• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGELOLAAN MODAL KERJA MENINGKATKAN RETURN ON INVESTMENT

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENGELOLAAN MODAL KERJA MENINGKATKAN RETURN ON INVESTMENT "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGELOLAAN MODAL KERJA MENINGKATKAN RETURN ON INVESTMENT

PT. JAYAMAS DWI PERKASA BANDUNG

Wahyu Lestari Universitas BSI

Jalan Sekolah Internasional No.1-6Antapani, Bandung 40282 ayuuhain@gmail.com

Abstract - Profitability is a company's ability to make a profit, so it can be known how far the company can manage the costs incurred in order to generate profits. The efficiency of working capital is an indicator of good working capital management. Working capital can be seen from working capital turnover, cash turnover, accounts receivable turnover and inventory turnover. Given the importance of working capital management on the profitability obtained and as a benchmark for the success of the company in carrying out its business activities, it underlies the author to further examine the use of working capital in the company PT. Jayamas Dwi Perkasa. This study aims to determine the effect of working capital management on Return on Investment (ROI). This study uses a quantitative approach with multiple regression analysis. Data collection of this study uses secondary data from financial statements at PT. Jayamas Dwi Perkasa for the period 2010-2017. The results of this study indicate that simultaneously and partially Working Capital Turnover, Cash Turnover, Receivable Turnover and Inventory Turnover do not affect the Return on Investment (ROI) at PT. Jayamas Dwi Perkasa. The coefficient of determination of 0.505 shows that Working Capital Turnover, Cash Turnover, Receivable Turnover and Inventory Turnover have an influence of 50.5% on Return on Investment (ROI) while the remaining 49.5% is influenced by other factors not observed in this study.

Keywords: Working Capital Turnover, Cash Turnover, Receivable Turnover, Inventory Turnover, Return On Investment

Abstrak - Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, sehingga dapat diketahui sejauh mana perusahaan bisa mengelola biaya yang dikeluarkan agar dapat menghasilkan laba. Efisiensi modal kerja merupakan indikator adanya manajemen modal kerja yang baik. Modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.

Mengingat pentingnya pengelolaan modal kerja terhadap profitabilitas yang diperoleh dan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya, maka hal tersebut mendasari penulis untuk mengkaji lebih jauh pnggunaan modal kerja pada perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja terhadap Return on Investment (ROI). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi berganda.

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan pada PT. Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan tidak berpengaruh terhadap Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa. Koefisien determinasi sebesar 0.505 menunjukan bahwa Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan memberikan pengaruh sebesar 50.5% terhadap Return on Investment (ROI) Sedangkan sisanya sebesar 49.5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return On Investment

(2)

2 PENDAHULUAN

Semakin berkembangnya dunia usaha, semakin tinggi pula persaingan yang dihadapi perusahaan (Mulyanti & Supriyani, 2018:34).

Mengingat tingkat persaingan terus meningkat, maka pihak perusahaan harus meningkatkan kinerja perusahaan (Rupaida & Bernardin, 2016:262).

Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, sehingga dapat diketahui sejauh mana perusahaan bisa mengelola biaya yang dikeluarkan agar dapat menghasilkan laba (Nuryayi & Bernardin, 2015:382).

Modal kerja juga berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan dalam menajamin kotinuitas atau menunjang kelancaran usaha (Larasaty, 2017:45).

perusahaan yang ingin maju akan membutuhkan modal, dan modal tersebut datang dalam bentuk utang dan ekuitas (Mulyanti & Priastari, 2016:35).

Efisiensi modal kerja merupakan indikator adanya manajemen modal kerja yang baik (Putra and Sari, 2017:33). Modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital turn over), perputaran piutang (receivable turn over) dan perputaran persediaan (inventory turn over) (Pradana et al, 2018:146). Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas (Reimeinda et al, 2016:209).

PT. Jayamas Dwi Perkasa adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2006 bergerak di bidang air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang Sierra dan Stream.

Berdasarkan laporan keuangan yang diperbandingkan dari tahun 2010 – 2017 terdapat bahwa penjualan perusahaan yang rata-rata meningkat. Tetapi jika dilihat dari tabel I.1 dapat diketahui bahwa profit margin di tiap tahun menurun terkecuali dari tahun 2010 ke 2011 yang sempat naik sebesar 12,733 %.

ROI PT. Jayamas Dwi Perkasa tiap tahunnya berfluktuasi namun cwnderung menurun.

Menurut (Kasmir, 2016:208) standar ROI untuk industri yaitu sebesar 30 %. Hal ini berbeda jauh dengan persentase ROI PT.

Jayamas Dwi Perkasa yang belum pernah mencapai 30 % tiap tahunnya. Berbeda dengan

standar umum industri dalam (Kasmir, 2016:187) tingkat perputaran kas yang baik yaitu 10 kali, perputaran piutang 15 kali, dan perputaran persediaan 20 kali, jika melihat ke tiga elemen modal kerja PT. Jayamas Dwi Perkasa menunjukan bahwa mulai dari 2013 sampai 2017 perputaran ke tiga elemen tersebut sudah baik karena jauh melebihi perputaran standar.

