• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENYEBAB PISTON CEPAT AUS DITINJAU DARI SISTEM PELUMASAN DIATAS KAPAL KM. PEKAN FAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENYEBAB PISTON CEPAT AUS DITINJAU DARI SISTEM PELUMASAN DIATAS KAPAL KM. PEKAN FAJAR "

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISIS PENYEBAB PISTON CEPAT AUS DITINJAU DARI SISTEM PELUMASAN DIATAS KAPAL KM. PEKAN FAJAR

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma-III

SAMUEL SIMANJUNTAK NIT.05.17.043.1.54 / T AHLI TEKNIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA - III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA TAHUN 2021

i

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

SAMUEL SIMANJUNTAK, NIT. 05.17.043.1.54 analisis penyebab piston cepat aus ditinjau dari sistem pelumasan diatas kapal km. pekan fajar. Dosen pembimbing I: Antonius Edy Kristiyono,M.Mar.E.M.Pd dan dosen pembimbing II: Indah Ayu Johanda Putri,SE,M.Ak.

Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak/seher adalah bagian (parts) dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui batang piston (connecting rod). Permasalahan yang sedang di teliti adalah penyebab ausnya piston pada mesin induk di tinjau dari sistem pelumasannya. penelitian ini di laksanakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau bahan masukan bagi para pembaca mengenai penanganan dan pemeriksaan pada piston, sehingga pada saat berkerja di atas kapal dapat dengan mudah melaksanakan atau menangani masalah jika terjadi gangguan. Dalam kesempatan penelitian ini dilakukan pendekatan secara analisis kualitatif, melalui analisis kualitatif mengandung makna suatu penggambaran atas data dengan menggunakan kata dan baris kalimat.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan memahami situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok. Menyimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah suatu proses investigasi.

Kata kunci: Piston, Sistem pelumasan

vi

(7)

ABSTRACT

SAMUEL SIMANJUNTAK, NIT. 05.17.043.1.54 analysis of the causes of piston wear fast in terms of the lubrication system in the km. pekan fajar.

Supervisor I: Antonius Edy Kristiyono,M.Mar.E.M.Pd and Supervisor II: Indah Ayu Johanda Putri,SE,M.Ak.

The piston in the engine is also known as the piston / piston is a part (parts) of the internal combustion engine which functions as a suppressor for incoming air and a recipient of pressure from the combustion in the combustion chamber. The piston is connected to the crankshaft (crankshaft,) through the piston rod (connecting rod). The problem that is being studied is the cause of wear of the piston on the main engine in terms of its lubrication system. This research was carried out with the aim of providing an overview or input for readers regarding the handling and inspection of the piston, so that when working on the ship, they can easily carry out or handle problems if a disturbance occurs.

On the occasion of this research, a qualitative analysis approach was carried out, through qualitative analysis containing the meaning of a description of the data using words and lines of sentences. This study uses a qualitative approach, which aims to understand social situations, events, roles, interactions and groups. It concluded that qualitative research methods are an investigative process.

Key words: Pistons, lubrication system

vii

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Review Penilitian ... 5

B. Landasan Teori ... 6

1. Pengertian Mesin Diesel ... 6

2. Komponen Mesin Diesel ... 7

C. Sistem Pelumasan ... 14

viii

(9)

1. Pengertian Pelumasan ... 14

2. Tujuan Pelumasan ... 15

3. Fungsi Sistem Pelumasan ... 16

D. Kerangka Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 20

C. Jenis Dan Sumber Data ... 20

1. Data primer ... 21

2. Data sekunder ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

1. Metode wawancara ... 21

2. Metode studi pustaka... 22

3. Metode observasi ... 23

E. Teknik Analisa Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Gambar Umum Objek Penelitian ... 26

B. Hasil Penelitian ... 28

C. Analisa Data ... 30

D. Pembahasan Masalah ... 33

BAB V PENUTUP ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran-saran ... 37

ix DAFTAR PUSTAKA ... 38

(10)

x

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman TABEL 4.0 REVIEW PENELITIAN ... 5 TABEL 4.1 DATA KAPAL ... 26

xi

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.0 ... 7

Gambar 2.1 ... 8

Gambar 2.2 ... 9

Gambar 2.3 ... 10

Gambar 2.4 ... 10

Gambar 2.5 ... 11

Gambar 2.6 ... 12

Gambar 2.7 ... 13

Gambar 2.8 ... 14

Gambar 2.9 ... 18

Gambar 3.0 ... 32

Gambar 3.1 ... 33

xii

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Menurut kamus besar wikipedia bahasa Indonesia, piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak / seher adalah bagian (parts) dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui batang piston (connecting rod). Material piston umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy).

