• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis permasalahan penerapan ktsp pada

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis permasalahan penerapan ktsp pada"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

Sebagai contoh, SMPN 3 Woja masih mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam pembelajaran matematika. Untuk mengetahui kesulitan penerapan kurikulum tingkat satuan dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 Woja tahun pelajaran 2009/2010.

KERANGKA TEORITIK

4 Yatim Riyanto, Pengembangan Kurikulum dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Surabaya: Unesa University Press, 2006), hal.1. Meningkatkan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa, yaitu dengan tujuan agar kurikulum dibuat tidak menyia-nyiakan potensi, kecerdasan, dan kemampuan siswa, melainkan menggunakan potensi yang ada untuk peningkatan.

METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitan

Keberadaan peneliti dalam penelitian ini karena peneliti adalah segalanya dalam proses penelitian, yaitu sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data (instrumen), penafsir atau yang menganalisis data yang diperoleh, kemudian sebagai pelapor hasil penelitian. Peneliti berada di tempat penelitian sampai data yang diperlukan terkumpul atau dengan kata lain peneliti berada di lapangan sampai tercapai kejenuhan pengumpulan data. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SMA Negeri 3 Woja adalah karena sekolah ini telah menerapkan KTSP sejak tahun 2006, sehingga tentunya data yang diperlukan akan mudah diperoleh.

Jenis data yang dikumpulkan berupa deskripsi, deskripsi dan deskripsi pelaksanaan KTSP dalam pembelajaran matematika, permasalahan apa saja yang dihadapi dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam pembelajaran matematika dan berupa solusi (kesimpulan) dari permasalahan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 Woja tahun ajaran 2009/2010. Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif.”30. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data berupa perangkat pembelajaran, data yang berkaitan dengan sekolah.

Dalam triangulasi ada 4 macam teknik yang digunakan untuk mempelajari data yang ditemukan, yaitu triangulasi dengan sumber, metode, peneliti dan teori.

SISTEMATIKA 1. BAB I

  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • A.IV SMOA

Secara geografis gedung SMP Negeri 3 Woja berdiri kokoh di Jalan Diponegoro No.19 Kelurahan Montabaru Kecamatan Woja dengan batas-batas sebagai berikut. Untuk lebih jelasnya jumlah buku pelajaran yang dimiliki SMP Negeri 3 Woja dapat dilihat pada tabel di bawah ini. DETIK. Wakasek Pagi Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap.

Rita Purnamasari, S.Pd Sundusiah, S.Pd Kartini Dewi, S.Ag Saniawati, S.Pd.I Nurunnisyah Syuryani Masyita Abdullah ST. Aminah Nurjannah, S.Pd Jul Ramadhan, S.Pd Adi Ningrat, S.Pd Junariati, S.Pd Wawan, S.Pd Muhlis, S.Ag Aswad, S.Pd Imran Astuti Ilham Laluhudin. Permanente Leraar Permanente Leraar Permanente Leraar Permanente Leraar Permanente Leraar Permanente Leraar Permanente Leraar Permanente Leraar Permanente Leraar Avond Principal Permanente Leraar Permanente Leraar Permanente Leraar Permanente Leraar

Di SMP Negeri 3 Woja, setiap tingkatan kelas dibagi menjadi 6 kelas, yaitu kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, dan VII F serta kelas VIII dan kelas IX.

PENERAPAN KTSP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 3 WOJA

Di SMP Negeri 3 Woja tidak begitu banyak kendala dalam menyusun kalender pendidikan, program semester, alokasi waktu, analisis program semester, analisis hari efektif dan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 Woja belum sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan. Kesenjangan juga terlihat pada media yang digunakan dalam kurikulum antara lain kerucut dan pipa, namun pada praktiknya guru tidak membawa alat peraga untuk menunjang kegiatan pembelajaran, guru hanya menggambar pipa dan kerucut di papan tulis.

Alat peraga di sekolah jarang digunakan karena sebagian besar alat peraga dalam kondisi rusak, sehingga alat peraga di sekolah jarang digunakan. Dan juga banyak alat peraga yang dibutuhkan guru tidak tersedia di sekolah, sehingga terkadang guru membuat sendiri alat peraga dan media pembelajaran. Buku pelajaran matematika berbasis KTSP masih sedikit, sehingga tidak semua orang bisa mendapatkan atau meminjamnya karena jumlahnya yang terbatas.

Untuk memperlancar kegiatan pembelajaran, guru menyarankan siswanya untuk membeli LKS, namun karena faktor ekonomi, banyak siswa yang tidak mampu membeli LKS, dan guru mencoba membuat LKS sendiri berdasarkan buku KTSP.

PERMASALAHAN PENERAPAN KTSP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 3 WOJA

Guru menggunakan metode tradisional untuk menilai keberhasilan siswa, yang hanya didasarkan pada hasil tes pengetahuan tertulis, untuk menilai kemampuan siswa. Merancang penilaian yang akan digunakan untuk menentukan tingkat penguasaan materi pembelajaran tidak menghasilkan upaya untuk menentukan tingkat penguasaan materi pembelajaran. Data penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran tidak sesuai dengan kurikulum yang disiapkan oleh guru.

Perbedaan ini disebabkan karena observasi tanggal 15 Agustus 2009. Metode yang digunakan dalam pengajaran hanya ceramah dan latihan, sedangkan metode yang tercantum dalam RPP adalah metode diskusi kelompok, demonstrasi, ceramah, tanya jawab, permainan, penemuan dan penugasan. Dalam RPP disebutkan bahwa media yang digunakan adalah tabung, kerucut, sedangkan dalam prakteknya tabung dan kerucut hanya ditampilkan dalam bentuk gambar di papan tulis. Di SMP Negeri 3 Woja tersedia alat peraga, namun banyak yang rusak, sehingga guru jarang menggunakan media ajar dalam mengajar dalam proses belajar mengajar.

Guru jarang menggunakan alat peraga dan alat peraga karena sekolah tidak memiliki media yang diperlukan, bahkan jika media dalam kondisi buruk.

UPAYA PENYELESAIAN PERMASALAHAN PENERAPAN KTSP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 3 WOJA

Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guru tentang Kurikulum Tingkat Satuan (UTC) melalui pelatihan atau lokakarya. Selain siswa yang belum mengenal kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (UTL), guru juga belum mengenal kurikulum baru. Untuk membiasakan tim pengajar dengan kurikulum, kepala sekolah SMP Negeri 3 Woja selalu memberikan kesempatan kepada staf pengajar untuk mengikuti pelatihan atau seminar.

Walaupun diketahui bahwa peluang yang dimiliki oleh setiap guru tidak sama, namun ada juga guru yang belum pernah mengikuti kegiatan tersebut, karena guru yang mengikuti pelatihan atau seminar ditunjuk langsung oleh kepala sekolah.

PEMBAHASAN

PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 3

SMP Negeri 3 Woja memilih menyusun kurikulum dengan membentuk tim di sekolah, karena masih banyak guru yang belum bisa menyusun kurikulum secara mandiri, maka SMP Negeri 3 Woja melakukan upaya agar KTSP dapat berjalan, sebagaimana mestinya, sehingga tidak ada copy paste atau plagiarisme silabus. Pemahaman guru dalam menyusun RPP masih kurang, terlihat dari ketidaksesuaian antara metode yang digunakan dengan kegiatan inti, kegiatan inti tidak mencerminkan metode yang digunakan. Begitu juga dengan contoh instrumen untuk mengukur pemahaman siswa agar tidak menguji pemahaman siswa terhadap materi yang tingkat kesulitannya paling rumit.

Kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan RPP yang dirancang, perbedaan RPP yang disusun dengan praktik dapat dilihat pada metode dan media yang digunakan. Tetapi metode pengajaran harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan, metode pengajaran yang tercantum diintegrasikan ke dalam satu pengalaman belajar siswa, serta media pembelajaran yang digunakan. Penilaian dilakukan oleh guru matematika di SMP Negeri 3 Woja terhadap kemampuan siswanya dengan menggunakan penilaian berbasis kelas.

Perangkat pembelajaran disiapkan secara individual kecuali silabus, dalam penyusunan RPP guru masih kurang memahami apa saja yang termasuk dalam RPP, dalam kegiatan pembelajaran guru kurang memperhatikan perkembangan afektif dan psikomotor siswa, tetapi lebih berkaitan dengan perkembangan kognitif, dan juga proses pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang dirancang, penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa menggunakan penilaian berbasis kelas.

PERMASALAHAN PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI

Kurangnya pemahaman ini terlihat dari metode pembelajaran yang tercantum dalam RPP yaitu diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan. Dari penyajian data juga diketahui bahwa rumusan penilaian dalam RPP tidak memiliki pertanyaan yang mengarah pada upaya untuk mengetahui pencapaian tujuan dan indikator. Metode yang digunakan hanya ceramah dan latihan, sedangkan RPP meliputi diskusi kelompok, demonstrasi, ceramah, tanya jawab, permainan, penemuan dan penugasan.

Dari pemaparan data diketahui bahwa di SMP Negeri 3 Woja belum banyak tersedia alat peraga dan media pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran matematika karena alat peraga dan media pembelajaran sudah banyak yang rusak. Alat peraga dan media pembelajaran merupakan alat untuk memperlancar kegiatan pembelajaran, dengan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran dapat membantu mempercepat proses pemahaman siswa. Mengetahui pentingnya fungsi media pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran sendiri.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa permasalahan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (UTL) dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 Woja adalah kurangnya pemahaman guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LPP), kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LPP) yang dikembangkan, serta kurangnya ketersediaan alat bantu pembelajaran dan media pembelajaran yang mendukung kegiatan pembelajaran matematika.

UPAYA PENYELESAIAN PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Upaya kepala sekolah SMP Negeri 3 Wo untuk mengurangi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis KTSP adalah dengan memberikan kesempatan kepada guru matematika untuk mengikuti pelatihan atau workshop pembelajaran. Dengan mengikuti pelatihan atau workshop, ia diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi para guru. Karena materi dalam setiap pelatihan atau workshop selalu disesuaikan dengan perkembangan yang sedang terjadi di dunia pendidikan.

Pelatihan atau workshop selain memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi, juga memberikan kontribusi terhadap permasalahan tersebut, karena adanya guru. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa kesempatan yang diberikan kepada guru untuk mengikuti pelatihan atau workshop tidak merata. Dan guru yang sering diutus untuk mengikuti pelatihan atau workshop harus bisa mentransfer ilmu yang didapat dari kegiatan tersebut kepada guru lainnya.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa solusi yang kami cari untuk mengatasi permasalahan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 Woja adalah membandingkan RPP yang diterapkan di sekolah lain dengan RPP yang dibuat. oleh rekan-rekan dengan RPP buatan sendiri, membuat media pembelajaran sendiri dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guru tentang KTSP melalui pelatihan atau workshop.

PENUTUP

SIMPULAN

RPP) dan kurangnya alat peraga dan media pembelajaran yang mendukung kegiatan pembelajaran matematika. Upaya pemecahannya dalam rangka mengatasi permasalahan implementasi kurikulum tingkat satuan (KTSP) dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 Woja membandingkan kurikulum yang diterapkan di sekolah lain dan kurikulum yang dibuat oleh rekan kerja, dengan kurikulum buatan sendiri, pembelajaran sendiri. media dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guru tentang KTSP melalui pelatihan atau workshop.

SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Peningkatan kualitas Pendidikan masih terus dilakukan, salah satunya adalah pemberlakuan KTSP pada tahun ajaran 2006/2007. dalam KTSP setiap satuan