• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penampang Plat Girder

N/A
N/A
WANDA PRATAMA NAINGGOLAN

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Penampang Plat Girder"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengampu : Achfas Zacoeb

ANALISIS PENAMPANG PLAT GIRDER

Diketahui suatu balok di atas dua tumpuan dengan bentang, L = 12 m yang terbuat dari plat gider dengan profil WF 582 x 300 x 12 x 17 dengan mutu baja BJ 37, cek apakah profil tersebut mampu menahan beban-beban berikut :

qD = 150 kg/m (belum termasuk berat sendiri)

PD = 2.000 kg

qL = 550 kg/m

PL = 5.500 kg

Penyelesaian :

1. Data Tampang :

Berat profil, qp = 137 kg/m Luas, A = 174,5 cm2 Momen inersia, Ix = 103.000 cm4

Iy = 7.670 cm4 Modulus statis, Sx = 3.530 cm3 Modulus plastis, Zx = 3.782 cm3 Jari-jari inersia, ry = 6,63 cm Radius girasi, r = 28 cm

2. Kontrol Lendutan : Lendutan ijin, 𝐲𝐢𝐣𝐢𝐧 = 1

360L = 1

3601200 = 𝟑, 𝟑𝟑 cm Lendutan maksimum, 𝐲𝐦𝐚𝐤𝐬 = ( 5

384×(1,5+1,37+5,5)(1.200)4

(200.000)(103.00) ) + (23

648×(2.000+5.500)(1.200)4 (200.000)(103.00) ) = 1,09 + 2,23 = 𝟑, 𝟑𝟐 cm

Cek :

ymaks yijin 3,32 3,33

ok!

(2)

Pengampu : Achfas Zacoeb 3. Gaya Dalam Terfaktor :

Beban merata, qu = 1,2 x (150+137) + 1,6 x 550 = 1.224,4 kg/m Beban terpusat, Pu = 1,2 x 2.000 + 1,6 x 5.500 = 11.200 kg/m Gaya geser maksimum, Vu, maks :

𝐕𝐮,𝐦𝐚𝐤𝐬= 1

2quL + 2Pu =1

2× 1.224,4 × 12 + 2 × 11.200 = 𝟐𝟗. 𝟕𝟒𝟔, 𝟒 kg

Momen maksimum, Mu, maks :

𝐌𝐮,𝐦𝐚𝐤𝐬 = RA6 − Pu(6 + 2) −1

2qu62

= 29.746,4 × 6 − 11.200 × (6 + 2) −1

2× 1.224,4 × 62 = 𝟔𝟔. 𝟖𝟑𝟗, 𝟐 kgm  MB

Momen di 1/4 bentang = Momen di 3/4 bentang : 𝐌𝟏

𝟒 𝐋 = 𝐌𝟑

𝟒 𝐋 = RA3 − Pu3 −1

2qu32

= 29.746,4 × 3 − 11.200 × 3 −1

2× 1.224,4 × 32

= 𝟔𝟎. 𝟐𝟏𝟗, 𝟒 kgm  MA dan MC 4. Kontrol Kuat Geser :

𝐡 = 𝐝 − 2(𝐭𝐟+ 𝐫) = 582 − 2(17 + 28) = 𝟒𝟗𝟐 mm 𝐡

𝐭𝐰 =492 12 = 𝟒𝟏 𝐤𝐧 = 5 + 5

(𝐋 𝐡⁄ )2 = 5 + 5

(12.000 492⁄ )2 = 𝟓, 𝟎𝟏 1,1√𝐤𝐧. 𝐄

𝐟𝐲 = 1,1√5,01 × 200.00

240 = 𝟕𝟏, 𝟎𝟔 Cek :

𝐡

𝐭𝐰 < 1,1√𝐤𝐧. 𝐄

𝐟𝐲 → 41 < 71,06 → 𝐤𝐨𝐧𝐝𝐢𝐬𝐢 𝐩𝐥𝐚𝐬𝐭𝐢𝐬

𝐕𝐧 = 0,6𝐟𝐲𝐀𝐰 = 0,6 × 2.400 × (49,2 × 1,2) = 𝟖𝟓. 𝟎𝟏𝟕, 𝟔 kg 𝐕𝐮 < ∅𝐕𝐧→ 29.746,4 < 0,9 × 85.017,6

→ 29.746,4 < 76.515,8 kg  ok!

5. Kontrol Kuat Lentur : a. Tekuk lokal sayap

𝐛𝐟

2𝐭𝐟 = 300

2 × 17= 𝟖, 𝟖 𝛌𝐩= 170

√𝐟𝐲

= 170

√240= 𝟏𝟎, 𝟗 𝐛𝐟

2𝐭𝐟 < 𝛌𝐩 → 𝐤𝐨𝐧𝐭𝐫𝐨𝐥 𝐈

(3)

Pengampu : Achfas Zacoeb b. Tekuk lokal badan

𝐡

𝐭𝐰 =492 12 = 𝟒𝟏 𝛌𝐩= 1680

√𝐟𝐲

= 1680

√240= 𝟏𝟎𝟖, 𝟒 𝐡

𝐭𝐰 < 𝛌𝐩 → 𝐤𝐨𝐧𝐭𝐫𝐨𝐥 𝐈𝐈

Dari kedua kontrol tekuk lokal (kontrol I dan II), diketahui bahwa profil termasuk penampang kompak.

𝐌𝐏 = 𝐙𝐱𝐟𝐲= 3.782 × 2.400 = 𝟗. 𝟎𝟕𝟔. 𝟖𝟎𝟎 kgcm

𝟏, 𝟓𝐌𝐲= 1,5𝐒𝐱𝐟𝐲 = 1,5 × 3.530 × 2.400 = 𝟏𝟐. 𝟕𝟗𝟖. 𝟎𝟎𝟎 kgcm Diambil nilai terkecil sebagai MP :

𝐌𝐏 = 𝟗. 𝟎𝟕𝟔. 𝟖𝟎𝟎 kgcm

c. Tekuk lateral 𝐋𝐛= 𝐋 = 𝟏. 𝟐𝟎𝟎 cm

𝐋𝐏= 1,76𝐫𝐲𝐟𝐄

𝐲= 1,76 × 6,63 × √200.000

240 = 𝟑𝟑𝟕 cm

𝐋𝐫= 𝐫𝐲(𝐗𝟏

𝐟𝐋) √𝟏 + √𝟏 + 𝐗𝟐𝐟𝐋𝟐

𝐟𝐋 = 𝐟𝐲− 𝐟𝐫 = 240 − 70 = 𝟏𝟕𝟎 MPa  (fr = tegangan sisa = 70 MPa)

Konstanta puntir torsi 𝐉 = ∑𝟏

𝟑𝐛𝐭𝟑

𝐛𝐰 = 𝐝 − 2𝐭𝐟 = 582 − 2 × 17 = 𝟓𝟒𝟖 mm 𝐉 = (1

3× 54,8 × 1,23) + 2 (1

3× 30 × 1,73) = 𝟏𝟐𝟗, 𝟖 cm4

Konstanta puntir lengkung 𝐈𝐰 =𝟏

𝟒(𝐡′)𝟐𝐈𝐲

𝐡′ = 𝐝 − 𝐭𝐟 = 582 − 17 = 𝟓𝟔𝟓 mm 𝐈𝐰 =1

4× (565)2× 7.670 = 𝟔. 𝟏𝟐𝟏. 𝟏𝟑𝟗, 𝟒 cm6 𝐗𝟏= 𝛑

𝐒𝐱𝐄𝐆𝐉𝐀

2 = π

3.5302.000.000×800.000×129,8×174,5

2 = 𝟏𝟏𝟗. 𝟖𝟏𝟏, 𝟏 kg/cm2 𝐗𝟐= 4 (𝐒𝐱

𝐆𝐉)2 𝐈𝐰

𝐈𝐲 = 4 × ( 3.530

800.000×129,8)2 6.121.139,4

7.670 = 𝟑, 𝟕 × 𝟏𝟎−𝟔 kg/cm2

 (G = modulus geser = 80.000 MPa) 𝐋𝐫= 6,63 × (119.811,1

1.700 ) √1 + √1 + 3,7 × 10−6× 1.7002 = 𝟗𝟖𝟐 cm

(4)

Pengampu : Achfas Zacoeb Cek :

𝐋𝐛> 𝐋𝐫 → 1.200 > 982

bentang panjang : Mn = Mcr

𝐌𝐜𝐫 = 𝐂𝐛𝛑

𝐋√𝐄𝐈𝐲𝐆𝐉 + (𝛑𝐄 𝐋 )

𝟐

𝐈𝐲𝐈𝐰 ≤ 𝐌𝐏

𝐂𝐛 = 𝟏𝟐, 𝟓𝐌𝐦𝐚𝐤𝐬

𝟐, 𝟓𝐌𝐦𝐚𝐤𝐬+ 𝟑𝐌𝐀+ 𝟒𝐌𝐁+ 𝟑𝐌𝐂≤ 𝟐, 𝟑

= 12,5 × 66.839,2

2,5 × 66.839,2 + 3 × 60.219,4 + 4 × 66.839,2 + 3 × 60.219,4≤ 2,3

= 1,1 ≤ 2,3  ok!

𝐌𝐜𝐫= 1,1 × π

1.200√2.000.000 × 7.670 × 800.000 × 129,8 + (π × 2.000.000 1.200 )

2

× 7.670 × 6.121.139,4

𝐌𝐜𝐫 = 𝟒. 𝟔𝟔𝟓. 𝟑𝟏𝟎, 𝟑 kgcm

𝐌𝐜𝐫 < 𝐌𝐏 → 4.665.310,3 < 9.076.800 ok!

