Analisis Perbandingan Metode AHP dan Metode MFEP Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Vendor
Yuda Aji Pramukti, Septi Andryana*
Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika, Universitas Nasional, Jakarta, Indonesia Email: 1[email protected], 2,*[email protected]
Email Penulis Korespondensi: [email protected]
Abstrak−RSUD Pasar Minggu merupakan salah satu Rumah Sakit Umum Non Pendidikan Kelas B yang terletak di jantung kota Jakarta Selatan. Pemilihan Vendor di RSUD Pasar Minggu sebelumnya masih menggunakan metode tradisional dan belum menggunakan sistem. Metode tradisional yang digunakan terdahulu sering mendapatkan beberapa permasalahan yang terjadi mulai dari masalah administrasi data vendor yang belum akurat, penulisan data vendor yang selalu salah, kesalahan penilaian vendor, dan pemilihan penilaian vendor yang tidak sesuai mekanisme yang tepat. Dari permasalahan tersebut, RSUD Pasar Minggu membutuhkan sebuah aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk melakukan pencarian vendor yang akan dipilih untuk sebuah proyek. Berdasarkan hal tersebut RSUD Pasar Minggu merencanakan pembuatan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk melakukan proses pemilihan Keputusan vendor yang terbaik dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh pihak manajemen RSUD Pasar Minggu. penentuan kriteria antar vendor tersebut yaitu C1 (Finance), C2 (Kinerja), C3 (Keselamatan) dan C4 (Kualitas). Pada website Sistem Pendukung Keputsan terdapat 5 menu yaitu Data Vendor, Data Kriteria, Perbandingan Kriteria, Data Penilaian dan Hasil Analisa. Pada perhitungan menggunakan AHP consistency ratio bernilai 0,10 yang artinya data tersebut dinyatakan Konsisten. Serta dalam metode MFEP total Factor Weight sebesar 9,00 dengan rincian Finance 2,00, keselamatan kerja 2,00, kualitas 3,00 dan kinerja 2,00. Dari hasil perhitungan dua metode diatas bahwa urutan pertama perbandingan hasil vendor ditempati oleh PT. Bangun Rezeki dengan presentase menggunakan AHP sebesar 87%, dan menggunakan MFEP sebesar 71%, diposisi kedua oleh PT. Anugerah Bangunan dengan presentase 81% dan 73% dengan MFEP. Serta diposisi terakhir oleh PT. Angka Samudera dengan presentase 72% menggunakan AHP dan 56% menggunakan MFEP.
Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan; Vendor; AHP; MFEP
Abstract−Vendor is a party in the form of a company that provides goods and services to consumers or other business actors.
Pasar Minggu Regional General Hospital is one of the Class B Non-Educational General Hospitals located in the heart of South Jakarta. The selection of vendors at Pasar Minggu Hospital was previously still using the traditional system and had not used it. The traditional method used previously often had several problems, starting from the administration of vendor data that was not accurate, as well as writing vendor data that was always wrong, then there was negligence in vendor assessment, and up to vendor selection that was not in accordance with the right mechanism. From these problems, Pasar Minggu Hospital requires a Decision Support System application in searching for vendors to be selected for a project. Because of this, Pasar Minggu Hospital plans to make a Decision Support System application to carry out the process of selecting the best vendor and in accordance with the criteria determined by the management of Pasar Minggu Hospital. The criteria between vendors include C1 (Finance), C2 (Performance), C3 (Safety) and C4 (Quality). On the Decision Support System website there are 5 menus, namely Company Data, Data Criteria, Criteria Comparison, Assessment Data and Analysis Results. In the calculation using the appropriate AHP consistency ratio of 0.10, it means that the data is declared consistent. And in the MFEP method the total Factor Weight is 9.00 with details of Finance 2.00, work safety 2.00, quality 3.00 and performance 2.00. From the calculation results of the two methods above that the first order of comparison of vendor results is occupied by PT. Bangun Rezeki with a percentage using AHP of 87%, and using MFEP of 71%, in second position by PT. Building Award with a percentage of 81%
and 73% with MFEP. And the last position by PT. Ocean figures with a percentage of 72% using AHP and 56% using MFEP.
Keywords: Decision Support System; Vendor; AHP; MFEP
1. PENDAHULUAN
Vendor adalah pihak yang berbentuk perusahaan yang menyediakan layanan barang dan jasa kepada konsumen.