Perusahaan akan berupaya untuk meningkatkan profitabilitas salah satu cara untuk melihat profitabilitas itu meningkat yaitu dengan melihat perputaran elemen modal kerja semakin cepat. Menurut (Rahma, 2011:24) Semakin cepat tingkat perputaran masing- masing elemen modal kerja maka modal kerja dapat dikatakan efisien. Sedangkan semakin efisien modal kerja maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitasnya.

Mengingat pentingnya pengelolaan modal kerja terhadap profitabilitas yang diperoleh dan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya, maka hal tersebut mendasari penulis untuk mengkaji lebih jauh pnggunaan modal kerja pada perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa. Dari permasalahan tersebut, maka penulis memilih judul untuk skripsi yaitu: “Analisis Pengelolaan Modal Kerja Meningkatkan Return On Investment PT Jayamas Dwi Perkasa Bandung”.

LANDASAN TEORI

Pengertian Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir Rasio profitabilitas adalah sebagai berikut: “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.”

(Kasmir, 2016:196)

Sedangkan menurut (Zulhaq & Handayani, 2017:7) memberikan definisi sebagai berikut:

“Rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu.”

Jadi dapat disimpulkan rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai atau mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu.

(3)

3 Pengertian Modal Kerja

(Kasmir, 2016:248) menjelaskan pengertian modal kerja sebagai berikut : ”Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji dan upah, dan biaya-biaya operasional lainnya.”

Sedangkan menurut (Riyanto, 2010:57) pengertian modal kerja adalah sebagai berikut:

1.

Konsep kuantitatif : modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal Kerja dalam pengertian ini sering disebut Modal Kerja Bruto (Gross Working Capital).

2.

Konsep kualitatif : modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancarnya. Modal kerja ini sering disebut dengan Modal Kerja Neto(Net Working Capital).

3.

Konsep Fungsional : menurut konsep ini modal kerja merupakan dana yang tidak menghasilkan current income, atau kalaupun menghasilkan tidak sesuai dengan maksud utama perusahaan tersebut didirikan. Modal kerja ini sering disebut dengan Modal Kerja Potensial (Potential Working Capital).

Unsur Modal Kerja

1.

Menurut (Widjaja et al., 2018) memberikan pengertian tentang kas sebagai berikut: “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, yaitu berupa: uang, valuta asing, dan bentuk-bentuk alat pembayaran lainnya yang mempunyai sifat seperti kas.”

2.

Menurut (Syamsuddin, 2011:93) Piutang merupakan harta perusahaan yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan. (Fahmi, 2012:54) menyatakan bahwa definisi piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bertahap.

3.

Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam aktiva lancar untuk sebagian besar perusahaan industri.

Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan proses produksi, penjualan secara lancar, persediaan bahan mentah dan barang dalam proses diperlukan untuk menjamin kelancaran proses produksi, sedangkan barang jadi harus selalu tersedia sebagai ”buffer stock” agar memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang timbul. Ada tiga bentuk utama dari persediaan perusahaan yaitu persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (Syamsuddin, 2011:120).

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan untuk menguji pengelolaan modal kerja terhadap return on investment (ROI) adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil keputusannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data angka dengan mengunakan penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Teknik pengambilan data dilakukan dengan penelitian lapangan dimana penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer dengan cara:

a. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data adalah wawancara pada bagian accounting di PT.

Jayamas Dwi Perkasa untuk mengetahui informasi menegnai isu yang diteliti.

Wawancara yang dilakukan pada PT. Jayamas Dwi Perkasa merupakan jenis wawancara tidak terstruktur, dikatakan tidak terstruktur dikarenakan wawancara tidak berpedoman pada daftar pertanyaan.

b. Observasi

Menurut (Sugiyono, 2013:203) observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan laporan keuangan PT. Jayamas Dwi Perkasa.

(4)

4

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Tabel IV.1 Analisis Deskriptif Perputaran Modal Kerja di PT. Jayamas Dwi Perkasa

Periode 2010-2017

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

8 -51.2 42.4 8.238 28.2116

Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder Tabel IV.1 diatas memperlihatkan Perputaran Modal Kerja di PT. Jayamas Dwi Perkasa berkisar antara -51.2 sampai 42.4 kali, sedangkan rata-ratanya sebesar 8.238 kali dengan standar deviasi sebesar 28.2116.

