• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Senyawa Boraks Pada Bakso Secara Kualitatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemeriksaan Senyawa Boraks Pada Bakso Secara Kualitatif"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Makanan dan minuman yang tidak sehat sangat merugikan kesehatan, karena manusia dapat terinfeksi atau sakit bahkan keracunan dengan gejala antara lain mual, sakit perut, muntah, diare bahkan dapat menyebabkan kejang dan berakibat fatal bila tidak segera mendapatkan pertolongan. Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP), seperti bahan pengawet kimia yang diperbolehkan dengan mematuhi persyaratan ambang batas, dan bahan pengawet yang tidak diperbolehkan bahkan sangat dilarang penggunaannya sebagai bahan tambahan pangan telah dicantumkan pada peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Surianti, 2008).

Dalam makanan sehari-hari bahan pengawet sering ditambahkan pada pembuatan makanan jajanan. Kenyataan di lapangan masih sangat banyak produsen makanan yang menggunakan bahan pengawet yang dilarang sehingga dapat mengakibatkan keracunan dan merusak sistem organ tubuh seperti; susunan syaraf pusat (SSP), ginjal, dan hati (Fadillah, 2006).

(2)

Boraks merupakan senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks atau natrium tetraborat (NaB4O7.10H2O) jika larut dalam air akan membentuk asam borat (H3BO3). Di bidang farmasi, boraks digunakan sebagai antimikroba dan bahan emulsi pada sediaan kosmetik seperti; krim dan salep (Depkes RI, 1995).

Tugas akhir yang berjudul “Pemeriksaan Senyawa Boraks pada Bakso

secara Kualitatif” ini diangkat penulis untuk memberikan pengetahuan tentang

bahaya boraks dan diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam pemilihan makanan yang akan di konsumsi agar terhindar dari senyawa kimia yang membahayakan kesehatan.

Adapun pemeriksaan ini dilakukan penulis saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (LabKesDa) kota Medan.

Pemeriksaan senyawa boraks pada bakso dilakukan secara Kualitatif dengan memakai 2 metode yaitu dengan reaksi kurkumin dan nyala api untuk memperkuat hasil pemeriksaan.

1.2Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan penelitian

(3)

1.2.2 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

Bahan tambahan pangan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi di tambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi

Banyak orang menyukai bakso dari anak-anak hingga orang dewasa, bakso juga dapat digunakan dalam campuran beragam masakan lainnya seperti mie goreng, nasi goreng dan lainnya..

Menguji kandungan boraks pada bakso, tahu dan sosis yang didapatkan dari dua tempat yang berbeda dengan metode uji boraks sederhana yang menggunakan kunyit, serta

Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk analisa boraks pada tahu dan bakso menggunakan kertas kurkumin telah diperoleh sampel bakso mengandung bahan pengawet

Jika dibandingkan kadar boraks bakso tusuk dari produsen dan yang dibuat sendiri oleh pedagang menunjukkan hasil bahwa kadar boraks dari produsen lebih besar dengan kadar

Kesimpulan Identifikasi boraks dengan menggunakan tepung kunyit pada bakso daging sapi yang terdapat di Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli menunjukkan tidak ada bakso yang

BAHAN DAN METODE Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bakso, daging ayam, tahu, ikan, dan mie basah, aluminium foil, akuades H2O, larutan boraks, larutan