• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM UPAYA MENCAPAI BRAND AWARENESS PRODUK AIRFICIENT (Suatu Studi Pada PT Universal Indo Persada Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM UPAYA MENCAPAI BRAND AWARENESS PRODUK AIRFICIENT (Suatu Studi Pada PT Universal Indo Persada Bandung)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

INSTAGRAM DALAM UPAYA MENCAPAI BRAND AWARENESS PRODUK AIRFICIENT

(Suatu Studi Pada PT Universal Indo Persada Bandung) RERE ANUGRAH BUANA

NPM. 198020060

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PASCASARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG 2023 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan strategi Komunikasi Pemasaran di media sosial Instagram dalam upaya mencapai Brand Awareness produk airficient Suatu Studi Pada PT Universal Indo Persada Bandung). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan strategi berupa studi kasus dan phenomenology agar memudahkan penelitian dan analisis SWOT untuk mengetahui faktor-faktor penghambat. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Seiring memasuki era new digital economy Kehadiran industry 4.0 pun menjadi bukti bahwa saat ini perkembangan industri tidak dapat terlepas dari pengembangan teknologi Perkembangan sektor industri yang beiringingan dengan perkembangan teknologi tentunya dapat membawa dampak yang positif.dengan adanya teknologi digital suatu negara dapat mendorong perekonomianya.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram dalam mencapai brand awareness produk airficient hanya optimal di dimensi Event and Experienced . dan terdapat faktor penghambat yang perlu dievaluasi kembali oleh PT Universal Indo Persada . Posisi kompetitif yang dimiliki PT Universal Indo Persada berada pada sel II yaitu strategi agresif dengan nilai IFE dan EFE (2.68-3.52) dengan strategi yang umum digunakan pada posisi tersebut adalah Hold and Maintain dan Grow and Build

Kata kunci : Komunikasi Pemasaran, Brand Awareness, Strategi Pemasaran, Analisis SWOT.

RINGKESAN

Ulikan ieu miboga tujuan pikeun nganalisis palaksanaan strategi komunikasi pamasaran dina média sosial Instagram dina usaha ngahontal Brand Awareness produk airficient.Studi di PT Universal Indo Persada Bandung). Jenis panalungtikan anu digunakeun dina ieu panalungtikan nya éta déskriptif kualitatif kalayan stratégi dina wangun studi kasus jeung fénoménologi sangkan ngagampangkeun panalungtikan jeung analisis SWOT pikeun

1

(2)

nangtukeun faktor anu ngahambat. Téhnik ngumpulkeun data dilaksanakeun dumasar kana observasi, wawancara, jeung dokuméntasi. Ku ayana industri 4.0 ayeuna teh jadi bukti yen pangwangunan industri teu bisa leupas tina perkembangan teknologi. , nagara bisa naekeun ékonomi na.

Hasil tina panilitian nunjukkeun yén strategi komunikasi pamasaran dina média sosial Instagram dina ngahontal kasadaran merek produk airficient ngan ukur optimal dina dimensi Event and Experienced. sarta aya faktor penghambat anu kudu dievaluasi deui ku PT Universal Indo Persada. Posisi kompetitif PT Universal Indo Persada aya dina sél II, nyaéta strategi agrésif kalayan nilai IFE sareng EFE (2.68-3.52) kalayan strategi anu biasa dianggo dina posisi ieu nyaéta Hold and Maintain sareng Grow and Build.

Kecap Konci : Komunikasi Pemasaran, Kasadaran Merek, Strategi Pemasaran, Analisis SWOT.

ABSTRACT

This study aims to analyze the implementation of marketing communication strategies on social media Instagram to achieve Brand Awareness of airficient products. A Study at PT Universal Indo Persada Bandung). The type of research used in this research is descriptive qualitative with a strategy in the form of case studies and phenomenology to facilitate research and SWOT analysis to determine the inhibiting factors. Data collection techniques were carried out based on observation, interviews, and documentation. As we enter the new digital economy era, the presence of Industry 4.0 is proof that currently industrial development cannot be separated from technological development. Developments in the industrial sector that go hand in hand with technological developments can certainly have a positive impact. With digital technology, a country can boost its economy.

