• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Asas Good Governance

N/A
N/A
Astri

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Penerapan Asas Good Governance"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Tentang Implikasi Dari Ketidakefektifan Dalam Penerapan Asas Good Governance Terhadap Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat

Good governance muncul karena adanya ketidakefektifan kinerja pemerintah yang sebagai penyelenggaraan urusan publik. Tata pemerintahan yang baik (good governance) menjadi harapan dari setiap warga negara dalam sebuah pemerintahan. Pemerintahan yang berkualitas dapat mewujudkan suatu kehidupan bernegara yang teratur. Setiap masyarakat memiliki pola pemikiran yang berbeda mengenai sebuah pemeritahan yang disebut good governance. Yang menjadi tolak ukur dalam system pemerintahan yang baik adalah tingkat kemakmuran masyarakat itu sendiri.1

Persoalan yang mendasar di Indonesia ialah legal culture atau budaya hukum yang belum berjalan dengan baik. Kondisi hukum yang ada sampai saat ini masih ditemui pejabat daerah maupun pusat tertangkap tangan karena kasus suap, korupsi dan lain sebagainya. Hal tersebut jika dilihat lebih dalam lagi, menampakkan budaya hukum Indonesia yang dinilai tidak cukup baik. Pembangunan di segala aspek kehidupan, dapat dikatakan belum berhasil menjangkau terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih (good governance). Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan, meliputi berbagai segi kehidupan. Salah satu dari segi pembangunan adalah pembangunan hukum, yang pada hakikatnya berkaitan pula dengan segi-segi kehidupan lainnya yang sama-sama merupakan gejala sosial.

General culture yang berkaitan dengan sistem hukum, antara lain tentang pernyataan bahwa masyarakat kalangan bawah tidak percaya kepada pengadilan; masyarakat lebih memilih menyelesaikan perkara di luar pengadilan dari pada di pengadilan; cybercrime di lingkungan perbankan banyak yang tidak dilaporkan untuk menjaga kredibilitas perusahaan. Persoalan yang mendasar di Indonesia ialah legal culture atau budaya hukum yang belum berjalan dengan baik. Hal tersebut sangat mempengaruhi Good governance sebagai komitmen pemerintah agar pembangunan nasional yang adil dan merata terwujud.

Masyarakat dan pembangunan memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan dan saling memiliki ketergantungan diantara satu dengan yang lainnya, mengingat keberadaan hukum sangat dipengaruhi oleh masyarakat. Dimana, lahirnya hukum diawali dengan adanya interaksi kepentingan diantara beberapa manusia, sehingga tanpa manusia maka hukum tidak akan lahir (ubi societa, ibi ius).

Sebaliknya hukum berperan agar interaksi kepentingan diantara manusia dapat berjalan dengan baik dan harmonis, selain itu hukum juga menyediakan sarana penyelesaian konflik bagi manusia. Dengan

1 Wibowo & dkk, 2004

(2)

adanya kondisi masyarakat yang harmonis dan teratur maka penyelenggaraan pembangunan dapat berjalan dengan baik dan lancar, dan pada akhirnya sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya kondisi masyarakat yang tidak harmonis dan teratur akan berdampak terhadap penyelengaraan pembangunan yang tidak optimal.2

Ketidakefektifan dalam penerapan asas good governance dapat memiliki dampak negatif yang serius pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa implikasi yang mungkin terjadi, yaitu :

1. Pembangunan Ekonomi yang Terhambat

Good governance memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketika asas-asas good governance tidak diterapkan dengan baik, hal ini dapat menghambat investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta menghambat perkembangan sektor swasta. Ketidakpastian hukum, korupsi, dan kurangnya transparansi dapat membuat investor ragu untuk menanamkan modalnya. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi menjadi lambat dan peluang kerja yang mencukupi sulit terwujud.

Hakekat pembangunan Indonesia adalah amanat konstitusi yang sesuai dengan ikrar dan cita- cita bangsa. Secara ideologis makna pembangunan yang dapat diartikan pembangunan adalah membangun bangsa Indonesia seutuhnya, serta strategi pembangunan ialah pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan sosial, serta stabilitas politik. Lebih lanjut ditegaskan secara eksplisit pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945 bahwa hakikat pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Bahwa pembangunan ekonomi mempunyai unsur-unsur pokok dan sifat sebagai berikut:

a) suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara kontinu.

b) usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita.

c) peningkatan pendapatan per kapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang.

d) perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya).