Berdasarkan gambar IV.1 menunjukkan bahwa Perputaran Modal Kerja dari tahun 2010 sampai 2017 mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2014 perputaran modal kerja mengalami penurunan yang sangat drastis. Perputaran Modal Kerja terbesar pada tahun 2015 sedangkan terkecil pada tahun 2016. Berikut gambar IV.1 yang menunjukan perkembangan Perputaran Modal Kerja di PT. Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti (2018) Gambar IV.1 Perkembangan Perputaran Modal Kerja di PT. Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017

Tabel IV.2 Analisis Deskriptif Perputaran Kas di PT. Jayamas Dwi Perkasa Periode 2010-2017

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

8 1.4 215.0 48.550 70.4657

Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti (2018)

Tabel IV.2 diatas memperlihatkan Perputaran Kas di PT. Jayamas Dwi Perkasa berkisar antara 1.4 sampai 215 kali, sedangkan rata-ratanya sebesar 48.55 kali dengan standar deviasi sebesar 70.47.

Berdasarkan gambar IV.2 menunjukkan

bahwa Perputaran Kas dari tahun 2010 sampai 2017 cenderung meningkat, dimana Perputaran Kas terbesar pada tahun 2017 sedangkan terkecil pada tahun 2010 dan 2011. Berikut grafik yang menunjukan perkembangan Perputaran Kas di PT.

Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti (2018)

Gambar IV.2 Perkembangan Perputaran Kas di PT. Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017

Tabel IV.3 Analisis Deskriptif Perputaran Piutang di PT. Jayamas Dwi Perkasa Periode 2010-2017

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

8 2.7 138.9 53.600 53.8751

Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti (2018)

Tabel IV.3 diatas memperlihatkan Perputaran Piutang di PT. Jayamas Dwi Perkasa berkisar antara 2.7 sampai 138.9 kali, sedangkan rata-ratanya sebesar 53.6 kali dengan standar deviasi sebesar 53.88.

Berdasarkan gambar IV.3 menunjukkan bahwa Perputaran Piutang dari tahun 2010 sampai 2015 cenderung meningkat namun menurun di tahun 2016. Perputaran Piutang terbesar pada tahun 2015 sedangkan terkecil pada tahun 2012. Berikut grafik yang menunjukan perkembangan Perputaran Piutang di PT. Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti (2018)

(5)

5 Gambar IV.3 Perkembangan Perputaran

Piutang di PT. Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017

Tabel IV.4 Analisis Deskriptif Perputaran Persediaan di PT. Jayamas Dwi Perkasa Periode 2010-2017

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

8 2.6 107.6 43.163 38.7916

Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti (2018) Tabel IV.4 diatas memperlihatkan Perputaran Persediaan di PT. Jayamas Dwi Perkasa berkisar antara 2.6 sampai 107.6 kali, sedangkan rata-ratanya sebesar 43.163 kali dengan standar deviasi sebesar 38.79.

Berdasarkan gambar IV.4 menunjukkan bahwa Perputaran Persediaan cenderung berfluktuatif selama tahun 2010 sampai 2017, dimana Perputaran Persediaan terbesar pada tahun 2014 sedangkan terkecil pada tahun 2012.

Berikut grafik yang menunjukan perkembangan Perputaran Persediaan di PT.

Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti (2018) Gambar IV.4 Perkembangan Perputaran Persediaan di PT. Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017

Tabel IV.5 Analisis Deskriptif Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa Periode 2010-2017

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

8 0.014 0.261 0.11160 0.095477

Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder Tabel IV.5 diatas memperlihatkan Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa berkisar antara 1.4% sampai 26.1%, sedangkan rata-ratanya sebesar 11.16% dengan standar deviasi sebesar 0.095. Berdasarkan gambar IV.5 menunjukkan bahwa Return on Investment (ROI) dari tahun 2010 sampai 2017 berfluktuatif dan cenderung menurun, dimana

Return on Investment (ROI) terbesar pada tahun 2010 sedangkan terkecil pada tahun 2017.

Berikut grafik yang menunjukan perkembangan Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa periode 2010-2017.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti (2018) Gambar IV.5 Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa periode 2010- 2017

Analisis Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dengan melakukan scatterplot dan uji Kolmogorov smirnov dimana hipotesis adalah sebagai berikut:

H0: Data berdistribusi normal H1: Data tidak berdistribusi normal α = 5%

Kriteria uji: H0 ditolak apabila nilai p-value < α Dengan menggunakan program IBM SPSS versi 23 diperoleh hasil scatterplot sebagai berikut:

Tabel IV.6 Hasil Pengujian Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 8

Normal Parametersa,b

Mean

.0000000

Std. Deviation .06719259

Most Extreme Differences

Absolute

.165

Positive .164

Negative -.165

Test Statistic

.165

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan Tabel IV.6 uji Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.2 lebih besar dari 0.05. Maka dapat

(6)

6 disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Dengan demikian maka estimator model yang akan diperoleh menjadi unbias atau akan mendekati nilai yang sebenarnya dipopulasi Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Dalam mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). Dengan menggunakan SPSS versi 23 diperoleh nilai tolerance dan VIF sebagai berikut:

Tabel IV.7 Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Perputaran Modal Kerja .811 1.233

Perputaran Kas .847 1.180

Perputaran Piutang .188 5.325

Perputaran Persedian .177 5.665

Berdasarkan Tabel IV.7 hasil perhitungan dengan SPSS 23, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas karena nilai VIF yang kurang dari 10. Dengan demikian tidak terdapat hubungan yang kuat antara Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan.