The results of the study show that marketing communication strategies on social media Instagram in achieving brand awareness of airficient products are only optimal in the Event and Experienced dimensions. and there are inhibiting factors that need to be re- evaluated by PT Universal Indo Persada. PT Universal Indo Persada competitive position is in cell II, namely an aggressive strategy with IFE and EFE values (2.68-3.52) with strategies commonly used in these positions are Hold and Maintain and Grow and Build

Keywords : Marketing Communication, Brand Awareness, Marketing Strategy, SWOT Analysis.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Memasuki revolusi industri 4.0, teknologi digital menjadi salah satu modal utama yang dibutuhkan oleh para pelaku industri untuk mengembangkan lini usaha atau core bisnis mereka. Kehadiran industry 4.0 pun menjadi bukti bahwa saat ini perkembangan industri tidak dapat terlepas dari pengembangan teknologi. Perkembangan sektor industri yang beiringingan dengan perkembangan teknologi tentunya dapat membawa dampak yang positif pada suatu negara berkembang.dengan adanya teknologi digital suatu negara dapat mendorong perekonomianya ke arah ekonomi digital. Penggunaan teknologi seperti PC dan internet ini pun menjadi awal dari perkembangan e-commerce atau perdagangan elektronik.

Seiring dengan perkembangan teknologi, era old digital economy akhirnya memasuki era new digital economy.

Tabel 1.4

Data Analysis akun Sosial Media Instagram PT Universal Persada Followers Engagement Rate Like Rate Comment Rate

(3)

143 7.11% 6.99% 0.12%

Sumber : Analisa io ( 3 Juni 2023 )

Dapat dilihat dari data pada table 1.3 bahawa interaksi akun sosial media Instagram PT Universal Indo Persada ini memiliki persentasi yang sangat rendah, dari 143 followers hanya terdapat kurang dari 10% akun yang melakukan interaksi dengan media sosial Instagram PT Universal Indo Persada , hal ini dapat dikatakan amat sangat buruk. Dengan memanfaatkan platform Instagram marketing creative team membuat akun Instagram official PT Universal Indo Persada yang diharapkan mendapatkan brand awareness secara global dan mampu mengerucut jika adanya calon klien yang tertarik dengan produk yang ditawarkan PT Universal Indo Persada dengan cara menghubungi salah satu Marketing eksekutif yang tertaut di Instagram Official PT Universal Indo Persada melalui tautan yang di paparkan di bio Instagram Official ataupun melalui tautan website yang ada di Instagram Official.Namun apabila interaksi yang diperoleh oleh PT Universal Persada kurang dari 10% mengartikan bahwa benar adanya masalah yang terjadi dalam proses promosi yang dijalankan oleh PT Universal Indo Persada.

Dalam praktik pemasaran digital 4.0 dimulai dengan pemasaran yang ada berorientasi dengan manusia, yang ditujukan untuk memanusiakan merek dengan atribut yang mirip dengan manusia dan bagaimana pemasar bisa melakukan pemaasaran omnichannel untuk meraih penjualan yang lebih tinggi untuk konsep pelibatan konsumen dan calon pelanggan di era digital.Ketatnya persaingan antara competitor Jika produk Perusahaan beroperasi di pasar yang sangat kompetitif, sulit untuk mendapatkan perhatian dan brand awareness yang tinggi.

Dalam hal ini, Perusahaan perlu mencari cara untuk membedakan produk Perusahaan dari pesaing. Dengan meninjau kembali strategi pemasaran Perusahaan, fokus pada keunikan produk Perusahaan, dan cari peluang untuk memasuki pasar yang belum terjamah.Pentingnya membangun brand awareness terhadap sebuah produk sebagai dasar utama untuk memperkenalkan brand atau merek suatu produk. Brand awareness merupakan tahapan pertama untuk konsumen membangun sebuah merek pada suatu produk. Brand awareness menjadi hal yang penting karena dapat membentuk sebuah informasi dalam ingatan di tempat yang pertama. Ketika konsumen hanya mempunyai waktu yang singkat untuk melakukan konsumsi produk, maka kedekatan dengan nama merek akan cukup menentukan pembelian (Pitta & Katsanis 2016). Menurut Aaker (dalam Rangkuti 2018, hal 39) brand awareness merupakan kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali juga mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

Suatu pemasaran menurut Assauri (2016) pada dasarnya adalah rencana- rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang me mberikan paduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat mencapai tujuan dari suatu perusahaan dengan kata lain strategi permasaran adalah serangkaian tujuan dan saran, kebijakan dan memberi arah pada usaha yang meliputi promosi, produksi, distribusi dan harga. Pemasaran merupakan salah satu faktor penting guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan yang menghadapi persaingan.

