ANALISIS PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BERJANGKA PADA PT. BANK SULSELBAR CABANG SYARIAH
KOTA MAKASSAR
Melati Safitri1, Manda HM2, M. Ihsan Malik3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the rate for the results of time deposits at PT Bank Sulselbar Syariah Makassar Branch. This study uses a qualitative method. The data analysis technique used is descriptive analysis method.In this study using the cashmere method is applied to determine the acquisition of deposits from 2015 to 2019 using the formula = Da = Time Deposit for the Current Year minus (-) Time Deposit for the Previous Year divided by (꞉) Time Deposit Previous Year. Thus, it can be concluded that the growth value of time deposits has fluctuated from the last five years due to ongoing developments and customer credit withdrawal. So it can be stated that the analysis of the time deposit profit sharing system in the Makassar branch of the Makassar branch of Sulselbar has increased and decreased growth.
Keywords: profit sharing system, time deposit, time deposit sharing.
PENDAHULUAN
Dalam dunia moderen sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar.
Hampir semua sektor yang berhubungan dengan kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank karena konsep dasar dalam perbankan adalah memberikan keamanan, kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat dalam menjaga dan memelihara serta memanajemen keuangannya.
Ketertarikan masyarakat terhadap ekonomi Islam semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan mulai munculnya lembaga- lembaga syariah. Salah satunya Bank Syariah, lembaga keuangan yang kegiatan usahanya tidak menerapkan sistem bunga seperti pada bank konvensional, melainkan menggunakan sistem bagi hasil.
Perbankan adalah anggota lembaga keuangan yang paling dominan, mampu memobilisasi dana mengumpulkan dan mengalokasikan dana dalam jumlah besar dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Masitoh, 2016).
Jumlah bank syariah di Indonesia tahun 2019, berjumlah 189 yang terdiri dari 14 Bank Umum Syariah (BUS), 20 Unit Usaha
Syariah (UUS), dan 164 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Angka ini kemungkinan akan terus bertambah.
Instansi keuangan tidak saja dapat memenuhi kebutuhan keuangan sebaliknya paling utama yaitu dengan cara apa menaikkan kualitas atas pemberian pelayanan instansi keungan. Instansi keuangan harus berjalan dengan stabil guna untuk keperluan yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonimi pemerintah. Hal ini dapat dicapai dengan strategi–strategi relevan. Meningkatnya tingginya persaingan menyebabkan instansi keuangan dituntut melihat keperluan serta kepentingan nasabah serta berupaya menjalankan keperluan nasabah dengan cara menyediakan penawaran bagi hasil. Bagi hasil yang ditawarkan oleh bank akan berdampak terhadap perilaku nasabah. Bagi hasil yang ditawarkan yang dutujukan ke nasabah menjadi pemikat untuk nasabah menyimpan dananya dibank.
Dengan adanya penawaran bagi hasil yang menarik mempengaruhi masyarakat dapat menabung dananya dibank dengan keinginan agar pengembalian yang diterima semakin besar. Penawaran bagi hasil yang menarik bisa menggait debitur guna menyimpan dananya diperbankan. Itu lebih
baik dibanding harus menanamkan modalnya dibidang produksi ataupun industri dengan tingkat risiko yang besar.
Dalam akumulasi dana bank bersumber, diantaranya dana bank yang bermanfaat bagi kelangsungan aktivitas pelayanan bank salah satunya bersumber dari perolehan pada simpanan deposito. Simpanan deposito (deposito mudharabah) merupakan produk simpanan yang dananya cukup besar serta berdampak atas perolehan penghimpunan dana bank.
Diantara produk-produk tabungan yang diberikan bank sulselbar syariah yaitu simpanan deposito berjangka, jenis simpanan ini salah satu bagian dari penghimpunan DPK dalam hal ini memperhitungkan yang didasari dari pemberian pembagian hasil deposito yang dibayar kepada pemegang simpanan deposito lebih menarik dibandingkan jenis simpanan produk jenis lainnya. Antara lain giro dan tabungan.
Melalui sistem kerja sama bagi hasil maka akan ada pembagian risiko. Risiko yang timbul dalam aktivitas keuangan tidak hanya ditanggung penerima modal atau pengusaha saja, namun juga akan diterima oleh pemberi modal. Pemberi modal maupun penerima modal harus saling berbagi risiko secara adil dan proposional sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam sistem keuangan syariah pemberi dana lebih dikenal sebagai investor daripada kreditor, oleh karena itu pemberi modal juga harus menanggung risiko yang biasanya sesuai dengan modal yang ditanamkan. Sebagai investor, pemberi modal tidak hanya memberikan pinjaman saja lalu menerima pengembalian pinjaman dari hasil aktivitas perdagangan. Akan tetapi, antara investor dan pengusaha secara bersama-sama bertanggung jawab atas kelancaran aktivitas perdagangan untuk mencapai tingkat pengembalian yang optimal (Muslehuddin, 1990).
Dalam teori, sistem bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing). Bagi laba dihitung dari pendapatan setelah dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah sedangkan bagi pendapatan, dihitung dari total pendapatan pengelolaan mudharabah. Dengan kata lain, bagi hasil berupa bagi laba didasarkan pada keuntungan bank syariah, sedangkan bagi
pendapatan didasarkan pada pendapatan bank syariah.
Deposito merupakan produk yang memiliki tingkat bagi hasil tertinggi dibandingkan dengan giro ataupun simpanan tabungan yang ada di bank sulselbar syariah, dalam hal ini simpanan deposito berjangka merupakan penanaman modal sangat aman dikarenakan simpanan berjangka ini mempunyai tingkat yang minim resikonya, karena nominal simpanan menempatkannya aman serta tidak akan menyusut jumlahnya.
Deposito juga bisa menjadi pertangguhan apabila nasabah mau mengambil pinjaman dibank.
TINJAUAN LITERATUR
Berdasarkan SK Menkeu RI No. 792 tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Menurut Dahlan Siamat (2004), lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan dengan aset nonfinansial atau aset rill.
Menurut Syarif Wijaya (2000) mendefinisikan lembaga keuangan dengan lembaga yang berhubungan dengan penggunaan uang dan kredit atau lembaga yang berhubungan dengan proses penyaluran simpanan ke investasi.
Menurut Kasmir (2008)
mendefinisikan lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana, atau kedua-duanya.
Menurut Kuncoro (2002) Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Menurut Silvanita (2009) Bank adalah anggota lembaga keuangan yang paling dominan, mampu memobilisasi dana, mengumpulkan dan mengalokasikan dana dalam jumlah besar dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya.
Bank umum syariah menghimpun dana melalui: Simpanan yang berupa Giro,
tabungan, Investasi yang berupa deposito Perhitungan bagihasil disepakati menggunakan pendekatan atau pola (Khotibul, 2016):
Revenue Sharing, Profil & Loss Sharing.
Jenis pembiayaan di bank syariah sebagaimana dalam bukunya Binti Nur Asiyah (2015), yakni: pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi syariah, pembiayaan konsumtif syariah, pembiayaan sindikasi, pembiayaan berdasarkan take over, pembiayaan leter of credit.
Bagi hasil merupakan suatu metode pembagian dalam syariah sebagaimana mendapatkan keuntungan tanpa menggunakan bunga.
Kontrak kerja sama bagi hasil dalam bank syariah dapat dilakukan dalam 4 akad, yakni musyarakah, mudharabah, muza’ah dan musaqah.
Konsep bagi hasil adalah sebagai berikut:
a. Pemilik dana akan menginvestasiikan dananya melalui lembaga keuangan syariah yang bertindak sebagai pengelola.
b. Pengelola atau lembaga keuangan syariah akan mengelola dana tersebut dalam sistem pull of fund.
c. Kedua belah pihak menandatangani akad yang berisi ruang lingkup kerja sama, nominal, nisbah, dan jangka waktu.
d. Sumber dana terdiri dari: Simpanan, Modal, Hutang pihak lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil terbagi menjadi dua garis besar diantaranya :
1. Fakttor Langsung a) Invesment Rate
b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan
c) Nisbah (Profit & Sharing Ratio) 2. Faktor Tidak Langsung
a) Penentuan butir - butir pendapatan dan biaya mudharabah dimana bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya. Pendapatan yang
“dibagihasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya – biaya.
b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting), bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalanya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
keuntungan yang didapatkan dari mempunyai deposito adalah investasi yang tepat dan menjauhkan dari riba.
Berikut adalah beberapa keuntungan lain yang bisa didapatkan dari produk deposito syariah: Investasi berdasarkan akad dan hukum syariah, Dana aman dan terjamin, Presentase nisbah kompetitif, Jangka waktu dapat ditentukan sesuai kebutuhan yaitu: 1, 3, 6, 12 bulan, Dapat diijadikan jamiinan pembiayan, Pada saat jatuh tempo, nisbah dapat diterima secara tunai/dinvestasikan kembali
Bersumber pada perumusan permasalahan yang telah mengemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito berjangka mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 pada PT. Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar.
Penelitian yang berdasarkan perbandingan antara satu tipe penelitian dengan karakteristik permasalahan kausal antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan jenis informasi, penelitian termasuk kedalam penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya berbentuk angka. Penelitian ini menganalisis tentang dampak tingkat bagi hasil terhadap dana pihak ketiga.
Gambar 1. Model Penelitian
Sumber: Melati safitri (2020).
METODE PENELITIAN
Penelitian yang berdasarkan perbandingan antara satu tipe penelitian dengan karakteristik permasalahan kausal antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan jenis informasi, penelitian termasuk kedalam penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya berbentuk angka. Penelitian ini menganalisis tentang dampak tingkat bagi hasil terhadap dana pihak ketiga.
Penelitian dilakukan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar tepatnya dijalan Dr. Sam Ratulangi No. 16, Makassar.
Adapun waktu yang direncanakan untuk melakukan penelitian, kurang lebih dua bulan.
Data Penelitian, Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah perolehan informasi yang terdapat pada perusahaan
DEPOSITO BERJANGKA TINGKAT BAGI HASIL
berbentuk secara lisan maupun tulisan berupa jurnal, skripsi, dan buku - buku berkaitan dengan topik permasalahan yang relevan. 2.
Sumber data, Sumber data yang dipakai adalah data sekunder. Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Populasi merupakan salah satu bagian wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek agar mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, pada penelitian ini populasi adalah tingkat bagi hasil deposito berjangka pada PT. Bank Sulselbar Syariah.
Sampel merupakan suatu bahagian dari komunitas yang karakteristiknya diperiksa diduga mewakili komunitas secara keseluruhan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito berjangka 5(lima) tahun terakhir yaitu periode tahun 2015 sampai dengan periode tahun 2019.
Teknik Pengumpulan Data. Cara memperoleh informasi berdasarkan atas formulasi pertanyaan yang diajukan, dengan ini menggunakan cara pengambilan informasi antara lain: Observasi, Interview, Dekomentasi. Variabel Penelitian. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang biasa disebut simpanan, telah dijelaskan oleh Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (UU Perbankan). Dalam penjelasannya tersebut yang dimaksud DPK adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu: 1. Variabel Terikat (Y) Yang merupakan variabel terikat (dipengaruhi) pada penelitian ini adalah deposito berjangka pada bank sulselbar syariah. 2. Variabel Independen (X) Yang merupakan variabel independen (bebas) ialah tingkat bagi hasil pada bank sulselbar syariah.
HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Bank Sulselbar Syariah Berdiri dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara, berkedudukan di Makassar, berdasarkan Akte Notaris Raden Kalimantan di Jakarta No 95 tanggal 23 Januari 1961. Setelah mengalami beberapa kali
perubahan anggaran dasar dan penambahan modal disetor dan setelah perubahan status dari Perubahan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) lahirlah Perda No.13 tahun 2003 tanggal 20 Agustus tentang Perubahan Bentuk Badan Hukumm Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Saerah Sulawesi Selatan, dengan modal dasar Rp 690 Miliar.
PT. Bank Sulselbar Syariah mencatat pertumbuhan signifikan selama tahun 2014.
total asset bertumbuh sebesar 7,54% dari posisi desember 2013 sebesar Rp 675,075,000.000 menjadi sebesar Rp 725,954,000.000 pada desember 2014.
pertumbuhan total asset dipengaruhi oleh kenaikan pembiayaan sebesar 4,94% pada tahun 2014.
Visi dan Misi PT Bank Sulselbar merupakan arah dan tujuan yang hendak dicapai manajemen dan karyawan PT Bank Sulselbar. Perumusan visi dan misi serta nilai budaya kerja merupakan upaya dalam pembentukan budaya perusahaan di Bank Sulselbar. Visi dan Misi PT Bank Sulselbar : Visinya Menjadi bank kebanggaan dan pilihan utama membangun kawasan timur Indonesia, Misinya Memberikan Pelayanan Prima yang berkualitas dan terpercaya, Mitra Strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil, Memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholder
PT Bank Sulselbar memiliki bidang usaha, antara lain sebagai berikut :
a) Perbankan Konsumer b) Perbankan Komersial c) Perbankan mikro d) Unit Usaha Syariah
Produk dan Jasa Bank Sulselbar Syariah:
Produk Penghimpun Dana : Giro, Tabungan Syariah, Tabungan hatam (haji dan umrah), Tabungan BKMT Syariah, Deposito Murabahah
Produk Penyaluran Dana/Pembiayaan : Piutang Murabahah investasi, Piutang Murabahah modal kerja, Piutang murabahah lainnya, Pembiayaan Mudharabah, Jasa Unit Usaha Syariah Bank Sulselbar, Kiriman Uang (Wakalah), Jaminan Uang (Kafalah), Pembiayaan Graha Berkah Ib.
Deskriptif Data Penelitian. Gambaran penelitian ini adalah tingkat bagi hasil deposito
dan perolehan deposito 4 tahun terakhir yaitu dari periode tahun 2016 sampai dengan periode tahun 2019 dengan jangka waktu 1,3,6-12 bulan pada PT. Bank Sulselbar Syariah, adapun data yang diolah sebagai berikut.
Tabel 1. Perolehan Deposito Tahun 2019
No.
Tenor/Jang ka Waktu (bulan)
Counter Rate (%)
Perolehan (Rp)
1 1 4,60% Rp 167.352.492.342
2 3 4,71% Rp 59.859.170.000
3 6 4,83% Rp 168.934.539.361
4 12 4,83% Rp 104.910.000.000
Total Rp 501.056.201.703
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
Pada periode tahun 2019 jumlah perolehan deposito berjangka senilai RP 501.056.201.703. Dengan jangka waktu 1 bulan 4,60% senilai Rp 167.352.492.342, jangka waktu 3 bulan 4,71% senilai Rp 59.859.170.000, jangka waktu 6 bulan 4,83%
senilai Rp 168.934.539.361, dan jangka waktu 12 bulan 4,83% senilai Rp 104.910.000.000.
Dengan demikian perolehan terbesar ialah di jangka waktu 6 bulan dengan counter rate 4,83% senilai Rp 167.352.492.342 dimana pada periode tahun 2019 banyak nasabah yang melakukan pengembalian kredit pinjaman dengan tingkat bagi hasil yang rendah dan nasabah yang mengambil kredit oleh pihak bank sulselbar syariah ditawarkan untuk melakukan pembukuan simpanan deposito berjangka dengan bagi hasil simpanan yang sangat menarik rata – rata nasabah datawarkan untuk menyimpan dananya dijangka waktu 6 bulan.
Tabel 2. Perolehan Deposito Tahun 2018
No. Tenor/Jangka Waktu (bulan)
Counter Rate (%)
Perolehan (Rp)
1 1 6,80% Rp 131.619.120.000
2 3 6,92% Rp 83.797.170.000
3 6 7,04% Rp 162.173.560.000
4 12 7,04% Rp 103.620.300.000
Total Rp 508.210.150.000
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
Pada periode tahun 2018 jumlah perolehan deposito berjangka senilai Rp 508.210.150.000. Dengan jangka waktu 1 bulan dengan counter rate 6,80% senilai Rp 131.619.120.000, jangka waktu 3 bulan dengan counter rate 6,92% senilai Rp 83.797.170.000, jangka waktu 6 bulan dengan counter rate 7,04% senilai Rp 162.173.560.000, dan jangka waktu 12 bulan dengan counter rate 7,04% senilai Rp 103.620.300.000. Dengan perolehan terbesar di jangka waktu 6 bulan dengan counter rate 7,04% senilai Rp 162.173.560.000. Pada periode tahun 2018 ini sama halnya dengan periode tahun 2019 dimana pada periode ini banyak para pegawai negeri sipil (PNS) melakukan pengambilan kredit dikarenakan bank sulselbar syariah memberikan bagi hasil kredit yang rendah dan bank sulselbar syariah juga menawarkan kepada para pegawai negeri sipil yang mengambil kredit agar membuka tabungan deposito dengan jangka waktu 6 bulan dengan bagi hasil deposito 7,04%.
Tabel 3. Perolehan Deposito Tahun 2017
No. Tenor/Jangka Waktu (bulan)
Counter Rate (%)
Perolehan (Rp)
1 1 7,87% Rp 130.778.599.000
2 3 8,01% Rp 89.891.000.000
3 6 8,15% Rp 153.779.588.000
4 12 8,15% Rp 58.078.000.000
Total Rp 432.527.187.000
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
Pada periode tahun 2017 jumlah perolehan deposito berjangka senilai Rp432.527.187.000. Dengan jangka waktu 1 bulan dengan counter rate 7,87% senilai Rp130.778.599.000, jangka waktu 3 bulan dengan counter rate 8,01% senilai Rp 89.891.000.000, jangka waktu 6 bulan dengan counter rate 8,15% senilai Rp 153.779.588.000, dan jangka waktu 12 bulan dengan counter rate 8,15% senilai Rp 58.078.000.000. Dengan perolehan terbesar di jangka waktu 6 bulan dengan counter rate 8,15% senilai Rp 153.779.588.000. Pada periode tahun 2017 sama dengan tahun sebelumnya yaitu 2019 dan 2018 dimana pemilik kredit lebih memilih jangka waktu 6 bulan karena bagi hasil kredit yang rendah.
Tabel 4. Perolehan Deposito Tahun 2016
No. Tenor/Jangka Waktu (bulan)
Counter Rate (%)
Perolehan (Rp)
1 1 7,87% Rp 108.593.260.322
2 3 8,01% Rp 47.219.000.000
3 6 8,15% Rp 133.064.758.304
4 12 8,15% 126.431.000.000 Rp
Total Rp 415.308.018.626
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020)
.
Pada periode tahun 2016 jumlah perolehan deposito berjangka senilai Rp 415.308.018.626. Dengan jangka waktu 1 bulan dengan counter rate 7,87% senilai Rp 108.593.260.322, jangka waktu 3 bulan dengan counter rate 8,01% senilai Rp 47.219.000.000, jangka waktu 6 bulan dengan counter rate 8,15% senilai Rp 133.064.758.304, dan jangka waktu 12 bulan dengan counter rate 8,15% senilai Rp 126.431.000.000. Dengan perolehan terbesar di jangka waktu 6 bulan dengan counter rate 8,15% senilai Rp 133.064.758.304. Pada periode tahun 2016 sama dengan tahun sebelumnya yaitu 2018 dan 2017 dimana pemilik kredit lebih memilih jangka waktu 6 bulan karena bagi hasil kredit yang rendah.
Tabel 5. Perolehan Deposito Tahun 2015
No. Tenor/Jangka Waktu (bulan)
Counter Rate (%)
Perolehan (Rp)
1 1 7,87% Rp 57.726.900.000
2 3 8,01% Rp 53.218.500.000
3 6 8,15% Rp 119.060.008.304
4 12 8,15% Rp 86.081.000.000
Total Rp 316.086.408.304
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
Pada periode tahun 2015 jumlah perolehan deposito berjangka senilai Rp316.086.408.304. Dengan jangka waktu 1 bulan dengan counter rate 7,87% senilai Rp57.726.900.000, jangka waktu 3 bulan dengan counter rate 8,01% senilai Rp53.218.500.000, jangka waktu 6 bulan dengan counter rate 8,15% senilai Rp119.060.008.304, dan jangka waktu 12 bulan dengan counter rate 8,15% senilai Rp86.081.000.000. Dengan perolehan terbesar di jangka waktu 6 bulan dengan counter rate 8,15% senilai Rp119.060.008.304. Pada
periode tahun 2015 sama dengan tahun sebelumnya dimana pemilik kredit lebih memilih jangka waktu 6 bulan karena bagi hasil kredit yang rendah.
2. Analisis Pertumbuhan Tingkat Bagi Hasil Deposito Berjangka. Untuk menghitung pertumbuhan perolehan deposito menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus Pertumbuhan : DPK= DPKt−DPKt−1
DPK−1 ×100 % Menghitung Pertumbuhan:
DPK=Rp108,593,260. 322−Rp57,726,900 . 000
57,726,900 . 000 ×100%
= 108,593,260.322
Menghituing Rata – rata DPK :
(
DPKAkhirDPKAwal)
1/n(167.352.492.342 : 57.726.900.000)^(1:5) = 1.23723099027 x 100%
DPK = rata – rata dari tahun 2015 - 2019 = 123.72%.
Tabel 6. Perolehan Deposito Tahun 2015 s/d Tahun 2019 Jangka Waktu 1 Bulan
No. Tahun Bagi Hasil Perolehan (Rp) Pertumbuhan
1 2015 7,87% Rp 57.726.900.000 -
2 2016 7,87% Rp 108.593.260.322 88,12%
3 2017 7,87% Rp 130.778.599.000 20,43%
4 2018 6,80% Rp 131.619.120.000 0,64%
5 2019 4,60% Rp 167.352.492.342 27,15%
Rata – rata 123.723%
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
Jumlah perolehan deposito dengan jangka waktu 1 bulan di tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami peningkatan yakni 88,12%
dimana ditahun 2015 dengan bagi hasil deposito 7,87% dengan perolehan senilai Rp 57.726.900.000 meningkat ditahun 2016 menjadi Rp 108.593.260.322 dengan tingkat bagi hasil yang sama yakni 7,87% dikarenakan produk deposito yang banyak diminati oleh sahibul mal/nasabah di tahun 2016. kemudian pada tahun 2016 ketahun 2017 mengalami peningkatan lagi yakni 20,43% dimana ditahun 2016 perolehan senilai Rp 108.593.260.322 dengan bagi hasil 7,87% meningkat menjadi Rp 130.778.599.000 dengan bagi hasil 7,87%
ditahun 2017 dikarenakan makin bertambahnya nasabah pembiayaan deposito berjangka. Berikutnya pada tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami sedikit peningkatan yakni 0,64% dimana ditahun 2017 perolehan senilai Rp 130.778.599.000 dengan bagi hasil 7,87% meningkat menjadi Rp 131.619.120.000 dengan bagi hasil 6,80%
meskipun bagi hasil tahun 2018 lebih rendah dibanding tahun 2017 dikarenakan adanya proyek – proyek baru berjalan. Dan terakhir pada tahun 2018 ketahun 2019 mengalami peningkatan yakni 27,15%, dimana pada tahun 2018 dengan perolehan Rp 131.619.120.000 dengan bagi hasil 6,80% meningkat ditahun 2019 dengan perolehan Rp 167.352.492.342 dengan bagi hasil 4,60% hal ini disebabkan pada tahun 2019 para pengusaha melakukan pengambilan kredit pinjaman dengan penawaran bagi hasil yang rendah.
Tabel 7. Perolehan Deposito Tahun 2015 s/d Tahun 2019 Jangka Waktu 3 Bulan
No Tahun Bagi Hasil Perolehan (Rp) Perkembangan
1 2015 8,01% Rp 53.218.500.000 -
2 2016 8,01% Rp 47.219.000.000 -11,27%
3 2017 8,01% Rp 89.891.000.000 90,37%
4 2018 6,92% Rp 83.797.170.000 -7.0%
5 2019 4,71% Rp 59.859.170.000 -29,00%
Rata - rata 107.31%
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
(59.859.170.000 : 53.218.500.000)^(3:5) = 1.07310158591 x 100%
DPK = rata – rata dari tahun 2015 - 2019 = 107.31%
Jumlah perolehan deposito dengan jangka waktu 3 bulan di tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan yakni -11,27%
dimana ditahun 2015 dengan bagi hasil deposito 8,01% dengan perolehan senilai Rp 53.218.500.000 menurun ditahun 2016 menjadi Rp 47.219.000.000 dengan tingkat bagi hasil yang sama yakni 8,01% dikarenakan produk deposito yang kurangnya diminati oleh sahibul mal/nasabah di tahun 2016. kemudian pada tahun 2016 ketahun 2017 mengalami peningkatan yakni 90,37% dimana ditahun 2016 perolehan senilai Rp 47.219.000.000 dengan bagi hasil 8,01% meningkat menjadi Rp 89.891.000.000 dengan bagi hasil 8,01%
ditahun 2017 dikarenakan makin
bertambahnya nasabah pembiayaan deposito berjangka. Berikutnya pada tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami sedikit penurunan yakni -7.0% dimana ditahun 2017 perolehan senilai Rp 89.891.000.000 dengan bagi hasil 8,01% menurun menjadi Rp 83.797.170.000 dengan bagi hasil 6,92% dikarenakan adanya proyek–proyek baru berjalan. Dan terakhir pada tahun 2018 ketahun 2019 mengalami penurunan lagi yakni -29,00%, dimana pada tahun 2018 dengan perolehan Rp 83.797.170.000 dengan bagi hasil 6,92%
menurun ditahun 2019 dengan perolehan Rp 59.859.170.000 dengan bagi hasil 4,71% hal ini disebabkan pada tahun 2019 para pengusaha melakukan pengambilan kredit pinjaman dengan penawaran bagi hasil yang rendah.
Tabel 8. Perolehan Deposito Tahun 2015 s/d Tahun 2019 Jangka Waktu 6 Bulan
No. Tahun Bagi Hasil Perolehan (Rp) Perkembangan
1 2015 8,15% Rp 119.060.008.304 -
2 2016 8,15% Rp 133.064.758.304 11,76%
3 2017 8,15% Rp 153.779.588.000 15,56%
4 2018 7,04% Rp 162.173.560.000 5,46%
5 2019 4,83% Rp 168.934.539.361 4,17%
Rata - rata 152.17%
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
(168.934.539.361 : 119.060.008.304)^(6:5) = 1.521174909492 x 100%
DPK = rata – rata dari tahun 2015 - 2019 = 152.17%
Jumlah perolehan deposito dengan jangka waktu 6 bulan di tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami peningkatan yakni 11,76%
dimana ditahun 2015 dengan bagi hasil deposito 8,15% dengan perolehan senilai Rp 119.060.008.304 meningkat ditahun 2016 menjadi Rp 133.064.758.304 dengan tingkat bagi hasil yang sama yakni 8,15% dikarenakan produk deposito yang banyak diminati oleh sahibul mal/nasabah di tahun 2016. kemudian pada tahun 2016 ketahun 2017 mengalami peningkatan lagi yakni 15,56% dimana ditahun 2016 perolehan senilai Rp 133.064.758.304 dengan bagi hasil 8,15% meningkat menjadi Rp 153.779.588.000 dengan bagi hasil 8,15%
ditahun 2017 dikarenakan makin bertambahnya nasabah pembiayaan deposito
berjangka. Berikutnya pada tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami sedikit peningkatan yakni 5,46% dimana ditahun 2017 perolehan senilai Rp 153.779.588.000 dengan bagi hasil 8,15% meningkat menjadi Rp Rp 162.173.560.000 dengan bagi hasil 7,04%
karena bagi hasil tahun 2018 lebih rendah dibanding tahun 2017 dikarenakan adanya proyek – proyek baru berjalan. Dan terakhir pada tahun 2018 ketahun 2019 mengalami peningkatan yakni 4,17%, dimana pada tahun 2018 dengan perolehan Rp 162.173.560.000 dengan bagi hasil 7,04% meningkat ditahun 2019 dengan perolehan Rp 168.934.539.361 dengan bagi hasil 4,83% hal ini disebabkan pada tahun 2019 para sahibul mal melakukan pengambilan kredit pinjaman dengan penawaran bagi hasil yang rendah.
Tabel 9. Perolehan Deposito Tahun 2015 s/d Tahun 2019 Jangka Waktu 12 Bulan
No. Tahun Bagi Hasil Perolehan(Rp) Perkembangan
1 2015 8,15% Rp 86.081.000.000 -
2 2016 8,15% Rp 126.431.000.000 46,88%
3 2017 8,15% Rp 58.078.000.000 -54,1%
4 2018 7,04% Rp 103.620.300.000 78,42%
5 2019 4,83% Rp 104.910.000.000 1,24%
Rata – rata 0.64%
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
(104.910.000.000 : 86.081.000.000)^(12:5) = 0.0064000446 x 100%
DPK = rata – rata dari tahun 2015 - 2019 = 0.64%
Jumlah perolehan deposito dengan jangka waktu 12 bulan di tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami peningkatan yakni 46,88%
dimana ditahun 2015 dengan bagi hasil deposito 8,15% dengan perolehan senilai Rp 86.081.000.000 meningkat ditahun 2016 menjadi Rp126.431.000.000 dengan tingkat bagi hasil yang sama yakni 8,15% dikarenakan produk deposito yang banyak diminati oleh sahibul mal/nasabah di tahun 2016. kemudian pada tahun 2016 ketahun 2017 mengalami penurunan yakni -54,1% dimana ditahun 2016 perolehan senilai Rp 126.431.000.000 dengan bagi hasil 8,15% menurun menjadi Rp 58.078.000.000 dengan bagi hasil 8,15%
ditahun 2017 dikarenakan benurunnya nasabah pembiayaan deposito berjangka. Berikutnya
pada tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami peningkatan yakni 78,42% dimana ditahun 2017 perolehan senilai Rp 58.078.000.000 dengan bagi hasil 8,15% meningkat menjadi Rp 103.620.300.000 dengan bagi hasil 7,04%
meskipun bagi hasil tahun 2018 lebih rendah dibanding tahun 2017 dikarenakan adanya proyek – proyek baru berjalan. Dan terakhir pada tahun 2018 ketahun 2019 mengalami peningkatan yakni 1,24%, dimana pada tahun 2018 dengan perolehan Rp 103.620.300.000 dengan bagi hasil 7,04% meningkat ditahun 2019 dengan perolehan Rp 104.910.000.000 dengan bagi hasil 4,83% hal ini disebabkan pada tahun 2019 para pengusaha melakukan pengambilan kredit pinjaman dengan penawaran bagi hasil yang rendah.
Tabel 10. Rekapilasi Perkembangan Deposito Pada PT. Bank Sulselbar Syariah
Tahun 2015 s/d 2019
No. Tahun
Tenor/Jangka Waktu
1 (%)
3 (%)
6 (%)
12 (%)
1 2015 - - - -
2 2016 88,116% -11,27% 11,76% 46,88%
3 2017 20,43% 90,37% 15,56% -54,1%
4 2018 0,64% -7.0% 5,46% 78,42%
5 2019 27,15% -29,00% 4,17% 1,24%
Rata - rata 123.12% 107.31% 152.17 0.64%
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perkembangan deposito 5 (lima) tahun terakhir yang dimana disetiap tahunnya mengalami kenaikan maupun penurunan dari jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. Dapat dilihat bahwa pada jangka waktu 6 bulan terdapat perkembangan deposito yang paling tinggi dibandingkan dengan jangka waktu lainnya.
Hal ini didasarkan pada kondisi laporan keuangan pada PT Bank Sulselbar dimana apabila jumlah dana deposito yang masuk lebih banyak dari pada jumlah dana pinjaman kredit maka perusahaan akan menurunkan bagi hasil deposito dikarenakan perusahaan akan kewalahan membayar simpanan nasabah dalam bentuk deposito.
Tabel 11. Rekapilasi Perolehan Deposito Pada PT. Bank Sulselbar Syariah Tahun
2015 s/d Tahun 2019
No Thn
Tenor/Jangka Waktu
1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 1 2015 Rp 57.726 Rp 53.218 Rp 119.060 Rp 86.081 2 2016 Rp 108.593 Rp 47.219 Rp 133.064 Rp 126.431 3 2017 Rp 130.778 Rp 89.891 Rp 153.779 Rp 58.078 4 2018 Rp 313.619 Rp 83.797 Rp 162.173 Rp 103.620 5 2019 Rp 167.352 Rp 59.859 Rp 168.934 Rp 104.910 Total Rp 660.370 Rp 333.984 Rp 737.012 Rp 479.120
Sumber Data : PT. Bank Sulselbar Syariah (2020).
Dari hasil rekapitulasi deposito 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat dengan penempatan jangka waktu 1 bulan diperoleh dana sebesar Rp 660.370.371.664, kemudian jangka waktu 3 bulan sebesar Rp 333.984.840.000, berikutnya jangka waktu 6 bulan sebesar Rp 737.012.453.969, dan jangka waktu 12 bulan sebesar Rp 479.120.300.000. dari hasil ini dapat dilihat perbandingan terdapat naik turunnya perolehan deposito disebabkan karena proyek – proyek pemerintah belum berjalan sepenuhnya namun ditahun berikutnya anggaran pemerintah sudah cair dan proyek sudah berjalan serta pada pertengahan tahun adanya promo kredit pinjaman sehingga perolehan dana menjolak tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dan diakhir tahun perolehan menurun hal ini disebabkan proyek – proyek pemerintah sudah berakhir dan promo kreditpun berakhir.
Penelitian ini menganalisis tingkat bagi hasil deposito berjangka yang sebelumnya telah dilakukan analisis jumlah data perolehan deposito dan tingkat bagi hasil dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
Dari analisis data yang diperoleh dan diolah bahwa tingkat bagi hasil deposito berjangka mengalami kenaikan dan penurunan berdasarkan rekapitulasi perkembangan persentase dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
PENUTUP
Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai Analisis Tingkat Bagi Hail Deposito Berjangka pada PT Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar mengenai perkembangan bagi hasil deposito berjangka, maka dapat disimpulkan dan disarankan sebagai berikut : Bagi hasil deposito berjangka mengalami
fluktuasi yang dipengaruhi oleh kondisi keuangan perusahaan apabila jumlah dana deposito tinggi/banyak sedangkan jumlah dana kredit sedikit maka perusahaan akan menurunkan bagi hasil deposito dikarenakan perusahaan akan kewalahan membayar simpanan deposito yang cukup tinggi.
Saran sebagai berikut: Karena naik turunnya perkembangan bagi hasil deposito berjangka yang depengaruhi pada konsisi keuangan perusahaan salah satunya jika perolehan deposito lebih tinggi dari pada perolehan dana pinjaman/kredit maka penulis menyarankan kepada PT Bank Sulselbar Syariah memberikan promosi kredit/pinjaman yang tinggi kepada nasabah-nasabah perorangan maupun perusahaan dengan meminimalisir pendapatan dan keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
Kasiram. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Kasmir. (2008). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada) Edisi Revisi.
Khotibul Umam . Setiawan Budi. (2016).
Perbankan Syariah: Dasar-Dasar dan Dinamika Perkembangan di Indonesia.
Rajawali Pers. Devisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta.
Kuncoro. (2002). Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Muslehuddin Muhammad. (1990). Sistem Perbankan Dalam Islam. Jakarta.
Rineka Cipta.
Nur Asiyah. (2015). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Kalimedia. Yogyakarta.
OJK. (2019). Laporan Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia.
(diakses pada 22 september) .
Salmawati. (2019). Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Jumlah Dana Deposito Mudharabah Pada BNI Syariah Periode 2014-2017. PBHTJ DANA.
Siamat Dahlan. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), Edisi Keempat.
Silvanita Ktut. (2009). Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. Erlangga.
Soemitro. Andri. (2009). Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. (Jakarta:
Prenadamedia Groub) Edisi Pertama.
(Dalam ribuan rupiah)
STIE YPUP. (2019). Pedoman Penulisan Proposal Skripsi. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.
Syafi’i Antonio. (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta. Gema Press Insan.
Nasution. (2017). Analisis Sistem Bagi Hail Deposito Mudharabah Pada PT. BPR Syariah Al-Washiliyah Krakatau Medan.
Hildayati Raudah.