• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Penjadwalan Proyek Menggunakan Critical Path Method (CPM) Studi Kasus pada Pembangunan Gapura Taman Hutan Lindung Kota Langsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Analisis Penjadwalan Proyek Menggunakan Critical Path Method (CPM) Studi Kasus pada Pembangunan Gapura Taman Hutan Lindung Kota Langsa"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Penjadwalan Proyek Menggunakan Critical Path Method (CPM) Studi Kasus pada Pembangunan Gapura

Taman Hutan Lindung Kota Langsa

Tasha Nadia Mulia1, Safrizal2*, Riny Candra3 Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra

2*Corresponding author: safrizal@unsam.ac.id

ABSTRACT

Scheduling is an important thing to do when completing a project. But sometimes the implementation deviates from the plan, so it is necessary to supervise and control the project so that the completion of the project is not delayed. Such was the case with the Langsa City Forest Park gate construction project where the completion of this project was pushed back a few days from scheduled. Delays occur due to hampered availability of materials needed, as well as weather and field conditions. So thatthis research was carried out with the aim of knowing the project control method in the Langsa City Forest Park gate construction project and to find out the comparison of project completion time using the CPM method with the Bar Chart method used by CV. Mechanical Structure.

This study uses CPM (Critical Path Method) to determine network planning, critical activities, and critical paths, as well as analyze the optimal duration and cost needed for the Langsa City Forest Park gate construction project to avoid delays. Data collection techniques are carried out through interviews, direct observation, and documentation. In this study, it is known that the normal duration of the project is 21 weeks with a total cost of Rp 1,223,049,144.00. After using the CPM method, it is known that the critical path lies in activities A–C–E–G–H–I–J–K. The project can be completed with a duration of 11 weeks and costs Rp 1,488,737,722.90.

Keywords: Project Management, Bar Chart, Critical Path Method (CPM)

ABSTRAK

Penjadwalan merupakan hal penting yang harus dilakukan ketika menyelesaikan suatu proyek. Namun terkadang dalam pelaksanaannya menyimpang dari rencana, sehingga perlu adanya pengawasan dan pengendalian proyek agar penyelesaian proyek tidak tertunda. Seperti halnya yang terjadi pada proyek pembangunan gapura Taman Hutan Kota Langsa dimana penyelesaian proyek ini mundur beberapa hari dari yang dijadwalkan. Keterlambatan terjadi dikarenakan terhambatnya ketersediaan material yang dibutuhkan, serta kondisi cuaca dan lapangan. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui metode pengendalian proyek pada proyek pembangunan gapura Taman Hutan Kota Langsa dan untuk mengetahui perbandingan waktu penyelesaian proyek menggunakan metode CPM dengan metode Bar Chart yang digunakan oleh CV.

Mekanikal Struktur. Penelitian ini menggunakan CPM (Critical Path Method) untuk menentukan network planning (jaringan kerja), aktivitas kritis, dan jalur kritis, serta menganalisis durasi dan biaya optimal yang dibutuhkan pada proyek pembangunan gapura Taman Hutan Kota Langsa untuk menghindari keterlambatan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi.

Pada penelitian ini diketahui bahwa durasi normal proyek adalah 21 minggu dengan total biaya sebesar Rp 1.223.049.144,00. Setelah menggunakan metode CPM, diketahui jalur kritis terletak pada kegiatan A–C–E–G–H–I–J–K. Proyek dapat diselesaikan dengan durasi 11 minggu dan biaya sebesar Rp 1.488.737.722,90.

Kata Kunci: Manajemen Proyek, Bar Chart, Critical Path Method (CPM)

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan yang terjadi pada suatu wilayah dapat didukung oleh faktor-faktor tertentu yang bisa membantu wilayah tersebut menjadi lebih maju, salah satu diantaranya adalah pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu daya tarik dan kekhasan daerah. Kota Langsa merupakan salah satu kota di Provinsi Aceh dan memiliki beberapa tempat wisata yang cukup terkenal diantaranya adalah Taman Hutan Kota Langsa. Saat ini Kota Langsa sedang melakukan pembenahan dan perluasan hutan kota untuk menarik wisatawan. Salah satu tahap pengembangannya adalah dengan membangun gapura di pintu masuk utama, yang mana konstruksi pembangunan gapura tersebut diserahkan kepada CV. Mekanikal Struktur.

