LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI MANUSIA
Analisis Distribusi Spasial Taman Kota dan Korelasinya dengan Faktor Sosio-Geografis di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan
Disusun guna memenuhi tugas Praktikum Geografi Manusia
Dosen Pengampu:
Dr. Hayuning Anggrahita, S.Si., M.S.M.
Disusun Oleh:
Kelompok 8
Annisa Nurul Fazriah (2306158264) Lintang Nurwandita (2306158283)
Nadia Eliza (2306216913)
Syifa Fauziah (2306158251)
Zahra Qalbu Lissastro (2306158453)
DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 4
BAB II 5
2.1 Metode Pengumpulan Data 5
2.2 Hasil dan Pembahasan 6
2.2.1 Lokasi Penelitian 6
2.2.2 Pola Persebaran Taman 7
2.2.3 Variabel Yang Mempengaruhi Terbentuknya Pola Persebaran Taman 8
2.2.3.1 Kepadatan Penduduk 8
2.2.3.2 Aksesibilitas 9
2.2.3.3 Penggunaan Lahan 10
2.2.3.4 Transportasi 11
BAB III 12
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perkembangan urbanisasi yang pesat di kota-kota besar, termasuk Jakarta, menimbulkan berbagai masalah dalam pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH). Taman kota, sebagai salah satu bentuk RTH, berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perkotaan serta memberikan ruang rekreasi dan sosial bagi warga setempat. Pada Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang merupakan salah satu kawasan dengan tingkat urbanisasi yang relatif tinggi, menghadapi tekanan pembangunan yang berdampak pada penyusutan lahan hijau.
Oleh karena itu, distribusi spasial taman kota di wilayah ini menjadi isu yang penting untuk dikaji lebih dalam.
Irwan (2007), mendefinisikan taman kota sebagai suatu ruang terbuka hijau yang mempunyai fungsi utama untuk keindahan dan interaksi sosial. Keberadaan Taman Kota tentunya sangat mendukung untuk menunjang aktivitas manusia di lingkungannya agar dapat memanfaatkan wilayah sekitar untuk kehidupan sehari-hari. Menurut Purnomohadi N (2006), taman kota memiliki berbagai fungsi yang signifikan bagi masyarakat sekitarnya, dimana fungsi taman kota yaitu, sebagai nilai edukatif, ruang kegiatan dan tempat fasilitas kota, nilai estetika, serta untuk kegiatan ekonomi.
Distribusi taman kota tidak hanya dipengaruhi oleh perencanaan tata ruang, tetapi juga oleh faktor-faktor sosio-geografis seperti kepadatan penduduk, status sosial ekonomi, dan aksesibilitas. Di kota-kota besar, sering kali terjadi ketimpangan dalam distribusi taman kota, di mana wilayah dengan penduduk berpenghasilan rendah atau kepadatan tinggi cenderung memiliki akses yang lebih terbatas terhadap ruang terbuka hijau. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spasial taman kota di Kecamatan Jagakarsa dan mengidentifikasi korelasi antara keberadaan taman kota dengan faktor-faktor sosio-geografis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai seberapa merata penyebaran taman kota di Jagakarsa serta bagaimana keterkaitan antara taman kota dengan faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat pendapatan, dan aksesibilitas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana distribusi spasial taman kota di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan?
2. Bagaimana hubungan antar distribusi spasial taman kota dengan kepadatan penduduk, aksesibilitas, penggunaan lahan, dan transportasi di Kecamatan Jagakarsa?
3. Apakah distribusi taman kota di Kecamatan Jagakarsa sudah memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau yang ideal bagi masyarakat setempat?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui distribusi spasial taman kota di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
2. Untuk mengetahui hubungan antara taman kota dengan beberapa faktor sosio-geografis seperti kepadatan penduduk, aksesibilitas, penggunaan lahan, dan transportasi di Kecamatan Jagakarsa.
3. Untuk mengetahui distribusi taman kota di Kecamatan Jagakarsa sudah memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau yang ideal bagi masyarakat setempat.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memahami pola distribusi taman kota dan hubungannya dengan faktor sosio-geografis di Kecamatan Jagakarsa. Kami menggunakan 2 jenis data, yaitu sekunder dan primer. Pada data primer kami melakukan observasi langsung untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, aksesibilitas, dan fasilitas yang tersedia. Kemudian pada data sekunder diperoleh dari website Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pemerintah Daerah, serta Jakarta satu.
Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan yang mencakup analisis pola distribusi spasial taman kota dari 6 Kelurahan didalamnya, diantaranya Kelurahan Tanjung Barat, Kelurahan Lenteng Agung, Kelurahan Jagakarsa, Kelurahan Ciganjur, Kelurahan Srengseng Sawah, serta Kelurahan Cipedak.
Dalam melakukan penelitian ini, kami menggunakan pendekatan spatial distribution.
Distribusi spasial mengacu pada penyebaran fenomena, objek, atau populasi di dalam ruang geografis. Dalam konteks penelitian ini, fokusnya adalah bagaimana taman kota dan faktor-faktor sosio-geografis terkait tersebar di wilayah Kecamatan Jagakarsa. Distribusi taman kota pada Kecamatan Jagakarsa ini, kami kaitkan dengan beberapa variabel yang memengaruhi, diantaranya yaitu kepadatan penduduk, aksesibilitas, penggunaan lahan serta transportasi yang ada di Kecamatan Jagakarsa.
2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian yang kami lakukan yaitu di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Jagakarsa merupakan salah satu Kecamatan di Kota Jakarta Selatan, yang secara geografis terletak diantara 106⁰ 47' 32" hingga 106⁰ 51' 30" Bujur Timur dan 6⁰ 17' 43"
hingga 6⁰ 21' 55" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Jagakarsa berbatasan langsung dengan Kecamatan Pasar Minggu di bagian utara, Kota Jakarta Timur di bagian timur, Provinsi Jawa Barat di bagian selatan serta Kecamatan Cilandak di bagian barat.
Kecamatan Jagakarsa memiliki 6 kelurahan yaitu, Ciganjur, Cipedak, Jagakarsa, Lenteng Agung, Srengseng Sawah, dan Tanjung Barat. Khususnya kami melakukan penelitian di taman-taman yang tersebar di setiap kelurahan tersebut.
2.2.2 Pola Persebaran Taman
Melihat dari pola persebaran taman-taman yang ada di Kecamatan Jagakarsa. Dapat terlihat bahwa pola yang terbentuk adalah pola random atau pola acak. Pola random adalah distribusi spasial objek atau ruang yang tidak memiliki susunan yang jelas atau teratur.
Terbentuknya pola ini bisa jadi disebabkan oleh faktor lingkungan maupun sosial. Faktor lingkungan ini mencakup topografi dari wilayah dibangunnya taman, kemudahan akses dari pemukiman, maupun pola aliran air atau berada di dekat sungai. Faktor Sosial ini mencakup kebutuhan warga sekitar dengan ruang hijau dan ruang kegiatan.
2.2.3 Variabel Yang Mempengaruhi Terbentuknya Pola Persebaran Taman 2.2.3.1 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk memiliki hubungan yang erat dengan ketersediaan ruang serta kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka hijau. Di wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, ketersediaan lahannya akan semakin terbatas. Wilayah dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dapat membuat kebutuhan akan ruang hijau semakin meningkat untuk menjaga kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga seharusnya wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi memiliki taman dengan ukuran yang lebih kecil namun tersebar secara merata. Namun, hal ini berbeda dengan taman di Kecamatan Jagakarsa. Berdasarkan data yang didapatkan dari Web BPS kecamatan Jagakarsa 2023, Kelurahan Lenteng Agung memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi, sedangkan Kelurahan Srengseng Sawah memiliki kepadatan penduduk yang paling rendah. Jika melihat dari jumlah taman yang tersebar di setiap Kelurahan, Srengseng Sawah justru memiliki jumlah taman terbanyak kedua dan lebih banyak dibandingkan jumlah taman di Kelurahan Lenteng Agung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepadatan penduduk tidak berpengaruh kepada sebaran taman di suatu Kelurahan. Variabel kepadatan penduduk
bukanlah determinan utama dalam distribusi taman kota di Kecamatan Jagakarsa.
Faktor-faktor lain seperti kebijakan tata ruang dan ketersediaan lahan bisa jadi berpengaruh dalam menentukan jumlah serta sebaran taman di suatu wilayah.
2.2.3.2 Aksesibilitas
Lokasi dan jangkauan suatu taman harus direncanakan secara strategis untuk memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat. Taman yang mudah diakses idealnya dapat dijangkau dengan berjalan kaki dalam waktu 10 - 15 menit dari pemukiman penduduk. Faktor aksesibilitas ini tidak hanya mencakup jarak tempuh, melainkan juga ketersediaan transportasi umum, kondisi jalan, dan lainnya yang mempengaruhi kemudahan akses.
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan, hampir semua taman yang kami kunjungi sulit diakses oleh pengunjung yang berasal dari luar wilayah Jagakarsa, karena lokasinya yang terletak jauh didalam pemukiman serta jalannya yang memiliki banyak belokan dan dapat membingungkan pengunjung yang berasal dari luar wilayah. Tetapi, taman ini mudah diakses oleh penduduk sekitar karena letaknya yang berada di sekitar pemukiman. Namun, ditemukan 1 taman yang memiliki aksesibilitas yang baik karena letaknya yang berada di
pinggir jalan raya yang memudahkan pengunjung dari berbagai wilayah untuk mengunjungi taman tersebut, yaitu Taman Tabebuya yang terletak di Kelurahan Ciganjur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar taman yang berada di Kecamatan Jagakarsa dibangun untuk memenuhi kebutuhan penduduk di sekitar taman dan sengaja dibangun di dekat wilayah pemukiman.
2.2.3.3 Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan, penggunaan lahan di sekitar taman-taman yang kami survei sebagian besar dipergunakan sebagai lahan pemukiman yang mana pola penempatan taman di tengah lahan permukiman ini berfokus pada penciptaan ruang publik yang dapat diakses dan dinikmati oleh seluruh warga setempat. Keberadaan taman di lingkungan ini pun berperan sebagai ruang hijau multifungsi yang mendukung berbagai kegiatan sosial, pendidikan, dan rekreasi bagi masyarakat sekitar.
2.2.3.4 Transportasi
Setelah kami observasi pada taman-taman yang kami pilih, rata-rata penduduk setempat maupun pengunjung yang mengakses taman-taman tersebut dominan menggunakan transportasi pribadi yaitu seperti sepeda dan sepeda motor. Hal ini dipengaruhi karena akses untuk ke taman-taman sedikit sulit, ramai, serta jalanan terjal naik turun. Namun, terdapat beberapa pengunjung dari luar daerah taman-taman tersebut yang memakai kendaraan bermobil tetapi mengakibatkan hambatan pada jalan menuju taman, sehingga terjadi kemacetan.
Dilain hal, mengapa tidak menggunakan transportasi umum dikarenakan kami tidak ditemukan adanya pengunjung yang mengakses taman menggunakan transportasi umum. Hal ini terjadi oleh faktor aksesibilitas yang sulit, serta kurangnya halte ataupun fasilitas transportasi umum yang dekat dari lokasi taman. Namun, setelah kami amati terdapat 1 taman yang memungkinkan untuk diakses dengan menggunakan transportasi umum seperti bus atau angkutan umum, yaitu di taman Tabebuya. Dengan pemberhentian sebagai berikut:
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah kami lakukan terhadap distribusi spasial dari taman kota di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, didapati bahwa pola persebaran dari taman di Kecamatan Jagakarsa bersifat acak (random), hal ini ditandai dengan tidak meratanya persebaran yang ada di setiap kelurahan atau RW pada Kecamatan tersebut, banyaknya pun dinilai kurang seimbang dengan luas wilayah setiap kelurahan serta belum mencerminkan kebutuhan masyarakat sekitar akan adanya Ruang Terbuka Hijau di lingkungan tempat tinggalnya. Pola persebaran taman ini dapat didorong adanya korelasi terhadap beberapa variabel terkait, seperti kepadatan penduduk, aksesibilitas, penggunaan lahan serta transportasi di Kecamatan Jagakarsa.
Berdasarkan hasil analisis dari kasus taman Tabebuya, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan taman-taman lainnya. Perbedaan ini terutama dipengaruhi oleh lokasi strategis yang berada di dekat jalan raya, yang memberikan kemudahan akses dan visibilitas yang lebih tinggi bagi pengunjung potensial. Selain itu, luasan taman yang lebih besar juga memungkinkan pengadaan fasilitas yang lebih beragam, sehingga dapat mengakomodasi berbagai jenis aktivitas dan kelompok pengguna yang berbeda. Faktor-faktor tersebut secara kolektif berkontribusi pada tingkat penggunaan taman yang lebih intensif. Kapasitas daya tampung yang lebih besar dan fleksibilitas penggunaan ruang memungkinkan taman Tabebuya untuk menampung berbagai kegiatan secara bersamaan, mulai dari aktivitas olahraga, rekreasi, hingga kegiatan sosial kemasyarakatan.
Hal ini menjadikan taman Tabebuya sebagai ruang publik yang lebih dinamis dan multifungsi dibandingkan dengan taman-taman lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persebaran taman kota di Kecamatan Jagakarsa dirasa perlu untuk ditata lebih strategis lagi dengan mempertimbangkan faktor aksesibilitas, kepadatan penduduk, dan kebutuhan masyarakat akan RTH agar keberadaannya lebih merata dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan taman Tabebuya, penambahan fasilitas pendukung seperti toilet umum dan area parkir yang memadai, peningkatan sistem pencahayaan untuk mendukung aktivitas di malam hari, serta penambahan area teduh untuk kenyamanan pengunjung sangat dibutuhkan. Dari segi pengelolaan, perlu dilakukan pemeliharaan rutin terhadap fasilitas dan vegetasi, pengaturan zonasi yang jelas untuk berbagai aktivitas, serta pelibatan masyarakat dalam pemeliharaan dan pengembangan taman.
Dengan implementasi saran-saran tersebut, diharapkan taman Tabebuya dapat terus berkembang sebagai ruang publik yang berkualitas dan berkelanjutan bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Imansari, N., & Khadiyanta, P. (2015). Penyediaan Hutan Kota dan Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Menurut Preferensi Masyarakat di Kawasan Pusat Kota Tangerang.Ruang,1(3), 101–110.
https://doi.org/10.14710/ruang.1.3.101-110
Hastuti, H. (2018). PERSPEKTIF SPATIAL DALAM KAJIAN GEOGRAFI MANUSIA.
Geomedia Majalah Ilmiah Dan Informasi Kegeografian,7(2).
https://doi.org/10.21831/gm.v7i2.19087
Widyastuti, N. a. a. S. A., & Pramana, R. D. (2021). Pola Persebaran Wisata Taman Dan Lingkungan Di Kota Surabaya. Jurnal Plano Buana, 1(2), 110–121.
https://doi.org/10.36456/jpb.v1i2.3533
Beranda - Situs Web Resmi Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan. (n.d.).
https://selatan.jakarta.go.id/modul/kecamatan/jagakarsa/
Monografi Kecamatan Jagakarsa. (2012, March 5). Akumassa.
https://akumassa.org/id/monografi-kecamatan-jagakarsa
Indonesia, B. P. S. (n.d.). Badan Pusat Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia.
https://www.bps.go.id/
LAMPIRAN
Taman Tabebuya, Ciganjur, Jagakarsa (Sumber : Foto Pribadi)
Taman Matoa, Jagakarsa, Jagakarsa (Sumber : Foto Pribadi)
Taman Seroja, Jagakarsa, Jagakarsa (Sumber : Foto Pribadi)
RPTRA Cipedak Gemilang, Cipedak, Jagakarsa (Sumber : Foto Pribadi)
Taman Gintung, Tanjung Barat, Jagakarsa (Sumber: Foto Pribadi)
RPRTA Shibi, Srengseng Sawah, Jagakarsa (Sumber: Foto Pribadi)