𝐌𝐧= 𝐌𝐜𝐫 = 𝟒𝟔. 𝟔𝟓𝟑, 𝟏 kgm

∅𝐌𝐧 = 0,9 × 46.653,1 = 𝟒𝟏. 𝟗𝟖𝟕, 𝟖 kgm

𝐌𝐮,𝐦𝐚𝐤𝐬 < ∅𝐌𝐧 → 66.839,2 < 41.987,8 not ok!

Kesimpulan : balok tidak kuat menahan tekuk lateral.

6. Pengaku Lateral :

Untuk mengatasi permasalahan tekuk lateral dapat dilakukan dengan pemberian pengaku lateral di bawah beban terpusat P, sehingga :

Lb = 400 cm  Lp < Lb < Lr  337 < 400 < 982

definisi : balok bentang menengah

𝐌𝐁= 𝐌𝐮,𝐦𝐚𝐤𝐬 = 𝟔𝟔. 𝟖𝟑𝟗, 𝟐 kgm

𝐌𝐀= 𝐌𝐂= 𝐑𝐀𝟓 − 𝐏𝐮(𝟓 + 𝟏) −𝟏 𝟐𝐪𝐮𝟓𝟐

= 29.746,4 ×× 5 − 11.200 × (5 + 1) −1

2× 1.224,4 × 52 = 𝟔𝟔. 𝟐𝟐𝟕 kgm

(5)

Pengampu : Achfas Zacoeb 𝐌𝐧= 𝐂𝐛[𝐌𝐫− (𝐌𝐏− 𝐌𝐫) (𝐋𝐫− 𝐋𝐛

𝐋𝐫− 𝐋𝐩)] ≤ 𝐌𝐏

𝐂𝐛 = 𝟏𝟐, 𝟓𝐌𝐦𝐚𝐤𝐬

𝟐, 𝟓𝐌𝐦𝐚𝐤𝐬+ 𝟑𝐌𝐀+ 𝟒𝐌𝐁+ 𝟑𝐌𝐂≤ 𝟐, 𝟑

= 12,5 × 66.839,2

2,5 × 66.839,2 + 3 × 66.227 + 4 × 66.839,2 + 3 × 66.227≤ 2,3

= 1,0 ≤ 2,3  ok!

𝐌𝐫 = 𝐒𝐱(𝐟𝐲− 𝐟𝐫)

= 3.530 × (2.400 − 700) = 𝟔. 𝟎𝟎𝟏. 𝟎𝟎𝟎 kgcm

𝐌𝐧= 1,0 [60.010 − (90.768 − 60.010) (982 − 400 982 − 337)]

𝐌𝐧= 𝟖𝟖. 𝟏𝟏𝟒, 𝟖 kgcm

𝐌𝐧 < 𝐌𝐏 → 88.114,8 < 90.768 ok!

∅𝐌𝐧 = 0,9 × 88.114,8 = 𝟕𝟗. 𝟑𝟎𝟑, 𝟑 kgm

𝐌𝐮,𝐦𝐚𝐤𝐬 < ∅𝐌𝐧 → 66.839,2 < 79.303,3 ok!

Kesimpulan Akhir :

Balok profil WF 582 x 300 x 12 x 17 dengan mutu baja BJ 37 dapat digunakan untuk menahan beban dengan pemberian pengaku di bawah beban terpusat P.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membandingkan efisiensi dari profil Single Twin Cellular Box Girder dengan profil Single Trapezoidal Box Girder dimana kedua

Pada tugas akhir ini, penulis merencanakan balok prategang pada jembatan dengan penampang yang berbeda-beda yaitu penampang persegi, I girder, dan penampang T dengan dua perletakan

Langkah awal yang akan dilakukan dalam menganalisis data adalah menghitung kapasitas profil untuk mengetahui seberapa besar kemampuan profil menahan beban yang sesuai

Pada tugas akhir ini, penulis merencanakan balok prategang pada jembatan dengan penampang yang berbeda-beda yaitu penampang persegi, I girder, dan penampang T dengan dua perletakan

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membandingkan efisiensi dari profil Single Twin Cellular Box Girder dengan profil Single Trapezoidal Box Girder dimana kedua

Komponen dasar dari struktur plat lipat terdiri dari: plat miring, plat tepi yang digunakan untuk menguatkan plat yang lebar, pengaku untuk membawa beban ke

Sistem konstruksi untuk struktur baja Sumber: Schodek, 1999 GIRDER PLAT Girder plat adalah bentuk khusus dari balok dengan penampang tersusun [Iihat Gambar 6.7d], Elemen ini dapat

Perancangan penampang balok prategang parsial pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode analisis terhadap beban runtuh yang telah ditetapkan dalam SNI 03- 2847-2002, namun