Pendahuluan
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan
Ruang Lingkup
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
Metodologi Penelitian
Metode dan Data
Dasar Teori
- Bencana Banjir
- Risiko Bencana
- Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (GIS) adalah sistem untuk mengelola, menyimpan, memproses atau memanipulasi, menganalisis dan menyajikan data spasial yang berkaitan dengan permukaan bumi. Sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang menggunakan data spasial yang dapat berupa titik geometris, garis, dan area tertentu dalam ruang. Fungsi sistem informasi geografis adalah menyajikan informasi mengenai posisi suatu benda di bumi, beserta informasi mengenai lokasi tersebut.
Sistem informasi geografis mempunyai peran penting dalam penanggulangan bencana dengan menyediakan data dan analisis geospasial yang dapat membantu pengambil keputusan bencana.
Data 23
- Kurva Kerentanan Bangunan Terhadap Banjir
- Model Eksposur Sekolah
- Batas Administrasi
Peta indeks rawan banjir di Jawa Barat yang diperoleh dari BNPB dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan data yang digunakan, Jawa Barat memiliki 22.113 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA yang tersebar di 27 kabupaten/kota. Untuk dapat mengevaluasi nilai ekonomi sekolah, diperlukan informasi luas bangunan masing-masing sekolah di setiap kabupaten/kota.
Kemudian hasil sampel dari rumus Slovin tersebut dibobotkan untuk menentukan jumlah sampel sekolah di setiap kabupaten/kota yang sebanding dengan jumlah sekolah yang terdampak banjir di setiap kabupaten/kota. Sampel sekolah pada setiap jenjang di setiap kabupaten/kota kemudian diperoleh berdasarkan rasio jumlah sekolah terdampak di setiap kabupaten/kota. Untuk SMP/MTS yang jumlah siswanya kurang dari 15 orang per kelompok belajar, Tabel 2.4 dapat digunakan.
Untuk SMA/MA yang jumlah siswanya kurang dari 15 orang per kelompok belajar, tabel 2.6 dapat digunakan. Dari informasi jumlah lantai, jumlah siswa, kelompok belajar dan rasio siswa terhadap kelompok belajar, dapat ditentukan luas minimal sekolah yang menjadi sampel kemudian dirata-ratakan berdasarkan jenjang di setiap kabupaten/kota. Karena keterbatasan data, HSBGN yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keputusan Bupati Kuningan Nomor 640/KPTS.48-DPUTR/2022 dan keputusan ini akan digunakan untuk seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.
Metode jumlah lantai setiap tingkat pada setiap kabupaten/kota digunakan untuk menentukan klasifikasi bangunan sederhana atau bangunan tidak sederhana pada kabupaten/kota tersebut. Data batas administrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data administrasi kota/kabupaten Provinsi Jawa Barat.
Metode Pengolahan Data
- Perhitungan Kerusakan Sekolah Akibat Banjir
- Perhitungan Kerugian Ekonomi Akibat Bencana Banjir
Kemudian Tabel 3.4 menampilkan nilai minimum dan maksimum kerusakan sekolah dasar akibat banjir di setiap kabupaten/kota di Jawa Barat. Selanjutnya Tabel 3.7 menunjukkan jumlah minimum dan maksimum banjir yang berdampak pada sekolah menengah di setiap kabupaten/kota. Jumlah SMP terdampak banjir per kabupaten/kota disajikan pada Tabel 3.9.
Kemudian Tabel 3.10 menunjukkan minimal dan maksimal genangan banjir yang melanda SMA di setiap kabupaten/kota. Rata-rata luas wilayah yang diperoleh setiap tingkat di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 3.13. Kabupaten/Kota dengan potensi kerugian total SD akibat banjir terbesar adalah Kabupaten Bandung dengan total kerugian sebesar Rp.
Kabupaten/Kota dengan potensi total kehilangan sekolah menengah akibat banjir tertinggi adalah Kabupaten Bekasi dengan total kerugian sebesar Rp. atau 249 Miliar rupiah dan kabupaten/kota dengan total kerugian SMP paling rendah adalah Kota Bogor dengan total kerugian Rp. Kabupaten/Kota dengan potensi total kehilangan sekolah menengah akibat banjir tertinggi adalah Kabupaten Bekasi dengan total kerugian sebesar Rp.
atau sekitar 164 Miliar rupiah dan kabupaten/kota dengan total kerugian SMA paling rendah adalah Kota Cimahi dengan total kerugian sebesar Rp. atau sekitar 2 triliun rupiah dengan Kabupaten Bekasi sebagai kabupaten/kota yang berpotensi mengalami kerugian SMP sebesar Rp.
