ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PADA AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN
RADIOTERAPI (ATRO) MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Ika Wahyuni Nur1, Neng Indriyani2, Astuty Hasti3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
ABSTRACT
Nowdays, the development of education in Indonesia has led to quality competition. Public and private professional educational institutions are competing to provide excellent service to produce great alumnae.
Although educational institutions is part of organizations which is not looking for profit, however recording and financial reporting are still very needed in the approval and fostering consumer confidence for high school students or even university students. This research aims to find out the cash receipt and internal control information systems at the Radio diagnostic Engineering and Radiotherapy Academy (ATRO) Muhammadiyah of Makassar. The research method used was descriptive method. The results of the research showed that the accounting information system for cash receipts at the Radiodiagnostic Engineering and Radiotherapy Academy (ATRO) Muhammadiyah of Makassar is still weak because there was not a clear distribution in the authorization system and the receipt and recording of cash receipts is carried out directly in campus. It is also known that all the criteria in the internal arrangements for cash receipts are organizational structures, authority systems and recording procedures and practices that are not fulfilled.
Keywords: Accounting Information Systems, Cash Receipts, Internal Control.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini telah mengarah kepada persaingan mutu dan kualitas. Lembaga pendidikan professional baik negeri maupun swasta berlomba-lomba untuk menyediakan pelayanan prima guna menghasilkan lulusan terbaik. Meskipun lembaga pendidikan termasuk kedalam organisasi yang tidak mencari laba, namun pencatatan dan laporan keuangan tetap sangat diperlukan dalam transparansi dan memupuk kepercayaan konsumen dalam hal ini siswa atau mahasiswa.
Selain pencatatan dan pelaporan, hal yang sangat penting lainnya adalah pengendalian yang dilakukan baik secara internal maupun eksternal yang melibatkan pihak ketiga. Pengendalian internal yang baik dapat memberikan dampak yang sangat positif pada perusahaan, salah satunya adalah pengukuran kinerja dan profitabilitas serta mencegah hilangnya aktiva perusahaan.
Kas adalah harta kekayaan yang sifatnya sangat cair dan berjangka pendek serta dapat dengan bebas digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Karena sifatnya yang
sangat cair, kas juga merupakan aset yang sangat mudah untuk dimanipulasi. Dikatakan sangat mudah dimanipulasi karena kas dapat dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan kepemilikannya. Oleh karena itu, perusahaan harus sangat memperhatikan sistem yang digunakan untuk penerimaan, pengelolaan serta pengendalian terhadap kas. Begitu pula pada Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar.
Menurut Mulyadi (2018). Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu, penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas yang berasal dari penagihan piutang. Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar merupakan institusi pendidikan yang beroperasi sepenuhnya atas penerimaan dana dari mahasiswa. Penerimaan pembayaran yang dilakuan oleh ATRO Muhammadiyah Makassar dilakukan dalam bentuk penyetoran langsung ke rekening bank yang telah bekerja sama dengan institusi dan juga penerimaan langsung yang dilakukan di kampus ATRO Muhammadiyah Makassar jika terdapat situasi-situasi yang tidak memungkinkan
Analisis Sistem Informasi
dilakukannya penyetoran langsung ke bank.
Sistem penerimaan kas yang langsung disetorkan ke bank ini baru diberlakukan sekitar tahun 2012. Sebelumnya, sistem penerimaan hanya dilakukan secara tunai di kampus dengan sistem pencatatan sederhana.
Penerimaan langsung yang dilakukan di kampus ATRO Muhammadiyah Makassar inilah yang cenderung dapat menjadi celah terjadinya ketidak sesuaian apabila tidak dilakukan pencatatan, pengelolaan serta pengendalian yang baik.
Oleh karena itu, atas dasar pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas pada Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar”.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan pengendalian internal pada Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan pengendalian internal pada Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar.
TINJAUAN LITERATUR
Menurut American Accounting Associaton yang di kutip oleh Soemarso (2004), Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Akuntansi adalah ilmu terapan, ilmu yang dipakai dalam praktik bisnis sehingga nuansa empiris praktisnya lebih dominan.
(Harahap, 2008)
Menurut Mulyadi yang dikutip oleh Hasti (2018). Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut Mujilan (2012). Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi yang dimaksud disini adalah laporan keuangan yang berguna sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh orang-orang yang berkepentingan.
Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.
(Romney & Steinbart, 2015)
Secara umum Sistem Informasi Akuntansi membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan data-data keuangan, mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna dan menghasilkan laporan keuangan. (Martani et al., 2016)
Kas merupakan aset yang paling liquid, dan merupakan media standar dalam perdagangan dan menjadi dasar pengukuran dalam akuntansi untuk semua transaksi dan aktivitas perusahaan. (Samryn, L.M. 2016)
Menurut Reeve dan Warren yang dikutip oleh Dhuha (2018). Dalam konteks bisnis, kas adalah pendapatan yang diterima dari dua sumber utama yaitu penjualan barang atau penyediaan jasa serta pembayaran piutang usaha dari penjualan kredit.
Menurut buku standar akuntansi keuangan pada PSAK No. 23 yang dikutip oleh Indriyani (2015) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dan kontribusi penanam modal.
Menurut Baridwan yang dikutip oleh Bahari et al (2017). Penerimaan kas melibatkan beberapa bagian yang terdapat dalam perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu bagian saja, hal ini diperlukan agar dapat memenuhi prinsip- prinsip pengendalian internal.
Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
(Mulyadi., 2018)
SA Seksi 319 pertimbangan dan Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
1. Keandalan pelaporan keuangan.
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3. Efektivitas dan efisiensi operasi.
(Mulyadi, 2017)
Pengendalian internal adalah standar yang digunakan perusahaan dalam mendesain, menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian internal. (Warren, C.S., et al. 2018)
Terdapat dua langkah yang perlu diperhatikan dalam proses penerimaan kas yang bertujuan untuk memperkecil kemungkinan tidak tercatat atau tidak diterimanya uang yang harus diterima.
Langkah tersebut adalah:
a. Melakukan pemisahan tanggung jawab antara penerima, pencatat dan penyimpanan dana yang diterima.
Pemisahan tanggung jawab ini bertujuan agar dapat terjadi sinkronisasi serta rasa percaya anatara satu bagian dengan bagian lain.
b. Setiap penerimaan uang harus langsung di setorkan ke bank sebagaimana adanya.
(Soemarso., 2004)
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengambil beberapa referensi dari penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Bernardus Dito Laponsa (2018) dengan hasil penelitian Sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang dilakukan oleh Kooperasi Wahana Murti Sukabumi belum sepenuhnya memadai dan belum mampu memenuhi pencapaian tujuan sistem informasi akuntansi yang dibutuhkan koperasi. Dari lima komponen sistem informasi penerimaan kas, hanya dua komponen yang memenuhi syarat dan sisanya, tiga komponen lainnya yang belum memenuhi syarat. Hal yang belum memenuhi syarat ini salah satunya disebabkan oleh data yang tidak relevan dengan data yang dibutuhkan
.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Khaliza Rahmadhani (2018) dengan hasil penelitian Sistem informasi penerimaan kas yang baik telah berperan meningkatkan sistempengendalian internal penerimaan kas.
Sedangkan sistem pengendalian internal secara umum belum memadai, sehingga peningkatan sistem pengendalian internal sangat dibuhkan untuk meningkatkan usaha PDAM Tirta Tamiang Kab. Aceh Tamiang, dan Woro Sri Andayani (2017) dengan hasil penelitian Sistem penerimaan kas yang diterapkan di unit usaha bidang pengeloalaan dan pengembangan usaha Universitas Negeri Yogyakarta masih sangat rancu sehingga peneliti memberikan rokomendasi tentang sistem penerimaan kas yang baik dan dapat diukur. Rekomendasi ini juga bertujuan untuk memudahkan praktik sistem pengendalian internal yang akan dilakukan dimasa depan. Tujuan dari pengambilan referensi ini adalah untuk menunjukkan persamaan dari penelitian yang dilakukan, diantaranya adalah kesamaan tema yang diangkat dan metode penelitian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif.
Penelitian ini akan berfokus pada sistem penerimaan kas dan Sistem pengendalian internal yang digunakan oleh Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi. Penelitian ini dimulai dari observasi yang dilakukan oleh peneliti pada Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar yang merupakan satu-satunya akademi dengan jurusan Radiologi di Makassar pada khususnya dan di Indonesia Timur pada umumnya. Setelah melakukan observasi, penelitian dilanjutkan dengan menentukan tema, membuat kerangka penelitian, menentukan objek penelitian, menentukan sumber data dan metode pengumpulan data, menentukan pendekatan penelitian, menentukan teknik analisis data, melakukan penelitian dengan mengaplikasikan teknik dan metode-metode yang telah dirancang dan didesain sebelumnya, mengadakan pengolahan data menggunakan teknik analisis data dan diakhiri dengan membuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.