Walaupun penjadwalan proyek telah dilakukan, dalam penerapannya masih terdapat masalah keterlambatan terhadap penyelesaian proyek. Seperti pada proyek pembangunan gapura Taman Hutan Kota Langsa. Penyelesaian proyek ini mundur beberapa hari dari rencana awal. Dalam penyelesaian proyek ini CV. Mekanikal Struktur menggunakan metode Bar Chart sebagai teknik untuk melacak kemajuan proyek. Metode Bar Chart termasuk metode yang banyak serta umum dipakai dalam proyek konstruksi di Indonesia karena mudah dipahami, sederhana dan efektif sebagai komunikasi antar stakeholder proyek.

Namun metode ini memiliki beberapa kelemahan, misalnya hubungan antar pekerjaan tidak jelas, sehingga jika suatu pekerjaan tertunda, pihak pelaksana tidak dapat melihat pengaruhnya pada pekerjaan berikutnya.

Beberapa metode dapat digunakan untuk menganalisis waktu penyelesaian optimal suatu proyek dan logika ketergantungan antar pekerjaan untuk mencapai waktu penyelesaian optimal dan mengidentifikasi pekerjaan yang membutuhkan pengamatan khusus. Pada penelitian ini, peneliti ingin metode pengawasan proyek pada pembangunan gapura Taman Hutan Kota Langsa menggunakan Critical Path Method (CPM) sebagai pembanding terhadap perencanaan yang sudah ada.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui metode pengendalian proyek pada proyek pembangunan gapura Taman Hutan Kota Langsa oleh CV. Mekanikal Struktur, (2) untuk mengetahui perbandingan waktu dan biaya penyelesaian proyek menggunakan metode CPM dan metode Bar Chart yang digunakan oleh CV. Mekanikal Struktur.

KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Manajemen Proyek

Manajemen proyek menurut Rani (2016:8) merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang sudah ditetukan, dibatasi oleh waktu, mutu, dan biaya dalam mencapai kepuasan. PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam Khusniyah (2019:7) menyebutkan definisi manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, alat dan teknik untuk kegiatan proyek untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk penyelesaian proyek.

Penjadwalan Proyek

(3)

tersedia, keterbatasan lain dalam penjadwalan juga juga perlu dipertimbangkan untuk penyelesaian proyek yang optimal. Selain itu, penjadwalan juga berfunsi untuk menunjukkan kemajuan rencana dan kemajuan proyek. Jadwal yang dibuat menunjukkan apakah pada pelaksanaannya berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Karena satu proyek berbeda dengan proyek lainnya, penjadwalan dibuat mengikuti perkembangan dalam pelaksanaan proyek. Tujuannya dalah untuk mendapatkan jadwal yang realistis sesuai dengan kondisi proyek, sehingga alokasi sumber daya dan durasinya sesuai dengan tujuan proyek. Selama proses ini, pengaturan pekerjaan dan hubungan antar pekerjaan harus dirincikan untuk membantu evaluasi proyek (Saputra, 2021: 45).

Critical Path Method (CPM)

Metode CPM adalah metode perencanaan dan pengendalian terhadap kemajuan suatu pekerjaan yang didasarkan pada jaringan kerja (Iwawo, 2016:552). Analisis jaringan metode CPM bertujuan untuk menentukan jalur kritis yang dimulai dari awal proyek hingga selesai sehingga metode ini juga dikenal sebagai metode lintasan kritis (Safitri, 2019:19). Untuk menentukan jaringan kerja pada CPM, terdapat dua cara perhitungan yang digunakan, yaitu (Widiasanti dan Lenggogeni, 2013:62-64):

1. Perhitungan Maju (forward pass)

a. Kecuali pekerjaan awal, suatu pekerjaan dapat dimulai apabila pekerjaan sebelumnya (predecessor) telah selesai.

b. Waktu selesai paling awal suatu pekerjaan = 0

c. Waktu selesai paling awal suatu pekerjaan ialah sama dengan waktu mulai paling awal dan ditambah dengan kurun waktu pekerjaan yang bersangkutan.