Dikarenakan bahan tersebut maka piston memiliki muaian yang lebih besar dibandingkan dengan rumahnya (cylinder blok). Hal tersebut harus diantisipasi dengan clearence cylinder blok dan piston (selisih diameter piston dengan diameter cylinder blok). Clearance ini bervariasi untuk masing-masing piston, banyak salah pengertian di antara pada mekanik bahwa piston harus sesak atau pas dengan cylinder blok. Hal ini mengakibatkan seringnya terjadi macet pada saat mesin panas (overheat), seharusnya piston longgar terhadap cylinder blok.

Banyak orang yang mengira bahwa bentuk dari piston adalah bulat.

Sesungguhnya bentuk piston adalah oval dengan bagian terkecil terletak didaerah lubang pin piston. Bagian atas dari piston (tempat ring piston) selalu lebih kecil dari bagian bawah piston (bagian ekor). Pada saat dimasukan ke dalam cylinder blok (yang berbentuk bulat sempurna), bentuk oval dari piston ini akan mengakibatkan bagian yang lebih kecil terlihat lebih renggang. Hal-

(14)

2

hal lain yang melatar belakangi pemilihan masalah ini adalah: Mesin merupakan sistem sangat penting dalam proses kerja, penggerak maupun penghasil tenaga dalam suatu kapal. Mesin tersebut terdiri dari beberapa komponen, jika salah salah satu komponen mengalami keausan atau kelengkungan yang disebabkan oleh kerja sistem pelumasan dan panas maka akan timbul gangguan dalam mesin seperti tenaga berkurang yang disebabkan oleh beberapa sebab seperti crank shaft retak/aus, piston, ring piston aus, kepala silinder dan permukaan blok silinder yang sudah melengkung sehingga menyebabkan gas bocor dan tenaga mesin yang dihasilkan kurang optimal.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan, penulis mengambil judul “ANALISIS PENYEBAB PISTON CEPAT AUS DITINJAU DARI SISTEM PELUMASAN DIATAS KAPAL KM.

PEKAN FAJAR”.

Dari permasalahan yang akan dibahas, diharapkan agar setiap masinis yang bertanggung jawab atas mesin terutama pada piston dan sistem pelumasanya benar-benar mampu melaksankan tugas dan tanggung jawab dalam perawatan dengan baik. Perawatan yang dilakukan harus konsisten, sesuai instruction manual book. Disamping itu setiap masinis harus dapat mengidentifikasi dengan cepat setiap kelainan yang terjadi. Agar kerusakan fatal pada mesin tidak terjadi.

Kejadian diatas kapal pada saat kapal berlayar mesin induk mendadak mati dikarenakan piston nomor 3 mengalami kemacetan dikarenakan sistem pelumasan piston nomor 3 kurang sempurna.

(15)

3

Melihat kejadian diatas perlunya pemeriksaan dan perawatan tentang sistem pelumasan diatas kapal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kejadian pada latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apa faktor penyebab piston cepat aus ditinjau dari sistem pelumasan?

C. Batasan Masalah

Dikarenakan permasalahan yang masih sangat luas dan keterbatasan pengetahuan. Maka, untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian, penulis memberikan batasan terhadap permasalahan tersebut hanya pada penyebab piston cepat aus ditinjau dari sistem pelumasan dimana saat taruna melaksanakan praktek laut (PRALA)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan piston cepat aus ditinjau dari sistem pelumasan.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk memperlambat keausan dari piston.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari Karya Ilmiah Terapan ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Untuk dapat mengetahui beberapa hal terkait cepatnya masa keausan piston yang ditinjau dari beberapa sudut pandang dan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

(16)

4

2. Manfaat Praktis

Sebagai panduan bagi penulis pada saat belajar diatas kapal untuk dapat meminimalkan keausan yang akan terjadi diatas kapal.

