• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Distribusi Pendapatan di Aceh Bagian Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Distribusi Pendapatan di Aceh Bagian Timur"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Distribusi Pendapatan di Aceh Bagian Timur

Fadillah 1, Puti Andiny 2*, Rinaldi Syahputra3

123 Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra

2*Corresponding Author :putiandiny@unsam.ac.id

Abstract

The data used in the research is secondary data, in the form of data on Gross Regional Domestic Product (GRDP), Population, Human Development Index and Income Distribution in Eastern Aceh for 2012-2021. The data analysis method used is Panel Data Regression Analysis, this is to find out how much influence Economic Growth, Population and Human Development Index have on Income Distribution in Eastern Aceh. The research results show that the Economic Growth variable partially has no effect on the Income Distribution variable in Eastern Aceh, with the value for variable X1 (economic growth) being 0.9402. Based on these results, H0 is accepted, which means that the variable X1 (economic growth) partially has no effect on the Income Distribution variable in Eastern Aceh. Then the research results show that the value for variable X2 Number of Population is 0.5946. Based on these results, H0 is accepted, which means that variable X2 (population number) partially has no effect on income distribution in eastern Aceh. Then the research results show that the value for variable X3 Human Development Index is 0.0006. Based on these results, H0 is rejected, which means that variable X3 (human development index) partially influences income distribution in eastern Aceh. Based on these results, economic growth and population simultaneously have no effect on income distribution in eastern Aceh, then the human development index simultaneously influences income distribution in eastern Aceh.

Keyword: Economic Growth, Population, Human Development Index, Income, Distribution

Abstrak

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder, berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Jumlah Penduduk, Indeks Pembangunan Manusia dan Distribusi Pendapatan Di Aceh Bagian Timur tahun 2012-2021. Metode analasis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Data Panel, hal ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk dan Indeks pembangunan Manusia terhadap Distribusi Pendapatan Di Aceh Bagian Timur. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Pertumbuhan Ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Distribusi Pendapatan Di Aceh Bagian Timur, dengan nilai untuk variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) adalah 0,9402. Berdasarkan hasil tersebut maka H0 diterima yang artinya variabel X1

(pertumbuhan ekonomi) secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Distribusi Pendapatan Di Aceh Bagian Timur. Kemudian hasil penelitian menunjukkan nilai untuk variabel X2 Jumlah Penduduk adalah 0,5946. Berdasarkan hasil tersebut maka H0 diterima yang artinya variabel X2 (jumlah penduduk) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Distribusi Pendapatan Di Aceh Bagian Timur. Kemudian hasil penelitian menunjukkan nilai untuk variabel X3 Indeks Pembangunan Manusia adalah 0,0006. Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak yang artinya variabel X3 (indeks pembangunan manusia) secara parsial berpengaruh terhadap Distribusi Pendapatan Di Aceh Bagian Timur. Berdasarkan hasil tersebut maka Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah penduduk secara simultan tidak berpengaruh terhadap Distribusi Pendapatan Di Aceh Bagian Timur, kemudian Indeks Pembangunan manusia secara simultan berpengaruh terhadap Distribusi Pendapatan Di Aceh Bagian Timur.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk, Indeks Pembangunan, Manusia, Distribusi Pendapatan

(2)

PENDAHULUAN

Distribusi pendapatan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk melihat penyebaran pendapatan ataupun pemerataan hasil pembangunan disuatu daerah ataupun Negara dan distribusi pendapatan merujuk pada penyaluran pendapatan melalui penyelesaian pekerjaan dalam pengadaan barang, jasa, dan bidang niaga. Pendapatan dan kekayaan bukan tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai tujuan lain.

Masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan produktivitas dari setiap individu dimana satu individu atau kelompok mempunyai produktivitas lebih tinggi dibanding dengan individu atau kelompok lain. Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan merupakan indikator dari distribusi pendapatan masyarakat disuatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu.