[ EF = ES + D ] =

Earliest Start + Durasi………(1)

d. Apabila suatu pekerjaan memiliki dua atau lebih pekerjaan sebelumnya, maka ES adalah EF terbesar dari pekerjaan tersebut.

2. Perhitungan Mundur (backward pass)

a. Perhitungan mundur dimulai dari hari terakhir penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.

b. Waktu mulai paling akhir suatu pekerjaan sama dengan waktu mulai paling awal dan dikurangi durasi kegiatan yang bersangkutan.

[ LS = LF – D ] =

Latest Finish – Durasi……….(2)

c. Apabila suatu pekerjaan terbagi menjadi dua pekerjaan atau lebih, maka LF pekerjaan tersebut sama dengan LS pekerjaan berikutnya yang terkecil.

3. Float/Slack

Float/slack adalah waktu penundaan yang dimiliki oleh suatu kegiatan tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan (Khusniyah, 2019:62). Kegiatan dengan nilai slack = 0 disebut dengan kegiatan kritis dan berada pada jalur kritis.

TF = LS – ES atau LF – EF………...(3)

(4)

Lintasan Kritis

Terdapat beberapa aktivitas proyek yang memiliki batas toleransi keterlambatan, namun ada juga yang tidak sehingga apabila terjadi kelerlambatan dalam aktivitas tersebut maka akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek. Kegiatan yang tidak memiliki batas toleransi keterlambatan ini disebut dengan kegiatan kritis (Rani, 2016:53). Lintasan kritis biasanya digambarkan dengan tanda panah yang lebih tebal dari lintasan biasa.

Crashing Project

Waktu dipercepat (crash) suatu proyek dan biaya dipercepat (crash) memiliki hubungan yang negatif. Artinya apabila dilakukan percepatan waktu (dipersingkat) maka biaya tambahan (incremental cost) akan bertambah (Stefany, 2019:28).

Gambar 1. Hubungan antara Waktu dan Biaya

Kenaikan biaya akibat percepatan (cost slope) dapat ditentukan melalui perhitungan biaya pekerjaan terhadap percepatan dengan persamaan:

𝐵= 𝐷 𝐷′𝑥𝐵

Lalu setelah biaya dipercepat diketahui maka selanjutnya dapat menentukan kenaikan biaya akibat percepatan (cost slope) dengan persamaan:

𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 = 𝐵− 𝐵 𝐷 − 𝐷 Dimana;

D = waktu normal D’ = waktu diperepat B = biaya normal B’ = biaya dipercepat

METODE PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini terkonsentrasi pada bidang ilmu Manajemen Operasional.

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada

………….………

……….(4)

……….……

………(5)

(5)

digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi langsung, metode wawancara mendalam (indepth interview), dan metode studi dokumentasi.

Bagan Alir Penelitian

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Penjadwalan Proyek

Dalam pelaksanaan proyek, penjadwalan merupakan hal yang sangat penting dilakukan supaya pekerjaan yang sudah direncanakan mencapai target dengan hasil yang optimal. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa untuk melihat perkembangan proyek adalah dengan menggunakan laporan harian dan Bar Chart. Durasi penyelesaian proyek pembangunan gapura adalah 21 minggu.

Tabel 1. Urutan Pekerjaan

ITEM PEKERJAAN DURASI (minggu)

Pekerjaan Persiapan 4

Pek. Tanah dan Pondasi 3

Pek. Beton Struktur 9

Pek. Dinding dan Plasteran 7

Pek. Lantai 9

Pek. Langit-langit 2

Pek. Kusen dan Jendela 8

Pek. Sanitasi dan Listrik 6

Pek. Pengecatan 5

Pek. Lain-lain 3

Pek. Finishing 2

Total 54

Sumber: CV. Mekanikal Struktur

Hubungan antar Pekerjaan

Adapun hubungan antar pekerjaan yang ada dalam proyek pembangunan gapura Taman Hutan Kota adalah sebagai berikut:

(6)

Tabel 2. Hubungan Antar Pekerjaan

KODE ITEM PEKERJAAN PREDECESSOR DURASI (minggu)