(17)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Sebelumnya

Tabel 4.0 Penelitian sebelumnya

Judul Hasil penelitian

Hendrizal (2012) ANALISA RING PISTON DAN KONEKTING ROD TERHADAP GETARAN

Gangguan yang sering timbul menye- babkan tenaga mesin berkurang dapat diperoleh kesimpulan diantaranya sebagai berikut: cara menganalisis gangguan dan cara mengatasi tenaga mesin berkurang adalah dengan langkah melakukan pemeriksaan dan selanjutnya dilakukan langkah perba- ikan sesuai spesifikasi atau dilakukan penggantian suku cadang atau kom- ponen bila kerusakan melebihi limit yang telah ditentukan. prosedur pemeriksaan dan perbaikan kompo- nen jika tenaga berkurang pada mesin adalah melakukan pemeriksaan secara visual seperti mengamati goresan pada dinding silinder maupun dengan alat ukur dengan cara mengukur kondisi dari setiap komponen berda- sarkan spesifikasi service, kemudian dilanjutkan dengan langkah perbaikan terhadap komponen komponen piston Dalam penelitian diatas menerangkan Analisa Ring Piston dan Konekting Rod. Dalam penelitian yang akan saya teliti adalah Analisis Penyebab Piston Cepat Aus ditinjau dari Sistem Pelumasan.

(18)

6

B. Landasan Teori

1. Pengertian Mesin Diesel

Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin gas. Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Mesin ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

pengelompokan dan pengklasifikasian bertujuan untuk mengelompokkan data sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti. Gambaran keseluruhan dalam penelitian dapat dilihat melalui paparan data, sedangkan penarikan simpulan (verifikasi) bertujuan untuk memperoleh kesimpulan berdasarkan data data yang telah dikumpulkan selama proses penelitian.

Mesin diesel ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

(19)

7

2. Komponen Mesin Diesel a. Blok Cylinder

Blok Cylinder adalah struktur terpadu yang terdiri dari silinder dari motor bakar torak dan beberapa atau semua yang terkait struktur sekitarnya (bagian pendingin, bagian bukaan masuk dan keluar bagian, sambungan, dan crankcase). Istilah blok mesin sering digunakan bersama dengan "blok silinder" (meskipun secara teknis dapat dibuat perbedaan antara silinder mesin monobloc silinder sebagai unit diskrit dibandingkan dengan desain blok dengan lebih banyak integrasi yang terdiri dari crankcase juga.

Gambar 2.0 Blok Cylinder (Sumber : autoexpose.org)

(20)

8

b. Cylinder head

Cylinder head adalah komponen penutup blok silinder yang bertugas menutup rongga silinder, dimana ruang yang ditutup tersebut adalah ruang pembakaran. Sehingga, dengan adanya penutup ini maka pembakaran bisa terjadi. Apabila blok silinder disebut sebagai base engine part atau komponen basic mesin, maka kepala silinder disebut second base karena komponen ini juga menjadi basis beberapa komponen yang ada pada mesin bagian atas.

Gambar 2.1 Cylinder Head (Sumber: diesel-engine.com) c. Poros Engkol

Poros engkol (bahasa Inggris: crankshaft, biasanya mekanik juga menyebutnya kruk as) adalah sebuah bagian pada mesin yang

(21)

9

mengubah gerak vertikal/horizontal dari piston menjadi gerak rotasi (putaran).

Gambar 2.2 Poros Engkol (Sumber: id.wikipedia.com) d. Cylinder Liner

Cylinder liner merupakan salah satu bagian dari beberapa komponen yang terdapat pada bagian blok mesin. Fungsi dari cylinder liner adalah untuk melindungi bagian dalam cylinder block dari gesekan ring piston. Cylinder liner ini berbentuk seperti tabung dimana proses pembuatannya menggunakanproses horizontal centrifugal casting

(22)

10

Gambar 2.3 Cylinder Liner (Sumber: Indonesian.alibaba.com) e. Piston

seher adalah bagian (parts) dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar.

Gambar 2.4 Piston (Sumber: pngdownload.id)

(23)

11

f. Ring Piston

memiliki fungsi untuk menahan tekanan kompresi yang dihasilakn pada proses pembakaran berlangsung. Kemudian untuk ring piston yang kedua atau yang ditengah berfungsi sebagai kompresi dan sekaligus untuk menyapu pelumas atau oli liner.