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini akan digunakan metode chart (diagram scatterplot) untuk menguji heteroskedastisitas.

Berikut ini adalah diagram scartterplot dengan menggunakan SPSS 23:

Gambar IV.6 Scaterplot Heteroskedastisitas Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam model tidak terdapat heterokedastisitas karena pada gambar tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menandakan bahwa dalam model, variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama atau konstan. Sehingga asumsi tidak adanya heteroskedastisitas atau adanya homoskedastisitas sudah terpenuhi untuk persamaan regresi. Dengan demikian estimator model yang diperoleh akan memberikan hasil yang best atau dapat dikatakan varians dari residual adalah minimum.

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mode

l R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .710a .505 -.156 .102638 1.835

a. Predictors: (Constant), Perputaran Persedian, Perputaran Kas, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang

b. Dependent Variable: ROI

Berdasarkan Tabel IV.8 hasil analisis di atas diketahui bahwa DW = 1.835, dengan Berdasarkan pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa jika nilai DW berada di antara 2 dan -2 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian tidak terjadi hubungan yang kuat antar residual pada model.

Model Regresi Berganda

Dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS 23, didapat output hasil perhitungan regresi linier berganda sebagai berikut:

Tabel IV.9 Hasil Pengujian Analisis Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta 1 (Constant)

.176 .063 2.78

4 .069 Perputaran Modal

Kerja .000 .002 .126 .279 .798

Perputaran Kas

-.001 .001 -.587

- 1.33 0

.276 Perputaran

Piutang -.001 .002 -.637 -

.679 .546 Perputaran

Persedian .001 .002 .295 .305 .780

(7)

7 Berdasarkan Tabel IV.9 di atas didapat

nilai kontstanta dan koefisien regresi sehingga dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 0.176 + 0.000426 (X1)+ 0.000795 (X2) + 0.001128 (X3) + 0.000726 (X4) Analisis Koefisien Korelasi

Analisis Koefisien Korelasi digunakan untuk menentukan keeratan hubungan antar variabel, maka digunakan korelasi product moment Pearson. Pengujian korelasi dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Hasil uji koefisien korelasi antar variabel dapat dilihat pada tabel IV.10 berikut ini:

Tabel IV.10

Hasil Uji Koefisien Korelasi

Perputa ran Modal

Kerja

Perputa ran Kas

Perputa ran Piutang

Perputa ran Persedi

an ROI Pearson

Correlation .065 -.559 -.456 -.415 Sig. (2-

tailed) .878 .150 .256 .307

N 8 8 8 8

Berdasarkan tabel IV.10 dengan menggunakan program SPSS 23 diperoleh hasil nilai korelasi seperti di atas hubungan Perputaran Modal Kerja dengan ROI memiliki hubungan positif yang sangat rendah dengan koefisien korelasi sebesar 0.065. Hubungan Perputaran Kas dengan ROI memiliki hubungan negatif yang sangat rendah dengan koefisien korelasi sebesar 0.559. Hubungan Perputaran Piutang dengan ROI memiliki hubungan negatif yang sangat rendah dengan koefisien korelasi sebesar 0.456. Hubungan Perputaran Persediaan dengan ROI memiliki hubungan negatif yang sangat rendah dengan koefisien korelasi sebesar 0.415.

Analisis Koefisien Determinasi

Analisis Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui koefisien determinasi SPSS didapat output hasil estimasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel IV.11 Koefisien Determinasi

Model Summaryb Mod

el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .710a .505 -.156 .102638 1.835

a. Predictors: (Constant), Perputaran Persedian, Perputaran Kas, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang

b. Dependent Variable: ROI

Berdasarkan Tabel IV.11 diatas nilai koefisien determinasi sebesar 0.505 menunjukan bahwa Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan memberikan keragaman sebesar 50.5% terhadap Return on Investment (ROI) Sedangkan sisanya sebesar 49.5%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

Uji Parsial (Uji t)

Uji keberartian koefisien regresi digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh antar variabel independent dan dependent dengan salah satu variabel indepentdent dibuat tetap atau dikendalikan. Adapun hasil uji keberartian koefisien regresi secara parsial dalam penelitian ini menggunakan SPSS 23.0 dapat dilihat pada tabel IV.9. Dengan tingkat signifikansi (𝛼) sebesar 5% dan derajat kebebasan (df) = n- (k+1) = 8-(4+1) = 3 didapati nilai ttabel dari nilai ttabel distribusi t dua pihak sebesar ±3.184.