Gambar 1. Desain Penelitian
Analisis Sistem Informasi
Sumber: Observasi.
Penelitian ini dilakukan di kampus Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar di jalan Ranggong No. 21 Makassar dan dilaksanakan selama dua bulan sejak bulan Juli hingga Agustus 2019.
Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan beberapa data yang dapat membantu jalannya penelitian. Hal ini juga dimaksudkan agar penelitian dapat terarah dengan baik.
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yaitu data yang yang disajikan dalam bentuk kata-kata atau deskriptif. Data-data tersebut bersumber dari data primer yang didapatkan dari ATRO Muhammadiyah Makassasr, serta dari data Sekunder yang berasal dari buku-buku, artikel, jurnal serta penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini.
Adapun Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada pada objek penelitian.
Observasi dilaksanakan dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti, serta mencatat permasalahan yang dihadapi oleh Akademi Teknik Radiodagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar.
2. Wawancara.
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan secaralangsung kepada narasumber untuk mendapatkan informasi dan data yang sesuai dengan objek yang diteliti. Untuk mengetahui tentang otorisasi, wawancara dilakukan kepada wakil direktur II yang membawahi bidang administrasi dan keuangan. Untuk sistem penerimaan kas,Pencatatan dan praktik yang sehat, wawancara dilakukan kepada staf bagian keuangan yang menangani langsung kegiatan tersebut.
3. Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan penerimaan kas untuk kemudian dilakukan penelitian. Dalam hal ini dokumen yang dimaksud adalah salinan bukti pembayaran mahasiswa, pencatatan manual yang dilakukan staf serta rekening Koran dari bank mitra kampus Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem penerimaan kas Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar sejak tahun 2010 dibayarkan langsung ke bank yang telah bekerja sama dengan manajemen kampus. Pada tahun 2010, ATRO Muhammadiyah makassar menjalin kerja sama dengan Bank Rakyat Indoesia cabang Somba Opu untuk melakukan pengelolaan pembayaran mahasiswa. Sistem yang dilakukan adalah pihak bank menyediakan slip khusus yang kemudian diserahkan kepada pihak kampus untuk selanjutnya diberikan kepada mahasiswa ketika mahasiswa akan melakukan pembayaran. Mahasiswa melakukan pembayaran di bank yang ditunjuk dengan menyerahkan uang tunai dan slip yang diberikan dari kampus, pihak bank kemudian menerima uang serta memberikan validasi pada slip yang wajib mahasiswa kembalikan kepada pihak kampus untuk selanjutnya di catat pada bagian keuangan kampus.
Selain slip yang wajib mahasiswa kembalikan kepada pihak kampus, bank juga memberikan laporan bulanan berupa rekening koran yang berisikan informasi semua mahasiswa yang membayar pada bulan berjalan, mutasi dari potongan administrasi, bunga bank serta saldo akhir bulan berjalan.
Informasi inilah yang menjadi dasar verifikasi pada bagian keuangan. Sering terjadi mahasiswa tidak mengembalikan slip setoran dari bank ke kampus sehingga bagian keuangan tidak mencatat pembayaran tersebut.
Rekening koran inilah yang menjadi dasar pencatatan yang sah.
Sistem ini terus berlanjut dan berkembang hingga kini. Pada tahun 2012 hingga 2015, ATRO Muhammadiyah Makassar telah menjalin kerja sama dengan tiga bank syariah yaitu Bank Syariah Bukopin,
Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah serta Bank Muamalat. ATRO Muhammadiyah Makassar juga tetap menjalin kerja sama sengan Bank Rakyat Indonesia yang sejak awal digunakan. Dalam perkembangannya, manajemen ATRO Muhammadiyah Makassar menilai kerja sama dengan terlalu banyak bank memberikan lebih banyak tantangan dan kerepotan sehingga pihak manajemen memutuskan untuk memutus kerja sama dengan Bank Muamalat dan Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah. Saat ini, pembayaran mahasiswa difokuskan pada satu bank syariah yaitu Bank Syariah Bukopin.
Selain penerimaan kas melalui bank, bagian keuangan ATRO Muhammadiyah Makassar juga tidak jarang menerima pembayaran mahasiswa secara tunai di kampus. Hal ini dilakukan ketika mahasiswa membayar pada hari sabtu terutama ketika akan melakukan ujian semester atau pengurusan Kartu Rencana Studi yang mewajibkan mahasiswa melakukan pembayaran uang kuliah. Mahasiswa yang kuran perhatian kadang melakukan pengurusan pada hari sabtu dimana bank tidak menjalankan operasional. Pada saat inilah bagian keuangan kampus menerima secara langsung pembayaran dengan memberikan kwitansi pembayaran dan menyimpan uang tunai tersebut di brankas.
Sistem penerimaan secara langsung inilah yang rentan menjadi celah hilangnya kas. Karena tidak adanya pengendalian yang memadai pada sistem ini.
Dalam kegitan penerimaan kas terdapat proses yang dapat digambarkan pada bagan alir atau flowchart dibawah ini. Bagan alir dibawah terbagi atas dua, yang pertaman bagan alir penerimaan kas yang langsung dilakukan pada Bank Syariah Bukopin dan bagan alir ke dua bagan alir penerimaan kas yang diterima langsung dibagian keuangan tanpa melalui Bank Syariah Bukopin.
Gambar 2. Flowchart siklus penerimaan kas Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar melalui Bank Syariah Bukopin
Sumber : Data Diolah
Gambar 3. Flowchart siklus penerimaan kas Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar tanpa melalui Bank Syariah
Bukopin
Sumber : Data Diolah
Dalam sistem penerimaan kas di Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar baik melalui bank maupun secara
4
SLIP
Diserahkan ke kampus
5
5
SLIP
Dilakukan pencatatan
SLIP
selesai
Mahasiswa Bagian Keuangan
Jurnal
sesuai sesuai
kan
Kembalikan ke Mahasiswa
SLIP SLIP
Melakukan pembayaran ke Bank
Melakukan pencatatan dan validasi
1
2
2
3
2
4 Mulai
Meminta &
Mengisi Slip Pembayaran
SLIP
1
Menerima Slip dan Uang Tunai
SLIP 3
2
Mahasiswa
Bagian Keuangan Bank Syariah Bukopin
SLIP
Verivikasi data pembayaran
Meminta verifikasi data pembayaran
SLIP
4 Tidak
Ya
Mahasiswa Bagian Keuangan
Mulai
Datang ke Bagian Keuangan
Menyerahkan data Mahaiswa dan uang tunai
1
1
Membuat kwitansi 2 rangkap
Menerima uang dan melakuakan pencatatan
2 2
Selesai
Kwitansi
kwitansi kwitansi
Analisis Sistem Informasi
langsung di bagian keuangan dibutuhkan dokumen-dokumen yaitu:
1. Slip Pembayaran / Kwitansi Pembayaran Slip pembayaran adalah bukti pembayaran yang diterbitkan oleh bank mitra ATRO Muhammadiyah sebagai bukti pembayaran sah apabila terdapat validasi dari bank. Selain slip pembayaran yang diterbitkan oleh bank, ATRO Muhammadiyah juga membuat kwitansi pembayaran sementara yang dianggap sah apabila terdapat stampel dan tanda tangan bagian keuangan.
Slip pembayaran yang diterbitkan oleh bank terdiri atas tiga (3) rangkap yang masing-masing diperuntukkan kepada Mahasiswa, bagian keuangan ATRO Muhammadiyah Makassar dan Bank sedangkan kwitansi pembayaran yang di terbitkan oleh ATRO Muhammadiyah Makassar hanya dua (2) rangkap dan diperuntukkan hanya untuk Mahasiswa dan bagian keuangan.
2. Buku Daftar Pembayaran Mahasiswa.
Buku ini digunakan untuk mencatat pembayaran mahasiswa yang telah menyerahkan satu rangkap bukti pembayaran yang telah divalisasi oleh bank. Buku ini akan direkapitulasi pada akhir bulan ketika rekening koran telah diterbitkan oleh bank. Rekapitulasi ini bertujuan untuk menyamakan data pembayaran pada bank dan data yang dicatat oleh bagian keuangan.
Selain secara manual, buku daftar pembayaran mahasiswa ini juga dicatat secara elektronik melalui aplikasi excel.
3. Aplikasi Sistem Informasi Akademik (SIAKA) ATRO Muhammadiyah Makassar.
Sistem informasi Akademik (SIAKA) ATRO Muhammadiyah Makassar merupakan sistem informasi berbasis teknologi informasi elektronik yang bertujuan untuk mempermudah mahasiswa dalam melakukan pengurusan kegiatan akademik. Pada sistem ini mahasiswa dapat melakukan pengurusan KRS serta KRS dengan syarat telah melakukan pembayaran. Bagian keuangan berkewajiban melakukan pembaruan data untuk masing-masing mahasiswa yang telah melakukan pembayaran baik melalui bank maupun secara langsung di bagian keuangan.
