LAPORAN PRAKTIKUM II
ANALISIS BORAKS PADA BAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN ALAMI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis senyawa kimia Dosen pengampu : Laily Yunita Susanti, S.Pd., M.Si.
Nama : Anafiatul Fanani NIM : 221101100035 Kelas : IPA 2
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI AHMAD SIDDIQ JEMBER PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN 2024
A. Judul Praktikum
Analisis boraks pada bahan makanan menggunakan bahan alami B. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi adanya boraks pada bahan makanan menggunakan bahan alami C. Dasar Teori
Kunyit atau kunir adalah salah satu rempah yang sering digunakan sehari hari untuk memasak, selain itu kunyit ternyata memiliki manfaat untuk mendeteksi kandungan boraks pada makanan. Dalam kunyit terkandung zat aktif yakni kurkumin, dimana kurkumin ini dikenal dengan antitumor dan antioksidan.
Ekstrak kunyit dapat menjadi indicator pendeteksi boraks pada makanan karena kunyit memiliki zat kurkumin, dimana kurkumin dapat menguraikan ikatan ikatan borak menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi warna rosa. Sehingga apabila ekstrak kunyit di tetesakan pada bahan makanan yang mengandung borak, eksrak kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah bata.
Selain kunyit, bunga sepatu juga dapat menjadi indicator alami pendeteksi boraks pada makanan, dimana bunga sepatu ini mengandung antosianin yang akan berreaksi dengan bahan asam ataupun basa. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Novitasari,2018) didapatkan hasil bahwa ekstrak bunga sepatu dapat menjadi pendeteksi adanya boraks pada makanan. Ekstak bunga sepatu yang semua berwarna orange kecoklatan berubah warna menjadi merah coklat gelap setelah di reaksikan dengan boraks.
D. Alat dan Bahan 1. Alat
a. Blender b. Saring kertas c. Tabung reaksi d. Pipet tetes e. Plat tetes 2. Bahan
a. Kunyit b. Bunga sepatu c. Bahan makanan
a) Krupuk
b) Wafer Goguma d. Aquades
E. Prosedur Praktikum
ambil
haluskan
masukkan
aduk-aduk
10 gram sampel bahan makanan dihaluskan
Tambahkan 20 ml aquades Aduk dan saring
Ambil 5 ml hasil penyaringan
Masukkan ke Tabung reaksi
Persiapan ekstrak kunyit & bunga sepatu
Potong kunyit & bunga sepatu menjadi kecil
Haluskan kunyit & bunga sepatu Sedikit air
10 gram kulit buah naga
20 ml aquades Aduk dan saring
Uji formalin dengan kunyit & bunga sepatu
10 ml hasil penyaringan
Ke 2 tabung reaksi
4 tetes kunyit
Catat hasil pengamatan Persiapan Sampel
4 tetes bunga sepatu
F. Data Hasil Percobaan
No Sampel
Warna ekstrak Kunyit
Sebelum di tetesi sampel Sesudah di tetesi sampel
1 Krupuk Kuning pekat Kuning terang
2 Nabati wafer Kuning pekat Kuning pekat
No Sampel Warna ekstrak Bunga Sepatu
Sebelum di tetesi sampel Sesudah di tetesi sampel
1 Krupuk Ungu ke abu – abu an Abu abu terang
2 Nabati wafer Ungu ke abu – abu an Ungu keabu – abu an agak terang G. Pembahasan
Pada praktikum analisis kandungan boraks pada makanan ini, kami menggunakan bahan alami yakni kunyit dan bunga sepatu sebagi indicator pendeteksi adanya boraks sedangkan, sampel makanan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah krupuk dan wafer nabati.
Dari tabel diatas, percobaan pertama menggunakan krupuk yang diidentifikasikan dengan ekstrak kunyit. Krupuk yang sudah di haluskan di saring dengan menambahkan 20 ml aquades, setelah mendapatkan ekstrak krupuk selanjutnya ekstrak krupuk di teteskan pada plat tetes. Kemudian di tetesi dengan ekstrak kunyit sebanyak 4 tetes dan di aduk perlahan. Pada percobaan pertama ektrak kunyit yang semula berwarna kuning pekat berubah menjadi kuning terang. Terjadinya berubahan yang tidak signifikan dapat di sebut bahwa krupuk tidak mengandung boraks.
Percobaan ke dua menggunakan wafer Nabati yang di identitikasikan dengan ekstrak kunyit. Wafer yang sudah di haluskan di saring dengan menambahkan 20 ml aquades, setelah mendapatkan esktraknya selanjutnya di teteskan pada plat tetes. Ekstrak wafer yang berada di plat tetes di tetesi dengan ekstrak kunyit sebanyak 4 tetes kemudian di aduk dengan perlahan. Percobaan kedua ini, ekstrak kunyit yang berwarna kuning pekat tidak berubah ketika bereaksi dengan ekstrak wafer. Dengan demikian dapat di pastikan bahwa wafer nabati tidak mengandung boraks.
Percobaan ketiga menggunakan krupuk yang di uji dengan ekstrak bunga sepatu.
Setelah mendapatkan ekstrak krupuk, diteteskan pada plat tetes kemudian teteskan ekstrak krupuk dengan ekstrak bunga sepatu sebanyak 4 tetes. Pada percobaan ini, warna ekstrak
bunga sepatu yang semula berwarna ungu ke abu abu an berubah warna menjadi abu abu terang. Dari perubahan yang tidak signifikan tersebut dapat di sebut bahwa krupuk tidak mengandung boraks.
Percobaan ke empat menggunakan wafer Nabati dengan ekstrak bunga sepatu sebagai indicator pendeteksi adanya boraks. Setelah mendapatkan esktrak wafer dan di letakkan pada plat tetes. Ekstrak wafer tersebut di tetesi dengan ekstrak bunga sepatu sebanyak 4 tetes. Pada percobaan ini, warna ekstrak bunga sepatu yang semula berwarna ungu ke abu abu na berubah warna menjadi ungu ke abu abu an agak terang, dengan adanya perubahan yang tidak signifikan dapat di pastikan bahwa wafer Nabati tidak mengandung boraks.
H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahwa ke dua sampel makanan yakni krupuk dan wafer Nabati tidak mengandung boraks sehingga aman untuk di konsumsi.
I. Daftar Pustaka
Artiana,A., Kusumo,G.G.,& Suryandari,M. (2019). Kunyit sebagai indikatro alami untuk mendeteksi boraks pada mie basah (studi dilakukan dikelurahan Mojo Kecamatan Gubeng Kota Surabaya). Akademi Farmasi Surabaya.
Purnama,R.(2021). Efektivitas Penggunaan Ekstrak Antosianin Tanaman Bunga Kembang Sepatu untuk Mendeteksi Boraks pada Bakso. Jurnal Delima Harapan,8(2),21-25.
Lampiran