• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KLAIM JAMINAN HARI TUA PADA BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG TEGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KLAIM JAMINAN HARI TUA PADA BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG TEGAL"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KLAIM JAMINAN HARI TUA PADA BPJS KETENAGAKERJAAN

CABANG TEGAL

2023

TUGAS AKHIR

Disusun oleh : Elsa Nadya Putri Asari

NIM. 49401900023

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

(2)

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KLAIM JAMINAN HARI TUA PADA BPJS KETENAGAKERJAAN

CABANG TEGAL

LAPORAN MAGANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Disusun oleh : Elsa Nadya Putri Asari

NIM. 49401900023

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2023

(3)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Elsa Nadya Putri Asari

NIM 49401900023

Program Studi : D-III Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir saya dengan judul :

“ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KLAIM JAMINAN HARI TUA PADA BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG TEGAL”

Merupakan hasil karya saya sendiri (bersifat original), bukan tiruanatau duplikasi dan semua sumber baik yang dikutip maupu dirujuk telah saya nyatakan benar.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia untuk dicabut gelar yang telah saya peroleh.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar- benarnya tanpa ada paksaan dari siapa pun.

Semarang, 19 Februari 2023 Yang Menyatakan,

Elsa Nadya Putri Asari

(4)

HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir ini diajukan oleh:

Nama : Elsa Nadya Putri Asari

NIM 49401900023

Program Studi : D3 Akuntansi

Judul Tugas Akhir : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

Semarang, 19 Februari 2023 Menyetujui,

Dosen Pembimbing,

Dr. E, Chrisna Suhendi, MBA., SE., AK., CA NIK. 210493034

(5)

v

(6)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur kepada Allah SWT yang telah menghujani karunia, taufik, rahmat, dan dalam hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir sesuai jadwal dan tanpa menemui rintangan besar.

Dalam rangka memenuhi salah satu prasyarat penyelesaian studi di Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Tugas Akhir ini dihasilkan sebagai salah satu tugas yang wajib dilaksanakan mahasiswa D-III Akuntansi yang terdaftar di Fakultas Ekonomi Uninsula.

Atas usaha dan dukungan dari semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal”.

Komposisi tugas akhir ini tidak lepas dari arahan dan pengawasan berbagai pihak. Praktikan ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua orang yang berkontribusi pada penyusunan laporan magang.

1. Bapak Prof. Dr. Heru Sulistyo, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

2. Bapak Ahmad Rudi Yulianto S.E., M.Si., AK, selaku Ketua Program Studi D- III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

3. Bapak Dr. E. Chrisna Suhendi, MBA., SE., AK., CA. selaku Dosen Pembimbing Kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

4. Bapak Mulyono Adi Nugroho, selaku Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal, yang telah memberikan izin kepada praktikan untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

5. Bapak Wahyu Triyasno, selaku Kepala Bidang Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

6. Bapak Ade R Adityawarman, selaku kepala bidang Umum dan SDM yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan kepada praktikan dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

(7)

vii

7. Kepada Orang tua saya tercinta Ibu Herlina dan Bapak Sabar Sidik yang senantiasa mendoakan, dan mendukung dengan penuh kasih sayang serta memberikan dukungan penuh dalam segala hal.

8. Rekan–rekan BPJS Ketenagakerjaan di bidang kepesertaan dan pemasaran yang telah memberikan bantuan ilmu, dan pengalaman yang berharga selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Mas Satrio, Mas Rizwan, Mba Hasni, Mba Windi, Mas Renggha yang telah bersedia menjadi narasumber praktikan dalam pengumpulan data penyusunan laporan ini.

9. Seluruh staff/karyawan BPJS Ketenagakerjaan yang telah ikut serta mendukung dan memberikan fasilitas sebaik mungkin dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

10. Orang-orang terdekatku yang selalu mendukung dan menyemangati dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa baik proses penulisan maupun substansi umum dari tugas akhir ini jauh dari sempurna. Karena itu, pembaca dapat mmberikan saran untuk mengisi kekosongan dan membuat kekurangannya lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar pembaca laporan ini mendapatkan pengetahuan, wawasan, dan keuntungan darinya.

Semarang, 19 Februari 2023 Penulis,

Elsa Nadya Putri Asari

(8)

ABSTRAK

Tujuan dari tugas akhir ini ialah untuk mendeskripsikan sistem informasi akuntansi klaim dana agunan, dengan penekanan khusus pada pengalokasian dana untuk klaim jaminan hari tua di BPJS Cabang Tegal Ketenagakerjaan.

Jaminan Hari Tua adalah program yang menyalurkan iuran kumulatif ditambah hasil pengembangan serta tabungan yang dilakukan dalam rangka melindungi dari bahaya hari tua dan mempersiapkan masa pensiun.

Untuk mendapatkan gambaran nyata dari apa yang terjadi di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal, data tugas akhir dikumpulkan melalui observasi langsung dan wawancara dengan personil cabang. Metode deskriptif digunakan dengan sumber data primer dan sekunder.

Temuan observasi dan wawancara ini menunjukkan bahwasanya, secara umum Cabang Tegal BPJS Ketenagakerjaan penerapan sistem klaim Jaminan Hari Tua belum mematuhi aturan yang sekarang berlaku.

Kata kunci : Sistem Informasi Akuntasi, Jaminan Hari Tua

(9)

ix ABSTRACT

The purpose of this final project is to describe the accounting information system for collateral claims, with special emphasis on allocating funds for old-age guarantee claims at BPJS Tegal Ketenagakerjaan Branch.

Old Age Guarantee is a program that distributes cumulative contributions plus development results and savings made in order to protect against the dangers of old age and prepare for retirement.

To get a real picture of what happened at BPJS Ketenagakerjaan Tegal Branch, final project data was collected through direct observation and interviews with branch personnel. Descriptive methods are used with primary and secondary data sources.

The findings of these observations and interviews show that, in general, the Tegal Branch of BPJS Ketenagakerjaan implementing the Old Age Guarantee claim system has not complied with the rules that are now in force.

Keywords: Accounting Information System, Old Age Guarantee

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 5

1.3.1 Tujuan Penulisan ... 5

1.3.2 Manfaat Penulisan ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Sistem ... 6

2.2 Pengertian Jaminan Sosial ... 6

2.3 Pengertian Jaminan Hari Tua ... 6

2.4 Karakteristik Jaminan Hari Tua ... 7

2.5 Manfaat Jaminan Hari Tua ... 7

2.6 Flowchart Pencairan/Klaim Jaminan Hari Tua ... 8

BAB III. METODE PENELITIAN ... 11

3.1 Jenis Pelaksanaan ... 11

3.1.1 Waktu Pelaksanaan ... 11

3.1.2 Tempat Pelaksanaan ... 11

3.2 Sumber dan Jenis Data ... 11

3.2.1 Data Primer ... 11

3.2.2 Data Sekunder ... 11

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 12

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ... 13

4.1 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal ... 13

(11)

xi

4.1.1 Lokasi BPJS Ketenagakerjaan ... 13

4.1.2 Struktur Organisasi... 15

4.1.3 Visi dan Misi ... 15

4.1.4 Tugas Wewenang dan Hak BPJS Ketenagakerjaan ... 16

4.1 Hasil Penelitian ... 16

4.2 Pembahasan ... 17

4.2.1 Sistem Pengajuan Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS ... 17

4.2.2 Kendala Pada Sistem Klaim Jaminan Hari Tua ... 21

4.2.3Solusi Menghadapi Kendala Pada Sistem Informasi Akuntansi 24 BAB V. PENUTUP ... 26

5.1 Kesimpulan ... 26

5.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 28

DAFTAR LAMPIRAN ... 29

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal ... 15 Gambar 4.2 flowchart Prosedur Pelaksanaan Klaim Jaminan Hari Tua ... 19 Gambar 4.3 flowchart Prosedur Pencairan Klaim Jaminan Hari Tua ... 21

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

xiii

Tabel 4.1 Jadwal Jam Kerja ... 14

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Foto Kegiatan Magang ... 29

Lampiran 2. Foto Bersama Karyawan/staff ... 29

Lampiran 3. Kegiatan Pengarsipan ... 30

Lampiran 4. Penataan data pada filling cabinet ... 30

Lampiran 5. Kegiatan Wawancara ... 31

Lampiran 6. Pembagian snack dan souvenir dalam rangka hari pelanggan ... 31

Lampiran 7. Suasana Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal ... 32

Lampiran 8. Kartu Bimbingan Tugas Akhir ... 33

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia ialah negara dengan berbagai sumber daya, mempunyai tujuan menciptakan lingkungan masyarakat adil serta makmur, gunu merealisasikan hal tersebut diperlukan melaksanakan pembangunan nasional menjadi upaya penting yang bisa dilakukan melalui bidang ketenagakerjaan. Sehingga peran tenaga kerja menjadi aspek penting untuk ikut serta dalam mewujudkannya. Oleh karenanya diharapkan seluruh tenaga kerja turut serta terlibat secara aktif meninfkatkan taraf hidup melalu peningkatan produksi serta produktifitas kerjanya. Atas seluruh peran yang dibebankan kepada tenaga kerja, sudah menjadi suatu keharusan bagi negara untuk ikut serta memberi jaminan kesejahteraan bagi kehidupan tenaga kerja yang terdiri atas perlindungan serta menjamin keamananya di tempat kerja dari seluruh gangguan juga ancaman yang bisa membahayakan kehidupan serta membuatnya merasa tidak nyaman.

Kian berkembangnya zaman, manusia kini memiliki berbagai kebutuhan yang sangat beragam pada seluruh aspek kehidupan, primer maupun sekunder. Oleh karenanya, untuk memenuhi segala kebutuhannya membuat mereka untuk sukarela bekerja. Sebab tidak hanya pemenuhan kebutuhan di masa kini, pendapatan yang diperoleh pun turut serta menentukan kehidupannya di masa yang akan datang.

Melalui penghasilan tersebut, individu kemudian memutuskan untuk menabungkannya guna terjaminnya kehidupan mereka di masa mendatang. Tempat kerja juga memiliki peranan penting di masa depan, sehingga diperlukan berbagai cara untuk memberi jaminan atas tenaga kerjanya. Pemberian jaminan bisa dilakukan melalui pembuatan tabungan masa depan.

BPJS Ketenagakerjaan merupakan satu diantara berbagai tabungan yang ada di Indonesia dengan diperuntukkan untuk menjamin kehidupan masa depan individu.

Selama pelaksanaannya, banyak nasabah yang telah merasakan manfaat setelah ikut terdaftar sebagai anggota di dalamnya berupa Jaminan Hari Tua. Program tersebut memberi jaminan ketika mereka telah berada pada usia tertentu sesuai kesepakatan, tidak bekerja, mengalami kecacatan, bahkan kehilangan nyawa. Peserta maupun

(16)

2

anggota keluarga yang bersangkutan akan diberikan uang tunai hingga kurun waktu tertentu sesuai kesepakatan, dengan batas sekurang-kurangnya 10 tahun.

Kehidupan individu tentunya tidak bisa dilepaskan oleh berbagai resiko di kemudian hari, sehingga diperlukan bagi setiap individu melakukan persiapan dengan sangat matang. Melalui JHT individu akan memiliki jaminan untuk melangsungkan kehidupannya di hari tua ataupun pada kondis yang tidak terduga.

Bahkan ketika masih berada pada usia produktf, dana JHT juga menjadi pendanaan yang dibutuhkan bagi kehidupan para tenaga kerja. Oleh karenanya, Pemerintah membuat perubahan mengenai Peraturan Pemerih Nomor 46 Tahun 2015 menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015, menjelaskan bahwasanya peserta JHT bisa mendapatkan manfaat dana yang telah ditabungkannya ketika dia berhenti bekerja pada masa tunggu 1 bulan sesudah tidak bekerja lagi, ataupun ketika sudah berada pada usia pensian sertai tidak diperlukan lagi penungguan kepesertaan sekurang-kurangnya 10 tahun.

Berbagai manfaat yang bisa diberikan JHT bagi individu melalui penopangan aspek ekonominya. Melalui keikutsertaan individu pada program tersebut, maka akan terjaminnya kehidupannya meskipun berbagai resiko, terutama pada aspek sosial-ekonomi. Pada situasi tertentu, penghimpunan dana yang diperolah dari pesertanya akan memberi berbagai manfaat bagi kehidupan, walaupun mash berada pada usia produktif. Oleh karenanya, Pemerintah membuat perubahan mengenai Peraturan Pemerih Nomor 46 Tahun 2015 menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015, menjelaskan bahwasanya peserta JHT bisa mendapatkan manfaat dana yang telah ditabungkannya ketika dia berhenti bekerja pada masa tunggu 1 bulan sesudah tidak bekerja lagi, ataupun ketika sudah berada pada usia pensian sertai tidak diperlukan lagi penungguan kepesertaan sekurang-kurangnya 10 tahun.

Melalui peraturan tersebut, semakin banyak peserta yang me-klaim dananya.

Dikarenakan adanya hak yang mereka miliki untuk melakukannya ketika mereka sudah tidak lagi bekerja. BPJS Ketenagakerjaan atas Peraturan Dreksi BPJS Ketenagakterjaan Nomor PERDIR/155/12 2015 mengenai Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua sudah menciptakan prosedur, diberlakukan untuk peserta pendaftar sampai dilakukannya klaim atas dana JHT.

(17)

3

Melalui pemberlakuan prosedur tersebut, diharapkan bisa menekan angka kesalahan atas proses pencairan yang dimungkinkan terlewat. Pengguanannya juga diharapkan memberikan keseragaman pemahaman oleh seluruh pihak agar tidak adanya kesalah pahaman antar pihak satu dengan yang lainnya, serta dijadikan acuan yang bisa dipercaya. Program JHT merupakan program tabungan dengan pemberian jaminan masa depan bagi tenaga keerja atas pelaksanaan klaim, sehingga membuat BPJS Ketenagakerjaan memiliki tantangan semakin besar guna pemberian layanan klaim lebih baik serta efisien pada peserta.

Selama melaksanakan kehidupannya, tentunya pemberian perlindungan sosial bagi masyarakat menjadi hal yang sangat diperlukan, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi negara untuk merealisasikannya. Merujuk atas UU Nomor 13 Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan pasal 99 dinyatakan bahwasanya seluruh pekerja serta anggota keluarga yang bersangkutan memiliki hak atas jaminan sosial tenaga kerja. Namun, pasal 15 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2011 mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah memberi penjelasan bahwasanya diwajibkan bagi pemberi kerja untuk melakukan melakukan pendaftaran atas dirinya serta pekerjanya secara bertahap menjadi bagian peserta BPJS menyesuaikan program jaminan sosialnya. Mengembangkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas tidak sekadar diperuntukkan bagi tenaga kerja, namun seluruh anggota keluarga, diberikan pemeliharaan bagi seluruh anggota terkait bahkan saat telah kehilangannya tenaga kerja tersebut kesempatan untuk bekerja kembali dikarenakan berbagai faktor kehidupan. Pemberian jaminan diperlukan ketika pekerja membutuhkan pertanggungjawaban atas kondisi keseharannya selama melakukan kerja di tempat yang bersangkutan. Sehingga untuk memberi kenyamanan serta rasa aman, diperlukan jaminan sosial bagi pekerja.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ialah siste yang dipergunakan untuk melakukan pengumpulan, penyimpana, serta pengolahan data keuangan serta akuntansi menjadi aspek pengambilan putusan. Umumnya, dilakukan menggunaka media komputer serta metode guna melakukan pelacakan kegiatan akuntansi atas hubungan yang dimilki oleh sumber daya teknologi informasi. Melalui ketersediaan

(18)

4

sistem tersebut, akan memberi kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan pemantauan perkembangan perusahaan.

Pelaksanaan system informasi membayar klaim JHT pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah dilaksanakan sesuai prosedur, tetapi nyatanaya masih adanya beberapa hal yang dianggap kurang sesuai, oleh karenanya diperlukan penyesuaian di lapangan. Melalui pelaksanaan pengamatan praktikan bahwasanya BPJS Ketenagakerjaan Tegal sering mengalami keterlambatan dalam pencairan klaim Jaminan Hari Tua, dapat dibuktikan dari beberapa wawancara yang telah dilaksanakan oleh praktikan terhadap beberapa tenaga kerja. Hal ini disebabkan adanya beberapa hambatan yang terjadi pada sistem pencairan klaim tersebut. Berdasarkan data wawancara dengan Bapak Wahyu selaku Kepala Divisi Kepesertaan, beliau mengatakan bahwa terdapat prosedur tambahan pada saat perekaman data peserta yang mengakibatkan keterlambatan untuk melanjutkan prosedur selanjutnya.

Guna melakukan pengukuran atas sistem informasi yang kurang baik dilakukan melalu database. Merujuk atas fakta, menunjukkan bahwasanya masih kurangnya pelayanan yang diberikan, sehingga tidak terpenuhinya ekspetasi peserta, yang dikarenakan beberapa hal masih terlambat, walaupun dalam sistem pelayanan tersebut sudah berjalan dengan baik. melalui kehandalan yang dimiliki sistem informas akan memberi manfaat pada peningkatan kinerja karyawan dikarenakan tujuan perancanangannya diperuntukkan untuk memberi hasil mengenai informasi keuangan yang dipergunakkan pada pemakai selama pelaksanaan pengambilan keputusan penting di instansi terkait.

Dengan adanya uraian fakta-fakta diatas, praktikan tertarik menyusun laporan magang terhadap permasalahan peserta BPJS ketenagakerjaan yang berjudul:

Analisis Sistem Informasi Akuntansi Klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakag penulis, maka dalam tugas akhir ini penulis akan merumuskan permasalahan yaitu:

(19)

5

1. Bagaimana Sistem Infromasi Akuntansi pencairan Klaim JHT pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal?

2. Bagaimana menghadapi kendala pada pencairan klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.3.1 Tujuan Penulisan

Merujuk atas pemaparan, berikut tujuan penyusunan tugas akhir:

1. Agar diketahuinya Sistem Informasi Akuntansi Klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

2. Agar diketahuinya kendala yang sering terjadi pada pencairan dana Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

1.3.2 Manfaat Penulisan

Selaras atas tujuan tersebut, berikut manfaat yang diharapkan bisa diberikan secara langsung maupun tidak kepada beberapa pihak:

1. Manfaat Teoritis

Dipergunakan sebagai wacana pada perkembangan ilmu pengetahuan, terutama pada sistem informasi akuntansi pencairan dana klaim pada BPJS Ketenagakerjaan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penulisan sebagai masukan guna memberi dukungan pencapaian tujuan perusahaan selama pemaksimalan layanan serta menekan berbagai permasalahan yang dihadapi di kemudian hari selama pelaksnaan klaim JHT.

b. Hasil penelitian bisa dijadikan sebagai bahan penambah pengetahuan pembaca tentang klaim JHT, mulai dar prosedur klaim JHT serta bisa menekan terjadinya kesalahan serta kekurangan apabila di kemudian hari melaksanaan klaim JHT.

(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem

2.2 Pengertian Jaminan Sosial

Jaminan sosial yakni bentuk perlindungan bagi seluruh rakyat terkecuali untuk memperoleh jaminan atas hidupnya agar tetap terjamin serta layak. Sistem Jaminan Sosial Nasional ialah metode penerapan jaminan sosial yang digunakan oleh organisasi koordinasi jaminan sosial. Guna menjamin kehidupan tetap terjamin di masa depan, dilakukanlah asuransi sosial oleh seluruh tenaga kerja bersangkutan untuk mengumpulkan dana secara wajib agar memiliki perlindungan risiko sosial- ekonomi. Peserta diwajibkan untuk memiliki simpanan tabungan wajib.

Pemerintah juga memberikan bantuan iuran untuk membantu masyarakat kurang mampu dan mereka yang tidak mampu membayar jaminan sosial.

Organisasi hukum yang dibentuk dengan tujuan melaksanakan program jaminan sosial ialah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Dana jaminan sosial ialah dana yang diamanahkan oleh keseluruhan peserta berupa himpunan iuran serta hasilnya melalui pengelolaan penyelenggara guna dilakukannya pembayaran manfaat bagi seluruh peserta serta membiayai operasional terlaksananya program.

Peserta adalah semua orang yang telah membayar iuran dan memiliki minimal enam bulan kerja berkelanjutan di Indonesia. Manfaat ialah hak yang menjadi hak peserta, serta seluruh keluarga. Iuran yakni uang yang rutin telah dibayarkan peserta, pihak pemberi kerja, ataupun pemerintah sebagai lembaga pemberi jaminan sosial. Pekerja yakni individu yang bekerja disertai penerimaan gaji ataupun imbalan lainnya.

2.3 Pengertian Jaminan Hari Tua

Program Jaminan Hari Tua, juga dikenal sebagai Program JHT ialah program berkala yang diperuntukkan bagi peserta sebelum mereka diklasifikasikan sebagai pensiunan jangka panjang. Pemberian dapat diberikan kepada orang tertentu jika peserta meninggal, seperti janda, duda, anak, atau ahli waris yang sah dari peserta.

JHT ialah suatu upaya pemberian perlindungan atas resiko hari tua yang akan dialami oleh indivisu serat memberikan kesiapan menghadapi masa pensiun berupa tabungan serta pencairannya dilakukan sekaligus melalui akumulasi iuran juga bonus pengembangan. JHT diperuntukkan menjadi pengganti upan yang

(21)

7 lagi bisa mendapatkan gaji tetsebut.

Program JHT memberi kepastian atas diterimanya penghasilan bagi tenaga kerja saat usianya 55 tahun ataupun dikategorisasikan sudah memenuhi persyaratan sebagaimana berikut:

1. Berada pada usia 55 tahun ataupun kehilangan nyawa, cacat total permanen.

2. Sudah tidak lagi bekerja, sudah menjadi peserta selama 5 tahun serta masa tunggu 1 bulan.

3. Tidak kembali dari luar negeri, menjadi PNS/POLRI/ABRI.

2.4 Karakteristik Jaminan Hari Tua

Merujuk atas UU No. 40 Tahun 2004 bahwasanya JHT mempunyai karakteristik, yakni:

1. Penyelenggaraannya dilakukan secara nasional sesuai prinsip asuransi sosial ataupun tabungan wajib:

b) Konsep asuransi sosial seperti yang diterapkan melalui pembayaran kontribusi pemberi kerja dan karyawan ke sistem asuransi.

c) Mengingat JHT mendapat keuntungan dari akumulasi iuran dan pengembangan iuran tersebut, maka ide penghematan paksa telah dilaksanakan.

2. Penyelanggaraannya bertujuan sebagai pemberi jaminan bagi peserta melalui penerimaan uang tunai ketika telah memasuki masa pensiun, atauun mengalami berbagai peristiwa yang menjadikannya tidak lagi bisa bekerja.

3. Kepesertaan perorangan.

4. Memiliki manfaar yakni pembayaran uang tunai yang dilakukan secara sekaligus ketika peserta sudah pensiun, ataupun mengelami beberapa peristiwa yang membuatnya tidak bisa bekerja kembali.

(22)

8

2.5 Manfaat Jaminan Hari Tua

Program JHT memiliki keuntungan menyediakan uang tunai dalam jumlah yang disesuaikan dengan jumlah total iuran dan pendapatan pengembangan, yang dibayarkan sekaligus, jika berlaku:

1) Sudah berada pada usia pensiun.

2) Divonis cacat total tetap.

3) Meninggal dunia

Setiap indivisu memiliki jumlah besaran nilai yang berbeda, dikarenakan menyesuaikan tas nilai akumulasi iuran yang selama ini telah dilakuka serta pemberian tembahan atas biaya pengembangan, pembayarannya dilakukan sekaligus, dengan durasi masa kepesertaan yakni sesingkat-singkatnya 10 tahun.

Sesudah melewati masa tersebut, peserta diperkenankan melakukan pengambilan atas JHT yang dmiliki dengan besaran 30%, 10% bagi kepemilikan rumah yang diperuntukkan menyiapkan masa pensiun. Pembayaran JHT kepada pserta akan dilakukan setelah usia peserta 56 tahun, kehilangan nyawa, ataupun cacat total permanen. Selaras atas PP No. 60 Tahun 2015 mengenai Perubahan PP No. 46 Tahun 2015 mengenai Penyelenggaran Program JHT, berikut beberapa syarat penerimaan manfaat JHT tidak termasuk bagi pihak yang pensiun:

1) Pengunduran diri atas pekerjaan.

2) PHK yang dialami peserta.

3) Peserta pergi ke luar negeri untuk selamanya.

2.6 Flowchart Pencairan/Klaim Jaminan Hari Tua

Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menyalurkan dana jaminan hari tua:

a. Cek Kelengkapan Dokumen

Pemeriksaan dokumen merupakan langkah awal dalam proses dan tahapan pencairan dana JHT BPJS. Kebutuhan utama untuk setiap situasi yang melibatkan pencairan keuangan sebenarnya ialah dokumentasi. Folder checklist biasanya digunakan oleh satpam di BPJS sendiri untuk melakukan pemeriksaan dokumen.

Dokumen dan berkas yang di bawa akan diperiksa satu persatu oleh satpam ini.

Petugas tidak akan meneruskan ke langkah berikutnya jika ada satu dokumen yang kurang. Para peserta akan diinstruksikan untuk mengisi formulir yang belum lengkap di rumah terlebih dahulu. Selain itu, petugas keamanan biasanya akan menyarankan dan mengarahkan peserta untuk membuat salinan dokumen apa pun

(23)

9 yang belum disalin.

Kartu Peserta Jamsostek/BPJS TK, paklaring, KTP atau SIM, Kartu Keluarga, dan buku tabungan merupakan beberapa formulir yang harus diisi dan fotokopinya dibuat dalam rangka penyaluran dana JHT BPJS Ketenagakerjaan. Dengan demikian, akan lebih baik jika peserta melengkapi dan membuat salinan dari beberapa dokumen yang diperlukan sebelum berangkat.

b. Mengisi Formulir Klaim Jaminan Hari Tua

Jika peserta telah menyerahkan semua dokumen yang diperlukan dan telah diberi lampu hijau oleh petugas, mereka akan melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu penyisipan formulir. Petugas pada saat ini akan menyerahkan formulir distribusi JHT kepada para peserta. Saat ini, tugas peserta ialah mengisi formulir dengan informasi yang akurat dan komprehensif. Jika ada detail pada formulir yang tidak jelas, jangan takut untuk mendekati petugas untuk klarifikasi.

c. Menandatangani Surat Pernyataan Sedang Tidak Bekerja

Surat pernyataan juga harus diisi oleh peserta setelah mereka mengisi formulir dengan benar dan menyeluruh. Pernyataan bahwasanya peserta tidak dipekerjakan oleh perusahaan mana pun terkandung dalam surat pernyataan ini. Sebagai jaminan lebih lanjut dari klaim, surat pernyataan harus ditandatangani dengan materai rp. 6000.

d. Letakkan Dokumen Ke Dalam Dropbox

Map harus dibuat dan berisi semua berkas yang telah diperiksa, beserta formulir permohonan dan surat pernyataan yang telah ditandatangani. Peserta berikut harus meletakkan map ke dropbox yang diberikan setelah peserta pertama selesai menambahkan semua berkas ke dalamnya. Petugas kemudian akan memeriksa kembali folder tersebut.

(24)

10

e. Ambil Nomor Antrian

Peserta harus ingat untuk mengambil nomor antrean yang diposisikan di bawah dropbox setelah memasukkan dokumen atau file ke dalam dropbox. Setelah itu, duduk di ruang tunggu dan tunggu keputusan tentang prosedur berikut.

Berdasarkan urutan nomor antrean saat ini, panggilan akan dilakukan.

f. Verifiikasi Data Diri

Peserta kemudian melanjutkan ke tahap verifikasi data setelah mendengar namanya dipanggil sesuai dengan nomor urutnya. Peserta akan diwawancara ringan dengan beberapa pertanyaan pada tahap verifikasi data diri ini. Biasanya, pertanyaan seperti kapan pekerjaan terakhir, berapa penghasilan terakhir, dan siapa nama ibu kandung yang ditanyakan.

g. Foto Diri

Peserta akan diajak untuk mengambil foto diri mereka sendiri setelah wawancara. peserta BPJS yang sudah tidak bekerja lagi akan diberikan seluruh jumlah JHT-nya. Potret diri sendiri akan menjadi bukti bahwasanya subjek telah mengambil semua uang JHT-nya.

h. Menerima Tanda Bukti Transaksi

Penerimaan bukti transaksi menandai dimulainya tahap pembayaran dana ketenagakerjaan JHT BPJS. Peserta akan mendapatkan dokumentasi setelah BPJS bekerja mentransfer JHT ke rekening bank peserta. Selain itu, peserta akan mendapatkan buku Tabungan, Kartu Keluarga, dan KTP asli akan dikembalikan pada saat ini. Sementara itu, Kartu Peserta Jamsostek/BPJS Ketenagakerjaan tidak

akan dikembalikan setelah dicairkan.

(25)

BAB III

METODE PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Jenis Pelaksanaan

Praktikan menggunakan metode partisipasi aktif untuk menyusun laporan magang, dengan mengikuti magang kerja pada beberapa bidang yaitu bidang kepesertaan dan pemasaran pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

3.1.1 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan dilakukan dalam kurun waktu 1 Juli 2021 sampai dengan 10 September 2021. Sesuai dengan jam kerja BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal yang berlaku secara historis. 08:00 hingga 18:00 WIB, Senin sampai Jumat.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan

Dilaksanakan di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal yang beralamatkan di Jl. MT. Haryono No.8, Tegalsari, Kec Tegal Bar, Kota Tegal, Jawa Tengah 52111

3.2 Sumber dan Jenis Data 3.2.1 Data Primer

Merupakan jenis data dihasilkan secara langsung kepada sumber. Sehingga penulis bias langsung melakukan pengamatan serta melakukan penulisan jawaban oleh objek penelitian seperti melakukan wawancara dengan orang atau kelompok agar mendapatkan sebuah jawaban. Sumber data primer penulis dengan melakukan wawancara terhadap pegawai di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

3.2.2 Data Sekunder

Yaitu data yang dihasilkan tidak langsung kepada sumber aslinya atau dengan kata lain sebagai pendukung data primer. Umumnya berbentuk tabel, diagram ataupun grafik informasi penting. Sumber penulis adalah dokumen- dokumen pendukung di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

11

(26)

12

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Praktikan mempergunakan data sekunder. Guna didapatkannya data di lokasi penelitian, berikut beberapa teknik yang dilakukan:

1. Metode Observasi (pengamatan), praktikkan mengambil data melalui observasi serta wawancara bilamana diperlukan menyesuaikan bagian yang terkait.

Burhan Bunglin (2011:118) menjelaskan bahwasanya observasi yakni

“kegiatan keseharian individu melalui penggunaan panca indera mata menjadi alat bantu utama atas panca indera lain”. Tinjauan atas sistem informasi pengelolaan data klaim JHT.

2. Dokumentasi, yakni pengumpulan seluruh bahan berupa dokumentasi prosedur pengumpulan data pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal yang diperoleh untuk menyusun laporan yang sedang dikerjakan praktikan.

3. Metode Kepustakaan

Metode ini dilakukan saat mengumpulkan datam tujuannya melakukan pencarian data/informasi menggunakan dokumen (tertulis, foto/gambar, media elektronik) yang digunakan sebagai pengukung penulisan.

3.4 Metode Penulisan Data

Analisis yang digunakan praktikan ialah analisis deskriptif. Analisis Deskriptif merupakan pengumpulan data, mengolah, menganalisis serta menyajikan data dalam bentuk deskriprif. Pendekatan penelitian deskriptif ialah pendekatan yang penerapannya berusaha memahami suatu situasi, suatu butir, atau gambaran dengan mendeskripsikannya secara menyeluruh dan praktis berdasarkan pengetahuan yang sudah ada. Analisis deskriptif dilaksanakan berdasarkan langkah berikut :

1. Perumusan Masalah, berupa kegiatan mengajukan pertanyaan yang akan menjadi panduan atau pedoman dari sebuah penelitian.

2. Menentukan jenis informasi atau data yang akan digunakan, memastikan keduanya relevan dengan permasalahan yang ingin di selesaikan.

3. Menentukan prosedur pengumpulan data yang efektif.

4. Pengambilan keputusan, penarikan kesimpulan pada penelitian dengan cara menyesuaikan data yang terkumpul dengan permasalahan yang ada.

(27)

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

Di Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan memiliki sejarah panjang dalam menetapkan undang-undang jaminan sosial ketenagakerjaan. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1951 tentang Kecelakaan Kerja, Peraturan Menteri Tenaga Kerja (PMP) No. 48 Tahun 1952 dan PMP No 8 Tahun 1956 tentang Pengaturan Bantuan Bagi Usaha Penyelenggaraan Kesehatan Buruh, PMP No. 15 Tahun 1957 tentang Pendirian Yayasan Sosial Buruh, PMP No. 5 Tahun 1964 tentang Pendirian Yayasan Dana Jaminan Sosial, dan pembentukan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 53 tentang Pokok-Pokok Tenaga Kerja. Dalam hal semua persyaratan hukum, pendirian asuransi sosial tenaga kerja pertama di Indonesia secara kronologis.

Sebagai hasil dari berbagai perkembangan yang terjadi dalam konteks kehidupan masyarakat, PP No. 33 Tahun 1977, yang dikeluarkan pada tahun 1977, menandai titik balik yang signifikan dalam pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK). Aturan ini mengamanatkan agar seluruh pengusaha dan BUMN mengikuti program ASTEK. PP No. 34 Tahun 1977, yang berkaitan dengan pembentukan forum penyelenggara ASTEK yang dikenal dengan Perum Astek, juga dilampirkan.

Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) dibentuk pada saat ini. Keputusan telah diambil bagi PT Jamsostek untuk mengambil alih sebagai entitas yang bertanggung jawab menyelenggarakan jaminan sosial pekerja di samping PP No. 36 Tahun 1995.

Berbagai program yang diberikan yakni diperuntukkan untuk pemberian perlindungan dasar bagi terpenuhinya kebutuhan minimal tenaga kerja serta anggota keluarga, melalui pemberian kepastian berlangsungnya arus diterimanya penghasilan keluarga yang sebelumnya diperoleh, tetapi dikarenakan beberapa faktor, penghasilan tersebut sudah tidak lagi bisa diterima. Sistem jaminan sosial nasional kemudian dibahas oleh Undang-Undang No. 40 Tahun 2004, yang diterbitkan pada akhir tahun. Undang-Undang ini sesuai dengan modifikasi UUD 1945 mengenai modifikasi Pasal 34 Ayat 2, yang berbunyi sebagai berikut:

“...Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

(28)

14

sesuai dengan martabat kemanusiaan...” Pekerja mungkin merasa aman melalui penggunaan perlindungan, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada peningkatan motivasi atau produktivitas mereka. PT jamsostek secara spesifik berusaha untuk melakukan pengedepanan kepentingan serta hak normatif melalui pemberian perlindungan 4 program, yakni JKK, JKM, JHT serta JPK.

Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang badan penyelenggara jaminan sosial dibuat pada tahun 2011. Pada 1 Januari 2014, PT Jamsostek berubah menjadi Badan Hukum Publik sesuai dengan amanat Undang-Undang. Dengan tambahan jaminan pensiunan tertanggal 01/07/2015 dan penyalurannya ke seluruh kota di Indonesia, maka peralihan menjadi BPJS Ketenagakerjaan tetap diberikan kepercayaan oleh berbagai pihak untuk melaksanakan program jaminan sosial ketenagakerjaan, khususnya JKK, JKM, dan JHT.

BPJS Ketenagakerjaan bertugas serta bertanggungjawab mulia yakni melaksanakan pelayanan melalui pengembangan program serta manfaat yang bisa dinikmati secara langsung bagi seluruh tenaga kerja juga anggota keluarga yang terkait. Kemajuan ekonomi serta kemakmuran rakyat juga mendapat pengaruh positif atas berbagai program yang ditawarkan serta dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

4.1.1 Lokasi BPJS Ketenagakerjaan

Jl. MT. Haryono No.8, Tegalsari, Kec Tegal Bar, Kota Tegal, Jawa Tengah 52111. Adapun jam kerja yang telah saya laksanakan sesuai dengan jam kerja di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal yaitu:

Tabel 4.1 Jadwal Jam Kerja

Hari Jam

Senin 08.00–16.00

Selasa 08.00–16.00

Rabu 08.00–16.00

Kamis 08.00–16.00

Jumat 08.00–16.00

(29)

15

Sabtu Libur

Minggu Libur

4.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

4.1.3 Visi dan Misi 1. Visi

Menjadi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial kebanggaan badan yang amanah, bertata kelola baik, serta unggul dalam operasional dan pelayanan.

(30)

16

2. Misi

a) Melindungi dan mensejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya.

b) Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja.

c) Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional.

4.1.4 Tugas Wewenang dan Hak BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

Merujuk atas UU No 24 tahun 2011 mengenai BPJS, PBJS Ketennagakerjaan yakni badan huum publik (BHP) dengan tanggung jawab yang langsung diberikan kepada Presiden, serta kantor pusat di Ibukota Negara. Selama pelaksanaannya tugas serat fungsinya, BPJS bisa melakukan pembentukan kantor perwakilan di seluruh Probinsi serat kantor cabang Kab/Kota. Adanya kepemilikan jaringan nasional di Provinsi serat Kabupaten.

Berikut tugas BPJS:

1. Melakukan penerimaan pendaftaran peserta.

2. Melakukan pemungutan serta pengumpulan iuran para peserta.

3. Melakukan penerimaan bantuan iuran oleh pemerintah.

4. Melakukan pengelolaan dana jaminan sosial bagi kepentingan seluruh peserta.

5. Melakukan pembayaran manfaat serat pembiayaan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan yang ditetapkan.

6. Melakukan pemberian informasi tentang diselenggarakannya program jaminan sosial bagi peserta seluruh rakyat.

Berikut wewenang BPJS Ketenagakerjaan:

1. Melakukan penagihan pembayaran iuran.

2. Melakukan penempatan dana jaminan sosial bagi pelaksanaan investasi jangka pendek serta panjang melalui pertimbangan likuiditasm solvabilitas, kehati- hatian, keamanan dana, serta hasil..

3. Mengawasi serta memeriksa kepatuhan peserta serta pemberi kerja selama pelaksanaan pemenuhan kewajiban atas ketentuan yang ditetapkan UU jaminan sosial nasional.

4. Melakukan pembuatan kesepakatan atas fasilitas kesehatan tentang besarnya pembayarannya, diperuntukkan atas standar tarif ketentuan.

(31)

17

5. Melakukan pembuatan serta pemberhentian kontrak kerja atas fasilitas kesehatan..

6. Memberikan sanksi administratif bagi peserta ataupun pemberi kerja karena tidak terpenuhinya kewajiban..

7. Melakukan pelaporan atas pemberi kerja kepada instansi terkait dengan kepemilikan wewennag tentang ketidakpatuhan selama pembayaran iuran ataupun pemenuhan kewajiban selaras atas ketentuan UU.

8. Menjalin kerjasama kepada pihak lainnya, guna pelaksanaan program jaminan sosial.

Berikut hak BPJS Ketenagakerjaan:

1. Mendapatkan dana operasional yang diperuntukkan bagi terselenggaranya program melalui sumber dana jaminan sosial serta sumber lainnya selaras atas peraturan UU.

2. Mendapatkan hasil monitoring serta evaluasi atas terselenggaranya program jaminan sosial serta DJSN tiap 6 bulan.

4.1 Hasil Penelitian

Dalam kegiatan magang selama 2 bulan 10 hari di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal, praktikan ditempatkan di bidang kepesertaan dan pemasaran.

Berikut cakupan tugas yang diberikan serta telah dikerjakan oleh praktikan:

4.2 Pembahasan

4.2.1 Sistem Pengajuan Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal

Program JHT diperuntukkan bagi pengganti terputusnya penghasilan individu dikarenakan beberapa faktor, yakni kehilangan nyawa, mengalami cacat, ataupun usia pensiun serta penyelenggaraannya melalui sistem tabungan hari tua.

Berkat program tersebut dinyatakan telah memberi kepastian bagi tenaga kerja untuk mendapatkan penghasilan, yang pelaksanaan pembayarannya dilakukan ketika tenaga kerja berusia 55 tahun ataupun sudah sesuai syarat.

Peserta bisa mengajukan klaim offline melalui pendatangan kantor BPJS terdekat, namun apabila tidak memungkinkan diperbolehkan untuk dilaksanakan

(32)

18

secara daring lewat website tersedia di BPJS Ketenagakerjaan. Peraturan BPJS No. 7 Tahun 2015 tentang Undang-Undang yang mengatur tentang penerapan sistem klaim JHT di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal, termasuk petunjuk pelaksanaan pembayaran JHT.

1. Persyaratan Pembayaran Manfaat JHT

a) Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan asli dan fotocopy.

b) KTP asli serta fotocopy.

c) KK asli serta fotocopy.

d) Surat keterangan pemberhentian bekerja oleh perusahaan ataupun penetapan oleh Pengadilan Hubungan Industrial.

e) Formulir klaim JHT, dapat di download pada website.

f) Buku tabungan atas nama peserta JHT sendiri.

2. Prosedur Pelaksanaan Klaim Jaminan Hari Tua

Pelaksanaan klaim JHT pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal terdapat dua metode pengajuan, yaitu online dan offline. Sistem Informasi klaim JHT tentunya telag tersedia serta dilaksanakan.

Berikut merupakan sistem klaim JHT yang harus dilalui jika mengajukan melalui offline:

(33)

19

Gambar 4.2 flowchart Prosedur Pelaksanaan Klaim Jaminan Hari Tua Berdasarkan flowchart di atas, prosedur klaim Jaminan Hari Tua dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Cek Kelengkapan Dokumen

Dokumen menjadi syarat terpenting pada tahap pemeriksaan dokumen.

Petugas yang melakukan pengecekan dokumen, yakni satpam melalui map ceklis. Dilakukan pengecekan satu demi satu atas seluruh berkas yang disiapkan. Petugas berwenang tidak memberi kelolosan apabila dijumpai

(34)

20

dokumen yang belum lengkap, sehingga peserta tidak bisa lanjut ke tahap selanjutnya. Sehingga dilakukan pengarahan peserta untuk melengkapi dokumen terlebih dahulu oleh petugas.

b) Mengisi Formulir Klaim Jaminan Hari Tua

Sesudah seluruh dokumen dinyatakan lengkap, maka peserta bisa melakukan tahap selanjutnya berupa pengisian formulir. Diharuskan bagi peserta mengisikan data diri pada formulir yang telah diberikan oleh petugas.

Pengisiannya harus tepat.

c) Menandatangani Surat Pernyataan Sedang Tidak Bekerja

Sesudah melakuan pengisian formulir, diharuskan bagi peserta untuk melakukan pengisian atas surat pernyataan. Dengan isi yakni pernyataan bahwasanya peserta sudah tidak lagi bekerja di perusahaan manapun. Surat disertai dengan materai Rp 10.000 serta dibumbui oleh tanda tangan peserta yang dijadikan menjadi penguat pernyataannya.

d) Ambil Nomor Antrian

Setelah mengisi formulir peserta harap melakukan pengambilan nomor antrian yang telah disediakan di bawah dropbox. Selanjutnya, peserta hanya perlu menunggu panggilan nomor antrian.

e) Verifikasi Data Diri

Ketika nama peserta dipanggil sesuai antrian, maka akan dilanjutkan tahap verifikasi data. Akan dilakuakn wawancara kepada peserta oleh petugas mengenai kebenaran data diri yang telah diisikan pada formulir.

f) Foto Diri

Setelah peserta diwawancarai, akan dilakukan foto diri peserta, sebagai bukti tambahan pada proses klaim Jaminan Hari Tua.

g) Menerima Tanda Bukti Transaksi

Terakhir, setelah dana ditransfer ke rekening bank peserta atas JHT tersebut, akan diberikannya tanda bukti transfer oleh BPJS Ketenagakerjaan.

(35)

21

3. Prosedur Pencairan Klaim Jaminan Hari Tua

Adapun sistem sesuai BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal dalam memperoses data diri peserta klaim JHT. Sistem proses pencairan dana klaim biasanya dilaksanakan pada divisi keuangan pada BPJS Kteneagakerjaan. Berikut sistem pencairan dana klaim JHT.

Gambar 4.3 flowchart Prosedur Pencairan Klaim Jaminan Hari Tua

Merujuk atas flowchart prosedur pencairan klaim JHT di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Menerima Dokumen dar Divisi Pelayanan

Akan dilakukan verifikasi kebenaran atas berkas klaim JHT dari divisi pelayanan. Apabila seluruh data sudah benar dan valid maka akan lanjut pada

(36)

22

tahap selanjutnya, namun jika terdapat data invalid maka peserta akan diminta untuk memperbaharui data ke Dukcapil setempat. Berikut tahapannya:

1) Melakukan pemeriksaan KK fotocopy dan asli.

Dalam pemeriksaan kebenaran KK peserta yakni melalui pengelihatan kesamaan atas nama peserta, lokasi tempat tinggal pada KK bersama data pada KTP. Apabila sama serta valid pada keduanya, dikategorisasikan jika telah benar serta bisa dilakukan penerimaan oleh pihak BPJS.

2) Melakukan pemeriksaan KTP fotocopy dan asli.

Dilakukan pengecekan masa berlaku KTP peserta pengajuan klaim JHT, serta validasi NIK KTP tersebut. Jika NIK valid serta masih berlaku, akan dilakukan penerimaan serta pemerosesan KTP oleh pihak BPJS.

3) Melakukan pemeriksaan surat keterangan berhenti bekerja fotocopy dan asli.

Pihak BPJS akan mengecek apakah nama perusahaan di surat serta pada formulir pengajuan klaim ialah sama. Kemudian pemeriksaan nama peserta, waktu diberhentikannya dia dari pekerjaan serta cap perusahaan yang tercantum.

4) Melakukan pemeriksaan formulir BPJS Ketenagakerjaan.

Formulir menyediakan berbagai data diri peserta kaliam, alasan yang diberikan ketika pelaksanan pengajuan klaim JHT, tenpat pembayaran sesuai kehendak peserta, serta tanda tangannya.

5) Melakukan pemeriksaan Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Melakukan pemeriksaan dengan benar kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan, kesesuaian nama dengan yang ada pada KTP.

6) Melakukan pemeriksaan nomor rekening pembayaran transfer

Saat pelaksanaan transfer oleh pihak BPJS kepada peserta, nomor rekening tentunya menjadi hal yang sangat dibutuhkan, menjadi keharusan bahwasanya rekening yang dipergunakan harus atas nama pihak yang terkait pengajuan klaim JHT tersebut tidak diperkenankan atas nama orang lain.

b) Merekam data atas klaim JHT pada sistem.

(37)

23

Sesudah dokumen dinyatakan lolos, selanjutnya dilakukan perekaman data pada sistem yang telah disediakan BPJS Ketenagakerjaan. Data tersebut akan direkam pada divisi kepesertaan yang dibagi menjadi dua prosedur, pertama melalui computer dan kedua ditulis ulang pada formulir yang berfungsi menduplikat data untuk disimpan pada bank data.

c) Membuat voucher garansi dan memiliki kwitansi jaminan berbayar klaim JHT.

Merupakan surat berisikan dokumen data, besarnya nominal dana klaim peserta, dan kode transaksi. Pembuatan voucher klaim akan dilaksanakan oleh pegawai bagian AR (Account Respresntative).

d) Pembuatan memo pembayaran klaim JHT melalui BNI.

Sesudah dicetaknya voucer kuitansi jaminan, menduplikat data oleh sistem online pada Ms. Excel. Biasanya berisikan nama peserta serta perusahaan, no.

rekening, kode transaksi juga jenis klaim yang diajukan.

e) Penyusunan voucher serta kuitansi jaminan atas klaim JHT sesuai kode transaksi.

Sesudah pembuatan voucher serta kuitansi jaminan, kemudian diberikannya cap

“TRANSFER”, selanjutnya dilakukan penyaruan berkas oleh divisi pelayanan.

Kemudian dilakukan penyimpanan berkas pada ruang arsi, guna dimudahkannya pencarian apabila terjadi retur atas klaim.

f) Pelaksanan rekapitulasi data atas pembayaran klaim JHT.

Proses rekapitulasi data bisa memberi kemudahan bagi proses pencairan data pada sistem jika suatu saat diperlukannya data.

g) Memproses pembayaran klaim jaminan.

Proses pembayaran dapat dilaksankan transfer dari bank BNI, namun bisa terjadi retur karena suatu alasan. Apabila terjadi retur mengena klaim JHT, maka dilakukan pencarian dokuen/berkas sesuai nama peserta pada ruang arsip menyesuaikan kode transaksi yang tersimpan.

4.2.2 Kendala Pada Sistem Klaim Jaminan Hari Tua

Dalam pelaksaan sistem klaim JHT yang sudah tersedia pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal tentu tidak lepas dari hambatan yang dihadapi.

Hambatan yang terjadi sangat berpengaruh pada hasil yang didapat bagi semua

(38)

24

pihak, terutama peserta pengajuan klaim Jaminan Hari Tua. Dampak kendalanya proses pencairan akan memakan waktu yang lama. Adapun kendala yang dihadapi pada Sistem Informasi Klaim Jaminan Hari Tua, yaitu:

1. Adanya keterlambatan dalam perekaman data pada divisi kepesertaan

Menurut penuturan Bapak Wahyu selaku Kepala Divisi Kepesertaan, beliau mengatakan “Pada perekaman data peserta di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal memang memiliki sistem duplikat penyimpanan, pertama dilakukan secara daring melalui computer pegawai, kedua dilakukan secara luring dengan menulis data peserta pada formulir yang berbeda. Dengan mana formulir tersebut untuk disimpan pada bank data yang tersedia.”

Dari penjelasan di atas praktikan mengetahui kendala yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal salah satunya adalah pada saat perekaman data peserta yang memakan banyak waktu.

2. Banyaknya data pada saat pembuatan voucher klaim.

Terlalu banyak data pencairan JHT sehingga pegawai sering kali mengalami kewalahan pada saat pembuatan voucher klaim.

3. Keterlambatan pembuatan memo.

Pembuatan memo merupakan menduplikat data dari sistem online ke MS.

Excel, rangkaian prosedur pemindahan data yang beragam dan jumlah data yang cukup banyak membuat para pegawai terkadang mengalami kemunduran waktu penyelesaiannya.

Menurut penganalisaan praktikan sistem informasi pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal sudah berjalan dengan baik, namun tidak dapat dipungkiri terdapat hambatan yang terjadi dan butuh penyesuaian di lapangan. Di atas merupakan beberapa kendala yang dapat menghambat pelaksanaan pencairan jaminan, yang mengakibatkan keterlambatan dalam pencairan klaim Jaminan Hari Tua di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

4.2.3 Solusi Menghadapi Kendala Pada Sistem Informasi Akuntansi

Adapun solusi yang dapat mengatasi kendala yang menghabat kelancaran pada sistem di BPJS Ketenagakerjaan:

1. Adanya keterlambatan dalam perekaman data pada divisi kepesertaan.

(39)

25

Praktikan mengamati bahwa perusahaan sering membukan lowongan magang di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal bertujuan mempercepat berjalannya sistem pencairan klaim tersebut.

2. Banyaknya data pada saat pembuatan voucher klaim.

Menurut data wawancara yang dilakukan praktikan terhadap salah satu pegawai (mas Rizwan), Ia menjelaskan “Terdapat 191.398 peserta terdaftar Jaminan Hari Tua, dan terdapat kurang lebih 1.200 peserta mengajukan pencairan klaim JHT pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal. Namun hanya terdapat 2 pegawai AR dan 3 pegawai ARK.”

Solusi yang dapat diambil untuk menangani kendala di atas yaitu dengan menambah pegawai divisi kepesertaan pada bagian AR (Account Respresntative) atau bagian ARK (Account Respresntative Khusus), sehingga sistem pencairan dapat berjalan dengan baik.

3. Keterlambatan pada saat pembuatan memo.

Pada saat pembuatan memo terdapat langkah-langkah yang beragam dalam pemindahan data, sehingga tidak dapat dipungkiri pembuatan memo cukup memakan banyak waktu.

Berdasarkan pengamatan praktikan solusi untuk mengatasi keterlambatan di atas adalah kepala divisi kepesertaan lebih memberikan sosialisasi terhadap para pegawai langkah langkah yang dapat mempermudah pekerjaan pegawai.

(40)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Merujuk atas hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan, berikut kesimpulannya:

1. Sistem klaim JHT di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal, umumnya sudah sesuai peraturan. Tercermin atas terlaksananya pencairan klaim JHT dengan baik.

2. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi JHT BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal masih sedikit terhambat. Hal ini berdasarkan dengan adanya keterlambatan atas pencairan jaminan sesuai penganalisaan praktikan.

3. Sistem Infromasi Klaim JHT yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal cukup memakan waktu pada saat perekaman data peserta. Hal ini didasarkan wawancara yang dilakukan praktikan terhadapa Kepala Divisi tersebut, terdapat penduplikatan data peserta yang mengakibatkan keterlambatan terlaksannya prosedur selanjutnya.

4. Kurangnya sosialisasi kepala divisi kepesertaan terhadap pegawai divisi tersebut, sehingga dapat menghambat berlangsungnya sistem informasi klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Cabanng Tegal.

5. Sistem Infomasi Klaim JHT pada BPJS Ketenagakerjaan terdapat keterlambatan pada pembuatan voucher klaim jaminan. Hal ini didasarkan data wawancara yang dilakukan praktikan terhadap salah satu pegawai (Mas Rizwan), yang mejelaskan bahwa jumlah data peserta pencairan jaminan tidak sebanding dengan jumlah karyawan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal.

5.2 Saran

Kebijakan Sistem Informasi Akuntansi Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal didasarkan pada perdebatan yang telah disebutkan di atas. Dengan demikian, praktik memberikan saran di BPJS Ketenagakerjaan jika bermanfaat bagi beberapa divisi. Rekomendasi praktik ini ialah:

(41)

27

1. Sebaiknya BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal menambah jumlah pegawai supaya sistem atas klaim jaminan dapat terlaksana dengan baik.

2. Kepala Divisi sebaiknya lebih memperhatikan pegawainya dalam melaksanakan prosedur pencairan klaim jaminan.

3. Sebaiknya penyimpanan dokumen pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal cukup menggunakan sistem online, tanpa perlu mencatat ulang data dalam bentuk hardfile karena sudah tersedia perlengkapan kantor yang sangat memadai.

4. Seharusnya BPJS Ketenagakerjaan memberikan fasilitas pelatihan khusus untuk para pegawai.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Bunglin. (2011). Penelitian Kualitatif, Ekonomi, Kebijakan, Public dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana.

UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

https://jdih.kemnaker.go.id/asset/data_puu/2022PMNaker002.pdf

http://repository.fe.unj.ac.id/5344/1/Laporan%20PKL_Nurlita%20Amelia_81051 33120.pdf

http://eprints.umsida.ac.id/3802/1/Proposal%20Lengkap%20-

%20152010300113%20-%20152010300196.Pdf.pdf https://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?id=21851&page=48

https://www.cermati.com/artikel/e-payment-system-eps-cara-mudah-membayar- iuran-bpjs-ketenagakerjaan

http://www.jamsosindonesia.com, Naskah Akademik SJSN, diakses tanggal 24 Mei 2022

https://www.cermati.com, diakses tanggal 20 Juli 2022 https://serupa.id/metode-penelitian-deskriptif/

Mangkunegara, A. A. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan.

Bandung : Rosdakarya.

Azhar, S. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.

Krismaji. (2010). Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga. Yogyakarta: STIM.

Setiawati, L. (2011). Sistem Informasi Akuntansi, Perancangan,. Prosedur dan Penerapan. Edisi 1. Yogyakarta: Andi.

Gambar

Tabel 4.1 Jadwal Jam Kerja .................................................................................
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal
Gambar 4.2 flowchart Prosedur Pelaksanaan Klaim Jaminan Hari Tua  Berdasarkan  flowchart  di  atas,  prosedur  klaim  Jaminan  Hari  Tua  dapat  diuraikan sebagai berikut:
Gambar 4.3 flowchart Prosedur Pencairan Klaim Jaminan Hari Tua

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan ini menunjukkan Prosedur Pengajuan Klaim Jaminan Hari Tua di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Surakarta terdapat beberapa

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah Bagaimana Prosedur Penaganan Klaim yang dilaksanakan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan ?5. 1.3

a) Struktur Organisasi, struktur organisasi yang diterapkan pada BPJS Ketenagakerjaan KCP Bandung Barat telah jelas dalam pembagian tugas, wewenang dan tanggung

Salah satu program yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan adalah jaminan pensiun. Kepesertaan pada program Jaminan Pensiun mulai berlaku sejak Pekerja terdaftar

Bapak Maulana Zulfikar, selaku pimpinan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Kantor Cabang Surakarta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk

Rencana kegiatan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan pada. tahun 2014 adalah meningkatkan perlindungan yang layak bagi

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui cara penanganan klaim pada Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Medan Kota.. Informasi yang

HASIL Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dikantor BPJS Ketenagakerjaan cabang meulaboh, diperoleh informasi melalui berbagai narasumber mengenai perkembangan aplikasi