Dalam transaksi komersialnya, penjual secara umum bertindak sebagai produsen. Dalam kegiatannya penjual tidak hanya berharap pada koneksi antara penjual dan konsumen. Namun bisa dalam bentuk B2B yang mampu mempersiapkan sebagian bahan baku untuk produksi barang jadi. Selain itu, vendor bisa bekerja sama dengan pemerintah (B2G) untuk memenuhi kebutuhan berbagai kebutuhan instansi. [1]
Pada proses pemilihan vendor di RSUD Pasar Minggu sebelumnya masih menggunakan metode tradisional dan belum menggunakan sistem. Metode tradisional yang digunakan terdahulu sering mendapatkan beberapa permasalahan yang terjadi mulai dari masalah administrasi data vendor yang belum akurat, penulisan data vendor yang selalu salah, kesalahan penilaian vendor, dan pemilihan penilaian vendor yang tidak sesuai mekanisme yang tepat.
Dari masalah tersebut, RSUD Pasar Minggu membutuhkan sebuah aplikasi Sistem Pendukung Keputusan dalam melakukan pencarian vendor yang akan dipilih untuk sebuah proyek. Oleh karena hal tersebut, RSUD Pasar Minggu merencanakan realisasi aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk melakukan proses pemilihan Keputusan vendor yang terbaik dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh pihak manajemen RSUD Pasar Minggu.
Sebuah Sistem Pendukung Keputusan (DSS) ialah sistem komputer interaktif yang memudahkan pembuat keputusan memakai data dan model untuk menyelesaikan masalah semi-terstruktur dan tidak terstruktur. [3][4]
Analitycal Hierarchy Proses (AHP) ialah suatu model pendukung keputusan yang pelajari oleh Thomas L.
Saaty, Model pendukung keputusan ini akan menjelaskan masalah multi factor atau multi kinerja yang kompleks sehingga membuat hierarki. [5][4][6]
Metode MFEP (Metode Multi Factor Evaluation Process) ialah metode yang fundamental dari pengembangan metode pada Decision Support System, cara penyelesaian metode ini dengan penilaian subyektif dan intuitif kepada indicator atau faktor penyebab dari suatu masalah yang dianggap penting. [7][4]
Pada penelitian sebelumnya, Pengadaan barang dan jasa adalah salah satu tahap awal pengadaan proyek, termasuk pemilihan pemasok proyek. Beberapa permasalahan yang ada selama pelaksanaan proyek seperti keterlambatan pasokan suku cadang dan tenaga ahli yang tidak kompeten dalam pengerjaan proyek, yang sangat mempengaruhi kelancaran operasional proyek. Memilih pemasok yang tepat menjadi salah satu keberhasilan suatu vendor dalam menjalankan suatu proyek. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang dapat membantu vendor dalam mengambil keputusan khususnya dalam pemilihan pemasok proyek. Dari hasil perhitungan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) untuk memilih pemasok proyek berdasarkan , kriteria kunci terpenting dalam pemilihan pemasok proyek adalah kualitas dengan bobot 0,36 ,.
Supplier B menempati urutan pertama dengan bobot 0.35 atau sebesar 33.1%, Supplier A berada di urutan kedua dengan 0.30 atau 27.4%, Supplier D berada di urutan ketiga dengan 0.18 atau 21.4%, posisi terakhir ditempati oleh supplier C 0.17 atau 18,1%. [6]
Berdasarkan hal tersebut RSUD Pasar Minggu harus menilai vendor secara tepat. Penilaian yang digunakan kepada vendor saat ini masih bersifat subyektif, sehingga belum mampu menjamin tingkat konsistensi penilaian.
Menentukan vendor adalah aktivitas strategis, terutama apabila vendor tersebut akan mempersiapkan item yang penting dan akan digunakan dalam waktu yang lama.[8]
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Tahapan Penelitian
Penelitian membutuhkan desain penelitian, dan pada tahap ini diperlukan sebuah cara untuk mengumpulkan informasi baik berupa informasi kuantitatif maupun kualitatif. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif untuk mengumpulkan informasi dan menggunakan penelitian ini sebagai pendekatan induktif yang menekankan kepada subjektivitas, menentukan kriteria vendor yang berpartisipasi, dan nilai bobot antara vendor, sehingga mudah untuk memutuskan. Setelah kriteria dan nilai antar bobotnya telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai antara kriteria untuk merekomendasikan vendor terbaik. [9]
Gambar 1. Metodologi Penelitian 2.2 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, proses tersebut dilaksanakan untuk memahami tentang sistem yang akan diteliti, pada data dan informasi yang diperoleh akan menjadi bantuan untuk penelitian. Metode yang dilakukan untuk pengumpulan data dengan beberapa metode ialah [10]:
a. Observasi
Mengamati secara langsung di tempat penelitian untuk mengetahui secara pasti dan rinci permasalahan yang ada pada masing masing vendor.
b. Interview
Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan melalui wawancara langsung dengan masing-masing perwakilan vendor
2.2. Penentuan Kriteria Antar Vendor dengan Metode AHP dan Metode MFEP
Pada tahap ini dilakukan penentuan kriteria , penentuan ini dilakukan untuk mengetahui kriteria yang ada disetiap vendor yang terdiri dari beberapa kriteria : [6]
Tabel 1. Penentuan Kriteria Kriteria Nama Kriteria
C1 Finance
C2 Kinerja C3 Keselamatan C4 Kualitas
Dengan menentukan seluruh kriteria dan alternatif pada pemilihan vendor yang telah ditetapkan, maka kriteria dan alternatif lalu dikomparasikan, maka di ciptakan lah hierarki dengan bagan:
a. Pada tahapan atau level tujuan ditempati penilaian proyek vendor
b. Pada tahapan kriteria ditempati oleh empat kriteria, yaitu: finance vendor, kinerja masa lalu, keselamatan dan juga kualitas dari bangunan.
c. Pada tahapan atau level alternatif ditempati empat alternatif, yaitu: PT Jaya Kencana, PT Jaya Abadi, PT Bangun Rezeki, dan PT Putra Kencana.
Gambar 2. Hierarki Keputusan
Setelah menentukan kriteria antar vendor, maka langkah selanjutnya adalah menentukan bobot antar vendor dengan metode mfep yang hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Bobot Nilai MFEP
Finance Kinerja Keselamtan Kualitas
Anggaran bahan bangunan Durasi Kontrak Keselamatan bangunan Kualitas Bangunan Keuangan perusahaan Tenaga Ahli Keselamatan pengunjung Hasil Bangunan
Pada table diatas disebutkan bahwa bobot kriteria finance adalah anggaran bahan bangunan dan keuangan perusahaan, bobot kriteria kinerja adalah durasi kontrak dan tenaga ahli, bobot kriteria keselamatan adalah keselamatan bangunan dan keselamatan pengunjung, bobot kriteria kualitas adalah kualitas bangunan dan hasil bangunan.
2.3. Penentuan Nilai Bobot Antar Vendor dengan Metode AHP dan MFEP
Setelah menentukan nilai kriteria setiap vendor, langkah selanjutnya adalah memilih nilai bobot setiap vendor menggunakan metode AHP, [11] berikut tahapan pengelolaan alternatif yang pada hal ini untuk memilih vendor yaitu :
1. Merinci permasalahan dan mencari solusi yang diharapkan, kemudian membuat hierarki dari masalah yang dihadapi.
2. memilih elemen prioritas.
3. Mempertimbangkan sebuah perbandingan berpasangan disintesis agar mendapat seluruh prioritas.
4. Mengukur Konsintensi Hitung Consistency Index (CI) pada rumus (1) sebagai berikut :
CI = (λmax – n) /n (1)
n = banyaknya elemen.
Hitung Consistency Ratio (CR) pada rumus (2):
CR= 𝐶𝐼
𝑅𝐶 (2)
CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR= Index Random Consistency
5. Pemeriksaan konsistensi hierarki. ketika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus rubah.
tetapi seandainya Rasio Konsistensi (CI/CR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan dapat katakan benar.