A Pekerjaan Persiapan - 4

B Pek. Tanah dan Pondasi A 3

C Pek. Beton Struktur A 9

D Pek. Dinding dan Plasteran B, C 7

E Pek. Lantai C 9

F Pek. Langit-langit I 2

G Pek. Kusen dan Jendela D, E 8

H Pek. Sanitasi dan Listrik G 6

I Pek. Pengecatan H 5

J Pek. Lain-lain I 3

K Pek. Finishing F, J 2

Total 54

Sumber: hasil penelitian (diolah, 2023)

Setelah mengetahui hubungan keterkaitan dan durasi masing-masing pekerjaaan, maka penggambaran jaringan kerja dapat dilakukan. Jaringan kerja ini bertujuan untuk merincikan aktivitas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan aktivitas mana yang selanjutnya dapat dikerjakan.

Gambar 3. Jaringan Kerja Proyek Pembangunan Gapura

Penentuan Jalur Kritis

Langkah selanjutnya setelah penyusunan jaringan kerja adalah menemukan lintasan kritis dengan melakukan perhitungan maju untuk mencari nilai ES dan EF, dilanjutkan dengan perhitungan mundur untuk mencari nilai LS dan LF, lalu menghitung nilai slack/float untuk menentukan jalur kritis.

Tabel 3. Perhitungan CPM Proyek Pembangunan Gapura

NO KODE Durasi (minggu)

Perhitungan Maju

Perhitungan mundur

Float

Keterangan

ES EF LS LF TF

1 A 4 0 4 0 4 0 Kritis

2 B 3 4 7 12 15 8 Tidak Kritis

3 C 9 4 13 4 13 0 Kritis

4 D 7 13 20 15 22 2 Tidak Kritis

5 E 9 13 22 13 22 0 Kritis

6 F 2 41 43 42 44 1 Tidak Kritis

7 G 8 22 30 22 30 0 Kritis

8 H 6 30 36 30 36 0 Kritis

9 I 5 36 41 36 41 0 Kritis

10 J 3 41 44 41 44 0 Kritis

(7)

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa:

1. Lintasan kritis dari proyek pembangunan gapura Taman Hutan Kota Langsa berada pada pekerjaan A – C – E – G – H – I – J – K karena total float = 0.

2. Durasi waktu penyelesaian proyek adalah 79 hari dan dapat dipercepat selama 10 minggu menjadi 11 minggu.

Dalam bentuk jaringan kerja, lintasan kritis ditandai dengan simbol anak panah tebal yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Diagram Jaringan Lintasan Kritis

Crashing Project

Kenaikan biaya akibat percepatan (cost slope) dapat ditentukan melalui perhitungan biaya pekerjaan terhadap percepatan dengan persamaan 4 dengan asumsi percepatan waktu menjadi 11 minggu dengan mengurangi dari waktu nornal masing-masing pekerjaan selama 1 minggu.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Pada Biaya Dipercepat

Kode Waktu Normal Waktu Dipercepat Biaya Normal (Rp) Biaya Dipercepat (Rp)

A 4 3 12.562.000,00 16.749.333,30

B 3 2 124.282.137,78 186.432.207,00

C 9 8 502.869.906,52 565.728.645,00

D 7 6 339.678.729,80 396.291.853,00

E 9 8 81.536.975,77 91.729.097,70

F 2 1 28.088.260,82 56.176.521,60

G 8 7 9.592.000,00 10.962.285,70

H 6 5 16.172.750,00 19.407.300,00

I 5 4 73.176.383,70 91.470.479,60

J 3 2 32.780.000,00 49.170.000,00

K 2 1 2.310.000,00 4.620.000,00

Total 1.223.049.144,00 1.488.737.722,90

Sumber: hasil penelitian (diolah, 2023)

Tabel 5. Perbandingan Biaya Antara Waktu Normal dan Waktu Dipercepat

URAIAN NORMAL PERCEPATAN SELISIH

Waktu 21 minggu 11 minggu 10 minggu

Biaya 1.223.049.144,00 1.488.737.722,90 265.688.578,90

Sumber: hasil penelitian (diolah, 2023)

(8)

Maka diperoleh kenaikan biaya akibat percepatan (cost slope) adalah:

𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 =𝐵− 𝐵 𝐷 − 𝐷′

= 𝑅𝑝 1.488.737.722,90 − 𝑅𝑝 1.223.049.144 21 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 − 11 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢

= 𝑅𝑝 26.568.857,89

Hubungan antara biaya, waktu normal, dan waktu dipercepat dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Waktu Normal dan Waktu Dipercepat

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah rencana normal pelaksanaan proyek pembangunan gapura Taman Hutan Kota Langsa diselesaikan dalam durasi 21 minggu dengan biaya normal sebesar Rp 1.223.049.144.