Kecenderungan kenaikan tren ketimpangan pendapatan tersebut terjadi baik level nasional, perkotaan, pedesaan, juga semua provinsi di Indonesia. Distribusi dapat dikatakan sebagai kegiatan ekonomi lebih lanjut dari kegiatan produksi yang diperoleh kemudian disebarkan serta dipindah tangankan dari satu pihak ke pihak yang lainnya. Tahun 2017- 2018 Indeks rasio gini Aceh Timur mengalami peningkatan sebesar 0,265 - 0,272, terjadinya penurunan pada tahun 2019 sebesar 0,249 dan meningkat kembali tahun 2020 sebesar 0,282, serta mengalami penurunan tahun 2021 sebesar 0,272. Kota Langsa pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 0,342 serta meningkat kembali di tahun 2018-2019 sebesar 0,356 - 0,363 dan di tahun 2020-2021 menurun kembali sebesar 0,356 – 0,340. Pada wilayah Aceh Tamiang mengalami penurunan tahun 2017 sebesar 0,295, dan tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 0,328, serta mengalami penurunan tahun 2019-2020 sebesar 0,289 – 0,264, dan meningkat kembali tahun 2021 sebesar 0,276.

Tabel 1. Distribusi Pendapatan

TAHUN Aceh Timur Kota Langsa Aceh Tamiang

2017 0,265 0,342 0,295

2018 0,272 0,356 0,328

2019 0,249 0,363 0,289

2020 0,282 0,356 0,264

2021 0,271 0,340 0,276

Sumber: Badan Pusat Statistik 2021

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu ukuran kinerja pembangunan daerah khususnya dibidang perekonomian. Pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar konstan, yaitu dengan menghilangkan faktor perubahan harga (inflasi) dan menggunakan faktor perubahan pengali harga konsta (at

(3)

consta price inflation factor) sehingga diperoleh gambaran peningkatan produksi secara makro.

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan per kapita masyarakat tanpa memandang apakah terjadi perubahan dalam struktur ekonomi atau tidak, jadi pertumbuhan tersebut dapat dicapai serta terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi, dimana laju pertumbuhan suatu daerah dapat dicerminkan dari perubahan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di 3 kabupaten/kota terus mengalami peningkatan dari tahun 2017-2021 sebesar Rp.8.851.279,93 – Rp.11.197.059,00 di kabupaten Aceh Timur. Dan Kota Langsa meningkat sebesar Rp.4.538.276,43 – Rp.5.781.668,78. Serta pada kabupaten Aceh Tamiang terus meningkat sebesar Rp.6.518.270,50 – Rp.8.857.480,80.

Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi

TAHUN Aceh Timur Kota Langsa Aceh Tamiang 2017 8.851.279,93 4.538.276,43 6.518.270,50 2018 9.408.874,73 4.873.136,18 6.991.449,00 2019 9.998.153,00 5.236.223,62 7.385.341,20 2020 10.349.831,37 5.274.021,46 7.512.694,20 2021 11.197.059,00 5.781.668,78 8.857.480,80 Sumber: Badan Pusat Statistik 2021

Matondang (2018) berpendapat angka penduduk yang tinggi sebenarnya tidak akan memicu masalah jika masyarakatnya memiliki produktivitas yang tinggi yang nantinya tidak akan menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Masalah kependudukan yang memengaruhi tercapainya target pembangunan di Indonesia ialah sistem persebaran penduduk dan pergerakan tenaga kerja yang kurang seimbang, baik dilihat dari sisi antar daerah, pedesaan maupun perkotaan. Jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan permasalahan mendasar, karena pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat serta menekan angka kemiskinan.

Berdasarkan data BPS jumlah penduduk di Aceh Bagian Timur ini mengalami peningkatan setiap tahunnya secara terus menerus. Kabupaten Aceh Timur memiliki jumlah penduduk terbanyak diantara kedua wilayah lain, hal ini terlihat seimbang dengan luas wilayahnya yang paling luas diantara kabupaten atau kota lain di Aceh Bagian timur. Jumlah penduduk dari ketiga-tiga wilayah mengalami peningkatan dan penurunan terutama pada wilayah Aceh Tamiang yang terus meningkat di tahun 2017-2019 sebesar 287.007 - 295.011 jiwa dan terjadi penurunan tahun 2020 sebesar 294.356 jiwa, serta meningkat kembali tahun 2021 sebesar 279.052 jiwa. Serta pada wilayah Aceh Timur tahun 2017-2019 meningkat sebesar 419.594 - 436.081 jiwa dan menurun tahun 2020 sebesar 422.401 jiwa, serta meningkat kembali tahun 2021 sebesar 427.003. Dan wilayah Kota Langsa terus mengalami peningkatan dari tahun 2017-2021 sebesar 171.574 – 188.088 jiwa.

(4)

Tabel 3. Jumlah Penduduk

TAHUN Aceh Timur Kota Langsa Aceh Tamiang

2017 419.594 171.574 287.007

2018 427.567 174.318 291.112

2019 436.081 176.811 295.011

2020 422.401 185.971 294.356

2021 427.003 188.088 297.052

Sumber: Badan Pusat Statistik 2021

Pembangunan manusia ialah salah satu indikator terciptanya pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, dan untuk mengukur mutu modal manusia.

Tingkat pembangunan manusia yang tinggi sangat menentukan kemampuan penduduk dalam menyerap serta mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baik kaitannya dengan teknologi ataupun terhadap kelembagaan sebagai sarana penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.

IPM, tenaga kerja merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan peranan tenaga kerja tersebut sebagai salah satu faktor produksi yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasonal dari segi kuantitas atau jumlah saja. Sementara itu kita beranggapan bahwa jika jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam usaha produksi meningkat maka jumlah produksi yang bersangkutan juga akan meningkat. Maka dengan kata lain jika tidak ada peningkatan jmlah tenaga kerja itu tidak akan berubah, tetapi jika kualitas dari tenaga kerja itu menjadi lebih baik maka dapat terjadi bahwa tingkat produksi akan meningkat (Irawan dan suparmoko,2008).

Tahun 2017-2021, Indeks pembangunan manusia Aceh Timur mengalami peningkatan sebesar 66,32 – 67,83. Kota Langsa pada tahun 2017-2021 terus mengalami peningkatan sebesar 75,89 – 77,44. Pada wilayah Aceh Tamiang mengalami peningkatan tahun 2017- 2021 sebesar 67,99 – 69,48.

Tabel 4. Indeks Pembangunan Manusia

TAHUN Aceh Timur Kota Langsa Aceh Tamiang

2017 66,32 75,89 67,99

2018 66,82 76,34 68,45

2019 67,39 77,16 69,23

2020 67,63 77,17 69,24

2021 67,83 77,44 69,48

Sumber: Badan Pusat Statistik 2021

(5)

KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ialah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari Negara yang bersangkutan untuk menyediakan dan memenuhi berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu ditentukan atau memungkinkan adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuain teknologi intitusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan dengan keadaan yang ada. Untuk melihat suatu daerah meningkatnya kegiatan ekonomi dapat dilihat dari data statistik yang digunakan untuk menilai kinerja disuatu wilayah tertentu atau biasa dikenal dengan istilah produk domestic regional bruto yang mampu memberikan hasil pertambahan nilai dari unit-unit suatu daerah (Manduapessy, 2020).

Pertumbuhan ekonomi menjadi syarat penting terciptanya pertumbuhan inklusif, yaitu pertumbuhan semua pihak dan seluruh sektor ekononomi dilibatkan tanpa adanya diskriminasi sehingga mampu menjamin pemerataan dan juga dapat mengurangi kesenjangan distribusi pendapatan, dan menyerap lebih banyak tenaga kerja (Thahir et al., 2021). Indikator pertumbuhan ekonomi tidak hanya untuk mengukur tingkat pertumbuhan output dalam perekonomian, namun sesungguhnya memberikan indikasi tentang sejauh manakah aktivitas perekonomian yang telah terjadi pada saat suatu periode tertentu telah menghasilkan pendapatan bagi masyarakat.

Jumlah Penduduk

Penduduk yaitu sebagai pemacu pembangunan karena populasi yang lebih besar sebenarnya adalah pasar potensial yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang kemudian akan menggerakkan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomi dalam produksi yang akan bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kemiskinan dari hasil menguntungkan semua pihak, menurunkan biaya produksi dan menciptakan sumber pasokan atau penawaran tenaga kerja murah dalam jumlah yang sangat memadai sehingga pada gilirannya akan merangsang output atau produksi agregat yang lebih tinggi lagi. Dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang berarti tingkat kemiskinan akan turun (Todaro dan Smith, 2016).

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks pembangunan manusia merupakan salah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia. Konsep atau definisi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dapat dipahami dari sudut manusianya bukan hanya dari pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana dikutip dari UNDP (Human Development Report, 2018).

Indeks pembangunan manusia merupakan indeks yang mengukur pencapaian pembangunan sosial ekonomi suatu daerah atau negara yang mengombinasikan pencapaian dibidang Pendidikan, Kesehatan, dan pendapatan riil perkapita yang disesuaikan.

(6)

Distribusi Pendapatan

Masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan produktivitas yang dimiliki oleh setiap individu/kelompok lainnya, sehingga ketimpangan distribusi pendapatan tidak terjadi di Indonesia saja tetapi juga terjadi di beberapa Negara di dunia. Masyarakat yang berbeda mempunyai persepsi yang berbeda pula tentang apa itu adil (merata) dan norma-norma sosial budayanya, sehingga terjadi kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan pemerataan tetap saja menimbulkan consensus bahwa terjadi ketidakmerataan yang cukup besar dalam hal distribusi pendapatan (Setianegara, 2018).

Distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income) atau distribusi antar kelompok pendapatan (size distribution of income) merupakan indikator yang paling sering digunakan. Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah penghasilan yang yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga. Perlu diperhatikan disini adalah berapa banyak jumlah pendapatan yang diterima seseorang. Tidak peduli dari mana sumbernya, baik itu dari bunga simpanan maupun tabungan, laba usaha, utang, hadiah ataupun warisan.

Lokasi sumber penghasilan (desa atau kota) maupun sektor atau bidang kegiatan yang menjadi sumber penghasilan juga diabaikan (Todaro, 2010).

Para ekonom pada umumnya membedakan dua ukuran pokok distribusi pendapatan, yang keduanya digunakan untuk tujuan analisis dan kuantitatif. Distribusi pendapatan perseorangan atau distribusi ukuran pendapatan dan distribusi pendapatan “fungsional” atau pangsa distribusi pendapatan per faktor produksi (Todaro dan Smith, 2016). Adapun factor yang mempengaruhi distribusi yaitu sebagai berikut: Pembangunan sektor pertanian yang kurang merata, Pertambahan penduduk yang tinggi, Inflasi, Ketidak merataan pembangunan daerah, Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek, Rendahnya mobilitas sosial, Pelaksanaan kebijakan industri subtitusi impor, Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi NSB dalam perdagangan dengan Negara-negara maju, Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat, Pendapatan perkapita masyarakat.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan

Ada dua pandangan tentang hubungan pertumbuhan ekonomi dengan distribusi pendapatan, salah satu pandangan ekonom mendukung bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap ketimpangan pendapatan sedangkan pandangan lain mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap ketimpangan.

Pandangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap distribusi pendapatan teori Karl Mark (1787) yang berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahap awal pembangunan akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Kenaikan tingkat upah dari tenaga kerja selanjutnya berpengaruh terhadap kenaikan resiko kapital terhadap tenaga kerja sehingga terjadi penurunan terhadap permintaan tenaga kerja. Akibatnya adalah timbul masalah pengangguran dan ketimpangan pendapatan. Singkatnya pertumbuhan ekonomi cenderung mengurangi masalah kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan hanya pada tahap awal pembangunan, kemudian pada tahap selanjutnya akan terjadi sebaliknya.

(7)

Para ekonom klasik mengemukakan pertumbuhan ekonomi akan selalu cenderung mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan walaupun masih dalam tahap awal pertumbuhan. Bukti empiris dari pandangan isi berdasarkan pengamatan di beberapa negara seperti Taiwan, Hongkong, Singapura, RRC. Kelompok Neo Klasik sangat optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada prakteknya akan cenderung mengurangi ketimpangan dan kemiskinan.

Pengaruh Junlah Penduduk Terhadap Distribusi Pendapatan

Setiap tahunnya jumlah penduduk mengalami peningkatan, laju pertumbuhan penduduk merupakan adanya perubahan jumlah penduduk disuatu daerah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Disetiap daerah memiliki jumlah penduduk yang berbeda-beda meskipun dengan luas yang sama belum tentu daerah yang berdekatan dapat memiliki jumlah penduduk yang sama.

Peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan semakin banyaknya orang yang bekerja atau berproduksi disuatu daerah, dengan adanya produksi dan orang-orang yang berada di daerah tersebut produktif maka akan menyebabkan berjalannya perekonomian di daerah tersebut dengan baik, dan ketika perekonomian berjalan dengan baik maka akan mengurangi tingkat ketimpangan pendapatan.

Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Distribusi Pendapatan

Tinggi atau rendahnya indeks pembangunan manusia akan berdampak pada produktivitas penduduk, semakin rendah indeks pembangunan manusia maka tingkat produktivitas penduduk juga akan rendah kemudian produktivitas yang rendah akan berpengaruh pada rendahnya pendapatan, begitu pula sebaliknya semakin tinggi indeks pembangunan manusia maka semakin tinggi tingkat produktivitas penduduk yang kemudian mendorong tingkat pendapatan menjadi semakin tinggi.

Permasalahan yang terjadi dalam indeks pembangunan manusia pada setiap daerah itu berbeda, hal ini menjadikan indeks pembangunan manusia menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada ketimpangan pendapatan antar daerah. Perbedaan ini yang dapat menjadikan indeks pembangunan manusia sebagai salah satu alat untuk mengukur ketimpangan pendapatan.

Hipotesis

Adapun Hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap distribusi pendapatan di Aceh Bagian Timur

2. Jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap distribusi pendapatan di Aceh Bagian Timur

3. Indeks pembangunan manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap distribusi pendapatan di Aceh Bagian Timur

4. Pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk dan indeks pembangunan manusia secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap distribusi pendapatan di Aceh Bagian Timur.

(8)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana dalam memperoleh data serta penyajian hasil menggunakan angka. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu time series yang diperoleh melalui website Badan Pusat Statistik atau BPS periode 2012 hingga 2021. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi data panel dengan menggunakan perangkat lunak Eviews 10, dengan melalui beberapa rangkain uji common effect model, fixed effect model, random effect model, uji chow, uji hausman, uji lagrange multiplier. Adapun model persamaan regresi data panel sebagai berikut:

(Y) = β0 + β1PE + β2JP + β3IPM + e Keterangan :

Y = Keputusan Distribusi Pendapatan β0 = Konstanta

β1 β2 β3 = Koefisien Regresi Linear Berganda PE = Pertumbuhan Ekonomi

JP = Jumlah Penduduk

IPM = Indeks Pembangunan Manusia e = Variabel Penganggu (Error Term)

Uji chow Jika nilai probability F < 0,05 maka model yang terpilih adalah model FEM dibandingkan dengan CEM. Sebaliknya apabila nilai probability F > 0,05 maka model terpilih yaitu model CEM yang lebih baik daripada model FEM. Uji hausman Jika nilai probability chi-square < 0,05 maka model yang terpilih adalah model FEM dibandingkan dengan REM. Sebaliknya jika nilai probability chi-square > 0,05 maka model REM yang terpilih dibandingkan model FEM. Uji multiplier model terbaik di pilih berdasarkan nilai prob. Brunsch-pagan dimana jika prob. > 0,05 maka yang di terima adalah common effect, namun jika nilai prob. < 0,05 maka model yang di terima adalah random effect.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Pemilihan Model Langkah

Uji chow merupakan tes dalam memilih antara model Common Effect Model (CEM) dan Fixed Effect Model (FEM). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan nilai probability F dengan signifikan. Jika nilai probability F< 0,05, maka model yang dipilih adalah FEM dibandingkan dengan CEM. Sebaliknya jika nilai probability F>0,05 maka model yang dipilih yaitu CEM yang lebih baik daripada FEM

Berdasarkan hasil olahan data diperoleh sebagai berikut:

Tabel 5. Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.766642 (5,21) 0.5841

Cross-section Chi-square 5.029786 5 0.4123 Sumber: Data Diolah Softwer Eviews 10 (2023)

(9)

Berdasarkan hasil dari pengujian chow, diperoleh nilai prob. Nilai Cross-section Chi- square 0.4123 nilai tersebut > 0,05 yang artinya H0 diterima. Maka model terbaik yang dipilih adalah Common Effect Model.

Tabel 6. Uji Hausman

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 3.256716 3 0.3537 Sumber: Data Diolah Softwer Eviews 10 (2023)

Berdasarkan hasil uji hausman di atas maka di peroleh nilai prob. 0,3537 dimana nilai tersebut > 0,05 yang artinya H0 di terima. Maka model terbaik yang dipilih adalah Random Effect.

Tabel 7. Uji Langrange Multiplier (LM)

Null (no rand. effect) Cross-section Period Both

Alternative One-sided One-sided

Breusch-Pagan 0.661962 0.001234 0.663196

(0.4159) (0.9720) (0.4154) Sumber: Data Diolah Softwer Eviews 10 (2023)

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat di lihat bahwa nilai probabilitas Breusch- pagan adalah 0.4159 dimana nilai tersebut > 0,05 yang artinya H0 di terima. Maka model terbaik yang terpilih adalah common effect model.

Hasil Regresi Data Panel

Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk melihat bagaimana arah hubungan antar variabel. Hasil regresi data panel menggunakan model CEM adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Regresi Data Panel

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.063617 0.425839 -0.149391 0.8824

X1 -0.000117 0.001547 -0.075743 0.9402

LOG(X2) -0.013111 0.024333 -0.538801 0.5946

X3 0.007547 0.001932 3.905715 0.0006

R-squared 0.729617 Mean dependent var 0.296200 Adjusted R-squared 0.698418 S.D. dependent var 0.045773 S.E. of regression 0.025137 Akaike info criterion -4.405411 Sum squared resid 0.016428 Schwarz criterion -4.218585 Log likelihood 70.08117 Hannan-Quinn criter. -4.345644 F-statistic 23.38658 Durbin-Watson stat 1.701128 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Diolah Softwer Eviews 10 (2023)

(10)

Berikut hasil uji pada tabel 8:

1. Konstanta sebesar -0.063617 menunjukkan bahwa jika variabel (Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk dan Indek Pembangunan Manusia) adalah nol, maka Distribusi Pendapatan adalah sebesar -0.063617 %.

2. Nilai koefisien regresi X1 (Pertumbuhan Ekonomi) sebesar -0.000117 yang berarti setiap penurunan Pertumbuhan Ekonomi 1% maka Distribusi Pendapatan mengalami kenaikan sebesar -0.000117 %.

3. Nilai koefisien regresi X2 (Jumlah Penduduk) sebesar –0.013111 yang berarti setiap penurunan Jumlah Penduduk 1% maka Distribusi Pendapatan mengalami kenaikan sebesar –0.013111 %.

4. Nilai koefisien regresi X3 (Indek Pembangunan Manusia) sebesar 0.007547 yang berarti setiap kenaikan Indek Pembangunan Manusia 1% maka Distribusi Pendapatan mengalami peningkatan sebesar 0.007547 %.

Tabel 9. Regresi Uji T

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.063617 0.425839 -0.149391 0.8824

X1 -0.000117 0.001547 -0.075743 0.9402 LOG(X2) -0.013111 0.024333 -0.538801 0.5946

X3 0.007547 0.001932 3.905715 0.0006

Sumber: Data Diolah Softwer Eviews 10 (2023) Penjelasan dari tabel 9 adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (X1) terhadap Distribusi Pendapatan (Y)

Hasil uji t pada variabel Pertumbuhan Ekonomi memiliki probabilitas 0.9402 yang berarti > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Distribusi Pendapatan.

b. Pengaruh Jumlah Penduduk (X2) terhadap Distribusi Pendapatan (Y)

Hasil uji t pada variabel Jumlah Penduduk memiliki probabilitas 0.5946 yang berarti >

0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Jumlah Penduduk (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Distribusi Pendapatan.

c. Pengaruh Indek Pembangunan Manusia (X3) terhadap Distribusi Pendapatan (Y) Hasil uji t pada variabel Indek Pembangunan Manusia memiliki probabilitas 0.0006 yang berarti < 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Indek Pembangunan Manusia (X3) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Distribusi Pendapatan.

(11)

Tabel 10. Regresi Uji F

R-squared 0.729617 Mean dependent var 0.296200 Adjusted R-squared 0.698418 S.D. dependent var 0.045773 S.E. of regression 0.025137 Akaike info criterion -4.405411 Sum squared resid 0.016428 Schwarz criterion -4.218585 Log likelihood 70.08117 Hannan-Quinn criter. -4.345644 F-statistic 23.38658 Durbin-Watson stat 1.701128 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Diolah Softwer Eviews 10 (2023)

Berdasarkan tabel 10 terlihat bahwa probabilitas (F-statistic) sebesar 0.000000. Nilai probabilitas tersebut sebesar 0.000000 < 0.05 yang berarti bahwa variabel pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk dan ketimpangan pembangunan antar wilayah secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap Distribusi Pendapatan.

Tabel 11. Regresi Uji R

R-squared 0.729617

Adjusted R-squared 0.698418

S.E. of regression 0.025137

Sum squared resid 0.016428

Log likelihood 70.08117

F-statistic 23.38658

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Diolah Softwer Eviews 10 (2023)

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar 0.698418 atau 69,84%, nilai tersebut menunjukkan bahwa kontribusi seluruh variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 69,84%, sedangkan sisanya 30,16% di jelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan di Aceh Bagian Timur

Hasil analisis variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi pertumbuhan ekonomi sebesar 0.9402, artinya jika pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan 1 persen, maka distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur akan menurun sebesar 0.9402 secara signifikan. Dalam penelitian ini pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pendapatan di Aceh bagian Timur adalah negatif dan tidak signifikan. Hal ini terjadi karena nilai indeks gini semakin mendekati 0 maka distribusi pendapatan semakin merata, sebaliknya jika mendakati 1 maka distribusi pendapatan jadi tidak merata, maka pertumbuhan ekonomi menjadikan distribusi pendapatan lebih merata.

(12)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurlina (2017) dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap distribusi pendapatan.

Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Distribusi Pendapatan di Aceh Bagian Timur Hasil analisis variabel jumlah penduduk berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi jumlah penduduk sebesar 0.5946, artinya jika jumlah penduduk mengalami peningkatan 1 persen, maka distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur akan menurun sebesar 0.5946 secara signifikan. Dalam penelitian ini pengaruh jumlah penduduk terhadap distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur adalah negatif dan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan tinggi jumlah penduduk menyebabkan tingginya ketimpangan distribusi pendapatan dikarenakan terjadinya inflasi, dan secara proporsional diikuti dengan pertambahan produksi barang-barang dan investasi pada wilayah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2015) dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan jumlah penduduk berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap distribusi pendapatan.

Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Distribusi Pendapatan di Aceh Bagian Timur

Hasil analisis variabel Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap Distribusi Pendapatan di Aceh bagian Timur. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0.0006, artinya jika Indeks Pembangunan Manusia mengalami peningkatan 1 persen, maka distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur akan meningkat sebesar 0.0006 secara signifikan. Dalam penelitian ini pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur adalah positif dan signifikan. Hal ini terjadi karena nilai IPM yang tinggi mengindikasi pembangunan manusia yang baik, salah satunya pendidikan. Pendidikan formal yang semakin tinggi akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan yang lebih merata.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2019) dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan indeks pembangunan manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap distribusi pendapatan.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur, sedangkan indeks pembangunan manusia secara parsial berpengaruh terhadap distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk dan indeks pembangunan manusia secara simultan berpengaruh terhadap distribusi pendapatan di Aceh bagian Timur.

Penelitian ini memiliki keterbatasan pada jumlah data dan variabel yang digunakan atau dianalisis sehingga hasil penelitian pembahasannya belum mendalam. Saran yang dapat

(13)

diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian adalah pemerintah diharapkan mampu merumuskan kebijakan ekonomi khususnya yang berkaitan dengan pemerataan distribusi pendapatan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan wilayah. Cetakan pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Ahmad Ma’ruf dan Latri Wihastuti. 2008. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia : Determinan dan Propeknya, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Volume 9, Nomor 1, Hal. 45.

Adinda Banowati. (2021). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, dan Jumlah Penduduk terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Di Kota dan Kabupaten Provinsi Jawa Timur Periode 2016 -2019.

Arsyad, Lincolin. (1999) Perencanaandan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama.

Yogyakarta: BPFE. Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Badan Pusat Statistik Indonesia, (2018). Indonesia Dalam Angka.

Delis, A., Rosmeli, & Sari, N. (2009). Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah di Indonesia Periode 1990 – 2008.

Hendri Alfiansyah, Budyanra. (2019). Analisis Ketimpangan Pembangunan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2017.

Kartira Dorcas Andhiani, Erfit, & Adi Bhakti. (2018). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pembangunan di Wilayah Sumatera. e-Jurnal Perspektif Ekonomi dan Pembangunan Daerah, 7(1), 26-34.

Prana Ugiana Gio. (2015). Belajar Olah Data dengan Eviews. Medan: In USUPress.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23”, Edisi Kelima Cetakan Keenam. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Human Development. Journal. www. Google. com

Marentha Berlianantiya. (2017). Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi antar Wilayah Kebijakan Pembangunan Di Provinsi Jawa Timur.

EQUILIBRIUM, VOLUME 5, NOMOR 2 JULI.

Muhammad Reza, Abd. Jamal, T. Zulham (2019). Analisis Ketimpangan Pembangunan dan Distribusi Pendapatan Wilayah Di provinsi Aceh. JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK INDONESIA, VOLUME 6, NO.1MEI.

Nurlina, T.Muhammad Ikbal Chaira. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan Di Provinsi Aceh. JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 1, NO. 2 OKTOBER , 1-9.

Nur Qalbi Auliah Hamzah. (2019). Pengaruh Tingkat Pengangguran, Distribusi Pendapatan dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Takalar.

Said, Rusli. (2001). Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial.

Siregar, Hermanto dan Dwi Wahyuniarti. (2008). Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. http://scholar.google.co.id/, diakses 11 November 2013.

(14)

Suparmoko dan Irawan. 2008. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE

Safuridar, Atasya Ika Putri (2019). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pengangguran dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan di Aceh Bagian Timur. Jurnal Samudra Ekonomika, 3(1), 34–46.https://www.ejurnalunsam.id/index.php/jse/article/view/1295

Setianegara, R.Gunawan. (2008). Ketimpangan Distribusi Pendapatan, Krisis Ekonomi, dan Kemiskinan. Jurnal ORBITH 4 : 88-95.

Todaro, Michael P dan Simth, Stephen Chow. (2006). Pembangunan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga. _____________. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Kedelapan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Todaro, Michael P, (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (H. Munandar, Trans.

Edisi Ketujuh ed.). Jakarta: Erlangga.

Winarno, Wahyu Wing. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. (U.

S. YKPN, Ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Zulaika Matondang. (2018). Pengaruh jumlah penduduk, jumlah pengangguran dan tingkat pendidikan terhadap ketimpangan pendapatan di desa palopat maria kecamatan padangsidimpuan hutaimbaru. Dalam Jurnal Ihtiyah,2(2).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh

Judul : ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA MEDAN Kategori : TUGAS AKHIR.. Nama : EMMA ALAMSARI TARIGAN Nomor

Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siskawati (2014), yang menyatakan variabel bebas (jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi)

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis apakah variabel pertumbuhan ekonomi, persentase penduduk miskin dan jumlah penduduk yang bekerja di industri manufaktur

Secara parsial Pertumbuhan Ekonomi yang diproksikan oleh PDRB harga berlaku yang berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarikbeberapa kesimpulan sebagai berikut : tidak terdapat pengaruh signifikan antara jumlah Penduduk

Karena Jumlah Penduduk berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi maka perlu perhatian lebih lanjut dari Pemerintahan Kota Banjarbaru supaya Jumlah Penduduk

Ini berarti secara parsial pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kedalaman kemiskinan.Variabel IPM didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,0014