Sedangkan Tahap perhitungan bobot dengan metode MFEP ialah tahapan perhitungan bobot antara bobot dengan evaluasi dengan penjumlahan seluruh hasil bobot evaluasi supaya menemukan seluruh hasil evaluasi.[12][4] Penggunaan metode Multi-Factor Evaluation Process bisa digunakan rumus pada rumus (3) dan rumus (4) :
WE = 𝐹𝑊 𝑥 𝐸 (3)
∑𝑊𝐸 = ∑( 𝐹𝑊 𝑥 𝐸 ) (4)
WE = Bobot Evaluasi FW = Bobot Faktor E = evaluasi
∑𝑊𝐸 = Total bobot evaluasi 2.4. Rekomendasi pemilihan vendor
Rekomendasi pemilihan vendor dapat dilakukan setelah mendapatkan hasil dari perbandingan nilai antar vendor dengan metode ahp dan mfep, kemudian hasil dari perbandingan nilai antar vendor tersebut akan menjadi tolak ukur untuk memilih rekomendasi vendor terbaik
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada hasil dan pembahasan ini akan membahas rancangan dan pengujian sistem rekomendasi pemilihan Vendor menggunakan metode AHP-MFEP. Penelitian ini menggunakan perbandingan metode AHP-MFEP, yang akan digunakan untuk merekomendasikan pemilihan Vendor Pada Project pembangunan musala di RSUD Pasar Minggu. Berikut ini adalah tahapan dan tampilan aplikasi system pada project penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Tampilan Website
Menu dashboard ini memiliki beberapa menu yang digunakan untuk memperhitungkan dalam merekomendasikan vendor yang akan digunakan oleh rumah sakit, yang di lakukan dengan menggunakan metode AHP dan MFEP yang terdiri dari menu :
1. Data Vendor, 2. Data Kriteria,
3. Perbandingan Kriteria, 4. Data Penilaian, dan 5. Hasil Analisa
3.1. Perhitungan Metode AHP
Tahapan Awal yang dapat dilakukan dalam menggunakan metode ini, yaitu dengan melakukan normalisasi matriks antar kriteria yang sudah di tentukan pada tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2. Normalisasi Kriteria
kriteria C1 C2 C3 C4
C1 1 2 3 5
kriteria C1 C2 C3 C4
C2 0,5 1 3 4
C3 0,333333 0,333333 1 4
C4 0,2 0,25 0,25 1
total 2,033333 3,583333 7,25 14
Pada table di atas menunjukan beberapa kriteria yang di bandingkan secara berpasangan dengan kriteria lainnya, sedangkan sebaliknya jika kriteria yang sebelum nya sudah di bandikan maka angka yang di bandingkan tersebut akan di bagi 1 dengan angka perbandingan kriteria. [15][16][17][14]
Tabel 3. Nilai Eign Value, Prioritas dan total
kriteria C1 C2 C3 C4 total prioritas eign value C1 0,491803 0,55814 0,413793 0,357143 1,820879 0,45522 0,925613 C2 0,245902 0,27907 0,413793 0,285714 1,224479 0,30612 1,096929 C3 0,163934 0,093023 0,137931 0,285714 0,680603 0,170151 1,233593 C4 0,098361 0,069767 0,034482 0,071429 0,274039 0,06851 0,959138
total 1 1 1 1 4 1 4,215273
Normalisasi merupakan hasil dari pemurnian dari nilai perbandingan antar kriteria yaitu dengan cara di bagi dengan angka total dari tabel 2. [18][4] Pada kolom total merupakan dari angka pejumlahan dari setiap angka kriteria, dan kolom prioritas merupakan hasil dari pembagian total dibagi dengan total kriteria, serta eign value merupakan hasil dari nilai prioritas dikalikan dengan total pada table 3.
Tabel 4. Hasil Konsistensi
CI 0,071757746
RI 0,9
CR 0,079730828
Dari tabel 4 merupakan hasil dari konsistensi data yang sudah di hitungkan secara manual dan hasil dari table di atas menunjukan bahwa data tersebut konsisten, karena jika nilai 𝐶𝑅 < 0.1 maka data tersebut dinyatakan konsisten. [18][4] Sehingga RI yang digunakan yaitu n = 4, RI = 0,9
𝐶𝑅 =𝐶𝐼
𝑅𝐼 (5)
𝐶𝑅 =0,11 1,12 𝐶𝑅 = 𝟎. 𝟏𝟎
Gambar 4. Hasil Matriks Perbandingan Kriteria
Pada Gambar 4 merupakan hasil dari aplikasi yang di uji dari beberapa sumber yang sudah didapatkan.
3.2. Perhitungan Metode MFEP
Perhitungan MFEP yaitu mentukan bobot nilai dari data yang akan di ambil untuk menentukan kelayakan atau rekomendasi untuk mengambil vendor tersebut. [13]
Gambar 5. Perhitungan Factor Weight
Pada gambar 5 diatas adalah untuk menentukan penilaian kriteria yang akan ditentukan sebagai penilaian kriteria disetiap sub yang akan di nilai.
Gambar 6. Data Penilaian
Pada gambar 6 merupakan data penilaian dari data vendor yang akan di nilai sesuai dengan sub kriteria yang sudah di tentukan oleh rumah sakit untuk mempertimbangkan vendor yang akan di rekomendasikan.
Gambar 7. Faktor Evakuasi
Pada gambar 7, merupakan hasil dari perhitungan yang sudah di tentukan oleh bobot sub kriteria sehingga menghasilkan nilai bobot evaluasi.
Gambar 8. Hasil Akhir Penilaian
Pada gambar 8, merupakan tahapan akhir dalam penentuan vendor yang akan di tentukan berdasarkan nilai yang sudah di hitung dengan metode MFEP sehingga menghasilkan nilai total valuasi yang akan di rekomendasi kan untuk menentukan vendor yang akan di tentukan.
3.3. Perbandingan dan rekomendasi pemilihan Vendor
Tabel 5. Perbandingan Hasil Vendor No Alternatif Vendor AHP MFEP
1 PT Bangun Rezeki 87% 71%
2 PT Anugrah Bangunan 81% 73%
3 PT Bangun Berencana 49% 46%
4 PT Jaya Kencana 81% 73%
5 PT Putra Kencana 41% 40%
6 PT Angkara Sedaya 73% 60%
No Alternatif Vendor AHP MFEP 7 PT Dua Jalan Bersama 65% 70%
8 PT Marking Grup 73% 60%
9 PT Bangun Jaya 73% 60%
…….. ……… ………
20 PT Angka Samudera 72% 56%
Pada Table di atas menunjukan nilai perbandingan alternative vendor dengan urutan peringkat yang didapatkan dari Metode ahp dan mfep, pada peringkat pertama yaitu vendor PT Bangun Rezeki memperoleh penilaian Metode Ahp 87% dan Metode Mfep 71%, diikuti dengan PT Anugrah Bangunan pada peringkat 2 dengan penilaian Metode Ahp 81% dan Metode Mfep 73%, dan peringkat ke 3 adalah PT Jaya Kencana dengan penilaian Metode Ahp 81% dan metode Mfep 73%. Berdasarkan perhitungan dan perangkingan tersebut maka nilai dari hasil perhitungan antara metode AHP dan Mfep adalah lebih tinggi menggunakan metode AHP di bandingkan dengan metode Mfep. Persentase ahp yang selalu lebih tinggi dari metode mfep menjadikan penggunaan aplikasi system pendukung keputusan direkomendasikan menggunakan metode ahp. Dan di bawah ini merupakan hasil dari grafik pada tabel di atas untuk mempermudah pembacaan hasil dari perbandingan pada gambar 9
Gambar 9. Perbandingan Hasil AHP dan MFEP
4. KESIMPULAN
Sesuai dengan hasil rancangan,implementasi, pengujian dan analisa yang sudah dikerjakan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan Sistem Pendukung Keputusan Metode AHP dan MFEP diharapkan dapat diterapkan untuk menentukan vendor terbaik yang akan bekerja sama dengan RSUD Pasar Minggu untuk rencana pembangunan musala, aspek penilaian kriteria antar vendor yang dapat di simpulkan adalah PT Bangun Rezeki terpilih sebagai vendor terbaik untuk melakukan projek pembangunan musala di RSUD Pasar Minggu, serta dari hasil perbandingan tersebut menunjukan bahwa Metode AHP lebih tinggi persentasenya di bandingkan dengan Metode MFEP.
REFERENCES
[1] “Apa itu Vendor? Definisi, Tanggung Jawab, Cara Kerja, dan Jenisnya.” https://blog.skillacademy.com/vendor-adalah (accessed Aug. 11, 2022).
[2] “TENTANG KAMI – RSUD Pasar Minggu.” https://rsudpasarminggu.jakarta.go.id/tentang-kami/ (accessed Aug. 11, 2022).
[3] “Sistem Pendukung Keputusan: Metode & Implementasi - Tonni Limbong, Muttaqin Muttaqin, Akbar Iskandar, Agus Perdana Windarto, Janner Simarmata, Mesran Mesran, Oris Krianto Sulaiman, Dodi Siregar, Dicky Nofriansyah,
Darmawan Napitupulu, Anjar Wanto - Google Buku.”
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=6FnYDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=Sistem+Pendukung+Keput usan&ots=XeNUbxOLmJ&sig=ZqZr3ZS7ivs1fQ9NRLVM4vVkbA0&redir_esc=y#v=onepage&q=Sistem Pendukung Keputusan&f=false (accessed Aug. 11, 2022).
[4] M. Iqbal, A. Triayudi, and B. Rahman, “Sistem Pendukung Keputusan Promosi Jabatan Dengan Perbandingan Metode AHP dan MFEP,” J. MEDIA Inform. BUDIDARMA, vol. 6, no. 2, pp. 768–776, Apr. 2022, doi:
10.30865/MIB.V6I2.3550.
[5] “Analytical Hierarchy Process (AHP) Teknik Penentuan Strategi Daya Saing Ker... - Google Books.”
https://www.google.co.id/books/edition/Analytical_Hierarchy_Process_AHP_Teknik/WIOYDwAAQBAJ?hl=id&gbpv
=1&dq=AHP&printsec=frontcover (accessed Aug. 11, 2022).
[6] A. Apriyaningsih, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Vendor Project Menerapkan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP),” TIN Terap. Inform. Nusant., vol. 2, no. 9, pp. 542–550, Feb. 2022, doi: 10.47065/TIN.V2I9.1309.
[7] “Buku Ajar: Sistem Pendukung Keputusan Teori dan Implementasi - Google Books.”
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Sistem_Pendukung_Keputusan_Teo/TeBjDwAAQBAJ?hl=id&gb pv=1&dq=SPK+MFEP&printsec=frontcover (accessed Aug. 11, 2022).
[8] M. Sauqie, I. Budiawan, and U. Nusamandiri, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Vendor Telekomunikasi Pada PT. Indosat Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP),” J. Infortech, vol. 3, no. 2, pp. 157–163, Dec.
2021, doi: 10.31294/INFORTECH.V3I2.11788.
[9] R. Hardianto et al., “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Pemenang Vendor Kontraktor Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus Di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Agam),” INOVTEK Polbeng - Seri Inform., vol. 1, no.
2, pp. 169–176, Jun. 2016, doi: 10.35314/ISI.V1I2.136.
[10] I. Kurnia and A. Muhtarom, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN SISWA TERBAIK MENGGUNAKAN PERBANDINGAN METODE AHP DAN SAW,” J. Inform. dan Komput., vol. 4, no. 3, pp. 164–
172, Dec. 2021, doi: 10.33387/JIKO.V4I3.3339.
[11] S. Saripah and A. Abdullah, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN CALON PEMENANG VENDOR PROYEK DENGAN METODE ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR,” Sist. J. Sist. Inf., vol. 4, no. 3, pp. 54–59, Sep. 2015, doi:
10.32520/STMSI.V4I3.153.
[12] M. Hadi, “Sistem penyeleksian kontraktor untuk sebuah proyek menggunakan logika Multi-Factor Evaluation Process (MFEP),” Jun. 2020.
[13] M. S. D. Putra, S. Andryana, Fauziah, and A. Gunaryati, “Fuzzy analytical hierarchy process method to determine the quality of gemstones,” Adv. Fuzzy Syst., vol. 2018, 2018, doi: 10.1155/2018/9094380.
[14] C. C. Chou and K. W. Yu, “Application of a new hybrid fuzzy AHP model to the location choice,” Math. Probl. Eng., vol. 2013, 2013, doi: 10.1155/2013/592138.
[15] S. Destari and B. K. Simpony, “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Wedding Organizer Menggunakan Metode AHP,” IJCIT (Indonesian J. Comput. Inf. Technol., vol. 3, no. 2, Nov. 2018, doi: 10.31294/IJCIT.V3I2.4665.
[16] F. Annas, D. Ediana, A. Kurniawan, R. Wandira, and S. Zakir, “Decision Support System in Detrmination of Project Vendor Winner Using the Analytical Hierarchy Process (AHP) Method,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1779, no. 1, p. 012006, Feb. 2021, doi: 10.1088/1742-6596/1779/1/012006.
[17] A. R., “Web GIS Penentuan Potensi Usaha Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Peocess (AHP).” 2014.
[18] B. Sudarman, “Pengembangan Sistem Penunjang Keputusan Pemenang Vendor Proyek Pada Pt . Sabila Inti,” 2020.