4. Buku Bank
Buku bank adalah data elektronik yang berisikan data pembayaran mahasiswa berdasarkan rekening koran bank. Pada buku bank ini, semua rekening koran bank disatukan dan daitur berdasarkan tanggal validasi.
Pada file ini pula terdapat rekapitulasi dari masing-masing jenis pendapatan, bunga bank, beban administrasi, serta saldo akhir bulan berjalan.
Selain dokumen-dokumen, terdapat pula sistem pengendalian internal yang berfungsi sebagai indikator prngukuran kinerja dan profitabilitas serta mencegah hilangnya kas. Dibawah ini dapat dijabarkan sistem pengendalian internal yang dilakukan di Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar.
1. Struktur organisasi.
Pada tinjauan teori disebutkan bahwa struktur organisasi yang ada harus dapat menjelaskan pemisahan tugas dan tanggung jawab berdasarkan fungsi sesuai tingkatan unit masing-masing yang dibentuk. Sedangkan pada ATRO Muhammadiyah Makassar, pembagian tugas dan tanggung jawab pada bagian keuangan tidak tergambar dengan jelas, pembagian tugas hanya diketahui secara lisan di bagian keuangan tanpa adanyanya surat keputusan bertanda tangan yang menjelaskan hal tersebut. Namun, walaupun tidak terdapat surat keputusan, pembagian tugas tetap dilakukan dengan baik. Pada bagian keuangan terdapat satu orang kepala bagian yang bertanggung jawab untuk menangani semua hal dibagian keuangn terutama perencenaan dan pelaporan. Serta terdapat pula tiga orang staf yang masing-masing bertanggung jawab atas penerimaan kas, pengeluaran kas serta laporan keuangan.
2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan.
Sistem wewenang yang berlaku di Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar dalam hal penerimaan kas terutama penerimaan kas tanpa melalui bank masih sangat lemah. Penerimaan dan pencatatan kas yang diterima secara tunai di kampus hanya ditangani oleh 1 (satu) orang. Orang inilah yang
menerima, mencatat dan melaporkan serta berwenang untuk menyetorkan dana yang ada langsung ke bank. Situasi ini sangat rentan terhadap kecurangan serta kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Pada kasus ini, kesalahan dan kecurangan akan sulit dideteksi oleh staf keuangan lainnya.
Selain sistem wewenang, prosedur pencatatan juga merupakan hal yang sangat penting. Prosedur pencatatan penerimaan kas pada Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar dapat dikatakan lumayan baik jika penerimaan itu langsung melalui bank. Walaupun mahasiswa tidak mengembalikan 1 (satu) rangkap salinan bukti pembayaran yang telah divalidasi, bagian keuangan kampus tetap dapat mengetahui terjadinya transaksi pembayaran pada akhir bulan ketika rekening koran bank telah terbit atau memeriksa langsung pada aplikasi Cash Management bank yang bersangkutan, sedangkan apabila penerimaan kas terjadi secara tunai langsung pada bagian keuangan kampus, maka pencatatan manual sementara dilakukan pada saat mahasiswa menyetorkan uangnya. Pencatatan ini tidak secara resmi dilaporkan sebagai penerimaan kas, sehingga kehilangan kas sangat mungkin terjadi.
3. Praktik yang Sehat
Melakukan pencatatan dengan teliti dan hati-hati serta melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab dengan tujuan sebuah transaksi penerimaan kas tidak hanya diketahui oleh satu orang staf adalah tujuan utama praktik yang sehat.
Dalam hal pembagian tugas dan tanggung jawab secara ringkas telah diterapkan di Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar, namun penanganan penerimaan kas masih ditangani oleh satu orang tanpa membutuhkan otoritasi atau pemisahan tanggung jawab baik penerimaan maupun pencatatan, terutama penerimaan langsung yang dilakuakan di bagian keuangan. Hal ini sangat rentan terhadap kecurangan maupun hilangnya kepercayaan terhadap sesama staf bagian keuangan.
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi penerimaan kas pada Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar masih sangat lemah karena kurangnya perhatian terhadap pengendalian internal terutama pada sistem penerimaan kas secara langsung di bagian keuangan. Transaksi ini tidak mendapat cukup perhatian dan pengendalian sehingga dapat menyebabkan hilangnya kas.
Belum tersedianya sistem informasi teknologi yang memadai dalam mengelola laporan keuangan dan penerimaan kas juga merupakan kelemahan yang butuh untuk segera diperbaiki.
Adapun saran yang dapat penulis berikan ialah Dalam kegiatan penerimaan kas akan lebih baik jika semua penerimaan kas dilakukan secara langsung di bank, namun apabila memang dibutuhkan penerimaan kas secara langsung di bagian keuangan, sebaiknya uang yang diterima segera disetorkan ke bank dalam jangka 1 kali 24 jam atau sesegera mungkin sehingga dapat menghindarkan dari kemungkinan yang tidak di inginkan. Juga diperlukan sistem otorisasi yang baik sehingga penerimaan kas secara langsung dapat diawasi tidak hanya satu orang.
Menyediakan perangkat lunak atau sistem informasi berbasis teknologi yang dapat membantu membuat dan mengelola laporan keuangan terutama penerimaan kas sehingga dapat lebih tertata dan memudahkan pengguna informasi baik mahasiswa, managemen kampus maupun pihak lain yang berkepentingan.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, W.S. (2017). Pengembangan Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas pada Unit Usaha di Badan Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 20 April
2019 Melalui Website
https://eprints.uny.ac.id/50123/1/Skripsi%2 0Full.pdf.
Bahari, I.S., Dwiatmanto., & Endang, M.G.
(2017). Analisis Sistem Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas Dalam
Analisis Sistem Informasi
Upaya Peningkatan Pengendalian Intern (Studi pada PT Sumber Purnama Sakti Motor Lamongan). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 53 (01): 75-81. Diakses pada tanggal 27 Juni 2019 melalui website http://administrasibisnis.studentjournal.ub.a c.id/index.php/jab/article/view/2184/2582 Dhuha, G.R., (2018). Evaluasi Sistem
Pengendalian Internal Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai di PT. Aseli Dagadu Djokdja.Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 27 Juni 2019 Melalui Website https://eprints.uny.ac.id/59779/1/GEOVAN I%20SKRIPSI.pdf.
Harahap, S.S. (2008). Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasti, A. (2018). Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera Makassar. EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi. 15 (02): 85-93. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2019 melalui website http://ojs.stkip-
ypup.ac.id/index.php/equity/issue/downloa d/9/Astuty%20Hasti%2C%20Claudia%20L a%20Mareta%20Cosari%20Artiska
Indriyani, N. (2015). Penerapan Anggaran Sebagai Alat Bantu Manajemen Pada PT.
Pos Indonesia Kantor Area X Makassar.
AKMEN Jurnal Ilmiah. 12 (04): 667-677.
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2019 melalui website https://e-jurnal.stienobel- indonesia.ac.id/index.php/akmen/article/vie w/483/479.
Laponsa, B.D. (2018). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas (Studi Kasus Pada Koperasi Wahana Murti Sukabumi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Diakses pada tanggal 20 April
2019 Melalui Website
https://repository.usd.ac.id/27576/.
Martani, D., Veronica NPS, S., Wardhani, R., Farahmita, A., & Tanujaya, E. (2016).
Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Cetakan Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Mujilan, A. (2012). Sistem Informasi Akuntansi. Teori dan Wawasan di Dunia Elektronis. Edisi Satu. Madiun: WIMA Pers.Ebook diakses pada tanggal 20 April
2019 melalui website
https://mujilan.wordpress.com/2012/04/06/
sistem-informasi-akuntansi-ed-1-2012/
.
Mulyadi. (2017). Auditing. Edisi 6. Jakarta:
Salemba Empat.
______. (2018). Sistem Akuntansi. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.
Rahmadani. K. (2018). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimanaan Kas Dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Internal (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Tamiang. Kab. Aceh Tamiang). Medan:
Universitas Islam Negeri Sumatere Utara.
Diakses pada 11 Mei 2019 Melalui website http://repository.uinsu.ac.id/5123/1/SKRIP SI.pdf.
Romney, M. & Steinbart, P. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 13. Jakarta:
Salemba Empat.
Samryn, L.M. (2016). Pengantar Akuntansi:
Buku 2 Metode Akuntansi Untuk Elemen Laporan Keuangan Diperkaya dengan Perspektif IFRS & Perbangkan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Soemarso, S.R. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima (Revisi). Jakarta:
Salemba Empat.
Warren, C.S., Reeve, J.M., Duchac, J.E., Wahyuni, E.T., & Jusuf, A.A. (2018).
Pengantar Akuntansi I – Adaptasi Indonesia. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.