JURNAL
UTARI ARDILLA ICA PUTRI MINANG SARI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN PARIWSATA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2017
ANALISIS POTENSI OBJEK WISATA DI KOTA JAMBI
Utari Ardilla IPMS1, Yuliana2, Hijriyantomi2 Program Studi D4 Manajemen Perhotelan
Jurusan Pariwisata FPP Universitas Negeri Padang Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi budaya di Kota Jambi. Penelitian ini terdiri dari 1 indikator potensi objek wisata yaitu: potensi budaya. Jenis penelitian ini deskriptif dengan data kuatitatif. Informan pada penelitian ini yaitu: Kepala Bidang Pariwisata Kota Jambi, Kepala Bina Program Pariwisata Kota Jambi, Pengelola objek wisata budaya di Kota Jambi, pengunjung objek wisata budaya di Kota Jambi, dan masyarakat sekitar objek wisata budaya di Kota Jambi. Hasil penelitian ditemukan beberapa potensi budaya di Kota Jambi yaitu, situs arkeologi atau peninggalan prasejarah berupa: 1) Rumah Batu Olak Kemang, 2) Makam Habib Idrus Bin Hasan A-jufri (Pangeran Wiro Kusumo) dan Makam Keramat Tambak Habib Husein Bin Ahmad Baragbah Jambi Kota Seberang, 3) Museum Perjuangan Rakyat Jambi, 4) Museum Siginjei, 5) Museum Gentala Arasy, 6) Masjid Al-Falah (Masjid Seribu Tiang). Adat kebiasaan: 1) Adat pernikahan, 2) Rumah tradisional, 3) Makanan khas Jambi (Tempoyak, Malbi, Gulai tepek, Padamaran, Nasi Minyak), Kesenian dan Kerajinan Tangan:
1) Batik Jambi, 2) Anyaman dan Ukiran Kayu, 3) Kompangan (Hadra), 4) Tari Sekapur Sirih, 5) Tari Kompangan Bedana, 6) Tari Zapin Tekuluk, 7) Pentas Festival Harmoni, 8) Haul.
Kata Kunci: Potensi Budaya, Objek Wisata.
1Prodi D4 Manajemen Perhotelan untuk wisuda September 2017
2 Dosen Jurusan Pariwisata Fakultas Pariwisata dan Perhotelan UN
ANALYSIS OF POTENTIAL TOURIST ATTRACTION IN JAMBI CITY
Utari Ardilla IPMS1, Yuliana2, Hijriyantomi2 Program Studi D4 Manajemen Perhotelan
Jurusan Pariwisata FPP Universitas Negeri Padang Email: [email protected]
Abstract
The purpose of this research is to describe the cultural potential in the city of Jambi. This research consists of one indicator of potential tourist attraction that is: cultural potential. The type of this research is descriptive research with qualitative data. Informants in this study are: Head of Tourism of Jambi, Head of Program Development Tourism of Jambi, business cultural attractions in the city of Jambi, visitors to the cultural attractions in the city of Jambi and communities around the cultural attractions in the city of Jambi. The research found few potential of culture in Jambi, namely, archaeological sites or prehistoric form of:
1) Rumah Batu Olak Kemang, 2) Makam Habib Idrus Bin Hasan A-jufri (Pangeran Wiro Kusumo) and Makam Keramat Tambak Husein bin Ahmad Baragbah Jambi Kota Seberang, 3) Museum Perjuangan Rakyat Jambi, 4) Museum Siginjei, 5) Museum Gentala Arasy, 6) Al-Falah Mosque (Mosque of the Thousand Pillar). Traditional customs: 1) Adat pernikahan, 2) Rumah tradisional, 3) Makanan Khas Jambi (Tempoyak, Malbi, Gulai tepek, Padamaran, Nasi Keryak), Arts and Crafts: 1) Jambi Batik, 2) Woven and Wood Carving, 3 ) Kompangan (Hadra), 4) Tari Sekapur Sirih, 5) Tari Kompangan Bedana, 6) Tari Zapin Tekuluk, 7) Harmony Festival, 8) Haul.
Keywords: Cultural Potential, Tourist Attraction.
.
1D4 Hospitality Management Coursesfor graduation on September 2017
2 Tourism Major Lecturer Tourism and Hospitality Faculty UNP
A. Pendahuluan
Perkembangan pariwisata yang begitu pesat dapat memberikan masukan bagi masyarakat, daerah dan Negara, sehingga menjadi faktor penting dalam pembangunan. Untuk itu, kepariwisataan perlu di kembangkan pada masa sekarang dan masa yang akan datang sebagai pariwisata yang potensial. Industri pariwisata di Indonesia sangat menjanjikan karena didukung oleh potensi wisata yang dibilang merata di semua bagian kepulauan Indonesia. Hal ini dapat di lihat dari banyaknya daerah tujuan wisata yang tersebar di seluruh nusantara mulai dari sabang sampai marauke.
Potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (1983: 160-162) adalah,
“Segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang datang berkunjung ke tempat tersebut”. Sukardi (1998:
67), “Potensi wisata segala yang dimiliki oleh suatu daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut”. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah objek wisata, salah satunya yaitu potensi budaya.
Menurut Arjana (2016: 51), “Potensi budaya merupakan ciptaan manusia, komunitas atau bangsa menjadi suatu penciri suatu masyarakat, karena budaya merupakan hasil rasa, daya, dan karsa manusia, contohnya seperti adat istiadat, kerajianan tangan, dan lainnya. Karakteristik budaya dari suatu komunitas memiliki keunikan yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga rasa ingin tahu untuk melihat dan mengetahui budaya lain.
2
Sedangkan menurut Yoeti (1982), “Potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa, dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah nenek moyang berupa bangunan, monument.
Di Kota Jambi memiliki potensi budaya yang beragam, hanya saja belum adanya pengklasifikasian potensi budaya di Kota Jambi. Kebutuhan masyarakat Kota Jambi akan objek wisata cukup tinggi dan jarak objek wisata yang tidak jauh dari pusat kota. Kota Jambi memiliki banyak sekali objek wisata yang berpotensi dan menarik untuk dikunjung. Untuk itu perlu adanya penyelidikan untuk mengetahui apa saja potensi budaya yang di miliki Kota Jambi, sebab Kota Jambi sendiri menyimpan berbagai pesona kebudayaan yang menarik untuk di kunjungi.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya pariwisata relatif kurang, misalnya tentang sapta pesona pariwisata dan tanggapan terhadap wisatawan, sehingga banyak wisatawan yang belum mengetahui potensi budaya yang ada di Kota Jambi, dan belum optimalnya pemerintah dalam mengelola potensi budaya yang dimiliki Kota Jambi. Untuk membuat potensi wisata Kota Jambi memiliki kesan bagi para wisatawan maka pemerintah harus mengoptimalkan dalam membenahi, memperhatikan, mengelola potensi wisata secara professional, sehingga dapat mendukung potensi pariwisata Kota Jambi kedepannya.
Potensi pariwisata yang dimiliki Kota Jambi begitu menarik untuk di kunjungi salah satunya adalah Seberang Kota Jambi atau yang di kenal dengan sebutan Sekoja. Seberang Kota Jambi merupakan kawasan Kota
Jambi yang terletak di tepi utara Sungai Batanghari. Sekoja menyajikan begitu banyak hal yang menarik dan berbeda, mulai dari keindahan panorama, keunikan adat budaya dan kearifan lokal masyarakat, hingga tempat bersejarah dan pusat studi agama islam. Masyarakat Sekoja yang mayoritas terdiri dari suku Melayu Jambi benar-benar masih sangat memegang teguh norma adat yang bernafas keislaman. Sebagaimana ditegaskan dalam seloka adat Melayu Jambi yaitu, adat bersendi syara’, syara’ bersendi Kitabullah. Kueunikan masyarakat Sekoja menjadikan kawasan ini sangat unik untuk dijadikan tujuan wisata budaya guna mempelajari adat budaya masyarakat Melayu Jambi yang sebenarnya.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan potensi objek wisata di Kota Jambi di tinjau dari potensi budaya.
B. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan data kualitatif dengan metode survei. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, informan penelitian ini diperoleh dari Kabid Pariwisata ditandai dengan kode A01 dan Kabid Bina Program Pariwisata Kota Jambi ditandai dengan kode A02, pengelola objek wisata budaya di Kota Jambi ditandai dengan kode B01-B03, Pengunjung objek wisata budaya di Kota Jambi ditandai dengan kode C01-C03, Masyarakat sekitar objek wisata budaya di Kota Jambi ditandai dengna kode D01-D03. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara, dan observasi.
4
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai human instrumenst berfungsi menetapkan fokus masalah, memilih informan sebagai sumber data menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Menurut Sugiyono (2014: 246) teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model Miles dan Huberman dengan melakukan tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil
a) Temuan Umum
Menurut hasil wawancara penulis pada tanggal 8 Juni 2017 dengan Kepala Bidang Pariwisata Kota Jambi Bapak Jaharudin, sebagai informan dengan kode (A01) menyatakan bahwa, Kota Jambi adalah Kota yang memiliki potensi wisata yang sangat potensial salah satunya yaitu potensi budaya, potensi ini sangat menjanjikan dan apabila dikembangkan dengan baik maka akan menarik wisatawan lokal dan mancanegara, dikarenakan lokasi yang strategis dan menarik serta permintaan pasar yang belum terpenuhi akan pariwisata di Kota Jambi. Potensi budaya yang dimiliki Kota Jambi, menurut hasil wawancara peneliti yang dilakukan pada tanggal 8 Juni 2017 dengan Kepala Bidang Pariwisata Kota Jambi Bapak Haharudi, dengan kode informan A01 yaitu, Kota Jambi memiliki potensi budaya yang sangat bagus untuk di kembangkan menjadi objek wisata, salah satunya yaitu Jambi Kota Seberang yang memiliki banyak kebudayaan. Seberang Kota Jambi yang sering disingkat dengan Sekoja
adalah kawasan Kota Jambi yang secara geografis hanya terletak beberapa ratus meter dari pusat Kota Jambi, yang menyajikan hal-hal menarik dan berbeda, mulai dari keindahan panorama, keunikan adat budaya dan kearifan lokal masyarakat, hingga tempat bersejarah dan pusat studi agama islam.
Sejarah singkat dari potensi budaya yang dimiliki Kota Jambi, menurut hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 8 Juni 2017 dengan Kepala Bidang Pariwisata Kota Jambi Bapak Jaharudin, dengan kode informan A01, mengatakan bahwa sejarah singkat potensi budaya yang dimiliki Kota Jambi adalah:
1) Sejarah singkat Rumah Batu Olak Kemang
Rumah Batu Olak Kemang adalah sebuah rumah kono yang terletak di Kelurahan Olak Kemang. Di kawasan Seberang Kota Jambi (Sekoja). Rumah ini dahulunya dimiliki oleh seorang keturunan arab yang sangat kaya pada masanya, Said Idrus.
2) Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Museum Siginjei ini diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada tanggal 10 Juli 1997 secara simbolis bersama dengan pembukaan MTQ Nasional ke28 di Jambi. Dengan berlakunya UU No 22 th 2002 tentang otonomi daerah dan PERDA No 15 tahun 2002 Museum Perjuangan Rakyat Jambi menjadi salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dilingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.
3) Museum Siginjei
Museum Siginjei dibangun pada tahun 1981 di atas tanah seluas 13.350 meter persegi, dengan luas bangunan 4.000 meter persegi. Bangunan museum selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 6 Juni 1988. Bangunan Siginjei Jmabi berarsitektur Kajang Lako,yang menjadi ciri Khas arsitektur Rumah adat masyarakat Jambi.
4) Masjid Agung Al-Falah (Masjid Seribu Tiang)
Masjid yang dijuluki Masjid Seribu Tiang ini mulai dibangun pada 16 Januari 1971 dan di remikan pengguanaannya oleh Presiden RI saat itu pada tanggal 29 September 1980. Berdiri di atas lahan seluas lebih dari 26.890m2 atau lebih dari 2,7 Hektar, sedangkan luas bangunan masjid adalah 6.400m2 dengan ukuran
6
80m x 80m dan mampu menampung 10 ribu jamaah mejadikannya sebagai salah satu landmark Kota Jambi.
5) Batik Jambi
Pada zaman dahulu, Batik Jambi hanya dipakai sebagai pakaian adat bagi kaum bangsawan atau Raja Melayu Jambi. Hal ini berawal pada tahun 1875, Haji Muhibat, memperkenalkan pengolahan batik. Penggunaan motif batik Jambi sejak dahulu tidak dikaitkan dengan pembagian kasta menurut adat, namun sebagian produk yang masih eksklusif pemakaiannya dan masih terbatas di lingkungan istana.
Daya tarik dari potensi budaya yang dimilik Kota Jambi, menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 13 juni 2017 dengan Kepala Bina program Pariwisat Kota Jambi Bapak Suroto, dengan kode informan A02 mengatakan bahwa:
“Kota Jambi adalah ibukota sekaligus kota terbesar di Provinsi Jambi. Sebagai ibukota, Kota Jambi memainkan peranannya yang sangat strategis dalam pariwisata di Kota Jambi karena dari sini akses termudah menuju berbagai objek wisata yang ada di Kota Jambi. Kota Jambi menyimpan berbagai pesona budaya dan venue yang menarik untuk dikunjungi. Sebut saja, pesona keunikan budaya Melayu yang sangat kental dengan nuansa religious di kawasan Sekoja. Nuansa religi tersebut selain tercermin dalam kehidupan sehari-hari, juga dari eksistensi beberapa madrasah dan pondok pesantren di kawasan ini yang berdiri pada awal abad ke- 20”.
b) Temuan Khusus
Situs Arkeologi atau peninggalan prasejarah yang ada di Kota Jambi yaitu Rumah Batu Olak Kemang, menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan wisatawan dengan kode C01 mengatakan bahwa:
“Rumah ini dahulunya dimiliki oleh seorang keturunan arab yang sangat kaya pada masanya, yaitu Said Idrus. Rumah ini menjadi unik karena arsitektur dari rumah ini berbeda dengan rumah masyarakat pada masa itu yang berbahan batu bata, dan memiliki ukiran-ukiran pada dinding rumah. Hanya saja kondisinya saat ini kurang terurus, sehingga seperti bangunan lama yang tidak berpenghuni, jika rumah batu ini dirawat mungkin akan terlihat lebih bagus, dan mungkin saja lebih banyak pengunjung yang
mengunjungi rumah ini, tidak hanya untuk berfoto tetapi lebih ingin tahu bagaimana sejarah awal rumah batu ini”.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan selain Rumah Batu Olak kemang di Kota Jambi terdapat juga Makam Habib Idrus Bin Hasan A-jufri (Pangeran Wiro Kusumo) dan Makam Keramat Tambak Habib Husein Bin Ahmad Baragbah Jambi Kota Seberang, makam ini ramai dikunjungi wisatawan pada saat dilaksanakannya haul untuk mengenang mendiang Pangeran Wiro Kusumo dan Pangeran Keramat Tambak yang dilaksanakan pada bulan januari dan maret. Menurut hasil wawancara peneliti dengan informan dengan kode C02 mengatakan bahwa:
“Museum Perjuangan Rakyat Jambi memiliki kelebihan dimana Museum ini satu-satunya museum yang menceritakan kisah Perjuangan Rakyat Jambi, museum ini bertujuan untuk menghimpun dan melestarikan benda-benda beserta kelengkapannya yang digunakan para pejuang Jambi. Museum ini sangat bagus untuk kita mengetahui dan mempelajari bagaimana perjuangan para pejuang terdahulu memperjuangkan kemerdekaan dari para penjajah terutama bagi kalangan pelajar”.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti menemukan Museum Siginjei merupakan museum yang didalamnya terdapat peninggalan budaya Melayu Jambi, museum ini memiliki sarana dan prasarana yang memadai, SDM yang memadai hanya saja kekurangan dari museum ini adalah kurangnya kunjungan wisatawan ke museum siginjei ini. Informasi tambahan peneliti dapatkan dari Pemandu Museum dengan kode B03 mengatakan bahwa:
“Museum ini bukan hanya menceritakan soal sejarah masuknya islam ke jambi, tetapi juga sebagai ikon wisata Kota Jambi.
Museum ini menyimpan puluhan benda bersejarah mulai abad ke 19, dan memiliki jubbah ulama besar yang pernah berdakwah ke
8
Jambi dan mimbar yang usianya lebih dari 100 tahun. Total koleksi museum ini ada 30 barang bersejarah, selebihnya benda titipan dari masyarakat, Museum Siginjei dan Museum Perjuangan. Museum ini memiliki potensi yang sangat bagus untuk dijadikan ikon wisata budaya untuk Kota Jambi”.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan masyarakat tentang situs arkeologi atau peninggalan prasejarah, masyarakat dengan kode D03 mengatakan bahwa:
“Masjid Seribu Tiang bisa menampung 10ribu jama’ah. Uniknya masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang, walaupun sebenarnya tiang di masjid ini tidak sampai seribu, masjid ini tidak memiliki dinding dan pintu akan tetapi mempunyai ratusan penyangga, memiliki konsep terbuka agar memiliki kesan yang ramah. Masjid ini adalah salah satu masjid kebanggaan masyarakat Kota Jambi. Kondisi bangunan masjid saat ini masih sangat bagus.
Secara Kusus masjid ini memiliki nilai historis tersendiri karena di lokasi ini lah dahulunya berdiri istana Sultan Thaha, Pemimpin dan Pejuang Jambi pada masa penjajahan Belanda. Untuk mencapai masjid ini tidak lah sulit, karena hanya berjarak beberapa menit dari pusat bisnis di Kota Jambi”.
Kota Jambi memiliki kebudayaan yang begitu beragam selain situs arkeologi Kota Jambi juga memiliki adat kebiasaan, menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 8 Juni 2017 dengan Kabid Pariwisata Kota Jambi yang ditandai dengan kode A01 dan A02 mengatakan bahwa:
“Pernikahan di Seberang Kota Jambi masih sangat asli sampai saat ini, artinya masih banyak yang dapat di kembangkan kalau masyakat bisa mengembangkannya. Kebudayaan yang ada di Sekoja memangsudah turun-temurun sampai saat ini, bagaimana cara melamar orang (proses pelamaran), dalam proses pernikahan, kemudiaan dalam pergaulan, dan sampai saat ini masih ada contohnya sekarang ada tari yang menggunakan sarung jika ada seorang pria dekat dengan seorang wanita, kita bisa memlihat dari bentuk sarungnya dan warnanya seperti apa ”.
Informasi tambahan penelitia dapatkan dari hasil observasi yaitu kawasan Seberang Kota Jambi rata-rata masyrakat masih menggunakan
rumah panggung atau rumah tradisional untuk tempat tinggal mereka, kenapa dinamakan rumah panggung karena kawasan Seberang Kota Jambi terletak di pinggiran sungai Batanghari, dan jika musim pengujan kawasan ini akan terendam banjir maka sebagian besar masyarakat Seberang Kota Jambi masih menggunakan rumah panggung ini untuk tempat tinggal mereka. Selain rumah tradisional dan adat pernikahan Kota Jambi juga memiliki makanan khas Jambi informasi didapat dari wawancara peneliti dengan informan dengan kode A02 dan C03 yang mengatakan bahwa:
“Kota Jambi kaya akan kegiatan wisata, salah satunya wisata kuliner. Kota Jambi cukup marak dengan wisata kuliner yang menyediakan santapan khas Jambi, seperti tempoyak, gulai tepek, kopi khas Jambi, malbi, kue padamaran dan lainnya. Wisata kuliner ini tidak hanya memberikan dampak positif kepada pertumbuhan ekonomi Kota Jambi tetapi juga salah satu cara untuk mempromosikan dan juga mempetahankan makanan tradisional atau makanan, jajanan khas daerah Jambi. Rasanya belum lengkap perjalanan wisata jika belum menikmati, kuliner khas Kota Jambi.
Bentangan Sungai Banghari yang membelah wilayah Kota Jambi sangat mempengaruhi kuliner Khas Kota Jambi yang banyak di dominasi oleh makanan berbahan dasar ikan air tawar seperti ikan dan masak hitam dengan racikan bumbu khas”.
Menurut Kabid Pariwisata dan Kepala Bina Program Pariwisata Kota Jambi degan kode informan A01 dan A02 Kota Jambi memiliki berbagai macam kesenian dan kerajinan tangan salah satunya yaitu:
“Batik Jambi merupakan salah satu warisan budaya yang ada di kota jambi. Tempat produksi batik tulis jambi dapat kita jumpai di Kampung Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.
Batik tulis jambi memiliki ciri khas yang sagat unik dan eksotis, sebagian bahan dasarnya berasal dari bahan alami yaitu dari, tumbuh-tumbuhan, getah kayu, daun pandan dan masih banyak lainnya. Selain itu batik Jambi juga memiliki berbagai motif, ada sekitar 31 motif batik tulis Jambi. Dalam perkembagannya saat ini, batik Jambi sendiri masih sering dicari untuk koleksi, studi, dan penelitian sampai dengan bahan pakaian seragam instansi atau dia pendidikan”.
10
Berdasarkan shasil observasi yang peneliti lakukan, masyarakat Seberang Kota Jambi dari dulu hingga sekarang masih membuat kerajianan tangan yang berupa anyaman yang terbuat dari bahan alami, hasil anyaman ini beranekaragam seperti tikar bakul, dan sebagainya, para pengrajin memanfaatkan produk kayu hutan yang banyak terdapat di Jambi. Kota Jambi memiliki keunikan budaya yang sangat beragam, salah satunya adalah kompangan, kompangan ini digunakan masyarakat Kota Jambi dalam berbagai macam kegiatan, misalnya acara pernikahan. Kota Jambi memiliki berbagai macam kesenian tidak hanya seni music tetapi juga memiliki tarian yang potensial, salah sati yaitu tarian sekapur sirih yang sering di gunakan dalam menyambut tamu kehormatan, tari kompangan badana tarian ini merupakan trdisi daerah Jambi yang digunakan masyarakat dalam setiap acara adat, dan ada juga tarian zapin tekuluk.
Ketua Bidang Bina Program Pariwisata Kota Jambi dengan kode informan A02 mengatakan bahwa:
“Kontes festival harmoni merupakan ajang promosi keanekaragaman seni tradisi kebudayaan yang ada di Kota Jambi.
Festival harmoni ini diselenggarakan seminggu sekali tepatnya pada sabtu malam, dalam rangka memperkenalkan kebudayaan yang dimiliki Kota Jambi, agar tidak hilang begitu saja, masyakat Kota Jambi sangat antusias sekali dengan adanya acara kontes festival harmoni yang diselenggarakan tepatnya di pusat kota jambi”.
Kabid Pariwisata Kota Jambi dengan kode informan A01 menambahkan bahwa:
“Setiap tahunnya masyarakat Sekoja selalu rutin mengadakan acara Haul. Peringatan haul ini merupakan agenda tahunan Pemerintah
Kota Jambi, sebagai bagian dari pengembangan Seberang Kota Jambi sebagai destinasi wisata religi di Kota Jambi. Biasanya acara Haul Pangeran Wiro Kusumo ini dilaksanakan pada akhir bulan januari dan haul Pangeran Kramat Tambak yang dilaksanakan akhir bulan februari di Jambi Kota Seberang, yang dihadiri oleh ribuan umat muslim yang datang dari berbagai wilayah di tanah air, da nada juga yang datang dari berbagai Negara juran seperti umat muslim Malaysia, Thailand, dan singapura”.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dengan metode wawancara dan observasi tentang potensi objek wisata di Kota Jambi dapat dilihat bahwa Kota Jambi memiliki potensi budaya berupa:
a. Situs arkeologi atau peninggalan prasejarah yang dimiliki Kota Jambi begitu beragam seperti, Rumah Batu Olak kemang, makam-makam dan beberapa museum, Masjid Al-Falah (Masjid Seribu Tiang) yang ada di Kota Jambi. Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Soekadijo (1996: 54), dimaksud dengan kebudayaan di sini suatu kebudayaan yang masih hidup, akan tetapi juga kebudayaan yang berupa peninggalan-peninggalan atau tempat-tenpat bersejarah, seperti museum, dll. Menurut Ismayanti (dalam Arjana, 2016: 57), Situs arkeologi, sejarah dan budaya wujudnya adalah monument, gedung- gedung bersejarah, rumah ibadah, kota-kota bersejarah, bentang- benteng pertahanan, gua perlindungan, situs purbalakala, dan museum.
b. Adat kebiasaan yang dimiliki Kota Jambi salah satunya yaitu adat pernikahan yang masih sangat asli di Kota Jambi, Rumah tradisional di Seberang Kota Jambi dan makanan Khas Kota Jambi. Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan teori ini menjadi dasar
12
penelitian yaitu menurut Soekadijo (1996: 54), kebudayaan yang di maksud adalah kebudayaan tradisional (adat kebiasaan, kesenian dan kerajinan tradisional). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:
5), adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari generasi ke generasi lainnya sebagai warisan, sehingga integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat.
c. potensi budaya yang dimiliki Kota Jambi salah satunya yaitu kesenian dan kerajinan tangan seperti Batik Jambi yang merupakan hasil kerajinan tangan masyarakat jambi dari dulu hingga sekarang, anyaman, kompangan (Hadra), selain itu juga ada tari-tarian seperti tari sekapur sirih, tari kompangan bedana, dan tari zapain tengkuluk sebagai bentuk seni kebudayaan yang ada di Kota Jambi, dimana tari- tarian ini selalu dimainkan tidak hanya di kalender event Kota Jambi saja, tetapi juga di dalam acara-acara yang diadakan di Kota Jambi.
Dari hasil penelitian dengan metode wawancara dan observasi diatas penulis menemukan hal yang sama dengan teori menurut Ismayanti (dalam Arjana, 2016: 57), Seni dan kerajianan tangan, sifatnya berwujud dan tidak berwujud, seperti berbagai jenis tari, seni musik tradisional, berupa gamelan,seni panggung lainnya, hasil kerajinan patung dan lukisan dan karya arsitektur yang indah dan bernilai seni tinggi.
D. Simpulan dan Saran 1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka dapat diambil kesimpulan potensi objek wisata di Kota Jambi, meliputi potensi budaya sebagai berikut:
1. Kota Jambi memiliki Potensi Kebudayaan warisan yang beragam yaitu a) Situs arkeologi atau peninggalan prasejarah: Rumah Batu Olak Kemang, Makam Habib Idrus Bin Hasan A-jufri (Pangeran Wiro Kusumo) dan Makam Keramat Tambak Habib Husein Bin Ahmad Baragbah Jambi Kota Seberang, Museum Perjuangan Rakyat Jambi, Museum Siginjei, Museum Gentala Arasy, Masjid Al-Falah (Masjid Seribu Tiang).
2. Kota Jambi memiliki Potensi kebudyaan hidup/tradisional yang beragam yaitu
a) Adat kebiasaan: Adat pernikahan, Rumah tradisional, Makanan khas Jambi (Tempoyak, Malbi, Gulai tepek, Padamaran, Nasi Minyak),
b) Kesenian dan Kerajinan Tangan: Batik Jambi, Anyaman dan Ukiran Kayu, Kompangan (Hadra), Tari Sekapur Sirih, Tari Kompangan Bedana, Tari Zapin Tekuluk, Pentas Festival Harmoni, Haul.
2. Saran
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi guna menjadi sumber dalam membuat pemetaan objek wisata Kota Jambi,
14
ada baiknya jika dibuat menjadi buku travel guide bagi Kota Jambi. Dinas Kebuadayaan dan pariwisata Kota Jambi mulai fokus kepada objek wisata yang berkaitan dengan agama islam, hal ini dikarenakan tren wisata untuk Indonesia adalah wisata halal atau moslem friendly, jika sudah ada travel guide maka dapat dilakukan promosi.
Diharapkan pemerintah mendukung, tidak hanya dari segi legalitas tetapi juga dari segi finansial. Agar objek-objek yang potensial secara resmi dapat dijadikan objek wisata.
Catatan: artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dr.
Yuliana, SP, M.Si dan Pembimbing II Hijriantomi Suyuthie, SIP, MM
DAFTAR PUSTAKA
Arjana, I Gusti Bagus. 2016.Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi, Nyoman. 1998. Pengantar Pariwisata. STP Nusa Dua Bali.
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.