Sistem kelembagaan ini bisa ditinjau dari dua aspek yaitu aspek perbaikan di bidang aturan main (rule of the games), baik aturan formal maupun informal; dan organisasi (players) yang mengimplementasikan aturan main tersebut.

2 M. A. H. Tahapary, http://fhukum.unpatti.ac.id/htn-han/365-hukum-masyarakat-dan-pembangunan

(3)

Oleh karena itu, pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses agar pola keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor dalam pembangunan ekonomi dapat diamati dan dianalisis. Dengan cara tersebut dapat diketahui runtutan peristiwa yang terjadi dan dampaknya pada peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya.

Pembangunan ekonomi juga perlu dipandang sebagai suatu proses kenaikan dalam pendapatan per kapita, karena kenaikan tersebut mencerminkan tambahan pendapatan dan adanya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Biasanya laju pembangunan ekonomi suatu negara ditunjukkan oleh tingkat pertambahan GDP atau GNP.

Proses kenaikan pendapatan per kapita secara terus menerus dalam jangka panjang saja tidak cukup bagi kita untuk mengatakan telah terjadi pembangunan ekonomi. Perbaikan struktur sosial, sistem kelembagaan (baik organisasi maupun aturan main), perubahan sikap dan perilaku masyarakat juga merupakan komponen penting dari pembangunan ekonomi, selain masalah pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.3

Dalam praktiknya pembangunan yang baik adalah pembangunan yang dilakukan secara komprehensif. Artinya, pembangunan selain mengejar pertumbuhan ekonomi, harus memperhatikan pelaksanaan jaminan perlindungan hak-hak asasi manusia warga negaranya yang telah diatur dalam konstitusi negara yang bersangkutan, baik hak-hak sipil, maupun hak ekonomi, sosial dan budaya.

Dengan demikian, pembangunan yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah akan mampu menarik lahirnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Dengan demikian, pembangunan dapat berperan untuk merubah perilaku masyarakat, berupa kesadaran dan kepatuhan manusia atau masyarakat terhadap nilai- nilai hukum. Hal ini dapat terlaksana bila secara sistem hukum berkerja dengan baik dan dinamis, yang ditandai dengan berkualitasnya struktur hukum melalui pendidikan dan pengembangan profesi hukum agar dapat menghasilkan ahli hukum dalam pembangunan hukum. Selain itu, berkualitasnya substansi hukum yang terkait dengan rumusan norma yang dapat mengakomodasi kepentingan seluruh masyarakat, serta ditunjang oleh budaya hukum masyarakat kondusif yang selalu menempatkan hukum dalam proses penyelesaian sengketa. Agar hukum dapat melaksanakan perannya sebagai sarana kontrol masyarakat dalam pembangunan, maka hukum harus mengandung nilai-nilai yang dapat ditaati oleh masyarakat.

3 Todaro & Smith, 2003

(4)

2. Ketidakpastian Hukum terhadap pembangunan ekonomi

Jika supremasi hukum tidak ditegakkan dengan baik, maka kepastian hukum akan terganggu.

Pelaku bisnis membutuhkan lingkungan yang stabil dan terjamin keamanannya untuk berinvestasi dan beroperasi. Ketidakpastian hukum dapat menyebabkan penghambatan investasi asing langsung dan investasi domestik, karena risiko bisnis menjadi tidak terukur.

3. Korupsi dan Ketidakadilan Ekonomi

Ketidakefektifan dalam penerapan asas good governance seringkali berhubungan dengan tingginya tingkat korupsi. Korupsi merugikan masyarakat dengan mengalihkan sumber daya publik yang seharusnya digunakan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ke dalam kantong pribadi. Hal ini berdampak pada ketidakadilan ekonomi dan meningkatkan kesenjangan sosial.

Masyarakat yang lebih miskin dan rentan biasanya tidak mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi, sehingga kesejahteraan mereka tertinggal.

