• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENANAMAN KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI SITI MARYAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENANAMAN KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI SITI MARYAM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENANAMAN KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI SITI MARYAM

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

MAULIDAR 1811070060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

2020

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama

NIM

Program Studi

Judul Skripsi Kerjasama pada.Anak

Skripsi

ini

telah disetujui oleh pembimbing untuk dijadikan pada ujian skripsi program Sarjana.

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Anak Usia Dini

Lina Amelia. M.Pd NIDN 0107098s03 : MAULIDAR

:1811070060

: Pendidikan Anak Usia Dini

: Analisis Penanaman Kemampuan Kelompok B TK Siti Maryam

Pemllgbing II

NrDN.0128038801

(3)

DAT'TAR ISI

Halaman

KATA PENGAI$TAR ABSTRAK

ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

PENDAIIT]LUAN

|

.l

Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat

Penelitian

...;...

1.5 Definisi Operasional ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Perkembangan Anak Usia Dini

2.1.1

Pengertian Pengembangan Anak Usia Dini

2.1.2

Aspek-aspek Perkembangan Anak tJsia Dini ...

2.1.3

Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

2.2 Kemampuan Kerjasama ...

2.2.1

Perkembangan Sosial

2.2.2

Pengertian Kerjasama

2.2.3

Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini

2.3 Manfaat Kemampuan Kerjasama Bagi Anak Usia Dini

2.4 Penelitian Terdatrulu ...

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

DesainPenelitian

...

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3 Sumber Data

3.4 Fokus Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.6 Uji Keabsahan Data ...

3.7 Teknik Analisa Data ...

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAI\

4.1 Data dan Temuan Penelitian

4.1.1

Data Demografis

4.1.2

Daftar Wawancara ...

4.2 Pembahasan

4.2.1

Penanaman Kemarnpuan Kerjasama Anak Kelompok B Tk Siti Maryam

8 8

1t 18

2t 2t I II lil

IY

vt

VII

1

5 5 6 6

23 26 28 34

36 36 37 38 38 40 42

44 44 44

5l

1V

5l

(4)

@imrntr*

Menstimulasi Anak Kelompok B TK Siti }luyam

Ke,n&bkendala yang Diperoleh Dalam Penanaman Ke,mmpuan Kerjasama Anak Kekompok B Tk, Siti

ldryam

BAB V

PENUTUP

...;...

5.2 Saran

DAf,'TAR PUSTAKA

55 4.2.2

4.2.3

62 62 64

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan amat penting terkait dengan peningkatan kualitas suatu bangsa.

Pemerintah secara tegas telah mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan sebagai bentuk perhatian yang khusus terhadap peningkatan kualitas SDM. Hal tersebut terdapat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah juga mengatur mengenai sebuah lembaga pendidikan yang tengah gencar-gencarnya digalakkan. Lembaga pendidikan tersebut adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan tertuang dalam Permendiknas No.58 tahun 2009. Permendiknas No.58 tersebut mencantumkan bahwa dalam UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 angka 14, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Usia dini merupakan usia yang ideal dalam meletakkan dasar yang akan menjadi pondasi kehidupan kelak di masa yang akan datang, ini disebabkan karena masa ini merupakan masa keemasan dimana otak anak berkembang pada puncaknya sehingga berbagai hal dapat terserap secara maksimal. Pendidikan Anak Usia Dini

(6)

2

perlu mendapatkan perhatian yang cukup agar dapat berkembang sesuai yang diharapkan.

Permendiknas No.58 mencantumkan pula poin standar Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP). Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak juga merupakan integrasi aspek pemahaman nilai- nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Masing- masing bidang pengembangan memerlukan stimulasi yang tepat agar dapat berkembang secara optimal.

Perkembangan anak merupakan salah satu hal yang sangat penting dan harus senantiasa diperhatikan. Dengan perkembangan yang maksimal, tentu seorang anak akan memiliki keahlian yang lebih dibandingkan teman mereka. Salah satu hal yang paling penting untuk mengetahui perkembangan anak adalah dengan menyimak beberapa aspek perkembangannya. Beberapa aspek ini sangat berhubungan satu sama lain sehingga memiliki pengaruh yang cukup tinggi. Setidaknya terdapat enam aspek perkembangan anak usia dini, yaitu aspek pertama merupakan nilai agama dan moral yang mencakup mengenal agama yang dianut, mengenalkan perintah agama.

Aspek kedua yaitu fisik motorik (kasar dan halus), ketiga aspek kognitif yang lebih menekankan kepada kecerdasan, keempat sosial emosional yang mencakup pengendalian diri, kelima bahasa sebagai alat ekspresi diri baik lisan maupun tulisan, dan yang keenam adalah aspek seni yang lebih berfokus pada mengeksplorasi dan

(7)

3

mengekspresikan diri, berimaginasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni.

Aspek dalam bidang pengembangan kemampuan dasar di PAUD salah satunya adalah aspek sosial emosional. Aspek sosial emosional memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan anak di masa depan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya yang berjudul ESQ yang menyatakan bahwa kecerdasan sosial emosional memiliki peran yang lebih signifikan dibanding dengan kecerdasan intelektual (Ary Ginanjar, 2013:8). Peranan aspek perkembangan sosial emosional yang begitu pentingnya untuk anak, maka tidak berlebihan bila aspek ini dikaji lebih mendalam.

Kemampuan kerjasama yang merupakan salah satu komponen dari kemampuan dalam bidang sosial emosional merupakan hal yang penting untuk dikembangkan dalam diri anak. Dari berbagai kajian, kemampuan kerjasama atau biasa disebut sikap kooperatif memiliki arti penting dalam membentuk hubungan pertemananan yang positif yang perlu dibiasakan sejak usia dini. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi psikologis individu pada masa selanjutnya.

Kemampuan kerjasama tersebut bila tidak dibiasakan dengan baik maka dikhawatirkan dapat berakibat buruk pada proses penyesuaian diri anak, baik penyesuaian bidang akademik maupun bidang yang menyangkut kehidupan sosial anak. Idealnya pada usia prasekolah, khususnya pada usia-usia 4-5 tahun

(8)

4

kemampuan kerjasama sudah mulai terlihat dan berkembang. Perkembangan dan perubahan jenis kegiatan bermain sosial dimana tahapan bermain kooperatif yang prosentasenya berkisar kurang lebih 37% pada usia 3-4 tahun meningkat menjadi 43% pada usia 4-5 tahun (Mayke, 2013:5).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pada usia 4-5 tahun anak seharusnya sudah mulai mengenal berbagai bentuk interaksi sosial yang berwujud dalam aktifitas kerjasama, khususnya dalam aktifitas bermainnya. Selain itu dalam standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini pun kemampuan kerjasama tersebut sudah tercantum menjadi salah satu tolok ukur dalam perkembangan sosial emosional anak.

Gambaran ideal mengenai kemampuan kerjasama pada anak usia 4-5 tahun tersebut tentunya sering berbenturan dengan fakta mengenai berbagai karakteristik anak usia dini. Fakta mengenai sifat egosentris yang cenderung menonjol pada anak usia dini tentunya sudah selayaknya menjadi perhatian karena sejatinya sifat egosentris tersebut harus dibina setahap demi setahap agar berkurang persentasenya melalui berbagai stimulasi dengan kegiatan yang sifatnya melatih kemampuan kerjasama anak tersebut.

Di zaman yang milenial ini, melihat pada kondisinya banyak sekali keinginan orang tua yang mengharapkan anaknya untuk berinteraksi atau dapat melakukan kerjasama dalam kelompok dengan baik. Dari hal tersebut orang tua menginginkan anaknya untuk bisa bersosialisasi dengan sesama dan tidak memulai ketergantungan

(9)

5

dengan dunianya sendiri yang merupakan dunia gadget. Sehingga lembaga TK mengajarkan kerjasama secara sederhana yaitu dengan bekerjasama dalam mengerjakan tugas di kelas, terutama tugas secara berkelompok.

Hasil pengamatan yang dilakukan pada bulan November 2019 di Kelompok B TK Negeri Siti Maryam Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie terhadap 24 anak, namun 10 diantaranya memiliki kemampuan kerjasama hal rendah, hal ini terlihat dari perilaku anak masih belum dapat bekerja dalam kelompok, masih enggan bermain bersama-sama, serta masih belum dapat menunjukkan sikap peduli terhadap teman. Beberapa anak juga masih sulit untuk berbagi mainan serta cenderung sering berebut. Saling menyerang dan berkelahi juga kerap kali terjadi pada saat kegiatan di dalam kelas. Dari hasil pengamatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa anak-anak kelompok B TK Negeri Siti Maryam masih kesulitan dalam bekerjasama.

Mengacu pada uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

Analisis Penanaman Kemampuan Kerjasama pada Anak Kelompok B TK Siti Maryam”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penanaman kemampuan kerjasama anak kelompok B TK Siti Maryam ?

2. Apa saja kegiatan untuk menstimulasi anak kelompok B TK Siti Maryam ?

(10)

6

3. Kendala-kendala apa saja yang didapatkan dalam penanaman kemampuan kerjasama anak kelompok B TK Siti Maryam ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui;

1. Penanaman kemampuan kerjasama anak kelompok B TK Siti Maryam.

2. Kegiatan untuk menstimulasi anak kelas B TK Siti Maryam.

3. Kendala-kendala yang didapatkan dalam penanaman kemampuan kerjasama anak Kelompok B TK Siti Maryam.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru antara lain dapat : 1. Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

2. Mengembangkan kemampuan secara professional (mampu mengembangkan diri atau mengembangkan pengetahuan).

3. Memaksimalkan penanaman kemampuan kerjasama pada anak Kelompok B TK Siti Maryam

1.4.2 Peneliti

Bagi peneliti penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan mengenai bagaimana melakukan penelitian yang baik dan benar khususnya dalam kaitannya dengan penelitian tentang peningkatan kemampuan

(11)

7

kerjasama pada anak.

1.5 Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan meluasnya penafsiran terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka perlu disampaikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini, yakni;

1. Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsir maknanya.

2. Kemampuan kerjasama yang dimaksud dalam penelitian ini difokuskan pada kemampuan anak menjalin interaksi positif dengan teman sebayanya serta kemampuan anak memahami konsep pentingnya beraktifitas secara bersama- sama dalam sebuah kegiatan yang bermakna. Agar kemampuan kerjasama yang dimaksud dapat berkembang dengan baik maka perlu adanya aktifitas bersama yang bermakna yakni melalui permainan tradisional.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan