ANALISIS GAYA HIDUP SESEORANG ATAS IKLAN DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN FITUR SPAYLATER
PADA APLIKASI SHOPEE
Adinda Azmi Dwi Putri1, Septia Sari Ardani2, Marsandra Clarisa3, Fitri Ayu Nofirda4
1-4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Riau email: [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstract
This research discusses the impact of lifestyle, advertising and trust on purchasing decisions for the Spaylater feature on the Shopee application. The development of digital technology has changed consumer mindsets and habits, influencing purchasing decisions. Psychological factors and personal characteristics of consumers play an important role in purchasing decisions, with advertising also influencing purchasing decisions using Spaylater. Trust in Spaylater is also a crucial factor in influencing purchasing decisions. The research method uses variables X lifestyle, advertising, and trust, with variable Y purchasing decisions. The research results show that advertising and trust have a positive and relevant influence on purchasing decisions, while lifestyle has no relevant influence. From the test results, it was concluded that advertising and trust have the greatest influence on consumer decisions in using the Spaylater feature on the Shopee application.
Keywords: Gaya Hidup, Iklan, Kepercayaan, Keputusan Pembelian.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan dalam pola pikir dan kebiasaan, dengan tujuan mencapai ketersediaan layanan dan produk secara lebih efisien dan efektif. Situasi ini dimanfaatkan oleh penyedia jasa untuk mengembangkan bisnis melalui platform belanja online. Teknologi digital mencapai pasar virtual yang lebih terjangkau, efisien, dan efektif bagi bisnis online, memberikan berbagai keuntungan bagi penjual dan pembeli. Kemajuan teknologi memiliki dampak signifikan terutama pada perilaku berteknologi tinggi, sepenuhnya digital atau online, dan menunjukkan tingkat kreativititas yang tinggi [1].
Dampak pesatnya perkembangan teknologi informasi terlihat merata di semua kehidupan manusia, termasuk dalam dimensi ekonomi, sosisal, budaya, dan politik. Salah satu penyebab perubahan ini adalah pertumbuhan yang cepat dari pengguna internet [2]. Internet dengan segala kemajuan yang dimilikinya, telah mengubah gaya hidup masyarakat, dimana
pengguna internet dapat dengan mudah menemukan informasi yang mereka butuhkan, saat ini internet sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting setelah kebutuhan dasar. Terlihat masyarakat dapat menggunakan internet kapanpun dan dimanapun [3].
Teknologi informasi memegang peran penting dalam kehidupan bisnis, khususnya dalam pemasaran. Fungsi teknologi dalam pemasaran adalah untuk mendukung perencanaan, penetapan harga, mempromosikan, dan istribusikan barang dan jasa kepada konsumen. Salah satu bentuk perdagangan elektronik yang paling popular adalah e- commerce. Pemanfaatan pengguna internet ini menciptakan potensi besar dalam transaksi online. Peluang bisnis online semakin terbuka luas untuk pengusaha di Indonesia. Melalui toko online, pembeli dapat menelusuri beragam produk yang dipajang di situs web dan dipromosikan oleh penjual [4]. Saat ini, marketplace dapat digunakan untuk mempromosikan produk atau membeli produk yang tersedia di platform. Berikut informasi
mengenai perusahaan e-commerce dengan nilai transaksi tertinggi di Asia Tenggara pada 2022.
Gambar 1
Perusahaan E-Commerce dengan Nilai Transaksi Terbesar di Asia Tenggara pada 2022
Sumber: Web Data Boks [5]
Berdasarkan gambar di atas, e-commerce mendominasi jumlah niai transaksi tertinggi di kawasan Asia Tenggara sepanjang tahun sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi di wilayah ini mencapai 47,9 juta per bulan selama tahun 20222. Shopee berhasil menempati peringkat teratas. Sebagian besar disebabkan oleh penawaran pengiriman gratis yang menjadi keunggulannya. Tidak mengherankan bahwa konsumen cenderung memilih Shopee di Indonesia sebagai platform e-commerce pilihan mereka, terutama dengan adanya diskon atau promosi. Keinginan untuk kemudahan dalam berbelanja dan kepuasan pribadi menjadi faktor utama yang memotivasi konsumen memilih Shopee [4].
Financial technology (fintech) adalah kemajuan teknologi di sektor keuangan Indonesia yang tengah berkembang pesat. Pada tanggal 27 Juli 2021, tercatat 121 perusahaan fintech lending telah dapatkan izin dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Fintech memiliki peran krusial dalam meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan penghematan biaya dalam berbagai transaksi, termasuk pembayaran, pinjaman, jual-beli, dan peminjaman. Sejak tahun 2017, fintech telah menjadi salah satu pendorong utama ekonomi digital Indonesia dan mendominasi start up di
negara ini [6]. Keuntungan memiliki marketplace, termasuk berbagai metode pembayaran seperti transfer bank, e-wallet, cash on delivery (COD), dan SPaylater, menjadi salah satu aspek positif yang dapat di manfaatkan [7].
Shopee mendapatkan penghargaan karena inovasinya dalam merilis fitur-fitur baru, salah satumya adalah penawaran metode pembayaran kredit yang dikenal sebagai SpayLater [2]. Pada bulan Januari 2009, Spaylater diperkenalkan di beberapa toko yang telah menjalin kemitraan dengan beberapa PT untuk menyediakan opsi pembayaran kredit ini [3]. Paylater adalah metode pembayaran yang memungkinkan konsumen membeli produk terlebih dahulu, dengan opsi pembayaran melalui beberapa kali angsuran dan melunasi Ketika pinjaman telah jatuh tempo.
Inovasi Shopee PayLater memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dengan dana terbatas melalui sistem pembayaran kredit secara cicilan. Penggunaan pembayaran digital seperti PayLater kini sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan belanja generasi muda. Para generasi muda banyak yang menggunakan Spaylater karena adanya pengaruh dari iklan-iklan yang tersebar pada platform sosial media dan adanya kepercayaan yang dimiliki generasi muda terhadap penggunaan Spaylater tersebut.
Menurut latar belakang dan aspek diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Spaylater dengan variable X adalah gaya hidup, iklan, dan kepercayaan, dan variable Y keputusan pembelian.
Keputusan Pembelian
Rangkaian reaksi yang dilakukan untuk mencapai penentuan pilihan terhadap produk yang dibelinya. Hal ini memotivasi seseorang dalam melakukan pembelian produk merupakan pengertian dari keputusan pembelian [8].
Keputusan pembelian didorong oleh aspek psikologis dan ciri-ciri individu konsumen.
Keputusan untuk membeli dengan rencana mereka untuk memperoleh produk dan seberapa
banyak unit produk yang mereka perlukan dalam fase tertentu [1].
Keputusan untuk melakukan pembelian menciptakan minat, yang menggambarkan perasaan tertarik menggunakan aplikasi Shopee dengan salah satu fasilitas pembayaran yang ditawarkan oleh Shopee, yaitu layanan Shopee PayLater. Tidak ada tekanan yang diberikan, tetapi konsumen dengan sukarela percaya bahwa menggunakan layanan Shopee PayLater akan memberikan keuntungan bagi mereka [9].
Gaya Hidup
Gaya hidup dapat diartikan sebagai manifestasi dari karakter individu yang dapat terlihat melalui aktivitas, keinginan, dan pandangan yang mencerminkan identitasnya dalam bersosialisasi bersama lingkungannya.
Gaya hidup melibatkan aspek status sosial ataupun karakteristik diri individu. Gaya hidup mencerminkan model perilaku dan interaksi indivudu dalam kehidupan sehari-hari [1]. Gaya hidup berlebihan dapat menjadi tantangan bagi seseorang yang selalu memandang segala sesuatu dari persepektif tren dan mode [7].
Gaya hidup dan cara hidup memiliki perbedaan. Cara hidup tercermin melalui karakteristik berupa kebiasaan, adat, dan model bentuk sosial. Sementara itu, gaya hidup dijelaskan berdasarkan pilihan pakaian, barang yang digunakan, dan perilaku serta interaksi individu dengan orang lain. Bourdieu mengidentifikasi faktor-faktor gaya hidup yang terdiri dari elemen internal seperti perilaku, keahlian, personalitas, konsep diri, pola, dan impresi. Selain itu, aspek eksternalnya mencakup referensi, klasifikasi, kelas sosial, dan adat [3].
Iklan
Iklan terhadap belanja online juga menjadi berpengaruh signifikan. Periklanan merupakan bagian integral dari upaya promosi dan merupakan salah satu medium yang paling umum digunakan oleh pelaku bisnis untuk berkomunikasi secara meyakinkan kepada target pembeli dan masyarakat umum [1]. Menurut Kotler [10], periklanan merujuk pada setiap presentasi impersonal yang mempromosikan
opini, properti atau produk, dan jasa dari promotor yang melibatkan pembayaran. Proses pembayaran menjadi elemen kunci dalam menciptakan iklan yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen atau masyarakat pada umumnya.
Kepercayaan
Kepercayaan menjadi faktor krusial yang berpengaruh pada keputusan pembelian ketika konsumen menggunakan layanan Shopee PayLater. Kepercayaan memiliki peran penting dalam konteks platform belanja online. Saat ini, peningkatan kasus penipuan online, terutama dalam transaksi pembelian dan peminjaman melalui platform dan toko online, telah menjadi isu yang semakin mendalam. Jika konsumen tidak memiliki kepercayaan terhadap platform, hal ini dapat berdampak negatif pada keputusan pembelian mereka [11]. Kehilangan kepercayaan antara penjual dan pembeli menjadi hambatan utama dalam belanja online [12].
2. METODE PENELITIAN
Variabel X pada analisis ini yaitu gaya hidup, iklan, dan kepercayaan, sementara variabel Y adalah keputusan pembelian.
Partisipan analisis ini berupa mahasiswa/mahasiswi Universitas Muhammadiyah Riau yang telah memakai fitur Shopee PayLater, dengan total responden sebanyak 30 individu. Metode analisis data yang dipakai mencakup regresi linier, uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Pengumpulan bahan analasis melalui penyebaran kuesioner secara online.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Regresi Linear Berganda
Metode ini dipakai agar dapat mengidentifikasi kontribusi variabel (X) terhadap variabel (Y), dan hasil pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS, yaitu:
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients
Model Unstandard ized Coefficient s
Standard ized Coeffici ents
t Sig .
B Std.
Err or
Beta
1 (Consta nt)
0,01 2
0,7 93
0,0 15
0,9 88 Gaya
Hidup
0,16 0
0,1 32
0,182 1,2 12
0,2 36 Iklan 0,44
6 0,1 99
0,401 2,2 41
0,0 34 Keperca
yaan
0,38 7
0,1 35
0,392 2,8 69
0,0 08 Sumber: Output SPSS yang telah diolah
1) Gaya hidup (X1) terhadap keputusan pembelian memiliki koefisien 0,160, menunjukkan gaya hidup memiliki dampak positif. Gaya hidup berperan terhadap keputusan pembelian, dan peningkatan satuan dalam gaya hidup akan berkontribusi pada peningkatan keputusan pembelian.
2) Iklan (X2) terhadap keputusan pembelian memiliki koefisien 0,446, mengindikasikan dampak positif. Iklan memiliki peran terhadap keputusan pembelian, dan peningkatan satu satuan dalam iklan akan berkontribusi pada peningkatan keputusan pembelian.
3) Variabel kepercayaan (X3) terhadap keputusan konsumen memiliki koefisien sebesar 0,387, menunjukkan dampak positif.
Kepercayaan tidak berperan terhadap kinerja karyawan, dan peningkatan satu satuan dalam kepercayaan tidak akan memberikan kontribusi pada peningkatan keputusan pembelian.
b. Hasil Uji F
Uji goodness of fit dilakukan agar dapat mengevaluasi fungsi regresi sampel dapat secara statistik. Berikut hasil uji F:
Tabel 2 Hasil Uji F
F hitung F tabel Sig. Keterangan 26,132 2,98 0,000 Model regresi
ini layak Sumber: Output SPSS yang telah diolah
Pada penelitian ini, Fhitung diperoleh dan Ftabel, dengan df2 = n - k - 1 = 30 - 3 - 1 = 26, serta df1 = k = 3, dan alpha 0,05. Dengan demikian, nilai Ftabel yang dihasilkan adalah sebesar 2,98.
Selain membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, hipotesis juga dapat diuji demi memperhatikan nilai signifikansi.
Menurut tabel 2, perhitungan uji F menunjukkan nilai Fhitung= 26,132, signifikansi sebesar 2,98. Karena Fhitung (26,132) melebihi nilai Ftabel (2,98) dan signifikansi (0,000) lebih rendah dari 0,05, maka model uji ini pantas dipakai dalam analisis.
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 3 Hasil Uji Koefisien Determinan (R2) Model Summary
Mod el
R R
Squar e
Adjust ed R Square
Std.
Error of the Estima te
Durbi n- Watso n
1 0,86
7
0,751 0,722 1,020 1,650 Sumber: Output SPSS yang telah diolah
Pada Tabel 3 menyatakan koefisien determinasi (Adjusted R-square) yang digunakan untuk menilai sejauh mana gaya hidup (X1), iklan (X2), dan kepercayaan (X3) mempengaruhi keputusan pembelian (Y), yakni sebesar 0,722.
Hasil ini mengindikasikan 72,2% dari variasi dalam keputusan pembelian disusun berdasarkan gaya hidup, promosi, dan keyakinan sebagai faktor-faktor utama, sedangkan sebanyak 27,8%
sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang belum diidentifikasi atau tidak diselidiki secara mendalam.
d. Hasil Uji t (Uji Parsial)
Agar dapat menguji signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dilakukan uji-t.
Tabel 4 Hasil Uji T
Variabel thitung ttabel Sig. Keteranga n Gaya Hidup 1,21
2
2,0555
3 0,23
6
H1 ditolak H0 diterima
Iklan 2,24 1
2,0555
3 0,03
4
H2 diterima H0 ditolak Kepercayaa
n
2,86 9
2,0555
3 0,00
8
H3 diterima H0 ditolak Sumber: Output SPSS yang telah diolah
Pada pengujian diatas, nilai thitung diperoleh dan dibandingkan ttabel, dengan df = n - k - 1 = 30 - 3 - 1, dan alpha 0,05. Sehingga, ttabel
yang diperoleh adalah sebesar 2,05553.
Pembahasan untuk Hipotesis 1-3 adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian
H0: Faktor gaya hidup mempunyai pengaruh relevan terhadap keputusan pembelian H1: Faktor gaya hidup tidak mempunyai pengaruh relevan terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan hasil perhitungan, gaya hidup (X1) menghasilkan nilai thitung = 1,212 dengan nilai signifikansi sebesar 0,236.
Karena thitung (1,212) < ttabel (2,05553) dan p- value sebesar 0,236 > dari 0,05, berarti H1 ditolak dan H0 diterima. Disimpulkan bahwa gaya hidup (X1) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Oleh karena itu, disimpulkan gaya hidup mempunyai pengaruh negatif dan tidak relevan terhadap keputusan pembelian.
2) Pengaruh Iklan terhadap Keputusan Pembelian
H0: Faktor iklan tidak mempunyai pengaruh relevan terhadap keputusan pembelian H1: Faktor iklan memiliki pengaruh relevan terhadap keputusan pembelian
Dari hasil perhitungan, iklan (X2) menghasilkan nilai thitung = 2,241 dengan nilai signifikan sebesar 0,034. Karena thitung (2,241) > ttabel (2,05553) dan nilai signifikansi (p-value) 0,034 < dari 0,05, berarti H2 diterima dan H0 ditolak. Disimpulkan iklan (X2) memiliki pengaruh positif dan relevan terhadap keputusan pembelian.
3) Pengaruh Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian
H0: Faktor kepercayaan tidak mempunyai pengaruh relevan terhadap keputusan pembelian
H1: Faktor kepercayaan mempunyai pengaruh relevan terhadap keputusan pembelian
Pada hasil perhitungan diatas, kepercayaan (X3) menghasilkan thitung = 2,869 dengan signifikansi sebesar 0,008. Karena thitung (2,869) > ttabel (2,05553) dan nilai signifikansi (p-value) 0,008 < dari 0,05, berarti H3 diterima dan H0 ditolak.
Disimpulkan kepercayaan (X3) memiliki pengaruh positif dan relevan terhadap keputusan pembelian.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, disimpulkan terdapat dampak negatif dan tidak signifikan dari gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini ditemukan dari hasil uji yang menunjukkan nilai thitung gaya hidup sebesar 1,212, < ttabel 2,05553, dengan signifikansi sebesar 0,236. Di sisi lain, terdapat pengaruh positif dan relevan dari iklan terhadap keputusan pembelian konsumen, seperti yang terlihat dari nilai thitung iklan sebesar 2,241 yang melebihi ttabel 2,05553, dengan signifikansi sebesar 0,304. Selain itu, kepercayaan juga memiliki dampak positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, terbukti dari thitung kepercayaan sebesar 2,869 yang melebihi ttabel 2,05553, dengan signifikansi sebesar 0,008.
Secara lebih rinci, terdapat dampak positif dan relevan dari gaya hidup, iklan, dan kepercayaan secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen. Hasil uji menunjukkan Fhitung sebesar 26,132, melebihi Ftabel 2,98, dengan tingkat relevan 0,000. Dengan perhitungan lebih lanjut, dapat diidentifikasi bahwa iklan dan kepercayaan memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap keputusan konsumen, karena keduanya memiliki nilai thitung tertinggi masing-masing sebesar 2,241 dan 2,869. Selain itu, nilai signifikansi iklan sebesar 0,304 dan kepercayaan
sebesar 0,008 menunjukkan bahwa semakin kecil signifikansi, semakin besar pengaruh iklan dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian konsumen
5. REFERENSI
[1] Erdawati, “Pengaruh Gaya Hidup, Iklan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Online Melalui Shopee,” J.
Apresiasi Ekon., vol. 8, no. 3, pp. 365–
371, 2020, doi: 10.31846/jae.v8i3.331.
[2] F. Fadhila, Azhar, and M. Marpaung,
“Pengaruh Religiusitas, Pengetahuan Produk Dan Faktor Sosial Terhadap Penggunaan Shopeepaylater,” J. Bisnis Ekon. Halal, vol. 1, no. 2, pp. 20–30, 2020.
[3] I. Kurniasari and L. W. P. Fisabilillah,
“Fenomena Perilaku Berbelanja Menggunakan Spaylater Serta Dampaknya Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Ilmu Ekonomi,” Indep. J.
Econ., vol. 1, no. 3, pp. 207–218, 2021, doi: 10.26740/independent.v1i3.43637.
[4] L. Fajrin and W. Gunadi, “Pengaruh Kepercayaan Konsumen dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Online Pada Pengguna Shopee di Daerah Jakarta Timur,” J. Inov. Mhs.
Manaj., vol. 2, no. 3, pp. 222–233, 2022.
[5] C. M. Annur, “Perusahaan E-Commerce dengan Nilai Transaksi Bruto (Gross Merchant Value/GMV) Terbesar di Asia
Tenggara (2022),” 2023.
https://databoks.katadata.co.id/datapublis h/2023/06/21/ini-perusahaan-e-
commerce-dengan-nilai-transaksi- terbesar-di-asia-tenggara-pada-2022 [6] J. D. Aprianto and B. Hadibrata, “The
Effect of Benefits, Convenience, Risk, Income on Purchase Decisions Using Shopee Paylater,” Dinasti Int. J. Manag.
Sci., vol. 4, no. 4, pp. 793–802, 2023, doi:
10.31933/dijms.v4i4.1658.
[7] T. S. Bachtiar and A. B. Muchtasib,
“Pengaruh Pengetahuan Riba, Motivasi Konsumen dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Penggunaan PayLater dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Generasi Milenial Muslim Pengguna ShopeePayLater di Jabodetabek),” Pros.
SNAM PNJ, 2022.
[8] N. Widia, Sulistyandari, and F. Ayu Norfida, “Pengaruh Promosi, Kualitas Pelayanan dan Kelengkapan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Guardian Store Pekanbaru,”
Muhammadiyah Riau Account. Bus. J., vol. 3, no. 1, pp. 021–029, 2021, [Online].
Available:
http://ejurnal.umri.ac.id/index.php/MRA BJ
[9] N. A. Rizki, S. G. S. W. Asih, and S.
Salsabila, “Ease of Access to Consumer Decisions for Using Shopee Pay Later Payment Method Among UNS`s Students.” 2021.
[10] Kotler and Philip, Manajemen Pemasaran. 2000.
[11] V. R. J. Saputra and T. Sudarwanto,
“Pengaruh Gaya Hidup, Kepercayaan Dan Kemudahan Terhadap Keputusan
Pembelian Menggunakan
Shopeepaylatermasyarakat Kota Surabaya,” JurnalPendidikan Tata Niaga, vol. 11, no. 2, p. 168, 2023.
[12] R. Wulan Dary and M. Pudjiharjo,
“Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, Religiusitas Dan Persepsi Risiko Terhadap Keputusan Pembelian Menggunakan Spaylater,” Islam. Econ.
Financ. Focus, vol. 1, no. 3, pp. 252–263, 2022, [Online]. Available:
http://dx.doi.org/10.21776/ieff.