Meskipun menjadi faktor penting, tidak sedikit perusahaan yang gagal menjalankan kegiatan pemasaran. Salah satu penyebabnya adalah banyak pemasar tidak mengerti tentang STP (Segmenting, Targeting, Positioning) dan sering langsung menyusun program marketing mix tanpa tahu mengenai apa strategi segmentasi mereka, kemana target mereka dan janji apa yang mereka tawarkan ke pasar. Akibatnya banyak pemasar yang karena tidak mengerti siapa target mereka kemudian sembarangan menetapkan elemen marketing mix mereka, dan tidak sedikit yang melakukan error positioning seperti janji terlalu berlebihan, janji kerendahan, membuat janji yang membingungkan konsumen serta janji yang diragukan oleh konsumen (Durianto, et al, 2017).

(4)

Penyusunan STP yang tepat tentu saja akan memudahkan perusahaan dalam menyusun program kegiatan pemasaran. Terkait dengan hal itu, sebenarnya kegiatan dalam pemasaran menyangkut empat jenis tindakan yaitu tindakan mengenai produk, harga, distribusi dan promosi. Dari keempat jenis tindakan tersebut, didalamnya perlu dipikirkan strategi-strategi yang berkaitan dengan keempat kegiatan tersebut, baik secara individu maupun secara keseluruhan. Kombinasi dari strategi produk, harga, distribusi dan promosi dalam mencapai tujuan pemasaran dinamakan marketing mix atau bauran pemasaran (Rismiati dan

Suratno, 2017).

Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, pemasar pertama kali harus terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan dijual. Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu; bisa berdasar pembagian demografis; berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis). Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market yang telah dipilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus sesuai dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak dituju. Langkah berikutnya adalah melakukan positioning produk, positioning adalah menciptakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik.

Tabel 1.6

SWOT Strategi Pemasaran Digital PT Universal Indo Persada

Kekuatan ( Strength ) Kelemahan (Weakness ) 1. Memiliki Website Official

2. Adanya Tim Pemasaran Digital 3. Pengetahuan Marketing Eksekutif

tentang Produk Airficient

1. Produk Airficient belum ada di website official

2. Tidak semua SDM berpengalaman di bidang pemasaran

3. Efektifitas dan Efisiensi Pembuatan Konten Pemasaran di tiga platform media sosial

Peluang (Opportunity) Ancaman ( Threat ) 1. Pengguna media sosial yang

selalu meningkat

2. Perkembangan teknologi informasi

3. Perubahan perilaku dan

preferensi pengguna media sosial 4. Prospek calon klien

1. Regulasi yang belum mengikuti perkembangan era digital 2. Persaingan semakin ketat 3. Cyber Security

4. Adanya pelanggaran hak cipta konten atau Copyright

Berdasarkan Tabel 1.6 diatas menggambarkan peta kekuatan dan kelemahan sebagai analisis internal serta peluang dan ancaman sebagai analisis eksternal. Selanjutnya melalui analisis SWOT akan dapat diperoleh beberapa alternatif strategi kemudian ditetapkan prioritas strategi komunikasi pemasaran digital sebagai upaya mencapai brand awareness produk airficient pada PT Universal Indo Persada.

1.2 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini fokus penelitian adalah Strategi Komunikasi Pemasaran PT Universal Indo Persada dalam mencapai Brand Awareness Produk Airficient. Fokus penelitian ini adalah :

1. Fokus penelitian menitikberatkan pada strategi komunikasi pemasaran di media sosial dalam mencapai brand awareness untuk produk airficient

2. Lokus penelitian di Divisi Marketing Kreatif PT Universal Indo Persada Bandung 3. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif analisis, serta sifat penelitiannya

adalah single case study 1.3 Rumusan Masalah

(5)

Dengan mengacu pada latar belakang sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram produk airficient di PT Universal Indo Persada Bandung.

2. Bagaimana kinerja brand awareness di media sosial Instagram produk airficient PT Universal Indo Persada Bandung.

3. Bagaimana hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram dalam upaya mencapai brand awareness di PT Universal Indo Persada Bandung.

4. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram dalam

upaya mencapai brand awareness produk airficient pada PT Universal Indo Persada Bandung.

1.4 Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram produk airficient di PT Universal Indo Persada Bandung.

2. Brand awareness di media sosial Instagram produk airficient PT Universal Indo Persada Bandung.

3. Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi komunikasi

pemasaran di media sosial Instagram dalam mencapai brand awareness di PT Universal Indo Persada Bandung

4. Strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram dalam upaya mencapai brand awareness produk airficient di PT Universal Indo Persada Bandung.