Untuk memudahkan memahami kriteria pengujian, nilai thitung dan ttabel dibandingkan, sebagai berikut:

Pada pengujian hipotesis pertama variabel Perputaran Modal Kerja diperoleh nilai thitung sebesar 0.279 dengan ttabel sebesar 3.184 sehingga karena nilai thitung < ttabel yaitu 0.279 <

3.184, dan didapat nilai sig. pada Perputaran Modal Kerja lebih besar dari 5% sehingga H0

diterima yang artinya bahwa secara parsial variabel Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa.

Pada pengujian hipotesis kedua variabel Perputaran Kas diperoleh nilai thitung sebesar - 1.330 dengan ttabel sebesar 3.184 sehingga karena nilai -thitung > -ttabel yaitu -1.330 > -3.184, dan didapat nilai sig. pada Perputaran Kas lebih besar dari 5% sehingga H0 diterima yang artinya bahwa secara parsial variabel Perputaran Kas tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT.

Jayamas Dwi Perkasa.

Pada pengujian hipotesis ketiga variabel Perputaran Piutang diperoleh nilai thitung sebesar -0.679 dengan ttabel sebesar 3.184 sehingga karena nilai -thitung < -ttabel yaitu -0.679 < -3.184, dan didapat nilai sig. pada Perputaran Piutang

(8)

8 lebih besar dari 5% sehingga H0 diterima yang

artinya bahwa secara parsial variabel Perputaran Piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa.

Pada pengujian hipotesis keempat variabel Perputaran Persediaan diperoleh nilai thitung sebesar 0.305 dengan ttabel sebesar 3.184 sehingga karena nilai thitung < ttabel yaitu 0.305 <

3.184, dan didapat nilai sig. pada Perputaran Persediaan lebih besar dari 5% sehingga H0

diterima yang artinya bahwa secara parsial variabel Perputaran Persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa.

Uji Simultan (F-test)

Menguji kebenaran hipotesis secara simultan digunakan uji statistik F, yaitu untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen). Hasil pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan SPSS 23 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.11 Pengujian Keberartian Regresi

ANOVAa Model

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regres

sion .032 4 .008 .764 .612b

Residu

al .032 3 .011

Total .064 7

a. Dependent Variable: ROI

b. Predictors: (Constant), Perputaran Persedian, Perputaran Kas, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang

Berdasarkan tabel IV.11 di atas didapat nilai Fhitung = 0.764 lebih kecil dari Ftabel(4,3) = 9.117 serta nilai sig. lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 5% dengan demikian maka H0 diterima, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan dari Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan secara bersama-sama terhadap Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa.

Pembahasan

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang pertama diperoleh hasil bahwa secara parsial

variabel Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa. Hal tersebut didukung dengan pengujian hipotesis ditunjukkan dengan thitung <

ttabel yaitu 0.279 < 3.184 dan didapat nilai sig.

pada Perputaran Modal Kerja lebih besar dari 5% sehingga H0 diterima. Nilai koefisien regresi bertanda positif menunjukan bahwa semakin tinggi Perputaran Modal Kerja kemungkinan akan meningkatkan Return on Investment (ROI). Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputarannya atau semakin tinggi tingkat perputarannya. Penelitian ini sejalan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh (Reimeinda et al, 2016:216) menunjukan bahwa Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada Industri Telekomunikasi di Indonesia.

Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua diperoleh hasil bahwa secara parsial variabel Perputaran Kas tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa. Hal tersebut didukung dengan pengujian hipotesis ditunjukkan -thitung > -ttabel yaitu -1.330 > -3.184, dan didapat nilai sig. pada Perputaran Kas lebih besar dari 5% sehingga H0 ditolak. Nilai koefisien regresi bertanda negatif menunjukan bahwa semakin tinggi Perputaran Kas kemungkinan akan menurunkan Return on Investment (ROI). Kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Semakin besarnya kas berarti semakin banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya.

Sebaliknya, jika perusahaan hanya mengejar profitabilitas saja akan berusaha agar semua persediaan kasnya dapat diputar atau dalam keadaan bekerja. Jika perusahaan menjalankan tindakan tersebut berarti menempatkan perusahaan tersebut dalam keadaan likuid jika sewaktu-waktu ada tagihan (Riyanto, 2010:210). Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian (Reimeinda et al, 2016:216)menunjukan perputaran kas

(9)

9 berpengaruh terhadap profitabilitas pada

Perusahaan Industri Telekomunikasi di Indonesia.

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang ketiga diperoleh hasil bahwa secara parsial variabel Perputaran Piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa. Hal tersebut didukung dengan pengujian hipotesis ditunjukkan -thitung < -ttabel yaitu -0.679 < -3.184, dan didapat nilai sig. pada Perputaran Piutang lebih besar dari 5% sehingga H0 diterima. Nilai koefisien regresi bertanda negatif menunjukan bahwa semakin tinggi Perputaran Piutang akan menurunkan Return on Investment (ROI).

Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Semakin lunak atau semakin lama syarat pembayaran, berarti semakin lama modal terikat pada piutang, hal ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu semakin rendah. Tinggi rendahnya tingkat perputaran piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang (Riyanto, 2010: 225). Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Reimeinda, 2016:216) menunjukan bahwa Perputaran Piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada Industri Telekomunikasi di Indonesia.

Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang keempat diperoleh hasil bahwa secara parsial variabel Perputaran Persediaan berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa. Hal tersebut didukung dengan pengujian hipotesis ditunjukkan thitung < ttabel yaitu 0.305 < 3.184, dan didapat nilai sig. pada Perputaran Persediaan lebih besar dari 5% sehingga H0 ditolak. Nilai koefisien regresi bertanda positif menunjukan bahwa semakin tinggi Perputaran Persediaan kemungkinan akan meningkatkan Return on Investment (ROI). Semakin tinggi nilai tingkat perputaran inventori, menunjukkan kinerja

perusahaan semakin baik, karena akan memberikan atau memenuhi kebutuhan aliran kas dan modal kerja (Gaspersz, 2011:73) . Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Reimeinda et al, 2016;216) menunjukan bahwa Perputaran Inventory tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada Industri Telekomunikasi di Indonesia.

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang ketujuh menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan secara bersama-sama (simultan) terhadap Return on Investment (ROI) di PT. Jayamas Dwi Perkasa, dimana nilai Fhitung = 0.764 lebih kecil dari Ftabel(4,3) = 9.117 dengan demikian maka H0 diterima.

Penelitian ini mendukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Monica, 2017: 239) menunjukan bahwa perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran kas bahwa tidak berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.

Ditemukan bahwa perputaran persediaan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Return On Investment (ROI) dimana perputaran persediaan dibangun oleh dimensi penjualan dan rata-rata persediaan setiap tahun.

Penjualan akan lancar bila persediaan barang yang dikelola selalu dalam kondisi baik.

Meminimalkan jumlah persediaan adalah salah satu upaya untuk mengurangi biaya dan resiko persediaan karena dapat mengoptimalkan perputaran persediaan. Dalam hal ini menyempurnakan penelitian yang dilakukan oleh (Wau, 2017:65)

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Pengelolaan Modal Kerja Terhadap Return on Investment (ROI) pada PT Jayamas Dwi Perkasa Bandung), maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

(10)

10 1. Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa. Karena perputaran modal kerja yang tinggi mengakibatkan kemampuan laba menurun bisa terjadi karena perputaran kas dan perputaran piutang yang terlalu tinggi.

2. Perputaran Kas tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa. Perputaran kas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan perusahaan kekurangan dana sehingga dapat menurunkan profitabilitas. Hal tersebut dikarenakan pihak manajemen keuangan perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas yang dimiliki sehingga perputaran kas cenderung fluktuatif.

3. Perputaran Piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa. Perputaran piutang yang terlalu tinggi dapat menurunkan Return On Investment (ROI) hal ini dikarenakan jumlah piutang yang dimiliki sedikit, berarti penjualan yang dilakukan perusahaan sedikit sehingga volume penjualan akan turun pada akhirnya Return On Investment (ROI) ikut menurun.

4. Perputaran Persediaan berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI) di Perusahaan PT. Jayamas Dwi Perkasa. Apabila perputaran persediaan tinggi maka Return on Investment (ROI) akan meningkat. Hal ini dikarenakan tingkat perputaran persediaan semakin tinggi, maka semakin rendah tingkat resiko yang akan terjadi dan jumlah persediaan tidak terlalu besar.

5. Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh terhadap Return on Investment (ROI) di PT.

Jayamas Dwi Perkasa. Persentase Return on Investment (ROI) yang tiap tahun menurun dikarenakan tingginya perputaran modal kerja, perputaran kas dan perputaran piutang. Return on Investment (ROI) akan rendah jika pengelolaan modal kerja kurang efektif.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, penulis akan mengajukan saran-saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Ada pun saran-saran yang akan penulis kemukakan adalah

1. Upaya untuk menurunkan perputaran modal kerja yang cukup tinggi yaitu dengan cara mengendalikan pengeluaran secara efektif dan efisien sehingga mengurangi pengeluaran-pengeluaran operasional yang dirasa kurang perlu.

2. Disarankan agar perusahaan memperhatikan pengelolaan kas dengan memperhatikan perputaran kas agar lebih efektif dan efisien.

3. Agar perputaran piutang tidak terlalu tinggi disarankan agar perusahaan tidak terlalu memberikan kelonggaran dalam pemberian piutang terhadap pelanggannya.

4. Hendaknya perusahaan memperhatikan persediaan barang yang disimpan agar tidak berpengaruh pada perputaran persediaan yang dapat menghentikan atau mengurangi kegiatan proses produksi suatu perusahaan.

Hal ini dimaksud agar dapat mengembalikan tingkat pengembalian kas yang direncanakan oleh perusahaan dalam memperoleh profitabilitas.

5. Untuk meningkatkan Return On Investment (ROI), sebaiknya perusahaan merencanakan dan mengelola dana investasi sebaik mungkin agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dalam penggunaannya sehingga dapat membuat cadangan dana siap pakai agar bila terjadi suatu krisis ekonomi perusahaan dapat diatasi secepatnya.

6. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas PT. Jayamas Dwi Perkasa yang belum dimasukkan dalam model penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan meneliti faktor- faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

REFERENSI

(11)

11 Aminin, I. D. T. dan Sri S. 2016. Analisis

Pengelolaan Modal Kerja Koperasi Guna Meningkatkan Efisiensi Operasional (Studi Kasus Pada Koperasi Unit Desa Gondanglegi Kabupaten Malang Periode 2012- 2014). Malang. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 32, No. 1 Maret 2016: 165–

173

Amran, A dan Acep R. 2017. Telaah Hubungan Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention. ISSN: 2355-0295. Ecodemica Vol.1, No. 1 April 2017: 36–45

Anggraeni, P. D, dan Prijati. 2017. Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Terhadap ROI Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di BEI. ISSN: 2461-0593. Surabaya.

Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen Vol. 6, No. 3 Maret 2017:1-19

Anindito, B. 2015. Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, Umur Perusahaan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ- 45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010- 2012. Semarang. Ecodemica Vol. 3, No. 1 Maret 2015: 132-149

Nawalani, P. A. 2014. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverages Di Bursa Efek Indonesia. Surabaya. Ecodemica Vol. 6, No. 1 Maret 2014: 15-43

Bagir, M. 2017. Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Ukuran, Dan Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas. Semarang.

Ecodemica Vol. 2, No. 2 Maret 2017:

230-251

Bernardin, Y. E. D. 2016. Pengaruh CAR Dan LDR Terhadap Return On Assets. ISSN:

2355-0295. Ecodemica Vol. 4, No. 2 September 2016:232–241

Bernardin, Y. E. D., dan Dewi I. P. 2016. Nilai Harga Saham Yang Dipengaruhi Oleh Laba Bersih Dan Ukuran Perusahaan.

ISSN: 2355-0295. Ecodemica Vol. , No.

1 April 2016: 74-85

Djarwanto. 2010. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan. Surakarta. BPFE.

Fahmi, I. 2012. Analisis Laporan Keuangan.

Bandung. Alfabeta.

Ibrahim, T. F. 2015. Analisis Pengaruh Leverage, Likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Perusahaan.

Semarang. Ecodemica Vol 2. No. 1 September 2015: 57-69

Fauziyyah, L dan Achmad H. 2017. Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Dalam Upaya Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada PT Express Transindo Utama Tbk Periode 2013-2016). Malang. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 48, No. 1 Juli 2017:155–164 Fidiyana, Siti, Devi F. A dan Zahroh Z. A.

2017. Analisis Efektifitas Pengelolaan Modal Kerja Dalam Rangka Meningkatkan Likuiditas Dan Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada PT Kedawung Setia Industrial, Tbk Periode 2014-2016). Malang. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 49, No. 1 Agustus 2017: 106- 115

Gaspersz, V. 2011. All In One Production And Inventory Management: Strategi Menuju World Class Manufacturing. Bogor.

Vinchristo Publication.

Jonatha, R LCA dan Elfreda A. L. 2015.

Analisis Modal Kerja Dan Profitabilitas Pada PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda Di Samarinda. Samarinda.

Ecodemica Vol. 1, No. 1 Juli 2015: 120- 142

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta.

Raja Grafindo Persada.

Kusuma, P. D. 2017. Analisis Rasio Keuangan Primkopabri Setia Kabupaten Purworejo.

Purworejo. Ecodemica Vol. 2, No. 1 September 2017: 132-145

Larasaty, M. 2017. Analisis Manajemen Modal Kerja Pada Koperasi Pegawai Bhinneka

(12)

12 Karya Bank Kalbar Pontianak. Pontianak.

Ecodemica Vol. 1, No. 12017:1–19 Monica, G. 2017. Analisis Pengaruh Modal

Kerja Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di BEI. Jakarta. Ecodemica Vol. 2, No. 1 Maret 2017: 231-248.

Manurung, Priscilla R, Isna Y, dan Abdul G.

2013. Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada PT Triwisnna Di Kabupaten Kutai Timur. Kutai. Ecodemica Vol. 1, No. 1 Januari 2013:1–19

Martono dan Agus H. 2011. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. Ekonisia.

Mulyanti, D, dan Risky P. 2016. Pengaruh Struktur Aktiva Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penentuan Struktur Modal. ISBN: 978-602-72850-3-3.

Bandung. SNIPTEK 2016:35–40

Mulyanti, D dan Rani L. S. 2018. Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada PT Ultra Jaya, Tbk. ISSN: 1410-9794. Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 18, No. 1 Januari 2018:34–42

Munawir. 2014. Analisa Laporan Keuangan.

Yogyakarta. Liberty.

Nugraha, A dan Catur M. F. 2018. Financial Distress Pada PT Panasia Indo Resources Tbk. ISSN: 2579-9401. Bandung. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen Vol. 2, No. 1 Juni 2018: 29–42

Nuryayi, M dan Deden E. Y. B. 2015. Pengaruh Biaya Operasional Dan Arus Kas (Aktivitas Operasi) Terhadap Profitabilitas Pada PT. PINDAD (Persero) Bandung. ISSN: 2355-0295. Bandung.

Ecodemica Vol. 3, No. 1 April 2015: 380- 389

Pahlevi, R S, Yana U dan Iskandar. 2012.

Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada PT Anugerah Jaya Mulia Utama Di Balikpapan. Balikpapan. Ecodemica Vol.

1, No. 2 Maret 2012:1–25

Pradana, F. A, Muhammad S dan Dwiatmanto.

2018. Analisis Pengelolaan Modal Kerja Yang Efektif Untuk Meningkatkan Rentabilitas Perusahaan (Studi Pada PT.

Tiga Pilar Sejahtera Food, TBK Listing Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014- 2016). Malang. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 57, No. 2 April 2018:145–5 Pratama, Y. 2016. Pengaruh Komponen

Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jember.

Ecodemica Vol 11, No. 2 Juli 2016:230- 238

Putra, E dan Rindy A. S. 2017. Analisis Manajemen Modal Kerja Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero).

ISSN: 1693-7597. Medan. Jurnal Riset Akuntansi & Bisnis Vol. 17, No. 1 Maret 2017:33–45

Putriyandari, R. 2014. Pengaruh Sistem Akuntansi Penggajian Terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Ecodemica Vol. 2, No. 2 September 2014: 229–240

Rahma, A. 2011. Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Semarang.

Ecodemica Vol. 2, No. 2 Juli 2011: 19-36 Rahmiyatun, F dan Kaman N. 2016. Pengaruh Struktur Aktiva, Perputaran Modal Kerja Dan Pendanaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Farmasi. ISSN:2355-0295.

Jakarta. Ecodemica Vol. 4, No. 2 September 2016: 156–166

Reimeinda, V, Sri M dan Ivonne S. 2016.

Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Industri Telekomunikasi Di Indonesia. Manado.

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 16, No. 3 2016:207–218

Riyanto, B. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta. BPFE

Rupaida, Anne S dan Deden E. Y. B. 2016.

Pengaruh Biaya Produksi Dan Biaya

(13)

13 Promosi Terhadap Penjualan PT.

Ultrajaya Milk Industry TBK. Bandung.

Ekspansi Vol. 8, No. 2 November 2016:261–275

Santoso, E.E. C. 2013. Perputaran Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT.

Pegadaian (Persereo). ISSN:2303-1174.

Manado. JurnalEMBA Vol. 1, No. 4 Desember 2013:1581–1590

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Syafitri, A. R dan Seto S. A. W. 2016. Pengaruh Komponen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. ISSN:2337-7887.

Batam. Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–40

Syamsuddin, L. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Bulan, L. P. T. 2015. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk.

Manajemen Dan Keuangan Vol. 4, No. 1 Mei 2015:305–316

Wahyudi, A dan Ngadirin S. 2014. Analisis Pengelolaan Modal Kerja Untuk Menilai Return On Investment (ROI) PT Gudang Garam Tbk. Yogyakarta. Jurnal Profita Vol. 1, No. 1 Maret 2014:1–17

Wau, R. 2017. Analisis Efektifitas Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas.

ISSN: 2443-3837. Jakarta. Journal of Business Studies Vol. 2, No. 1 Juli 2017:

61–74

Widjaja, R. Y. Pengaruh Tingkat Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas Pada PT Bank X ( Periode Tahun 2008-2012). Bandung. Ecodemica.

Vol. 2, No. 2 September 2014:222–29 Widjaja, R. Y, Catur M. F, Deden E. Y. B,

Dwinta M, dan Sahidillah N. 2018.

Penyusunan Laporan Keuangan

Sederhana Untuk UMKM Industri Konveksi. Jurnal Abdimas BSI Vol. 1, No. 1 Februari 2018: 163–179

Wuandari, R. A. T, ‘Pengaruh Modal Kerja Terhadap ROI (Return On Investment) Pada PT Caladi Lima Sembilan Periode 2011-2015’, 2017

Yuliyati dan Sunarto. 2011. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan Penyedia Spare Part Otomotif Periode 2007-2011.

Yogyakarta. Jurnal Akuntansi Vol. 2, No.

1 Juni 2014: 56-65

Zulhaq, A dan Nur H. 2017. Pengaruh Modal Kerja Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Farmasi. ISSN: 2460-0585. Surabaya.

Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi Vol.6, No. 11 November 2017: 1-15

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pengujian hipotesis yang ketiga H3 memperlihatkan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit sehingga hipotesis pengalaman kerja H3