Mengenai good governance dan permasalahan di sekitar korupsi dan nepotisme sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, maka dikaitkan dengan permasalahan korupsi dan nepotisme yang merupakan permasalahan besar, haruslah ditangani secara proporsional. Haruslah diyakini bahwa penerapan good governance akan dapat membantu upaya-upaya dalam pemberantasan dan pencegahan korupsi maupun nepotisme.

Praktek-praktik penyalahgunaan kewenangan, berdasarkan kenyataan yang ada menimbulkan kecenderungan terjadinya praktik-praktik korupsi. Kita tentunya sepakat bahwa korupsi akan menyebabkan terjadinya ketidakefisienan dalam penggunaan sumberdaya nasional yang sangat terbatas. Demikian pula bilamana kita salah mengelola sumberdaya, maka sudah dapat dipastikan bahwa tujuan yang hendak dicapai akan sirna atau dengan kata lain terjadi ketidakefektifan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bilamana salah satu karakteristik good governance diwujudkan maka masalah korupsi dapat diminimalisasikan. Dalam hal ini dilakukan pembahasan prinsip akuntabilitas dan penegakan hukum.

4. Ketidakpastian dan Rendahnya Investasi

Ketidakefektifan dalam good governance dapat menciptakan ketidakpastian dalam lingkungan bisnis dan keuangan. Ketidakpastian hukum, kebijakan yang tidak konsisten, dan kurangnya transparansi mengurangi kepercayaan investor dan menghambat aliran investasi. Rendahnya investasi berarti kurangnya modal yang tersedia untuk pembangunan infrastruktur, inovasi, pelatihan tenaga kerja, dan pertumbuhan sektor swasta. Akibatnya, pembangunan ekonomi terhambat, lapangan kerja yang cukup sulit tercipta, dan kesejahteraan masyarakat terganggu.

(5)

Kekurangan Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi yang Lambat: Ketidakefektifan dalam good governance dapat mengecewakan investor, baik dalam negeri maupun luar negeri. Investor akan enggan menanamkan modal mereka dalam lingkungan yang tidak transparan dan tidak akuntabel.

Akibatnya, negara mungkin kekurangan investasi yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

5. Rendahnya Akses Terhadap Layanan Publik

Good governance mencakup penyediaan layanan publik yang berkualitas, seperti pendidikan, perawatan kesehatan, sanitasi, dan infrastruktur dasar. Ketidakefektifan dalam penerapan asas-asas good governance dapat mengakibatkan rendahnya akses masyarakat terhadap layanan tersebut.

Pemerintah yang tidak efektif mungkin gagal menyediakan layanan publik yang memadai, terutama bagi masyarakat yang lebih miskin atau rentan. Akibatnya, kesejahteraan masyarakat terganggu dan kesenjangan sosial semakin memburuk.

Untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik, penting untuk menerapkan prinsip-prinsip good governance secara efektif. Partisipasi publik yang kuat, transparansi, akuntabilitas, dan supremasi hukum yang kuat menjadi faktor kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan ekonomi yang inklusif dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Wibowo, E. (2010). Implementasi Good Corporate Governance Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 10(02).

Dr. M.A.H. Tahapary., S.H., M.H “Peran Moral dalam Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan” dilaksanakan di Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Senin, 25 April 2022.

Todaro, M.P. dan Smith Stephen. C. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menguji, dan membuktikan secara empirik apakah penerapan Good Corporate Governance, Return on Asset, dan Net profit

Pelaksanaan good governance yang efektif ditentukan pula dengan adanya penerapan sistem pengendalian internal yang ada di organisasi tersebut sehingga pelaksanaan good governance

dengan mengangkat judul “ Analisis Penerapan Good Corporate Governance Pada Bank UOB Indonesia Cabang Palembang ” dalam rangka menyelesaikan pendidikan Diploma III

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara penerapan prinsip-prinsip good corporate governance, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap

Peneliti menemukan hasil dengan teknik analisis data deskriptif bahwa prinsip Good Governance berpengaruh serta berperan aktif dan efisien pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penerapan good corporate governance yang diproksikan dengan komite audit, komisaris independen, kepemilikan institusional dan

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, Kompensasi Bonus dan Nilai Penawaran Saham terhadap Manajemen Laba..

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul penelitian “Analisis Penerapan Good Governancepada Direktorat Jenderal Pajak Studi kasus: KPP Pratama