1.5 Manfaat Penelitian

Penulis berharap stelah terjawabnya rumusan masalah dan tercapainya tujuan penelitian, maka penelitian ini dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagaimana

pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran dalam mencapai brand awareness produk airficient di PT Universal Indo Persada Bandung.

2. Bagi Institusi pendidikan, sebagai referensi pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran divisi marketing kreatif tentang stratego komunikasi pemasaran digital dalam upaya mencapai brand awareness.

3. Menjadi bahan informasi bagi penelitian lain yang sejenis di masa yang akan datang.

1.5.2 Manfaat Praktis

Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam penerapan strategi komunikasi pemasaran dan mengambil kebijakan dengan strategi komunikasi pemasaran produk yang akan dipasarkan untuk mencapai brand awareness calon klien perusahaan.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PROPOSISI PENELITIAN 2.1 KAJIAN PUSTAKA

Bauran komunikasi pemasaran yang terdiri dari periklanan, komunikasi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran media online sosial, pemasaran mobile, pemasaran langsung dan database, penjualan pribadi. digunakan untuk memasarkan produk pada konsumen memalui media yang berbeda-beda, dilakukan setiap konsumen memiliki respon yang berbeda-beda dari rangsangan yang dilakukan oleh perusahaan. Berikut merupakan beberapa ahli yang mendefinisikan bauran komunikasi pemasaran, sebagai berikut.

(6)

“Marketing cominication mix of the specific blend of advertising, public relations, personal selling, sales promotion, and direct-marketing tools that the company uses to persuasively communicate customer value and customer relationships”

Bauran Komunikasi Pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2016:26) terdiri dari 8 model Komunikasi Pemasaran antara lain:A)Advertising: Periklanan Setiap bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide yang dibayar, barang, atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi melalui media cetak(koran dan majalah), media penyiaran (radio dan televisi), media jaringan (telepon, kabel, satelit, nirkabel), media elektronik (pita audio, kaset video, videodisk, CD-ROM, halaman web), dan media tampilan (billboard, tanda, poster).B)Sales Promotion :Promosi penjualan—Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian suatu produk atau layanan termasuk promosi konsumen (seperti sampel, kupon, dan premi), promosi perdagangan (seperti iklan) dan tunjangan display), dan promosi bisnis dan tenaga penjualan (kontes untuk tenaga penjualan).C)Event and experience:Acara dan pengalaman—Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk dibuat setiap hari atau khusus interaksi terkait merek dengan konsumen, termasuk olahraga, seni, hiburan, dan acara penyebab serta kegiatan yang kurang formal.D)Public Relation : Hubungan masyarakat dan publisitas—Berbagai program yang ditujukan secara internal kepada karyawan perusahaan atau eksternal kepada konsumen, perusahaan lain, pemerintah, dan media untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau komunikasi produk individualnya.

E)Online and social media marketing: Pemasaran online dan media sosial—Aktivitas dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, meningkatkan citra, atau memperoleh penjualan produk dan layanan.F)Mobile Marketing :Pemasaran seluler—Bentuk khusus pemasaran online yang menempatkan komunikasi di ponsel konsumen ponsel, ponsel pintar, atau tablet.

G)Direct and database marketing:Penggunaan surat, telepon, faks, email, atau Internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta tanggapan atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.H)Personal Selling:Penjualan pribadi—Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan membuat presentasi, menjawab pertanyaan, dan mendapatkan pesanan.

Sedangkan menurut Ali Hasan (dalam Rambat Lupiyoadi, 2015:83) bauran promosi adalah kombinasi dari periklanan, promosi penjualan, penjualan pribadi, direct marketing, word of mouth untuk mencapai target penjualan.

Lain halnya dengan Fandy Tjiptono (2015:21) bauran komunikasi pemasaran ialah sebagai berikut :

a. Advertising

Bentuk komunikasi yang dilakukan pemasar untuk menginformasikan, dan membujuk pasar dan target pasaran. Dengan biaya yang rendah, periklanan dapat menjangkau banyak pembeli yang tersebar diberbagai tepat (pasar sasaran). Dengan periklanan yang baik, menciptakan kepercayaan yang baik pula dari public terhadap perusahaan yang melakukan kegiatan iklan.

b. Sales promotion

Komunikasi Pemasaran adalah insentif jangka panjang yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun masyarakat dan perantara untuk merangsang datangnya

pembelian produk tersebut.

c. Direct marketing

Pemasaran Langsung adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran secara langsung dengan cara memasarkan produk atau barang agar mendapatkan reaksi secara langsung dari konsumen.