Menggunakan metode CPM, proyek dapat diselesaikan dengan durasi 11 minggu atau sama dengan 79 hari dengan biaya sebesar Rp 1.488.737.722,90 dengan selisih waktu selama 10 minggu dan diperoleh lintasan kritis pada pekerjaan A–C–E–G–H–I–J–K, sehingga pada pekerjaan-pekerjaan tersebut harus diawasi agar tidak terjadi keterlambatan. Pada pelaksanaan proyek terdapat beberapa pekerjaan yang memerlukan waktu lebih lama dikarenakan adanya terhambatnya ketersediaan material yang dibutuhkan, serta faktor kondisi cuaca dan lapangan. Metode yang digunakan oleh CV. Mekanikal Struktur dinilai tidak efektif karena dilihat dari time schedule yang telah disusun terdapat banyak terjadi tumpang tindih pada waktu pengerjaan kegiatannya.

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, metode CPM dapat digunakan lebih efisien dalam merencanakan dan menjadwalkan proyek, sehingga diharapkan perusahaan dapat menggunakan metode CPM sebagai metode perencanaan proyek dimasa yang akan datang dan dapat digunakan untuk evaluasi serta pengendalian pelaksaan proyek yang sedang berlangsung. Pada penelitian selanjutnya ada baiknya memperluas memperluas metode perencanaan diluar metode yang digunakan pada penelitian ini seperti metode PERT dan metode PDM agar dapat digunakan sebagai pembanding dalam mendapat metode perencanaan yang lebih optimal.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Syfa Safitri. (2021). Analisis Penjadwalan Proyek Gedung Menggunakan Metode CPM-PERT (Critical Path Method-Program Evaluation And Review Technique) (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung APSLC Universitas Gadjah Mada). Tugas

Akhir. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/29874

Heizer, Jay dan Barry Render. (2014). Operation Management Sustainability and Supply Chain Management: 11th Edition. Pearson.

Iwawo. (2016). Penerapan Metode CPM pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pembangunan Gedung Baru Kompleks Eben Haezar Manado). Jurnal Sipil Statik. Vol.

4 No. 9, 551-558. https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/13441 Khusniyah, Tri Rahma. (2019). Evakuasi Penjadwalan Waktu Proyek Guna Mencapai

Efektivitas Penyelesaian Proyek dengan Menggunakan Metode CPM dan PERT (Studi Kasus Proyek Pembangunan Lahan Parkir dan Ruang Ganti Karyawan Balai Yasa Tegal). Skripsi. Tegal: Universitas Pancasakti. https://core.ac.uk/reader/387015640 Rani, H.A. (2016). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Safitri, Elfira. (2019). Optimasi Penjadwalan Proyek Menggunakan CPM dan PDM (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir). Jurnal Sains Matematika dan Statistika. Vol. 5 No. 2, 17-25. https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/JSMS/article/view/7631 Saputra, Niko. (2021). Analisa Penjadwalan Proyek dengan Metode Critical Path Method

(CPM) Studi Kasus Pembangunan Gedung Rawat Inap RSUD Abdul Manap Kota Jambi. Jurnal Talenta Sipil. Vol. 4 No. 1, 44-52.

http://talentasipil.unbari.ac.id/index.php/talenta/article/view/48

Stefany, Anna. (2019). Optimasi Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Baru Stasiun Kereta Api Dengan Metode PERT dan CPM (Studi Kasus: Stasiun Kereta Api Medan).

Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/16064

Widiasanti, I dan Lenggogeni. (2013). Manajemen Konstruksi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Davis PT Collection gives educators the tools needed to train the next generation of PTs, and enables physical therapy students to confidently prepare for their PT professions...