Gambar 2.5 Ring Piston (Sumber: marineengine.com) g. Batang Torak dan connecting rod

Batang torak adalah salah satu komponen mesin yang menerima tekanan tinggi. Batang torak berfungsi merubah gerak lurus dari torak menjadi gerak putar pada poros engkol. Oleh karena itu batang torak harus kuat terhadap regangan dan kaku.

(24)

12

Gambar 2.6 Batang Torak (Sumber : Teknik-otomatif.com) h. Camshaft

berfungsi mengatur dan menggerakkan katup atau klep (valve) dengan cara mendorongnya dengan dua tonjolan (lift). Camshaft digerakan oleh thiming chain (rantai keteng), yang menghubungkannya dengan kruk as.

(25)

13

Gambar 2.7 Camshaft (Sumber : camshaftkids.com) i. FlyWheel atau Roda Gila

Flywheel (Roda Gila) adalah perangkat mekanik berputar yang digunakan untuk menyimpan energi rotasi. Flywheel memiliki momen inersia yang signifikan, dan dengan demikian menahan perubahan kecepatan rotasi. Jumlah energi yang tersimpan dalam flywheel adalah sebanding dengan kuadrat kecepatan rotasi.

(26)

14

Gambar 2.8 FlyWheel (Sumber: aeroengineering.com) C. SISTEM PELUMASAN

1. Pengertian Pelumasan

Menurut Maleev (1991), Pelumasan adalah pemberian minyak lumas antara dua permukaan bantalan yaitu permukaan yang bersinggungan dengan tekanan dan saling bergerak satu terhadap yang lain. bantalan pena engkol mesin horizontal kecil dan mesin dua langkah pembilasan karter menggunakan peminyak sentrifugal atau peminyak banyo. Lubang minyak yang mengarah kepermukaan pena engkol seringkali digurdi pada sudut sekitar 30 derajat mendahului titik mati, sehingga cangkang atas menerima minyak sebelum langkah penyalaan dan pada titik yang tekanannya relative rendah.

Sedangkan Maanen (-) menyatakan bahwa, Pelumasan dapat dibedakan sebagai berikut :

(27)

15

a. Pelumasan hidrodinamis.

Pada bentuk pelumasan ini, maka antara poros dan bantalan selalu terdapat suatu lapisan pelumas.Lapisan pelumas tersebut mencegah hubungan langsung antara material, poros dan material bantalan.

b. Pelumasan hidrostatis.

Pelumasan hidrostatis hanya akan tercapai, bila kedua permukaan gesekan memiliki kecepatan yang cukup tinggi satu terhadap yang lainnya. Pada waktu start jalan dan setelah berjalan dari poros dalam bantalan, maka akan terjadi suatu periode pelumasan batas dalam setiap hal.

c. Pelumasan batas.

Pelumasan batas dalam mana terjadi hubungan langsung antara material poros dan bantalan. Akan membawa keausan dengan cepat dari material bantalan akan tetapi juga sering material poros.

2. Tujuan Pelumasan

a. Menurut Suharto (1991), beberapa maksud dari pelumasan mesin sekaligus mencakup tujuan-tujuan diantaranya :

1) Menahan beban mesin

Jadi disini untuk mengantisipasi gerusan Bearing karena kontaknya poros dengan Bearing.

2) Mengendalikan terjadinya getaran

Jadi disini mempunyai aspek yaitu menjaga kelemahan bahan karena beban-beban ekstra dari getaran-getaran mesin.

(28)

16

3) Mencegah terjadinya korosi

Disini korosi oleh uap air, lepasnya electron, atau sebab- sebab lain.

b. Sedangkan Maanen (-) menjelaskan, Dibeberapa tempat pada motor diantaranya bagian-bagian yang bergerak satu terhadap yang lain di berikan bahan pelumas. Tujuan dari pelumasan adalah :

1) Pembatasan gesekan dan keausan gesekan.

2) Penyalur panas gesekan.

3) Pelindung permukaan terhadap korosi.

4) Pembilasan bahan pengotor.

5) Peredam suara.

6 Berfungsi sebagai penutup rapat.

3. Fungsi Sistem Pelumas

System pelumasan merupakan bagian yang penting pada mesin yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang bergerak dan bergesekan.Oleh karena itu, pelumasan sangat diperlukan agar kontak langsung antara dua permukaan benda yang saling bergerak dapat dihindarkan. Sistem pelumasan fungsinya adalah :

a. Mencegah keausan

b. Mengurangi panas yang berlebihan

c. Mengurangi gesekan dan mencegah suara berisik dan permukaan yang saling bergesekan

d. Mencegah terjadinya korosi e. Membersihkan kotoran

(29)

17

sistem pelumasan juga harus dapat menjangkau semua bagian-bagian yang membutuhkan pelumasan yang cukup sesuai dengan kerjanya.