Hasil dan Pembahasan
Potensi Kerusakan Bangunan Sekolah
- Hasil Potensi Kerusakan Bangunan Sekolah Dasar Akibat Banjir 38
Banjir yang melanda SD di Jawa Barat terendah terjadi di Kabupaten Bandung dengan tinggi banjir mencapai 0,16 m, dan banjir tertinggi terjadi di 8 kabupaten/kota dengan tinggi banjir mencapai 2,50 m. banjir adalah Kabupaten Purwakarta dengan rata-rata banjir 2,13 m dan kabupaten/kota dengan rata-rata banjir terendah adalah Kota Banjar dengan rata-rata banjir 1,11 m. Kerusakan sekolah terendah terdapat di Kabupaten Bandung dengan tingkat kerusakan 0,23% dan tertinggi Kerusakan terjadi di 18 kabupaten/kota dengan tingkat kerusakan 15,2%.
Kabupaten/kota dengan rata-rata kerusakan tertinggi adalah Kabupaten Purwakarta dengan rata-rata persentase kerusakan sebesar 15,2% dan kabupaten/kota dengan rata-rata kerusakan terendah adalah Kota Banjar dengan rata-rata persentase kerusakan sebesar 8,97%. Berdasarkan Tabel 3.6, Kabupaten Bekasi merupakan kabupaten/kota dengan jumlah SMP terdampak banjir terbanyak sebanyak 334 sekolah, disusul Kabupaten Indramayu dan Kota Bekasi masing-masing sebanyak 247 dan 202 sekolah terdampak. Banjir terendah yang melanda SMP di Jawa Barat terjadi di Kabupaten Bandung dengan ketinggian banjir 0,13 m, dan banjir tertinggi terjadi di 10 kabupaten/kota dengan ketinggian banjir 2,50 m.
Kabupaten/kota dengan rata-rata banjir tertinggi adalah Kabupaten Tasikmalaya dengan rata-rata banjir 1,73 m dan kabupaten/kota dengan rata-rata banjir terendah adalah Kota Sukabumi dengan rata-rata banjir 1,30 m. Kerusakan SMA terendah terdapat di Kabupaten Bandung dengan persentase kerusakan sebesar 0,18%, dan kerusakan tertinggi terdapat di 23 kabupaten/kota dengan persentase kerusakan sebesar 15,2%. Kabupaten/Kota dengan rata-rata kerusakan tertinggi adalah Kabupaten Tasikmalaya dengan persentase kerusakan rata-rata sebesar 12,68% dan kabupaten/kota dengan rata-rata kerusakan terendah adalah Kota Depok dengan persentase kerusakan sebesar 10,86%.
Berdasarkan Tabel 3.9, Provinsi Bekasi merupakan kabupaten/kota dengan jumlah SMP terdampak banjir terbanyak sebanyak 241 sekolah, disusul Provinsi Indramayu dan Kota Bekasi masing-masing sebanyak 184 dan 158 sekolah terdampak. Banjir terendah yang melanda SMA di Jawa Barat terjadi di Kabupaten Bandung dengan tinggi banjir mencapai 0,06 m, dan banjir tertinggi terjadi di 10 kabupaten/kota dengan tinggi banjir mencapai 2,5 m. Kerusakan SMA paling rendah terdapat di Kabupaten Bandung dengan persentase kerusakan sebesar 0,09%, dan kerusakan tertinggi terdapat di 22 kabupaten/kota dengan persentase kerusakan sebesar 15,2%.
Kabupaten/kota dengan rata-rata kerusakan tertinggi adalah Kabupaten Kuningan dengan persentase kerusakan rata-rata sebesar 12,84% dan kabupaten/kota dengan rata-rata kerusakan terendah adalah Kabupaten Subang dengan persentase kerusakan sebesar 10,58%.
Potensi Kerugian Bangunan Sekolah
- Hasil Sampling Eksposur
- Hasil Potensi Kerugian Sekolah Dasar Akibat Banjir
- Hasil Potensi Kerugian Sekolah Menangan Pertama Akibat Banjir64
Perlu ditegaskan bahwa dalam penelitian ini pengambilan sampel ditambah pada beberapa kabupaten/kota yang setelah dilakukan pembobotan diperoleh besar sampel mendekati nol. Setelah menentukan sekolah yang akan dijadikan sampel, maka diperoleh rata-rata luas tiap tingkat di setiap kabupaten/kota dengan memperkirakan luas minimum berdasarkan rasio kelompok belajar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada sampel dalam penelitian ini hanya Kota Sukabumi untuk SMP dan Kabupaten Sukabumi untuk SMA yang mempunyai lebih dari 2 lantai.
