebagai "sejauh mana seorang individu merasa bahwa ia harus menerapkan sistem baru". Hipotesis 3 dalam penelitian ini menyatakan bahwa pengaruh sosial memilki pengaruh positif terhadap minat perilaku kedai kopi untuk menggunakan teknologi informasi. Hasil pengujian menunjukan bahawa nilai T-Statistics sebesar 0,740 yang mana nilai tersebut lebih rendah dari t-tabel (1,164).

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahawa pengaruh sosial tidak berpengaruh positif dan siginikan terhdap minat perilaku kedai kopi dalam menggunakan teknologi informasi. Dengan demikian, hipotesis 3 ditolak. Penelitian ini juga mengalami perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yang et al. (2012) mengamati efek positifdari Pengaruh Sosial pada niat adopsi layanan pembayaran mobile. Pengaruh Sosial (SI) ditemukan secara signifikan dan positif berkorelasi dengan niat untuk menggunakan m-commerce dalam studi yang dilakukan di Malaysia (Tsu Wei et al., 2009).

Nilai Harga terhadap Minat Perilaku Kedai Kopi untuk Menggunakan Teknologi Informasi

Nilai harga dikonseptualisasikan sebagai "trade-off kognitif konsumen antara manfaat yang dirasakan dari aplikasi dan biaya moneter untuk menggunakannya" (Venkatesh et al., 2012). Hipotesis 4 dalam penelitian ini menyatakan bahwa nilai harga memiliki pengaruh positif terhadap minat perilaku kedai kopi untuk menggunakan teknologi informasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t-Statistics-nya adalah 0,529 yang lebih rendah dari nilai t- tabel (1,64). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa nilai harga tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat perilaku kedai kopi menggunakan teknologi informasi. Dengan demikian, hipotesis 4 ditolak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2017) membuktikan bahwa nilai harga secara signifikan dan positif mempengaruhi Minat Perilaku dalam menggunakan mobile banking oleh pelanggan bank Yordania. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Arenas-Gaitán et al.

(2015) juga menunjukkan bahwa orang tua yang menerima internet banking dipengaruhi secara signifikan oleh nilai harga. Demikian pula, Chopdar et al. (2018) juga menemukan bahwa Nilai Harga juga memiliki pengaruh signifikan terhadap Minat Perilaku untuk mengadopsi aplikasi belanja seluler di India dan AS.

Motivasi Hedonis terhadap Minat Perilaku Kedai Kopi untuk Menggunakan Teknologi Informasi

Menurut Venkatesh et al. (2012), motivasi hedonis dikonseptualisasikan sebagai perasaan riang, gembira atau gembira, yang dirangsang dengan menerapkan teknologi. Dengan kata lain, semakin menyenangkan teknologinya, semakin dapat diterima pelanggan. Hipotesis 5 dalam penelitian ini menyatakan bahwa motivasi hedonis memiliki pengaruh positif terhadap minat perilaku industri kopi menggunakan teknologi informasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t-Statistics-nya adalah 2,601, yang lebih besar dari nilai t-tabel (1.64). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa motivasi hedonis memang berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat perilaku industri kopi menggunakan teknologi informasi. Dengan demikian, hipotesis 5 diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hew et al. (2015) menemukan bahwa motivasi hedonis memiliki efek positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan aplikasi mobile. Sejalan dengan Hew et al., Analisis yang lebih

(10)

10

menyeluruh dari literatur yang relevan dalam perilaku pelanggan serta aliran penerimaan teknologi diungkapkan oleh Venkatesh et al. (2012) menemukan bahwa beberapa faktor seperti main-main, kegembiraan, dan kenikmatan untuk menangkap motivasi hedonis adalah penentu signifikan penerimaan pelanggan terhadap teknologi (Childers et al., 2012).

Kebiasaan Minat Perilaku Kedai Kopi untuk Menggunakan Teknologi Informasi

Kebiasaan telah didefinisikan sebagai sejauh mana orang cenderung melakukan tindakan secara otomatis karena belajar (Limayem, Hirt, dan Cheung, 2007). Hipotesis 6 dalam penelitian ini menyatakan bahwa kebiasaan memiliki pengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan teknologi informasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t-Statistics-nya adalah 2,122, yang lebih besar dari nilai t-tabel (1,64). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan memang memiliki efek positif dan merupakan penentu paling signifikan pada minat perilaku industri kopi untuk menggunakan teknologi informasi. Dengan demikian, hipotesis 6 diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh. Baptista dan Olivera (2015) dalam studi mobile banking di Mozambik melaporkan bahwa kebiasaan ditemukan mempengaruhi Minat Perilaku secara signifikan, dan diidentifikasi sebagai anteseden yang paling penting dari perilaku penggunaan. Dalam penelitian lain yang dilakukan di Malaysia, Hew et al. (2015) menemukan kebiasaan menjadi prediktor terkuat dari Minat Perilaku untuk menggunakan aplikasi seluler. Kim (2012) menunjukkan bahwa kebiasaan secara signifikan mempengaruhi penggunaan layanan data dan aplikasi seluler yang sebenarnya.

Minat Perilaku industri kopi terhadap Pelanggan Menggunakan Perilaku Teknologi Informasi

Use Behavior (UB) sebagai konstruk telah diperlakukan dalam literatur sebagai konstruk utama yang menggambarkan penentu perilaku penggunaan komputer sebagai kasus khusus (Davis, Bagozzi, dan Warshaw, 1989). Perilaku penggunaan tidak secara eksplisit didefinisikan dalam UTAUT2, dan dalam spesifikasi asli, itu diukur melalui item yang tersedia dalam sistem terdaftar (Venkatesh et al., 2003). Hipotesis 7 dalam penelitian ini menyatakan bahwa minat Perilaku industri kopi memiliki pengaruh positif pada perilaku penggunaan pelanggan teknologi informasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t-Statistics-nya adalah 19,029 yang lebih besar dari nilai t-tabel (1,64). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa minat Perilaku industri kopi memiliki pengaruh positif yang kuat terhadap perilaku konsumen teknologi informasi. Dengan demikian, hipotesis 7 diterima.

Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajzen (2002) dalam Theory of Planned Behavior (TPB) yang menggambarkan korelasi kuat antara minat Perilaku dan perilaku aktual. Chopdar (2018) juga menemukan bahwa minat Perilaku secara positif mempengaruhi perilaku penggunaan konsumen teknologi informasi. Beberapa penelitian di masa lalu telah mengkonfirmasi korelasi kuat antara niat untuk melakukan perilaku dan perilaku aktual (Dabholkar dan Bagozzi, 2002; Lucas dan Spitler, 1999; Vijayasarathy, 2004). Groβ (2015) dalam sebuah studi empiris, menyarankan bahwa perilaku belanja online konsumen secara signifikan ditentukan oleh Minat Perilaku mereka untuk menggunakan belanja online yang mengkonfirmasi temuan empiris sebelumnya (Aldas-Manzano et al., 2009; Yu, 2012).

Minat perilaku industri kopi terhadap Kinerja industri kopi

Kinerja industri kopi merupakan hasil kerja yang dicapai secara keseluruhan dan dibandingkan dengan hasil kerja, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama pada sebuah entitas usaha dengan kriteria aset dan omzet yang telah ditentukan dalam undang-undang. Hipotesis 8 dalam penelitian ini menyatakan bahwa perilaku penggunaan industri kopi dalam menggunakan teknologi informasil memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja industri kopi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t-Statistics-nya adalah 13,965 yang lebih besar dari nilai t-tabel (1,64). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Perilaku Penggunaan industri kopi memiliki pengaruh positif yang kuat terhadap Kienrja industri kopi. Dengan demikian, hipotesis 8 diterima. Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan proses pertumbuhan ekonomi dalam pengertian dinamika endogen, yaitu dengan memasukkan inovasi dan perubahan teknologi sebagai variable endogen

(11)

11

yang berkembang dinamis selain modal, tenaga kerja, dan tanah, inilah yang kemudian dikenal dengan teori pertumbuhan baru (Yustika, 2012). Peningkatan kinerja industri kopi menurut Bi (2014), dengan hadirnya Sumber daya teknologi informasi dan kemampuan teknologi informasi, sebagai sumber keunggulan, membantu dengan cepat menumbuhkan UKM untuk mengembangkan kompetensi inti dibandingkan pesaing. Kemudian Rahmana (2009) pun menyebutkan bahwa industri kopi perlu memanfaatkan TI untuk meningkatkan daya saingnya, mengingat di era globalisasi ini arena persaingan semakin kompetitif, dan bersifat mendunia.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, nilai harga, motivasi hedonis dan kebiasaan terhadap minat perilaku kedai kopi di Kota Malang dalam menggunakan teknologi informasi. Kemudian, minat perilaku kedai kopi menggunakan teknologi informasi terhadap perilaku penggunaan kedai kopi di Kota Malang. Dan pengaruh perilaku penggunaan kedai kopi terhadap kinerja kedai kopi di Kota Malang. Penelitian ini menguji konstruksi Unified Theory of Acceptance and Usage Technology 2 (UTAUT 2). Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Adaptasi pemanfaatan teknologi informasi pada kedai kopi di Kota Malang dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian berikut:

a. Pertama, ekspektasi kinerja pada minat perilaku dalam menggunakan teknologi informasi adalah tidak berpengaruh positif dan signifikan. Ini berarti bahwa para pelaku kedai kopi di Kota Malang tidak percaya ekspetasi kinerja mempangaruhi mereka dalam penggunaan teknologi inforamsi.

b. Kedua, ekspektasi usaha tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat perilaku kedai kopi untuk menggunakan teknologi informasi. Ini berarti bahwa pelaku kedai kopi merasakan kesulitan untuk belaja, sehingga kedai kopi belum maksimal dalam menerapkan teknlogi informasi dalam usaha mereka.

c. Ketiga, pengaruh sosial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat perilaku dalam menggunakan teknologi informasi. Ini berarti bahwa minat perilaku dan keputusan kedai kopi untuk mengadopsi teknologi informasi tidak dipengaruhi oleh opini positif maupun opini negatif dari

d. lingkungan eksternal mereka dalam penggunaan Teknologi Informasi .

e. Keempat, konstruksi nilai harga tidak memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap minat perilaku kedai kopi untuk menggunakan teknologi informasi. Hal ini terjadi karena fakta bahwa teknologi informasi memberikan harga yang cukup terjangkau dan sesuai dengan apa yang akan didapatkan oleh pelaku kedai kopi.

f. Kelima, konstruksi motivasi hedonis memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat perilaku kedai kopi dalam menggunakan teknologi informasi. Ini berarti, pelaku kedai kopi menikmati dan merasa senang menggunakan teknologi informasi yang dapat meningkatkan kepuasan diri dan prestise diri dalam kondisi ini.

g. Keenam, konstruksi kebiasaan dari UTAUT 2 memiliki efek positif dan signifikan pada minat perilaku kedai kopi untuk menggunakan teknologi informasi. Ini terjadi karena semakin sering orang menggunakan teknologi informasi, semakin ahli mereka menggunakannya.

h. Ketujuh, konstruksi minat perilaku kedai kopi memiliki efek positif dan signifikan pada perilaku penggunaan kedai kopi dalam menggunakan teknologi informasi. Ini berarti bahwa, jika pelaku kedai kopi memiliki minat kuat untuk menggunakan teknologi informasi akan sangat mendorong perilaku aktual untuk menggunakan teknologi informasi.

2. Dampak pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja kedai kopi di Kota Malang dapat dilihat dari hasil penilitian dimana konstruksi perilaku penggunaan kedai kopi positif dan signifikan pada kinerja kedai kopi. Ini berarti bahwa, jika pelaku kedai kopi memiliki kemampuan perilaku penggunaan yang baik dalam menggunakan teknologi informasi, maka akan sangat membantu dalam membaiknya kinerja kedai kopi.

(12)

12 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang telah diteliti, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kedai kopi di Kota Malang, pemerintah, maupun pihak-pihak lainnya.

Adapun saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Dengan semakin tingginya persaingan dalam dunia usaha, maka kedai kopi di Kota Malang sebagai salah satu penopang perekonomian Kota Malang perlu melakukan adaptasi dalam penggunaan teknologi informasi.

Pembentukan komunitas kedai kopi di Kota Malang sangat diperlukan, agar antar kedai kopi dapat melakukan sharing terkait kondisi masalah yang dimiliki dan dapat membangun dan berkembang bersama.

Kelas bisnis menjadi sebuah keharusan, kedai kopi sebagai penopang utama perekonomian di Kota Malang akan lebih mudah mencapai potensi yang dimiliki dengan adanya tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya dalam mengikuti perkembangan zaman.

2. Melihat perilaku pelaku usaha kedai kopi sendiri dalam pemanfaatan teknologi informasi yang sudah bagus, peran pemerintah Kota Malang juga sangat penting dengan harapan pemerintah Kota Malang dapat memetakan potensi kedai kopi di Kota malang sendiri, tentunya setiap kultur memiliki kearifan lokal yang unik dan bernilai tinggi. Dengan diarahkan secara serius, kedai kopi di Kota Malang dapat berkembang dengan pesat karena perkembangan Kota Malang yang progresif. Sehingga performa kinerja dari kedai kopi di Kota Malang sendiri dapat tumbuh secara mereta.