Bagian-bagian yang perlu diberi pelumasan adalah:

1. Dinding silinder, torak, cicin torak, dan pena torak 2. Poros engkol beserta bantalannya

3. Poros nok dan bantalannya 4. Meanisme katup

5. Rantai timing dan poros pompa

(30)

18

Analisis penyebab Piston cepat aus ditinjau dari sistem pelumasan

Identifikasi Masalah :

Penyebab Piston cepat aus ditinjau dari system pelumasan D. KERANGKA PENELITIAN

Gambar 2.9 Kerangka Penelitian Kesimpulan dan Saran 1. Menambah system minyak

pelumasan pada mesin 2. Menggunakan minyak

pelumasan yang sesuai manual book

Penyelesaian Masalah

Faktor apa saja yang menyebabkan piston cepat aus ditinjau dari sistem pelumasan?

Analisis Data

1. Pelumasan yang kurang 2. Pelumasan yang kurang bagus

(31)

19

BAB III

METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian

Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti wawancara , catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain-lain.

Uraian yang lebih jelas kiranya dapat diperoleh dari uraian Sutrisno Hadi sebagai berikut: riset berarti usaha menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan secara ilmiah. Penelitian didefinisikan sebagai: “Suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah” (Sutrisno Hadi, 2001).

Oeh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pendekatan secara analisis kualitatif, yang bertujuan memahami situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok. Menyimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah suatu proses investigasi. Metode ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah ( sebagai lawan eksperimen ) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambil sampel sumber, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian juga menekankan pada obyektivitas dan kejujuran yang diwujudkan dengan menjelaskan tujuan penelitian kepada informan. Data

(32)

20

dan informasi yang digunakan pada penelitian ini didapat dari tinjauan pustaka, observasi, dan wawancara. Informasi yang didapat dari observasi langsung, catatan, wawancara, dan foto kegiatan. Informasi tersebut dalam bentuk dokumen dan catatan peristiwa yang diolah menjadi data.

Adapun tujuh tahap yaitu adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

2. Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian 3. Pengambilan contoh (sampling)

4. Penyusunan daftar pertanyaan 5. Kerja lapangan

6. Editing dan coding 7. Analisis dan laporan B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan untuk melaksananakan penelitian ini yaitu pada saat penulis melaksanakan praktek berlayar. Dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu selama penulis melaksanakan praktek berlayar selama 12 bulan di atas kapal dimana taruna praktek berlayar.

C. Jenis Dan Sumber Data

Sumber data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan laporan Karya Ilmiah Terapan ini merupakan informasi yang penulis peroleh melalui riset pustaka, observasi langsung, dan dari wawancara dari dosen Teknikaatau crew kapalyang bertanggung jawab pada saat penulis

(33)

21

sedang melaksanakan praktek berlayar. Dari sumber-sumber tersebut diperoleh data sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer merupakan data yang bisa dijadikan pedoman awal saat melakukan penelitian. Dalam hal ini, penulis memperoleh data primer dengan cara wawancara dan diskusi dengan crew dikapal.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data ini termasuk sebagai data pendukung dari data primer. Penulis memperoleh data sekunder dari membaca instuction manual book, tinjuan pustaka, dan dokumentasi di kapal taruna praktek berlayar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penyusunan ini berdasarkan data, fakta, serta informasi yang pernah dilakukan selama melaksakan praktek berlayar. Dari semua data, fakta, dan informasi tersebut maka dijadikan bahan acuan dalam penyusunan Karya Ilmiah Terapan ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Metode Wawancara

Menurut Sutrisno Hadi (1989:192), wawancara, sebagai sesuatu proses tanya-jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-

(34)

22

hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya,tampaknya merupakan alat pemgumpulan informasi yang langsung tentang beberapa jenis data social, baik yang terpendam (latent) maupun yang memanifes.

Wawancara adalah alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivations, serta proyeksi seseorang terhadap masa depannya ; mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk menggali masa lalu seseorang serta rahasia-rahasia hidupnya.

Selain itu wawancara juga dapat digunakan untuk menangkap aksi- reaksi orang dalam bentuk ekspresi dalam pembicaraan-pembicaraan sewaktu tanya-jawab sedang berjalan. Di tangan seorang pewawancara yang mahir, wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sekaligus dapat mengecek dan sebagai bahan ricek ketelitian dan kemantapannya. Keterangan-keterangan verbal dicek dengan ekspresi- ekspresi muka serta gerak-gerik tubuh, sedangkan ekspresi dan gerak- gerik dicek dengan pertanyaan-verbal.

2. Metode Studi Pustaka

Menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak- banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber

(35)

23

kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll). Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.

3. Metode Observasi

Penulis menggunakan metode observasi pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyak nya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang relatif sama.

Sebelum observasi itu dilaksnanakan, penulis telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apa yang akan diobservasi dari tema yang telah di ambil oleh penulis. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional, sehingga semua perubahan dan

(36)

24

dampak dari proses perawatan pada boiler ini yang nantinya akan dicatat dalam observasi ini hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut.

E. Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Maman (2002:3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi.

Pada tahap berikutnya metode ini harus diberi bobot yang lebih tinggi, karena sulit untuk dibantah bahwa hasil penelitian yang sekedar mendiskripsikan Karya Ilmiah Terapan dan fakta-fakta tidak banyak artinya. Untuk itu pemikiran dadalam metode ini perlu dikembangkan dengan memberikan penafsiran yang tepat terhadap fakta-fakta yang ditemukan. Dengan kata lain metode ini tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi juga analisa tentang arti data tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dapat diwujudkan juga sebagai usaha memecahakan masalah dengan membandingkan persamaan dan perbedaan gejala yang ditemukan, mengadakan klasifikasi gejala, menilai gejala, menetapkan hubungan antara gejala-gejala yang ditemukan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa metode deskriptif merupakan langkah-langkah melakukan penelitian objektif tentang gejala- gejala yang terdapat di dalam masalah yang diselidiki.

(37)

25

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pokok metode deskriptif adalah:

1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat actual.

2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi arti yang tepat.

Selanjutnya agar penggunaan metode ini dalam memecahkan masalah yang dihadapi dapat mencapai hasil yang baik, maka akan diketengahkan beberapa bentuknya. Bentuk-bentuk pokok dari metode ini digolongkan menjadi tiga bentuk, yaitu:

a. Survei (Survey Studies).

b. Studi Hubungan (Interrelation Studies).

c. Studi Perkembangan (Developtment Studies).

(38)

26

DAFTAR PUSTAKA

Arman, Jordi. (2014). https://jordiarman10.wordpress.com/2014/03/09/definisi piston-engine/. Diakses tanggal 21 April 2016.

Darma, Budi (2011). Komponen Mesin Diesel (Online). : http://budidarma.com/2011/10/komponen-mesin-diesel.html/14042016.

Diakses tanggal 14 April 2016

Darma, Budi (2011). Pengertian Mesin Diesel S(Online).

http://budidarma.com/2011/10/cara-kerja-mesiin-diesel-2-tak.html. Diakses pada tanggal 12 April 2016

Maman, Kh.(2002), Menggabungkan Metode Penelitian Kuantitatif dengan Kualitatif. Makalah Pengantar Filsafat Sai. Program PascaSarjana/S3.IPB.

Maanen,P.Van, Motor Diesel Kapal Jilid 1. Nautech

Philip Kristanto, Ir. (2015). Motor Bakar Torak-teori dan aplikasinya. (Ed I).

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Suharjana, Rahmat. (2013). Makalah Piston (Online).

http://rahmatsuharjana.blogspot.co.id/2013/05/contoh-makalah-- piston.html /. Diakses tanggal 22 April 2016.

Trommel Mans, J. (1993). Prinsip-prinsip Mesin Diesel, Diesel Inspuiting Jakarta:

PT. Rosda Jayaputra.

Gambar

Tabel 4.0 Penelitian sebelumnya
Gambar 2.0 Blok Cylinder  (Sumber : autoexpose.org)
Gambar 2.1 Cylinder Head  (Sumber: diesel-engine.com)  c.  Poros Engkol
Gambar  2.2  Poros  Engkol  (Sumber: id.wikipedia.com)  d.  Cylinder Liner
+7

Referensi

Dokumen terkait