Oleh karena itu, hanya dua kabupaten/kota pada masing-masing tingkat yang kerugiannya dihitung menggunakan klasifikasi HSBGN bangunan tidak sederhana dengan nilai Rp 5.830.000/𝑚2. Setelah diperoleh nilai kerusakan tiap gedung sekolah, rata-rata luas gedung sekolah dan keadaan harga satuan, dapat dilakukan pengolahan untuk mengetahui sebaran potensi kerugian sekolah dasar seperti terlihat pada Gambar 3.11. Kemudian nilai minimum dan maksimum kerugian sekolah dasar yang terkena dampak banjir diperoleh pada Tabel 3.15.
atau 251 Miliar rupiah dan kabupaten/kota dengan total kerugian SD paling rendah adalah Kota Sukabumi dengan total kerugian sebesar Rp. Kemudian nilai minimum dan maksimum kerugian sekolah menengah terdampak banjir diperoleh pada Tabel 3.16. Berdasarkan Tabel 3.16 dapat ditentukan kabupaten/kota yang mempunyai SMP dengan kerugian paling sedikit adalah Kabupaten Bandung dengan kerugian minimal sebesar Rp 19,35 juta dan kabupaten/kota yang memiliki SMP dengan kerugian terbesar. merupakan Kabupaten Bandung Barat dengan kerugian paling besar.
Kemudian nilai kerugian minimal dan maksimal SMA terdampak banjir diperoleh pada Gambar 3.15. Berdasarkan Tabel 3.17 dapat ditentukan kabupaten/kota yang mempunyai SMA dengan kerugian terkecil adalah Kabupaten Bandung dengan kerugian minimal sebesar Rp 6,78 juta dan kabupaten/kota yang mempunyai SMA dengan kerugian terbesar adalah adalah Barat Kabupaten Bandung dengan kerugian maksimal Rp.
Pembahasan
Kemudian banjir didapat di setiap sekolah di Jabar, dimana terdapat 1.592 SD, 1.951 SMP, dan 1.497 SMA terdampak banjir. Untuk SD, SMP, dan SMA terdapat 18, 23, dan 22 kabupaten/kota yang memiliki sekolah dengan kerusakan maksimal, dimana total SD dengan kerusakan maksimal sebanyak 181 sekolah, SMP sebanyak 212 sekolah, dan 142 sekolah. Menengah Atas dengan kerusakan maksimum. Pengurutan kabupaten/kota berdasarkan rata-rata banjir dan rata-rata kerusakan mempunyai perbedaan, hal ini disebabkan karena kurva yang dikembangkan Mechler tidak linier.
Karena terdapat 4.970 sekolah terdampak banjir, maka diambil 370 sampel untuk mengetahui rata-rata luas tiap kabupaten/kota dan klasifikasi HSBGN yang digunakan tiap kabupaten/kota. Kemudian untuk menghitung kerugian sekolah, persentase kerusakan sekolah harus dikalikan dengan rating sekolah. atau sekitar 793 Miliar rupiah, dimana Kabupaten Bandung menjadi kabupaten/kota dengan potensi kerugian sekolah dasar tertinggi yaitu sebesar Rp.
atau sekitar 1,4 triliun rupiah dengan Kabupaten Bekasi sebagai kabupaten/kota yang memiliki potensi kerugian terbesar sebesar Rp. Kabupaten Bandung menjadi kabupaten/kota dengan jumlah SD terdampak terbanyak dan Kabupaten Bogor menjadi wilayah dengan jumlah SMP dan SMA terbanyak terdampak banjir. Total potensi kerugian Sekolah Dasar di Jawa Barat sekitar 793 Milyar rupiah, didominasi oleh Kabupaten Bandung dengan kerugian sekitar 251 Milyar rupiah, potensi kerugian SMA sekitar 2 triliun rupiah dengan Kabupaten Bekasi sebagai daerah yang paling besar kerugiannya. yaitu 249 Miliar rupiah, dan potensi kerugian SMP Lebih dari sekitar 1,4 Miliar rupiah dengan Kabupaten Bekasi sebagai wilayah dengan kerugian tertinggi sebesar 164 miliar rupiah.
Telah dihasilkan peta kerusakan dan kerugian gedung sekolah di Jawa Barat yang dapat digunakan pemerintah untuk menentukan wilayah prioritas yang perlu menghidupkan kembali gedung sekolah dan memberikan bantuan keuangan jika terkena dampak banjir. Perlu disusun kurva kerentanan spesifik gedung sekolah di Jawa Barat untuk memperoleh nilai kerusakan yang lebih akurat.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Saran 73