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami ucapkan terimaksih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga jurnal ini dapat terselesaikan.

Ucapan terimakasih khusus kami sampaikan kepada Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ilmu Ekonomi, Ekonomi Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bias diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abrahãoa, R. d., Moriguchi, S. N., & Andrade, D. F. 2016. Intention of Adoption of Mobile Payment: An Analysis in the Light of the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Innovation and Management Review, 221- 230.

Ajzen, I. 2002. Residual Effects of past on Later Behavior: Habituation and Reasoned Action Perspectives.

Personality and Social Psychology Review, 6(2), 107e122.

Alalwan, A. A., Dwivedi, Y. K., & Rana, N. P. 2017. Factors Influencing Adoption of Mobile Banking by Jordanian Bank Customers: Extending UTAUT2 with Trust. International Journal of Information Management, 37, 99-110.

Aldas-Manzano, J., Lassala-Navarre, C., Ruiz-Mafe, C., & Sanz-Blas, S. 2009. The Role of Consumer Innovativeness and Perceived Risk in Online Banking Usage. International Journal of Bank Marketing, 27(1), 53e75.

APJII. 2018. Hasil Survei Pengguna Internet 2017. Retrieved from APJII: https://apjii.or.id/survei2017/kirimlink

(13)

13

Arenas-Gaitán, J., Peral-Peral, B., & Ramón-Jerónimo, M. A. 2015. Elderly and Internet Banking: An Application of UTAUT2. Journal of Internet Banking and Commerce, 20(1).

Baptista, G., & Oliveira, T. 2017. Why so Serious? Gamification Impact in the Acceptance of Mobile Banking Services. Internet Research, 27(1), 118-139.

Childers, T.L., Carr, C.L., Peck, & J., Carson, S., 2002. Hedonic and Utilitarian Motivations for Online Retail Shopping Behavior. J. Retail. 77 (4), 511–535.

Chopdar, Prasanta Kr., Nikolaos Korfiatis, V.J. Sivakumar, & Miltiades D. 2018. Mobile Shopping Apps Adoption and Perceived Risks: A Cross-Country Perspective Utilizing the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology. Computers in Human Behavior 86 (2018) 109-128.

Creswell, J. W. 2014. Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Apporaches (4th edition ed.).

SAGE Publications.

Dabholkar, P.A. & Bagozzi, R.P. 2002. An Attitudinal Model of Technology- Based Selfservice: Moderating Effects of Consumer Traits and Situational Factors. J. Acad. Mark. Sci., 30(3), 184–201.

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. 1989. User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models. Management Science, 35(8), 982-1003.

Groß, M. 2015. Exploring the Acceptance of Technology for Mobile Shopping: An Empirical Investigation Among Smartphone Users. International Review of Retail Distribution & Consumer Research. 25(3), 215e235.

Hew, J.-J., Lee, V.-H., Ooi, K.-B., & Wei, J. 2015. What Catalyses Mobile Apps Usage Intention: An Empirical Analysis. Industrial Management & Data Systems. 115(7), 1269e1291.

Hoehle, H., & Scomavacca, E., Huff, S. 2012. Three Decades of Research on Consumer Adoption and Utilization of Electronic Banking Channels: A Literature Analysis. Decision Support Systems 54, 122-132.

Limayem, M., Hirt, S.G., Cheung, C.M.K., 2007. How Habit Limits the Predictive Power of Intentions: The Case of Is Continuance. MIS Q. 31 (4), 705–737.

Lucas, H. C., & Spitler, V. 1999. Technology Use and Performance: A Field Study of Broker Workstations.

Decision Sciences, 30(2), 291e311.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., & Davis, F. D. 2003. User Acceptance of Information Technology:

Toward a Unified View. MIS Quarterly, 27(3), 425-478.

Venkatesh, V., Thong, J, Y. & Xu, Xin. 2012. Consumer acceptance and use of information technology: extending the unified theory of acceptance and use of technology. MIS Quareterly, 35(1), 157-178.

Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan, Jakarta : Erlangga,

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Profesionalisme, Employee Engagement (Keterikatan Karyawan), Dan Integritas Terhadap Kinerja Karyawan PDAM DKI Jakarta. SPSS vs LSREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi