• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH INFRATRUKTUR, INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PULAU JAWA 2007-2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS PENGARUH INFRATRUKTUR, INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PULAU JAWA 2007-2017"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS PENGARUH INFRATRUKTUR, INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DI PULAU JAWA 2007-2017

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Mohammad Abid Muflikhin 155020107111032

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2019

(3)
(4)

ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR, INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PULAU JAWA 2007-2017

Mohammad Abid Muflikhin, Bahtiar Fitanto, SE.,MT + Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari infrastruktur, investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Teori pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi pertumbuhan ekonomi Sollow. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan bantuan software eviews 8.

Data panel merupakan gabungan antara data time series berupa urutan waktu yang digunakan yaitu tahun 2007-2017 dan data cross section yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten dan DI Yogyakarta). Model yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah fixed effect model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel infrastruktur listrik, infrastruktur pendidikan, investasi dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

Infrastruktur jalan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

Infrastruktur kesehatan berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

Kata kunci: Pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, investasi, tenaga kerja

A. PENDAHULUAN

Pada hakikatnya, setiap negara berupaya keras melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Schumpeter (dalam Putong, 2002:252) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai pertambahan output yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan. Apabila suatu negara memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi maka pertumbuhan ekonomi menjadi target utama dalam era pembangunan ekonomi.

Bagi negara berkembang seperti halnya Indonesia, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pelaksanaan pembangunan. Selain untuk meningkatkan laju pertumbuhan, pada hakikatnya pembangunan ekonomi bertujuan juga untuk mensejahterakan masyarakat. Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi tentunya dapat berimplikasi positif ke semua sektor yang mempengaruhinya.

Sebagaimana telah dikatahui bahwa pusat perekonomian Indonesia saat ini berada di Pulau Jawa. Berbagai aktivitas perekonomian, sosial, politik, dan jumlah penduduk yang tinggi sudah wajar apabila pembangunan ekonomi lebih berkembang di Pulau Jawa. Namun dalam beberapa periode terakhir ini pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa cenderung mengalami perlambatan. Berikut ini adalah laju pertumbuhan ekonomi yang berada di Pulau Jawa

(5)

Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Jawa tahun 2007-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Dapat diketahui bahwa dalam rentan waktu 2007 hingga 2017 rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa sebesar 5,7%. Pertumbuhan tersebut menempati urutan tertinggi dibanding pulau-pulau lain di Indonesia. Jika dilihat lebih lanjut, ternyata pertumbuhannya mengalami perlambatan dan menurun pada periode 2008 ke 2009.

Penurunan secara drastis ini terjadi akibat krisis finansial global yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Setelah keluar dari krisis finansial tersebut, perekonomian Pulau Jawa berusaha bangkit dan mengalami pertumbuhan pada periode 2009 hingga 2012. Pada periode 2013 hingga 2017, perekonomian Pulau Jawa cenderung mengalami perlambatan.

Jawa Timur yang merupakan sektor basis industri dari tahun 2012 hingga 2017 cenderung mengalami perlambatan. Sempat di tahun 2012 pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur mempunyai pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 6,64%. Hingga pada akhirnya pertumbuhannya menurun di tahun 2017 mencapai 5,45%

Jika koridor Jawa mengalami perlambatan, tentunya dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun upaya dari pemerintah saat ini untuk meningkatkan perekonomian yakni melalui sembilan program prioritas yang disebut dengan Nawacita.

Salah satu prioritas program tersebut terdapat fokusan terhadap infrastruktur. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia 38 tahun 2015 bahwa untuk mempercepat pembangunan infrastruktur perlunya mengambil langkah-langkah komprehensif guna menciptakan iklim investasi, untuk mendorong keikutsertaan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur dan layanan berdasarkan prinsip-prinsip usaha yang sehat. Terdapat rencana pembangunan infrastruktur jalan tol 1.000 Km pada periode 2015–2019 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) tahun 2015–2019. Rencana pembangunan jalan tol tersebut akan dilaksanakan di Provinsi Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Penguatan di sisi infrastruktur ini dimaksudkan guna mengembangkan potensi ekonomi wilayah, dan memperkuat konektivitas nasional sehingga mampu menekan biaya transportasi dan perekonomian menjadi lebih efisien.

Adanya infrastruktur yang baik dapat mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif. Jika iklim investasi suatu wilayah kondusif, maka investor akan tertarik untuk

(6)

berinvestasi. Kemudian investasi tersebut dapat mendorong terciptanya kesempatan kerja dan pada akhirnya dapat bermuara ke pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryaningsih dkk, (2014) bahwa perbaikan infrastruktur memiliki kontribusi positif menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian serta bepengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurut Harrod-Domar (dalam Todaro, 2011:136) untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru untuk cadangan atau stok modal guna memperlancar pembangunan ekonomi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurul Anwar, Ade Jamal dan Harry Pujianto (2013) terbukti bahwa investasi dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

Faktor lain yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia di suatu wilayah. Menurut Todaro (2011:347) pertumbuhan penduduk yang cepat dapat mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan menjadi semakin terhambat. Penambahan jumlah tenaga kerja dapat menambah faktor produksi. Bertambahnya faktor produksi akan menambah output sehingga pendapatan yang diperoleh juga semakin meningkat. Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari (2015) bahwa tenaga kerja masih berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pulau Jawa sendiri memiliki jumlah kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia.

Dengan kepadatan yang tinggi, pastinya mempunyai jumlah tenaga kerja yang melimpah.

Berikut adalah grafik jumlah tenaga kerja menurut provinsi di Pulau Jawa.

Gambar 1.2. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja di Pulau Jawa tahun 2007- 2017

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa orang yang bekerja mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan tersebut tak lain disebabkan karena terciptanya iklim investasi yang kondusif serta dapat memberikan perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat di Pulau Jawa. Jumlah penduduk Pulau Jawa sendiri pada tahun 2017 tercatat sebesar 137 Juta Jiwa (BPS, 2018). Dari semua provinsi di Pulau Jawa, Jawa Timur memiliki jumlah tenaga kerja terbanyak. Hal ini wajar karena sektor utama di Jawa Timur merupakan sektor industri. Jawa Timur juga memiliki daerah yang luas yakni 47.799,75 km2 (BPS, 2017). Selain Jawa Timur, jumlah tenaga kerja terbanyak yang lain terdapat di Jawa Barat karena memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesia yakni sebesar 18,34 dari total populasi penduduk di Indonesia.

(7)

B. TINJAUAN PUSTAKA Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti dalam suatu perhitungan tertentu. Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan output yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan. Sedangkan menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi adalah istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilan pembangunannya, sementara itu untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan ekonomi (Putong, 2002:252). Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai perlu dihitung PDRB menurut harga konstan yaitu pada harga-harga yang berlaku di tahun dasar yang dipilih.

Sollow mengasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh perubahan faktor produksi modal fisik (tabungan dan investasi) dan tenaga kerja serta teknologi yang menggambarkan tingkat efisiensi. Adapun fungsi produksi agregat dari pertumbuhan ekonomi Sollow, yakni sebagai berikut:

Y = AKαLα-1 Dimana

Y = Produk Domestik Bruto

K = stok modal fisik dan modal manusia L = tenaga kerja

A = tingkat kemajuan teknologi α = elastisitas output terhadap modal.

Infrastuktur

Infrastruktur merupakan suatu input bagi kegiatan produksi dan dapat mempengaruhi dari suatu kegiatan ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Krismantri (2009:19) infrastruktur adalah bagian dari capital stock dari suatu negara.

Dikatakan capital stock karena biaya tetap sosial langsung mendukung suatu produksi.

Infrastruktur sendiri tidak hanya kegiatan suatu produksi yang akan menciptakan output dan kesempatan kerja, akan tetapi infrastruktur juga mempengaruhi kelancaran kegiatan ekonomi pada sektor lain. World Bank (dalam Krismanti, 2009:20) mengkasifikasikan infrastruktur menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Infrastruktur ekonomi, merupakan aset fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas ekonomi baik dalam produksi maupun konsumsi final, meliputi public utilities (tenaga, telekomunikasi, air minum, sanitasi dan gas), public work (jalan, bendungan, kanal, saluran irigasi dan drainase) serta sektor transportasi (jalan, rel kereta api, angkutan pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya).

2. Infrastruktur sosial, merupakan aset yang mendukung kesehatan dan keahlian masyarakat, meliputi pendidikan (sekolah dan perpustakaan), kesehatan (rumah sakit dan pusat kesehatan), perumahan dan rekreasi (taman, museum dan lain-lain).

3. Infrastruktur administrasi/institusi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi dan koordinasi serta kebudayaan.

Infrastruktur juga dapat digolongkan menjadi infrastruktur dasar dan pelengkap. Infrastruktur dasar (basic infrastructure), meliputi sektor-sektor yang mempunyai karakteristik publik dan kepentingan yang mendasar untuk perekonomian lainnya, tidak dapat diperjualbelikan (non tradable) dan tidak dapat dipisah-pisahkan baik secara teknis maupun spasial. Seperti halnya jalan raya, rel kereta api, pelabuhan laut, drainase, bendungan, dan sebagainya. Sedangkan

(8)

infrastruktur pelengkap (complementary infrastructure) contohnya gas, listrik, telepon dan pengadaan air minum.

Investasi

Menurut Sukirno (dalam penelitian Kurniasari, 2015:23) Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi dapat meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja. Pertambahan barang modal sebagai akibat dari adanya investasi dapat juga menambah kapasitas produksi. Untuk menumbuhkan ekonomi, diperlukan adanya investasi sebagai tambahan neto ke dalam persediaan modal. Setiap tambahan neto pada persediaan modal dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikan dalam arus output nasional. Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar secara sederhana menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan GDP (ΔY/Y) ditentukan oleh rasio tabungan nasional neto s dan rasio modal output nasional, e secara bersama. Tingkat pertumbuhan pendapatan nasional secara langsung atau positif akan berkaitan dengan rasio tabungan/ investasi yaitu semakin besar bagian GDP perekonomian yang dapat ditabung dan diinvestasikan, semakin besar pula pertumbuhan GDP. Selain investasi, dua komponen lain pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja dan kemajuan teknologi (Todaro, 2011:136)

Tenaga Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk usia kerja adalah penduduk di atas lima belastahun keatas, yang dibedakan menjadi dua yaitu Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan Kerja adalah mereka yang berumur lima belas tahun keatas dan mempunyai pekerjaan, baik bekerja maupun sementara tidak bekerja karena suatu sebab.

Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga termasuk dalam Angkatan Kerja. Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang berumur lima belas tahun keatas yang kegiatannya hanya sekolah, mengurus rumah tangga dan lain-lain. Pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi jumlah angkatan kerja.

Teori pertumbuhan ekonomi yang relevan terhadap tenaga kerja dibahas oleh Arthur Lewis. Teori Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan yang terjadi antara daerah kota dan, yang mengikutsertakan proses urbanisasi diantara kedua tempat tersebut.

Lewis (dalam Kuncoro, 2010:110) mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional dan perekonomian industry. Selain dari Lewis, Robert sollow juga menggagas bahwa input dari tenaga kerja mampu mempengaruhi dari pertumbuhan ekonomi

C. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan jenis data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari badan pusat statistic (BPS), badan koordinasi penanaman modal (BKPM), kementerian ESDM. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series) atau disebut dengan data tahunan dan data antar ruang (cross section). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data PDRB atas harga konstan di Pulau Jawa

2. Data infrastruktur jalan yang diukur berdasasrkan panjang jalan 3. Data infrastruktur listrik yang diukur berdasarkan penjualan listrik

4. Data infrastruktur pendidikan yang diukur berdasarkan jumlah unit SMA sederajad

(9)

Sumber: Eviews diolah, 2019

5. Data infrastruktur kesehatan yang diukur berdasarkan jumlah unit puskesmas 6. Data investasi yang diukur berdasarkan jumlah PMA dan PMDN

7. Data tenaga kerja yang diukur berdasarkan jumlah penyerapan tenaga kerja Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pulau Jawa meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten dan DI Yogyakarta

Metode Analisis dan Model Penelitian

Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode analisis kuantitatif dengan menggunakan data panel. Data Panel merupakan kombinasi antara data times series dan cross-section (Gujarati dalam Sriyana, 2014:81). Data time series dalam penelitian ini adalah data tahun 2007–2017, sedangkan data cross-section yang diambil dalam penelitian adalah data yang diperoleh dari 6 Provinsi Di Pulau Jawa.

Spesifikasi model yang digunakan mengacu pada model pertumbuhan ekonomi Sollow (Growth Model) yang dikembangkan serta dimodifikasi dengan menambahkan variabel infrastruktur.

Sehingga model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

lnYit = α0 +α1ln IJLNit+α2ln ILISNit +α3 ln IPENit +α4 ln IPUSJit +α5ln Investasiit+ α6ln TK + µit ………..(1)

Dimana:

LnY = PDRB atas harga konstan

α0 = Konstanta

IJLN = Infrastruktur jalan ILIS = Infrastruktur listrik IPEN = Infrastruktur pendidikan IPUS = Infrastruktur kesehatan Investasi = Investasi

TK = Tenaga kerja

µ = Error term

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan Model

Tabel 4.1 Hasil Chow Test

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 41.213024 (6,53) 0.0000

Cross-section Chi-square 114.471541 6 0.0000 C

Berdasarkan hasil chow test didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,000 < α 5% yang berarti model yang tepat digunakan untuk penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FEM).

Selanjutnya pengujian Correlated Random Effect-Hausman Test yang digunakan untuk membandingkan Fixed Effect Model dengan Random Effect Model. Jika nilai signifikansi > α 5% maka menggunakan Random Effect Model. Begitupun sebaliknya, jika nilai probabilitas <

α 5% maka menggunakan Fixed Effect Model.

(10)

Sumber: Eviews diolah, 2019

Sumber: Eviews diolah, 2019 Tabel 4.2 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 247.278146 6 0.0000

Berdasarkan hasil hausman test diketahui bahwa nilai probabilitas dari cross-section random sebesar 0,0000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari α 5% menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM).

Hasil Pengujian Signifikansi

Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Panel Fixed Effect Model Dependent Variable: Y

Method: Panel Least Squares Date: 05/29/19 Time: 12:27 Sample: 2007 2017

Periods included: 11 Cross-sections included: 7

Total panel (unbalanced) observations: 66

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.661875 3.032226 -0.218280 0.8280

IJLN -0.025433 0.041140 -0.618204 0.5391

ILIS 0.219170 0.078869 2.778898 0.0075

IPEN 0.634395 0.187029 3.391953 0.0013

IPUS -1.454394 0.522379 -2.784172 0.0074 INVESTASI 0.032742 0.011518 2.842572 0.0063

TK 1.002859 0.290883 3.447636 0.0011

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.994327 Mean dependent var 13.17322 Adjusted R-squared 0.993042 S.D. dependent var 1.026036 S.E. of regression 0.085585 Akaike info criterion -1.904035 Sum squared resid 0.388215 Schwarz criterion -1.472739 Log likelihood 75.83315 Hannan-Quinn criter. -1.733610 F-statistic 774.0882 Durbin-Watson stat 1.148306 Prob(F-statistic) 0.000000

(11)

Pengaruh infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa

Variabel infrastruktur jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Adanya peningkatan jumlah kendaraan pribadi disetiap tahunnya menjadi pemicu terjadinya kemacetan sehingga mengurangi efisiensi dalam mendistribusikan barang/jasa serta berpotensi mengurangi produktivitas dan meningkatkan tambahan biaya dalam kegiatan ekonomi. Sehingga kemacetan tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Tingginya penetapan tarif untuk jalan bebas hambatan mengakibatkan adanya beberapa ruas jalan tol yang lengang. Berdasarkan Keputusan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 121/KPTS/M/2019 tentang tarif penyesuaian tariff tol dibenarkan bahwa penetapan tariff jalan tol disesuaikan berdasarkan pengaruh inflasi. Akan tetapi pembangunan infrastruktur secara masif di Pulau Jawa ini berpotensi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Hal ini dibenarkan oleh penelitian Fizza judul Significance of Infrastructure Investment for Economic Growth, bahwa infrastruktur ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Pakistan. Menurut Fizza ketika Pakistan melakukan pembangunan infrastruktur ekonomi hal itu akan menurunkan pertumbuhan ekonomi di Pakistan dalam jangka pendek.

Namun dalam jangka panjang, lnfrastruktur ekonomi ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pakistan.

Pengaruh infrastruktur listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa

Variabel infrastruktur listrik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa dengan koefisien 0.219170. Hal ini berarti setiap peningkatan pendistribusian listrik sebesar 1 persen akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.219170 persen. Energi listrik mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-sehari. Dari perspektif ekonomi, penggunaan energi listrik dapat digunakan dalam kegiatan produksi. Sedangkan jika terjadi kekurangan ketersediaan listrik, dapat menyebabkan pemadaman yang berpengaruh terhadap produktivitas perekonomian di Pulau Jawa. Dengan begitu, kekurangan ketersedian listrik dapat merugikan stake holder maupun pemerintahan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, peningkatan energi listrik perlu dilakukan karena dapat berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat dan juga dapat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Penggunaan variabel infrastruktur listrik ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tanveer dan Manan yang dilakukan pada tahun 2016 dengan judul impact of infrastructure on Economic Growth of Pakistan (1974- 2011). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel infrastruktur listrik memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pakistan. Selaras dengan penelitian Tanver, Maryaningsih dkk meneliti pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian Maryaningsih menunjukkan bahwa infrastruktur listrik memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Adanya peningkatan supplai dari infrastruktur listrik selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Harrod-Domar, bahwa ketika perekonomian sudah mencapai kapasitas penuh, adanya peningkatan investasi melalui supplai listrik dapat menyebabkan kapasitas barang modal semakin tinggi di tahun berikutnya. Dengan kata lain, adanya peningkatan supplai listrik di tahun 2016 akan menambah kapasitas produksi barang modal untuk mengeluarkan barang dan jasa pada tahun 2017

Pengaruh infrastruktur pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa Variabel infrastruktur pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan 1% dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesasr 0.634395. Sesuai dengan teori, sukirno

(12)

(2016:439) menyatakan bahwa untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan, perlunya faktor penting seperti modal dan tenaga ahli. Tersedianya tenaga- tenaga terdidik seperti ahli bidang teknik, akuntan, manajer untuk melaksanakan proyek- proyek pembangunan. Tenaga kerja seperti ini memerlukan pendidikan. Dengan demikian perkembangan atau peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

Modal manusia atau human capital merupakan salah satu modal penting dalam meningkatkan produktivitas kerja. Sumberdaya manusia yang berkualitas tercipta dari lingkungan tingkat pendidikan. Pengembangan soft skill, pola pikir yang mumpuni tercipta dari lingkungan pendidikan Terciptanya sumberdaya manusia yang berkualitas tentunya mampu memberikan value added bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat serta dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

Dengan begitu, semakin tinggi tingkat pendidikan yang disediakan oleh pemerintah, maka hal tersebut dapat memberikan daya tampung bagi masyarakat untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dipunyai oleh seseorang, dapat memberikan value added dalam dunia kerja. Seiring berjalannya waktu, kesejahteraan masyarakat dapat meningkatkan, konsumsi bagi masyarakat meningkat dan juga dapat berimbas pada peningkatkan output bagi suatu wilayah.

Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2019) yakni infrastruktur pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 33 provinsi. Selain dari amalia, pada tahun 2014 Fizza meneliti pengaruh infrastruktur sosial dengan judul Significance of Infrastructure Investment for Economic Growth menunjukkan bahwa infrastruktur sosial dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Pakistan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang di Pakistan.

Pengaruh infrastruktur kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa Variabel infrastruktur kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Hal ini berarti bahwa ketika ada peningkatan 1% pada infrastruktur kesehatan, maka yang terjadi adalah dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar -1.454394. Secara ekonomi, masyarakat yang sehat akan menghasilkan tenaga kerja yang sehat dan merupakan input penting untuk pertumbuhan ekonomi. Ketika suatu wilayah mempunyai tingkat kesehatan dan pendidikan yang rendah, maka hal tersebut menjadi tantangan yang lebih berat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dibandingkan dengan negara yang lebih baik tingkat kesehatan dan pendidikannya. Sumberdaya yang berkualitas akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk lebih produktif, mempunyai kesempatan kerja yang lebih besar, memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, dan menghasilkan output ekonomi yang lebih besar juga. Idelanya untuk tenaga kerja produktif adalah penduduk usia kerja 15-64 tahun. Angka Harapan Hidup (AHH) di Pulau Jawa dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Tercatat bahwa pada tahun 2015 hingga tahun 2017 AHH tertinggi berada di provinsi Yogyakarta sebesar pada tahun 2015 naik pada tahun 2017 sebesar 74,44. Pada 2017 AHH tertinggi diikuti oleh provinsi Jawa tengah sebesar 74,04 dan juga DKI Jakarta sebesar 72,55. AHH terendah berada pada provinsi banten pada tahun 2017 sebesar 69,49 (BPS, 2018). Berdasarkan golongan umur 60+ di DKI Jakarta, 96,44 persen penduduk usia senja masih bekerja (BPS, 2018)

(13)

Yanti (2019:121) menjelaskan bahwa penuaan struktur umur telah menjadi topik utama dalam perdebatan masyarakat karena hal tersebut menyangkut pertumbuhan ekonomi di masa depan. Peningkatan usia harapan hidup memang menunjukkan keberhasilan pembangunan manusia, tetapi jika usia harapan hidup ini tidak dibarengi dengan perubahan kualitas sumberdaya manusia, hal ini akan menimbulkan beban pada pembangunan ekonomi di Pulau Jawa. Adanya peningkatan jumlah penduduk lansia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat,maupun dalam negara. Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk lansia adalah peningkatan dalam rasio ketergantungan lanjut usia (old age dependency ratio). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. Jika tidak ada yang menanggung, lansia akan bekerja untuk menghidupi kehidupan kesehariannya. Menurut penelitian Yanti (2019:124) banyak pencari kerja lansia yang memiliki keterbatasan keterampilan yang menjadikan pencari kerja lansia sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Akan tetapi ketika produktivitas usia senja serta kondisi fisik telah menurun dapat berakibat pada penurunan kinerja yang dihasilkan. Dan juga ketika lansia memiliki masalah penurunan tingkat kesehatan dapat mengakibatkan peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan pendapat/penghasilan Kondisi seperti ini tentu tidak efektif lagi sehingga diambil keputusan untuk memberhentikan tenaga kerja lansia. Maka kondisi yang terjadi di Pulau Jawa, adanya peningkatan dalam AHH dapat menjadikan beban dalam pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

Sama Halnya penelitian yang dilakukan oleh itumeleng More dan Goodness C.Aye pada tahun 2016 dengan judul Effect of Social Infrastructure Investment on Economic Growth and Inequality in South Africa: A SEM Aprroch. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa infrastruktur kesehatan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Afrika.

Menurut More (2016:14) jika terjadi penambahan rumah sakit maka hal ini akan menurunkan pertumbuhan ekonomi di Afrika.

Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa

Variabel investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai koefisien sebesar 0.032742 dan probabilitas sebesar 0.0063 atau kurang dari α 5%. Artinya jika realisasi investasi naik sebesar 1 persen maka dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.032742 persen. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Harrod-Domar bahwa bertambahnya tingkat investasi di Pulau Jawa, pertumbuhan ekonomi pun akan meningkat. Dalam Analisisnya, Harrod-Domar menunjukkan bahwa ketika pada tahun tertentu barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran agregat misalnya pada tahun 2017 yaitu AE= C+I akan menyebabkan kapasitas barang atau menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada tahun berikutnya. Dengan kata lain ketika adanya investasi yang berlaku pada tahun 2017 akan menambah kapasitas barang modal untuk meningkatkan output pada tahun 2018.

Sama halnya seperti di Pulau Jawa, adanya peningkatan investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi meskipun tidak berpengaruh secara langsung. Ketika investor menanamkan modalnya di Pulau jawa, hal ini dapat berdampak pada penyerapaan tenaga kerja bagi masyarakat. Kemudian, masyarakat akan mendapatkan income, dapat meningkatkan konsumsi yang bisa berimbas pada peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa

Dengan demikian hasil tersebut mendukung temuan dari Anwar pada tahun 2013 dengan judul Influence of infrasctructure, investment and Human Resource to Regional Economics Growth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel investasi dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Sama

(14)

halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah rahayu kurniasari pada tahun 2015 dengan judul Pengaruh Investasi,Tenaga Kerja, Angka Partisipasi Sekolah dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Menurut Kurniasari (2015:57) semakin tinggi tingkat investasi, pendapatan yang diperoleh akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena adanya investasi baru dapat menambah faktor- faktor produksi seperti meningkatnya penyerapan tenaga kerja. Jadi tingginya tingkat investasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa

Variabel tenaga kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa Dapat disimpulkan juga bahwa ketika terjadi peningkatan tenaga kerja dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1.002859 persen. Sesuai dengan Teori Solow bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi seperti jumlah penduduk, tenaga kerja, akumulasi modal serta kemajuan teknologi.

Secara tidak langsung jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari serapan lapangan kerja yang tersedia..

Adanya pertambahan penduduk masih dapat meningkatkan pendapatan perkapita di Pulau Jawa. Akan tetapi ketika pertambahan penduduk sudah mencapai maksimum tanpa diikuti kesempatan kerja yang ada, maka yang terjadi adalah bertambahnya jumlah penduduk dapat menurunkan pendapatan perkapita dari masyakat.

Hasil ini mendukung temuan dari Indah Rahayu Kurniasari pada tahun 2015 dengan judul Pengaruh Investasi,Tenaga Kerja, Angka Partisipasi Sekolah dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Hal serupa juga diteliti oleh Siti Hadiningsih pada tahun 2017 dengan judul Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Tingkat Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan tenaga kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Mengenai tenaga kerja per sektor, Xiaobo Zhang dan Kong-Yam pada tahun 2007 meneliti dengan judul Incremental Reform and Distortions in China’s Product and Factor Markets. Hasilnya adalah produktivitas tenaga kerja sektor pertanian berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di China. Mayoritas tenaga kerja yang bekerja di China berada pada sektor pertanian. Menurut Xiabo, ketika terjadi realokasi 1% dari tenaga kerja sektor pertanian dapat meningkatkan PDB China sebesar 0,9%

(15)

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Enam variabel yang digunakan dalam penelitian sebagian besar berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Kecuali infrastruktur jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa

2. Variabel infrastruktur jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau. Adanya peningkatan jumlah kendaraan pribadi yang meningkat setiap tahunnya mengakibatkan kemacetan sehingga mengurangi efisiensi dalam mendistribusikan barang/jasa serta berpotensi mengurangi produktivitas dan meningkatkan biaya tambahan dalam kegiatan ekonomi

3. Variabel infrastruktur listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Adanya ketersediaan listrik yang tercukupi dapat membantu dalam kegiatan produksi bagi masyarakat ataupn bagi instansi. Sehingga ketika supplai listrik secara terus menerus memadai hal ini dapat menunjang produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

4. Variabel infrastruktur pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Pendidikan dapat menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas. Masyarakat dengan background pendidikan yang tinggi dapat menciptakan suatu barang/jasa yang berkualitas. Hal ini dapat menarik penyerapan tenaga kerja sehingga pendapatan bagi masyakat akan meningkat.

5. Variabel Infrastruktur kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Adanya usia harapan hidup lebih tinggi akan tetapi tidak dibarengi dengan perubahan kualitas sumberdaya manusia, hal ini akan menimbulkan beban pada pembangunan ekonomi di Pulau Jawa.

6. Variabel investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Kenaikan investasi dapat mendorong terciptanya lapangan pekerjaan serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa

7. Variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Bertambahnya tenaga kerja akan menambah jumlah faktor produksi.

Dengan bertambahnya faktor produksi, maka output yang diperoleh juga akan meningkat.

Sehingga ketika terjadi penambahan factor produksi dapat meningkatkan pendapatan yang semakin besar.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembangunan terhadap infrastruktur perlu untuk selalu diperhatikan terutama infrastruktur yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi seperti pendidikan dan listrik. Berdasarkan penelitian ini infrastruktur pendidikan dan juga listrik memiliki pengaruh positiff sehingga disarankan untuk pemerintah menaruh perhatian lebih terhadap peningkatan kualitas pendidikan serta supplai yang tercukupi dari penyediaan sumber energi listrik

2. Perlunya pemerintah terus meningkatkan sarana dan prasarana melalui infrastruktur pendidikan, ketika sarana dan prasarana infrastruktur pendidikan terpenuhi hal tersebut dapat menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dengan memiliki daya saing yang tinggi.

(16)

3. Peningkatan infrastruktur listrik selain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dapat juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, perlu ditingkatkannya produksi listrik karena listrik merupakan sumber energi bagi masyarakat. Selain itu, supplai listrik yang tercukupi dapat mendatangkan investasi baru. Berdasarkan penelitian ini, investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

4. Perlunya pemerintah mengupayakan serta membentuk program tunjangan hari tua untuk seluruuh penduduk lanjut usia yang terserap di sektor informal. Mengingat kebanyakan lansia sektor informal tidak memperoleh tunjangan hari tua selain bekerja untuk menghidupi kehidupannya.

5. Infrastruktur jalan dalam jangka pendek masih belum memberikan sumbangsih secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu daripada melakukan pembangunan infrastruktur secara massif alangkah lebih baik jika anggaran infrastruktur yang begitu besar dialokasikan terhadap pembenahan infrastruktur yang lain untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia seperti halnya di bidang pendidikan.

6. Untuk mengatasi permasalahan kemacetan yang berdampak terhadap produktivitas, pemerintah dapat memberlakukan beberapa kebijakan seperti pembatasan usia kendaraan, pembatasan kepemilikan kendaraan, serta memperbanyak dan memperbarui fasilitas umum dan kendaraan umum. Dengan beberapa kebijakan tersebut, dapat mengurangi jumlah kendaraan dan membuat masyarakat lebih tertarik untuk memanfaatkan kendaraan umum

7. Tenaga kerja memberikan dampak yang besar terutama di daerah yang berpenghasilan rendah. Jika pemerintah mendorong pengembangan sumberdaya manusia melalui pendidikan dan pendampingan pelatihan kerja akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.

8. Pada penelitian menggunakan dua jenis infrastruktur, yaitu infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial namun hanya diwakili oleh infrastruktur jalan, listrik, pendidikan dan kesehatan serta investasi dan tenaga kerja. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menambahkan variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Dyah. 2019. Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi pada 33 Provinsi di Indonesia) Tahun 2008-2017. Skripsi. Malang: FEB UB Anwar, Nurul., Ade Jamal Mirdad dan Harry Pujianto. 2013. Influence of Infrastructure,

Invesment and Human Resource to the Regional Economics Growth. In: journal IPEDR, Vol. 67.

Arifin, Siti Hardiningsih. 2017. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Tingkat Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar Tahun 2006-2015. Skripsi.

Makasar:FEB UIN 1.1

Bank Indonesia. 2012. “Kajian Awal tentang Peran Infrastruktur dalam Pertumbuhan Ekonomi Daerah edisi 2012: Box 4

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta BPS. Statistik Indonesia 2007 – 2018. Jakarta: Publikasi Badan Pusat Statistika.

Gujarati, D. N. and D.C. Porter. 2009. Basic Econometrics, Fifth Edition. New York:

McGraw-Hill.

Gujarati, D. N. and D.C. Porter. 2015. Dasar-dasar Ekonometrika, Edisi 5 Buku 2. Jakarta:

Salemba empat.

Itumeleng More & Goodness C. Aye, 2016. "Effect of Social Infrastructure Investment on Economic Growth and Inequality in South Africa: A SEM Approach," Working Papers 201601, University of Pretoria, Department of Economics.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY. 2018. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional.

DIY.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten. 2018. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional. Banten.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta. 2018. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional. Jakarta.

Kementerian ESDM. Statistik Ketenagalistrikan 208-2018. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2017. Informasi Statistik. Sekretariat Jenderal Pusat Data dan Teknologi Informasi. Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum. Buku Informasi Statistik Pekerjaan Umum 2013– 2017.

Jakarta: Sekjen Pusdata.

(18)

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 121/KPTS/M/2019 tentang Penyesuaian Tarif Tol DR. IR. Soedijatmo

Kuncoro, Mudrajad. 2010. Dasar-dasar Ekonomika Pembangunan Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Kurniasari, Indah Rahayu. 2015. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Angka Partisipasi Sekolah dan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Jawa. Skripsi.

Yogyakarta: FE UNY

Mankiw, Greogory. 2006. Makroekonomi Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Maryaningsih, Novi, Oki H, M.S. 2014. Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 1, Juli 2014.

Mongan, J. J.2013. Pengaruh penegluaran pemerintah investasi dan inflasi terhadap produk domestic bruto asean 5. Universitas brawijaya.

Naelufar, Diyah. (2017). Infrastruktur baru gebrakan jokowi.

https://www.liputan6.com/news/read/3065108/infrastruktur-baru-gebrakan-jokowi diakses pada 25 Februari 2019

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dalam Penyediaan Infrastruktur.

Putong, iskandar. 2002. Pengantar ekonomi mikro & makro. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rahardja, pratama dan manurung, mandala. 2005. Teori ekonomi makro suatu pengantar, edisi ketiga. Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sahoo, Pravakar dan Ranjan K .2009. Infrasctructure Development and Economics Growth in India (1970-2008). The Journal of International Trade & Economic Development Volume 21, 2012 – Issue

Setyaningrum, E. 1997. Analisis Pembiayaan Infrastruktur Perkotaan Studi Kasus Dati II Kabupaten Sleman DIY [Tesis]. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Sriyana, Jaka. 2014. Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Ekonisia

Sugiono. 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian bisnis. Bandung: ALFABETA.

Sukirno, Sadono. 2016. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Tambunan, Tulus T.H. 2011. Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan Analisis Empiris.

Bogor: Ghalia Indonesia.

(19)

Tanveer, A. dan Manan, N. 2016. Impact of Infrastructure on Economic Growth of Pakistan. Pakistan: Departement of Economics, University of Gujrat.

Journal of Economic Research, 2(1).1-12

The World Bank. 1994. World Development Report: Infrastructure for Development. Oxford University Press, New York.

Todaro, Michael P. and Stephen C. Smith. 2011. Pembangunan Ekonomi Edisi kesebelas.

Jakarta: Penerbit Erlangga, edisi kesembilan.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal

Wahyuni, Krismanti Tri. 2009. Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial terhadap Produktivitas Ekonomi di Indonesia. Skripsi. FE IPB. Bogor

Widayati, Enik. 2010. Pengaruh Infrastruktur terhadap PRoduktivitas Ekonomi di Pulau Jawa Periode 2000-2008. Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010.

Yanti, N.P.N., I Ketut. S. 2019. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kerja penduduk lanjut usia di kelurahan sesetan kota denpasar. E-Jurnal EP Unud, 8 [1] : 118-147

Younis, Fizza. 2014. Significance of Infrastructure Investment for Economic Growth. Munich Personal RePEc Archive Paper No. 72659

Zhang, X., Tan, K., 2007. Incremental reform and distortions in China’s product and factor markets. World Bank Economic Review 21 (2), 279–299.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dengan pertumbuhan ekonomi yang harus meningkat kapasitasnya maka secara tidak langsung akan berdampak terhadap pertumbuhan dan pembangunan sektor industri yang

The result of this research showed that Investment has influence with positive sign but significant and Government Expenditures has influence with positive sign significantly

The result of research indicates that three independent variables, i.e., interest rate of investment credit, inflation rate, and economic growth collectively have significant

Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi Jawa Barat, Panjang Jalan (Km), investasi yang diteliti

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memlimpahkan rahmat dan kenikmatanNya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul “Analisis

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kemandirian Daerah, Investasi Daerah, dan

Skripsi dengan judul &#34;Pengaruh Infrastruktur, Investasi, Tingkat Upah, Tingkat Pendidikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Timur

Hasil dari penelitian pada variabel penanaman modal dalam negeri pada infrastruktur transportasi, gudang dan telekomunikasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa