• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis putusan tidak dapat diterima (niet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis putusan tidak dapat diterima (niet"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Staf dan pegawai Pengadilan Agama Praya yang telah membantu dan mengizinkan penelitian di Pengadilan Agama Praya. Analisis Putusan Tidak Dapat Diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) Dalam Perkara Warisan Pada Studi Kasus Pengadilan Agama Praya Tahun 2019.”

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bentuk gugatan yang diputuskan tidak dapat diterima (Declared Inadmissible) dalam perkara waris di Pengadilan Agama Praya. Untuk mengetahui tata cara penyelesaian gugatan yang dinyatakan tidak dapat diterima (Declared Inadmissible) dalam perkara waris di Pengadilan Agama Praya.

Manfaat penelitian

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Dalam penelitian ini terdapat persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu membahas tentang pewarisan. Perbedaan dalam penelitian Nurhasanah adalah pengaruh hukum waris Islam terhadap hukum waris adat masyarakat Sasak di Desa Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, sedangkan peneliti mengkaji tentang analisis putusan atas tuntutan yang tidak dapat diterima dalam perkara waris.

Kerangka Teori

  • Teori Penyelesaian Sengketa
  • Konsep (Niet Ontvankelijke Verklaard) menurut Peradilan Islam Di Indonesia
  • Hukum Kewarisan Islam di Indonesia a. Definisi Hukum Kewarisan Islam
  • Sengketa Kewarisan
  • Konsep Ijtihad
  • Pendekatan Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitian
  • Sumber Data
  • Prosedur Pengumpulan Data a. Metode Observasi
  • Anailisis Data
  • Keabsahan Data

2013).8 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur Avik, keputusan yang tidak dapat diterima dari Niet Ontvankelijke Verklaard (N.O) mengenai subjek yang sama dan mengenai tidak dapat diterimanya klaim surat pengesahan hakim diperiksa. Perbedaan penelitian Nur Avik adalah berfokus pada 2 (dua) kasus pewarisan yang tidak dapat diterima, sedangkan penelitian penulis menganalisis putusan Niet Ontvankelijke Verklaard (N.O) dalam perkara pewarisan tahun 2019, kemudian persamaannya dalam penelitian ini menganalisis tidak dapat diterimanya perkara pewarisan. klaim (Niet Ontvankelijke Verklaard). Pihak yang perkaranya telah dinyatakan tidak dapat diterima oleh pengadilan tingkat pertama (Niet Ontvankelijke Verklaard) mempunyai dua hak: 1) untuk mengajukan kembali.

Penelitian ini dilakukan untuk menyampaikan data sesuai dengan fakta di lapangan dan disusun secara sistematis terkait dengan analisis gugatan tidak dapat diterima (Dinyatakan Tidak Dapat Diterima) dalam perkara waris tahun 2019 di Pengadilan Agama Praya. Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data kasus warisan pada tahun 2019. Peneliti melakukan penelitian di Pengadilan Agama Praya. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan dengan menggunakan alat pengumpul data langsung pada informan sebagai sumber informasi 31 Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang keputusan-keputusan yang tidak dapat diterima pada tahun 2019 dalam masalah warisan budaya.

Observasi dilakukan oleh pegawai (panitera) Pengadilan Agama Praya untuk memperoleh data dan menemukan permasalahan terkait persidangan yang tidak dapat diterima oleh N.O (Niet Ontvankelijke Verklaard) dalam perkara pewarisan tahun 2019. Keabsahan data merupakan salah satu upaya yang dilakukan. Selesai. untuk mendapatkan data yang valid valid Dalam penelitian harus dilakukan uji keabsahan data untuk mendapatkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Melakukan penelitian di Pengadilan Agama Praya, peneliti memperoleh data dari bagian PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu), e-registrasi perkara dan wawancara.

Sistematika Pembahasan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Pengadilan Agama Praya

  • Visi dan Misi a. Visi
  • Kedudukan dan Wilayah Hukum
  • Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Praya
  • Struktur Organisasi Pengadilan Agama Praya
  • Pimpinan Pengadilan Agama Praya Dari Masa Ke Masa Sejak awal berdirinya Pengadilan Agama Praya selama
  • Statistik Pengadilan Agama Praya

Kedudukan Pengadilan Agama Praya secara organisasi, administratif, keuangan dan teknis berada di bawah bimbingan Mahkamah Agung dan Mahkamah Agung Agama Mataram, berkedudukan di wilayah Kota Mataram (ibukota provinsi NTB). Pengadilan Agama Praya, Pengadilan Tingkat Pertama, mempunyai tugas dan wewenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dalam bidang: perkawinan, warisan, wasiat, subsidi, infak, zakat, infaq, sadaqah. dan ekonomi syariah sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015, Pengadilan Agama merupakan pengadilan tingkat pertama yang mempunyai susunan organisasi yang terdiri atas Ketua, Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Muda Perkara, Panitera Muda Permohonan, Panitera Muda Panitera Hukum, Kepala Bagian Umum dan Keuangan, Kepala Bagian Organisasi dan Tata Usaha Kepegawaian, Kepala Bagian Perencanaan dan Pelaporan TI, Wakil Panitera dan Wakil Pejabat Kehakiman/Bailiff.

Saat ini Pengadilan Agama Praya diketuai oleh Syafruddin S.Ag., MSI dan wakil ketuanya adalah Dra. Hakim Pengadilan Agama Praya saat ini berjumlah enam orang, yaitu Ema Fatma Nuris, S.H.I., Nismatin Niamah S.H.I. Jabatan selanjutnya dalam struktur organisasi Pengadilan Agama Praya adalah Panitera. Panitera Peradilan Agama adalah aparatur tata usaha negara yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah tanggung jawab Ketua Pengadilan Agama Praya.

Intermiten Kepemimpinan Pengadilan Agama Praya Sejak berdirinya Pengadilan Agama Praya selama Sejak berdirinya Pengadilan Agama Praya sekitar 45 tahun, kepemimpinan Pengadilan Agama Praya telah mengalami 14 kali pergantian ketua pengadilan dari tahun 1976 sejak berdirinya hingga saat ini pada tahun 2021. Pimpinan Statistik Pengadilan Agama Praya terdiri dari dua bagian, yaitu pertama staf teknis dan kedua staf non teknis. Tata cara penyelesaian tuntutan yang tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) dalam sengketa waris pada pengadilan agama di Praja.

“Hasil wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Praya mengenai gugatan yang diperdebatkan.. a) gugatan error in persona b) gugatan prematur c) gugatan pencemaran nama baik yang tidak jelas d) gugatan di luar yurisdiksi e) gugatan yang telah habis masa berlakunya” 59. Hal ini terungkap dalam wawancara peneliti dengan salah satu hakim Pengadilan Agama Praya yang menyatakan formalitas persidangan sudah baik.

Jenis dan Jumlah Putusan dalam Perkara Waris Tahun 2019 Suatu putusan merupakan mahkota bagi seorang hakim, oleh

Gugatan yang dinyatakan tidak dapat diterima pada prinsipnya merupakan penolakan terhadap surat tuntutan yang tidak memenuhi formalitas surat tuntutan berdasarkan Pasal 8 DCCP dan tidak memperhatikan pokok perkara. Putusan tidak dapat diterima karena gugatan cacat formil, gugatan belum ditindaklanjuti oleh hakim untuk diperiksa dan diadili, sehingga tidak ada objek gugatan dalam putusan yang akan dilaksanakan, banyaknya putusan yang tidak dapat diterima. dalam perkara pewarisan pada tahun 2019 sebanyak 23 (dua puluh tiga) perkara. Pencabutannya disebabkan karena gugatan yang diajukan tidak sempurna, dalil gugatan tidak kuat, atau dalil gugatan bertentangan dengan undang-undang, dan karena telah adanya perdamaian antara kedua belah pihak. Pada tahun 2019 terdapat 21 (dua puluh satu) kasus.

Jenis dan jumlah putusan perkara waris tahun 2019 di Pengadilan Agama Praya berdasarkan data di atas yang diperoleh melalui data SIPP Pengadilan Agama Praya dan dikonfirmasi oleh Deputi.62. Penggugat dan tergugat atau kuasanya ikut serta dalam persidangan berdasarkan panggilan pengadilan agama/pengadilan syar'iyah (Pasal 121, 124 dan 125 HlR, 145 R Bg). Terdakwa dapat mengajukan perkara rekonstitusi (gugatan balik) (Pasal 132a HIR, 158 R Bg) 2) Putusan pengadilan agama/pengadilan syar'iah tentang perceraian.

Prosiding undang-undang yang ditandatangani oleh surat kuasa wakil berdasarkan surat kuasa wakil yang tidak memenuhi syarat Perkara 123(1) 1, HIR;. Selain itu, saman boleh diputuskan TIDAK, jika tujuan saman tidak jelas, maka saman tidak boleh diterima. Prosiding undang-undang yang ditandatangani oleh surat kuasa wakil berdasarkan surat kuasa wakil yang tidak memenuhi syarat Perkara 123(1) 1, HIR.

PEMBAHASAN

Prosedur penyelesaian gugatan yang tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) dalam sengketa waris di Pengadilan

  • Prosedur Penyelesaian Gugatan
  • Prosedur Pendaftaran Perkara Gugatan Pada Pengadilan Agama Praya

Penggugat kemudian menyerahkan laporan bank yang telah lengkap dan menyetor sejumlah uang yang tertera pada laporan bank. Membayar) dan fotokopi surat gugatan atau permohonan yang mencantumkan nomor perkara dan tanggal pendaftaran.66 3. Gugatan tidak dapat diterima yaitu putusan pengadilan yang diajukan penggugat tidak dapat diterima karena ada alasan-alasan yang dibenarkan oleh 67 Ada beberapa kemungkinan alasan: Gugatan tersebut tidak memiliki kepentingan hukum langsung.

Ada berbagai jenis kekurangan formil yang menjadi dasar hakim memberikan putusan akhir dengan diktum tidak dapat diterimanya tuntutan (Niet Ont van kelijk ver klaard).69. Dalam mengambil putusan, majelis hakim telah mempelajari dan mempertimbangkan alasan-alasan yang dikemukakan di muka persidangan dengan mendengarkan pengakuan langsung kedua belah pihak dan dapat menyatakan putusan dengan pernyataan bahwa gugatan tidak dapat diterima. Majelis hakim memutuskan gugatan tersebut tidak dapat diterima karena gugatan tersebut tidak berdasarkan hukum.

Oleh karena itu, Sidang Pengadilan dapat menyatakan keputusan atas tindakan tersebut tidak dapat diterima jika keputusan tersebut negatif. Selain itu tuntutan dapat diputuskan TIDAK, apabila pokok tuntutan tidak jelas maka tuntutan tidak dapat diterima.72. Teori ini mengajarkan bahwa pembelaan tidak hanya cukup untuk menetapkan peristiwa hukum yang menjadi dasar tuntutan, tetapi juga harus menjelaskan fakta-fakta yang mendahului peristiwa hukum yang menimbulkan peristiwa hukum tersebut, dan yang kedua, teori individualisasi.

Ijtihad majelis hakim dalam menjatuhkan putusan (Niet Ontvankelijke Verklaard) dalam sengketa waris di Pengadilan

  • Analisa Perkara

Teori ini menjelaskan bahwa peristiwa-peristiwa hukum yang dinyatakan dalam tuntutan harus secara jelas menunjukkan hubungan hukum (rechtsverhoding) yang melandasi tuntutan tersebut. Sebelum menyusun gugatan, Anda harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan hukum yang memadai tentang permasalahan yang Anda hadapi, dan langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bukti-bukti, dan Anda juga harus mengidentifikasi orang/lembaga/fasilitas kemudian menganalisis hukumnya. 4 Tahun 2004, Pasal 116 tentang kekuasaan kehakiman, yang menyatakan bahwa pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, atau memutus suatu perkara yang diajukan dengan alasan undang-undangnya tidak ada atau tidak jelas, tetapi wajib mengadilinya, oleh karena itu hakim wajib melakukan terobosan hukum/ijtihad.75 .

Ijtihad dapat dilakukan dengan syarat segala upaya dalam peraturan dan perundang-undangan telah dilakukan, namun belum ada titik temu atau jalan keluar dalam putusan perkara, maka di sinilah seorang hakim harus melakukan ijtihad untuk menyelesaikan suatu permasalahan.76 . Ukuran kebenaran ijtihad seorang hakim adalah ketepatan dalam memberikan keadilan kepada para pihak, seperti memberikan hukuman bagi yang zalim, atau memutuskan siapa yang berhak menerima warisan dalam suatu sengketa warisan. Dalam dunia peradilan, seorang hakim wajib melakukan ijtihad dalam penyidikan suatu perkara agar ia benar-benar memahami segala hal yang akan disidangkan. Ijtihad pada tahap ini meliputi penyidikan para pihak, perkara dan tuntutan, hal ini berguna bagi hakim untuk menentukan proses penyidikan selanjutnya dalam memberikan bukti-bukti agar perkara dapat disidik sesuai dengan yang dimaksudkan oleh para pihak sehingga itu tidak menjadi lebih luas.

Dalam memutus suatu perkara, seorang hakim juga harus melakukan ijtihad agar putusan yang diambil mengandung unsur keadilan dan tidak merugikan rasa keadilan pihak-pihak yang mencari keadilan. Dapat disimpulkan bahwa ijtihad bagi hakim adalah suatu proses keikhlasan hakim dengan segenap potensi dan kemampuannya dalam proses penyidikan, mengadili, dan memutus perkara, baik dari segi materiil maupun formil hukum yang berlaku, serta keputusan. 8. ketabahan akhlak seorang hakim yang terangkum dalam kode etik hakim untuk dilaksanakan, bila proses ini dilaksanakan secara maksimal maka hasil ijtihad hakim ada yang benar dan salah, dalam hal ini berupa putusan/putusan yang tetap mulia di sisi Allah dengan satu pahala dan dua pahala. 78.

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

Afif Nurul Laily, Tinjauan Hukum Putusan Tidak Dapat Dinyatakan (N.O), (Disertasi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011). Beni Ahmad Saebani, Fiqh Mawaris, (Bandung: Pustaka Setia, 2012) Budi, Konflik Keluarga dalam Sengketa Warisan di Lombok Tengah. Kajian Analisis Pola Konflik Keluarga dalam Sengketa Warisan di Pengadilan Agama Praya Tahun 2019 (Lombok: Skripsi Fakultas Syariah UIN Mataram, 2020).

Idris Djakfar dan Taufik Yahya, Kompendium Hukum Waris Islam, (Jambi: Pustaka Jaya, 1995).. Hukum Acara Peradilan Agama di Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2017). Nurhasanah Walijah, Dampak Hukum Waris Islam terhadap Hukum Warisan Adat Masyarakat Sasak di Desa Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, (Yogyakarta: Skripsi, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, 2020).

Referensi

Dokumen terkait

xv Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro November 2021 ABSTRAK Refah Rezkiana Putri Adlina Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Kesehatan