TUGAS ANALISA PUTUSAN Hak Atas Kekayaan Intelektual
Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Oleh : Sri Nurmina Sari
Nim : 10400114216
Analisa Putusan
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 66/PDT.SUS-PATEN/2014/PN.NIAGA.JKT.PST
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No.66/PDT.SUS PATEN/2014/PN.NIAGA.
JKT.PST- (terlampir) merupakan kasus perdata khusus, yang mengenai sengketa Paten yang terdiri dari tiga pihak. Pertama adalah DR. IR. TAKAL BARUS AK3 (Pekerjaan Pensiunan BUMN Perkebunan Gol IV/D) selaku Penggugat yang kemudian melawan pihak tergugat I UDJAM JUNUS selaku Direktur PT. Super Andalas Steel dan pihak tergugat II PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Cq. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Cq. Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Cq. Direktorat Paten.
Penggugat telah mengajukan surat gugatan pada tanggal 20 Oktober 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 20 Oktober 2014, yang oada pokoknya menerangkan pihak tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan menggunakan paten ID 0011240 kepunyaan Penggugat dan meminta kepada tergugat I untuk menganti kerugian.
A. MENGENAI DUDUK PERKARA KRONOLOGI
Penggugat adalah penemu (inventor) dan sebagai pemegang Hak Paten No. ID 0011240 tertanggal 21 Oktober 1994 yang telah di daftarkan kepada pemerintah Republik Indonesia Cq Menteri Hukum & HAM RI Cq. Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Cq.
Direktur Paten dengan nomor permintaan P-941799 dan dengan judul penemuan ”metode dan peralatan untuk meningkatkan efisien penggunaan uang dalm pabrik pengolahan kelapa sawit”.
Pada tanggal 27 Juli 2005 penggugat baru diberitahukan untuk mengambil sertifikat patennya di Ditjen HAKI, setelah 9 (Sembilan) tahun telah didaftarkan.
Bahwa terhadap hak paten milik penggugat terdapat 9 klaim yaitu ;
1. Suatu metode untuk meningkatkan efisensi penggunaan uap dalam pabrik pengolaan kelapa sawit dilakukakn dnegan langkah-langkah sebagai berikut;
• Meningkatkan suhu uap super heater boiler 260⁰ Celcius, menjadi sekitar 320⁰ Celcius dipengaruhi rugi factor internal dan eksternal sebesar ± 6%;
• Memasukkan uap bekas dari turbin uap menuju tanki BPV yang berisi dengan suhu 200⁰ Celcius dengan tekanan 3,2 kg 2 cm, terjadi pengembangan uap lebih kurang 1,3 dengan suhu uap 130⁰ Celcius.
• Menyalurkan uap menuju sekurang-kurangnya 3 buah stasiun pengolahan dengan masing-masing stasiun dipasang dengan kondensor sedemikian sehingga suhu uang disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing stasiun pengolahan kelapa sawit dicirikan oleh untuk meningkatkan suhu uap 260⁰ Celcius menjadi 320⁰ celcius pada pipa uap super heater dengan menambah panjang pipa uang super heater dalam runag baker boiler;
2. Metode untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit, sesuai dengan klaim (1), salah satu dari stasiun pengolahan adalah stasiun rebusan, dicairkan oleh memiliki suhu uap disukai 110⁰ Celcius sampai 120⁰ Celcius;
3. Metode untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit sesuai dengan klaim (1), salah satu dari stasiun pengolahan adalah stasiun minyak, dicirikan oleh suhu uap disukai sekitar 100 sampai 110⁰ Celcius;
4. Metode untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit sesuai dengan klaim (1), salah satu dari stasiun pengolahan adalah stasiun penimbunan, dicirikan oleh suhu uap sekitar 50⁰ Celcius;
5. Metode untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit dengan klaim (1) dicirikan oleh untuk meningkatkan suhu uap super heater boiler 260⁰ Celcius menjadi 320⁰ Celcius dipengaruhi factor internal/eksternal sebesar lebih kurang 6%;
6. Peralatan untuk meningkatkan efisiesni penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit, meliputi boiler dengan pipa super heater (2) turbin uap 93) menuju tanki bertekanan BPV (4) menuju masing-masing unit stasiun (5,6,7) pengolahan kelapa sawit, dicirikan oleh masing-masing stasiun dilengkapi dengan kondensor (5a, 6a, 7a) untuk menurunkan suhu uap sesuai dengan suhu yang ditentukan sebelumnya;
7. Peralatan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit menurut klaim 5, dicairkan oleh kondensor (5a) yang digunakan pada unit stasiun rebusan (5) menurunkan suhu uap dari 130⁰ Celcius menjadi sekitar 110 sampai 120⁰ Celcius;
8. Peralatan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit menurut klaim 5, dicirikan oleh kondektur (6a) yang digunakan pada unit stasiun minyak (6) menurunkan suhu uap dari 130⁰ Celcius menjadi sekitr 100 sampai 110⁰ Celcius;
9. Peralatan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit menurut klaim 5, dicirikan oleh kondensor (7a) yang digunakan pada
unit stasiun penimbu (7) menurunkan suhu uap dari 130⁰ Celcius menjadi 50⁰ Celcius;
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggugat memiliki paten yang berhubungan dengan metode dan peralatan untuk meningkatkan efisiensi penggunan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit.
Pada tahun 2003 penggugat pernah melihat dan memeriksa suhu boiler nomor 3 PPTN IV Pasir Mandonge yaitu 320⁰ Celcius melalui termo temperature superheater yang digunakan oleh tergugat I, selain itu tergugat juga membuta/menjual sekaligus melaukan pemasangan metode dan peralatan di PPTN IV Pasir Mandonge tanpa izin dari pengggugat selaku pemagang paten.
Olehnya itu penggugat merasa bahwa tergugat telah menggunakan secara tanpa hak paten ID 0011240.
DUDUK PERKARA
Karena merasa telah dirugikan baik materiil maupun non materiil penggugat kemudian menggugat melalui pengadilan niaga pada pengadilan negeri Jakarta pusat menunut agar menyatakan tergugat telah mekaukan perbuatan melawan hukum dan membayar ganti rugi secara tunai dan sekaligus kerugian metriil senilai 18.17.500.000 dan kerugian immaterial yakni tertekan, terganggu, sebesar 20.000.000.000,-.
Pada hari sidang yang telah diterapkan dari pijak penggugat telah hadir kuasanya Jhon S.E Panggabean, S.H.,M.H, lodewijk Cornelis, S.H, Marasaulina Manurung, S.H, Togap L Penggabeas, S.H.,M.H, Daance Yohanes, S.H. sedang tergugat I diwakili oleh kuasanya Fahmi Assegaf, SH.,MH, Ali Imron,SH dan Sayld Muhammad Faisal,SH. Dan tergugat II hadir kuasanya Baby Mariaty,SH.,MH, Sonya Pau Adu,SH, Achmad Iqbal Taufiq,SH.,MH.
Atas gugatan yang dilayangkan oleh pihak penggugat tersebut pihak tergugat I dan II Kemudian memberikan jawaban yang pada pokoknya menyangkal secara tegas dalil penggugat dan menganggap bahwa pengadilan niaga pada pengadilan negeri Jakarta pusat tidak berwenang mengadili gugatan penggugat, hal itu dikarenakan tergugat I berpendapat bahwa objek perkara yang dilayangkan oleh penggugat adalah perbuatan melawan hukum tentang gugatan ganti rugi atas perbuatan tergugat I sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 118 Jo. Pasal 16 Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten tidak mengenal adanya gugatan perbuatan melawan hukum, akan tetapi gugatan penggugat tersebut masuk domain pengadilan umum.
Tergugat I menganggp bahwa penggugat tidak mempunyai kedudukan mengajukan gugatn Discualificatoire Exceptie hal itu dikarenakan bahwa penggugat mendalilkan dia lah sebagai penemu atau invetor atas paten ID 0011240 akan tetapi berdasarkan pasal 88, 89 dam Pasal 115 UU No. 14 tahun 2001 tentang paten No. ID 0011240 atas nama penggugat telah batal demi hukum, Karena peggugat tidak memenuhi kewajiban membayar biaya
tahunann sebagai mana dalam pasal 18 dan 114 UU No. 14 Tahun 2001 sehingga penggugat sudah tidak mempunyai legal standing.
Yang kemudian berbagai hal tersbut, pihak tergugat I dan II memohon kepada mejelis hakim untuk menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya. Serta ketetapan lain-lainnya.
B. KEPUTUSAN
MASALAH PEMBUKTIAN
A. Penggugat mengajukan replik pada tanggal 25 Nopember 2014, kemudian tergugat I dan II mengajukan duplik pada tanggal 9 Desember 2014, dalam tahapan pembuktian penggugat menguatkan dalil gugatan dengan menyertakan berbagai bukti (P1 sampai dengan P-11) dan penggugat juga menghadirkan seorang ahli.
Dimana ahli tersebut (Prof DR. Farel H Napitupulu) mempunyai keahlian dibidang perpindahan panas & alat penukar kalor. Dimana pada pokok keterangan ahli tersebut menjelaskan bahwa penemuan yang ditemukan oleh penggugat adalah sebuah metode untuk efisiensi penggunan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit.
B. untuk tergugat I mengajukan bukti (T-1 sampai dengan T-12) dan juga mengajukan 2 orang ahli.
Ahli yang pertama ialah Ranggalawe Suryasaladin,SH.,MH,LL.M yang keahliannya adalag guru besar hukum HAKI di Universitas Indonesia. Dimana pada pokoknya ahli menjelaskan seputar pengertian paten, invensi, asas-asas yang ada pada paten, syarat pemberian paten kewajiban pemegang paten, akibat dari pembatalan paten, perbedaan paten proses dan paten produk.
Ahli yang kedua ialah ahli dibidang Keselamatan dan kesehatan kerja bidang pesawar Uap dan Bejana Tekan (David Suprana Sitepu, ST) yang mana pada pokoknya ahli menjelaskan tentang radian, konveksi, spereat dan boiler.
PERTIMBANGAN HUKUM
Melihat perkembangan dan jawab jinawab antara pihak penggugat dan pihak tergugat I dan Tergugat II selama persidangan serta adanya berbagai bukti- bukti serta pada pokoknya gugatan daru penggugat adalah bahwa tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan atau menyediakan untuk dijualatau disewakan atau diserahkan produk yang diberi dan mengekspor, tanpa persetujuan penggugat sebagai pemegang hak paten atas ID 0011240 yang berhubungan dengan metode dari peralatan untuk meningktakan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit, atas tindakan tergugat I yang dengan sengaja memproduksi mesin katen yang (industrial) Boller merk Takuma type N-600 dan N- 1000 dan menjualkan mesin tersebut kepada PPTN IV Pasir mandonge.
Untuk menjawab ini majelis hakim kemudian menggunakan dimensi yuridis apakah tergugat dapat dinyatakan secara hukum telah dengan membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi dan mengekspor, tanpa persetujuan penggugat sebagai pemegang hak paten atas ID 0011240 milik penggugat, dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum.
1. Pasal 16 ayat (1) Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang paten 2. Pasal 18 Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang paten
3. Pasal 88 Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang paten
4. Pasal 89 ayat (1) Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang paten
5. Pasal 114 ayat (1), (2) dan (3) Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang paten
6. Pasal 115 ayat (1) Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang paten
7. Pasal 118 ayat (1) dan (2) Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang paten
FAKTA HUKUM
Maka mejelis hakim mempertimbangkan, telah ditemukan fakta bahwa penggugat berdasarkan atas kewajiban pemegang paten, pasal Undang-undang No 14 tahun 2001 tentang paten telah tidak melaksanakan kewajibannya yakni membayar biaya tahunan sehingga mengakibatkan paten milik penggugat dinyatakan batal demi hukum dan juga mengakibatkan penggugat tidak memiliki legal standing dalam mengajukan gugatan. Dan hal ini dibuktikan dengan adanya surat dengan No. HKI-3- HI.05.06.259 perihal pemberitahuan status paten ID 0011240 dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI-Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual – Direktorat Paten.
PUTUSAN MAJELIS HAKIM
Atas pertimbangan majelis hakim inilah menerima eksepsi dari tergugat dan tidak dapat menerima gugatan dari penggugat dan I dan II, dan membebakan biaya perkata kepada pihak penggugat sebagai pihak yang kalah.
Pada hari selasa tanggal 28 April 2015 kemudian majelis hakim diketuai oleh SINUNG HERMAWAN,SH.,MH dan hakim anggota ROBERT SIAHAN,SH.,MH dan KISWORO,SH.,MH serta dibantu panitera pengganti SURYONO,SH putusan sebagaimana dijelaskan tadi dibacakan didalam persidangan.
*kalimat yang dicetak tebal dan digaris bawah dinilai oleh penulis mempunyai niali penting atau menunjukkan alur yang terjadi dalam berjalannya persidangan.
C. PENALARAN/ALASAN PUTUSAN HAKIM
Sebagaimana telah disebutkan bahwa hakim dalam tugasnya mencari keadilan seadil-adilnya dalam memutuskan sebuah perkara sengketa melakukan pencarian hukum (rechtfinding) dengan metode dan sudut pandangn Yuridis. Dimana hakim melihat fakta-fakta hukum yang ada di kemudian mencari kriteria kriteria sesorang yang melakukan perbuatan melawan hukum dengan membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan atau menyediakan untuk dijualatau disewakan atau diserahkan produk yang diberi dan mengekspor, tanpa persetujuan penggugat sebagai pemegang hak paten atas ID 0011240.
Karena itu mejelis hakim kemudian dalam putusannya menyatakan bahwa gugatan penggugat tidak dapat diterima atau ditolak seluruhnya. Dan memerintahkan kepada pihak penggugat untuk membayar biaya perkara sebagai pihak yang kalah.
Dalam hal ini hakim benar benar menilai bahwa apakah pihak penggugat berhak untuk mengajukan gugatan ganti rugi atas perbuatan melawan hukum dengan membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan atau menyediakan untuk dijualatau disewakan atau diserahkan produk yang diberi dan mengekspor, tanpa persetujuan penggugat sebagai pemegang hak paten atas ID 0011240 oleh tergugat I. untuk melihat itu yang perlu menjadi rujukan pertama adalah :
Pasal 16
(1) Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya:
a. dalam hal Paten-produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produkyang diberi Paten;
b. dalam hal Paten-proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
(2) Dalam hal Paten-proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa persetujuannya melakukan impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku terhadap impor produk yang sematamata dihasilkan dari penggunaan Paten-proses yang dimilikinya.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) apabila pemakaian Paten tersebut untuk kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pemegang Paten.
Pasal 88
Paten dinyatakan batal demi hukum apabila Pemegang Paten tidak memenuhi kewajiban membayar biaya tahunan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Undang-undang ini.
Pasal 89
(1) Paten yang batal demi hukum diberitahukan secara tertulis oleh Direktorat Jenderal kepada Pemegang Paten serta penerima Lisensi dan mulai berlaku sejak tanggal pemberitahuan tersebut.
(2) Paten yang dinyatakan batal dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 dicatat dan diumumkan.
Pasal 114
(1) Pembayaran biaya tahunan untuk pertama kali harus dilakukan paling lambat setahun terhitung sejak tanggal pemberian Paten.
(2) Untuk pembayaran tahun-tahun berikutnya, selama Paten itu berlaku harus dilakukan paling lambat pada tanggal yang sama dengan tanggal pemberian Paten atau pencatatan Lisensi yang bersangkutan.
(3) Pembayaran biaya tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak tahun pertama Permohonan.
Pasal 115
(1) Apabila selama 3 (tiga) tahun berturut-turut Pemegang Paten tidak membayar biaya tahunan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 18 dan Pasal 114, Paten dinyatakan batal demi hukum terhitung sejak tanggal akhir batas waktu kewajiban pembayaran untuk tahun ketiga tersebut.
(2) Apabila kewajiban pembayaran biaya tahunan tersebut berkaitan dengan kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk tahun kedelapan belas dan untuk tahun-tahun berikutnya tidak dipenuhi, Paten dianggap batal demi hukum pada akhir batas waktu kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk tahun tersebut.
(3) Batalnya Paten karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicatat dan diumumkan.
Pasal 118
(1) Pemegang Paten atau penerima Lisensi berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada Pengadilan Niaga setempat terhadap siapa pun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.
(2) Gugatan ganti rugi yang diajukan terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diterima apabila produk atau proses itu terbukti dibuat dengan menggunakan Invensi yang telah diberi Paten.
(3) Isi putusan Pengadilan Niaga tentang gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Direktorat Jenderal paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal putusan diucapkan untuk dicatat dan diumumkan.
yang perllu dipahami adalah bahwa dalam oengajuan gugatn seseorang haruslah mempunyai legal standing artinya bahwa penggugat haruslah mempunyai alasan yang jelas yang diserati dengan fakta hukum kenapa kemudian ia menagjukan gugatan.
Hal hal yang membuat tergugat menang;
1. Penggugat tidak mempunyai kedudukan hukum (legal standing)
2. Berdasarkan ket ahli bahwa paten proses baru dianggap terjadi pelanggaran apabila metode yang digunakan adalah seluruh metode atau fitur pada paten tersebut.