Berdasarkan penjelasan dan beberapa definisi di atas peneliti sampai pada pemabahaman bahwa promosi adalah cara kombinasi dari mengkomunikasikan suatu produk

(7)

kepada konsumen dengan menggunakan alat-alat promosi yang mencakup kegiatan periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan penjualan langsung yang bertujuan untuk tujuan program penjualan.

Gambar 2.5

Pemetaan Jalur Pelanggan melalui Lima A

Brand awareness memiliki beberapa tingkatan dari yang paling rendah (tidak menyadari brand) hingga tingkatan yang paling tinggi yaitu Top of Mind. Menurut Aaker (2018, 91) tingkatan-tingkatan atau komponen brand awareness di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak Menyadari Merek (unware of brand)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida brand awareness, di mana konsumen tidak menyadari sama sekali adanya suatu merek.

2. Pengenalan Merek (brand recognition)

Merupakan pengukuran Brand awareness responden di mana kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan, pertanyaan yang diajukan dibantu dengan menyebutkan ciri- ciri dari merek tersebut (aided question). pertanyaan diajukan untuk mengetahui seberapa banyak responden yang perlu diingatkan akan keberadaan merek tersebut.

3. Pengingat Kembali Merek (brand recall)

Pengingat kembali suatu merek didasarkan pada permintaan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk, dapat juga diistilahkan

“pengingat kembali tanpa bantuan” karena berbeda dengan tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut. Pengingat kembali tanpa bantuan adalah tugas yang jauh lebih sulit dibanding pengenalan dan mempunyai asosiasi yang berkaitan dengan suatu

posisi merek yang lebih kuat.

4. Kesadaran Puncak Pikiran (top of mind awareness)

Merupakan puncak pikiran yang menggambarkan merek pertama kali diingat oleh calon konsumen atau pertama kali yang disebut ketika yang bersangkutan ditanyakan tentang suatu kategori produk.

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut Tripomo dan Udan (2018) menjelaskan ada 4 tahapan kegiatan untuk menjalankan strategi adalah sebagai berikut: 1) Perumusan Strategi, merupakan proses

(8)

memilih tindakan utama dalam strategi untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Proses pengambilan keputusan untuk menentukan strategi apa yang dapat digunakan dari penetapan visi, misi, dan tujuan jangka Panjang; 2) Perencanaan Tindakan (Planning), Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah membuat planning atau merencanakan strategi. Apa yang ingin dilakukan pada tahap ini adalah bagaimana membuat rencana target dan rencana kegiatan seperti program yang sesuai dengan visi misi perusahaan serta strategi yang telah dibuat oleh perusahaan; 3) Implementasi, Untuk meningkatkan keberhasilan strategi yang telah disiapkan, harus diwujudkan dalam tindakan implementasi yang baik. Strategi harus tercemin pada rancangan struktur perusahaan, budaya perusahaan, kepemimpinan, dan sistem pengelolaan sumber daya manusia, juga salah satu diantaranya sistem imbalan; 4) Evaluasi, Karena setiap strategi yang diimplementasikan dalam suatu kegiatan dan lingkungan yang terus berubah, maka implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaa, sehingga diperlukan tindakan perbaikan jika ada strategi perencanaan yang tidak berjalan sesuai harapan perusahaan.

Untuk dapat memaksimalkan pelaksaan strategi pemasaran yang dilakukan pun perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai hal seperti segmentasi pasar dan target pasar yang nantinya akan berpengaruh terhadap positioning brand perusahaan pada tiap konsumennya. Menurut dalam Morissan (2018:57) menjelaskan bahwa segmentasi merupakan proses pembagi suatu pasar ke dalam suatu kelompok- kelompok yang jelas memiliki kebutuhan yang sama dan memberikan respons yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran.

Dengan menggabungkan elemen-elemen di atas dalam strategi komunikasi pemasaran, diharapkan dapat mencapai berbagai tingkatan kesadaran merek dan mempengaruhi pikiran konsumen terkait merek.analisis sampai kesimpulan studi ini dijelaskan pada gambar 2.1 dibawah ini

Sumber : Oleh Peneliti 2023 Gambar 2.6

2.3 Proposisi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka proposisi penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Strategi komunikasi pemasaran media sosial instagram produk airficient di PT Universal Indo Persada Bandung.

2. Brand Awareness produk airficient PT Universal Indo Persada Bandung.

3. Hambatan/kendala yang dihadapi dalam implementasi Strategi komunikasi pemasaran di media sosial instagram dalam mencapai brand awareness di PT Universal Indo Persada Bandung

(9)

4. Strategi komunikasi pemasaran di media sosial instagram dalam upaya mencapai brand awareness produk airficient di PT Universal Indo Persada Bandung.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan ciri-ciri alamiah (natural setting) sebagai sumber data deskriptif langsung dan Beragam sumber data (multiple sources of data); untuk lebih mememilih mengumpulkan data dari beragam sumber, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi, ketimbang hanya bertumpu pada satu sumber data saja. Penelitian ini pada dasarnya mendeskripsikan dan menganalisis fenomena. Peristiwa sosial, sikap, kepercayaan, pendapat, pemikiran pribadi atau pemikiran kelompok.

Penyelesaian masalah dalam penelitian membutuhkan investigasi yang mendalam, teratur dan berkesinambungan dengan variabel yang diteliti, data tersebut diambil dari beberapa narasumber yang berkaitan langsung dengan variabel serta rumusan masalah, pengambilan datanya sendiri menggunakan berbagai macam metode seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana langkah penelitian harus dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam karena dengan bentuk penelitian ini memungkinkan untuk dapat menggambarkan objek penelitian berdasarkan realitas sosial yang ada di lapangan serta untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami analisis Strategi Komunikasi Pemasaran melalui sosial media dalam membangun brand awareness.Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat post-positivisme atau enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang diperoleh cenderung data kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami keunikan, mengkonstruksi fenomena, dan menemukan hipotesis (Sugiyono, 2018:9).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1.1 Gambaran Umum PT Universal Indo Persada

PT Universal Indo Persada menerapkan pola kerja yang efisien untuk mencapai hasil yang optimal dan menjadi mitra yang memuaskan pelanggan secara berkelanjutan untuk menjadi perusahaan konstruksi nasional yang terpadu dan terkemuka dan juga menyediakan total solusi untuk kepuasan pelanggan, didukung oleh sumber daya, kualitas kerja dan penguasaan yang Airficientl teknologiDalam mencapai kinerja perusahaan yang optimal dan professional maka secara konsisten dan berkesinambungan PT Universal Indo Persada ini mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut VISI : Menjadi yang terdepan dalam masalah solusi udara dan memberikan solusi terbaik dalam industri apa pun MISI : Untuk memberikan solusi terbaik dan juga menyediakan layanan konsultasi sambil memastikan klien Kami mendapatkan lebih dari yang diharapkan atau antisipasi

4.1.2 Pelaksanaan Strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram produk airficient di PT Universal Indo Persada Bandung.

Strategi komunikasi pemasaran produk airficient di media sosial Instagram yang dilaksanakan team marketing creative PT Universal Indo Persada menurut informan adalah:

1. Identifikasi Target Audiens: Kenali dan pahami target audiens Airficient di Instagram.

Siapa mereka? Apa minat dan kebutuhan mereka? Informasi ini akan membantu menyusun konten produk Airficieny yang relevan dan menarik bagi audiens.

(10)

2. Membuat Konten yang Menarik: Buat konten yang menarik, kreatif, dan relevan

untuk produk Airficient. menggunakan gambar, video, atau infografis yang menarik perhatian pengguna Instagram. Dan memastikan konten tersebut menyampaikan pesan merek Airficient dengan jelas dan menarik minat target audiens.

3. Konsistensi Merek: Memastikan konten dan pesan yang Airficient bagikan di

4. Instagram konsisten dengan identitas merek Airficient. menggunakan elemen visual dan gaya penulisan yang konsisten untuk memperkuat merek Airficient di mata pengguna.

5. Hashtag Strategis: menggunakan hashtag yang relevan dan populer untuk membantu pengguna menemukan konten Airficient. Selain menggunakan hashtag umum, team marketing creative juga mempertimbangkan juga membuat hashtag khusus untuk kampanye atau promosi tertentu yang terkait dengan produk Airficient.

6. Harapan Keterlibatan dan Interaksi: Aktif berinteraksi dengan pengguna Instagram.

Tanggapi komentar, pertanyaan, atau umpan balik yang diberikan oleh pengguna.

Mendorong keterlibatan pengguna dengan mengajukan pertanyaan, mengadakan kontes, atau mengajak mereka untuk berbagi pengalaman mereka dengan produk Airficient.

7. Influencer Marketing: Team marketing creative mempertimbangkan kerjasama dengan influencer atau akun populer di Instagram yang relevan dengan produk Airficient.

Mereka dapat membantu meningkatkan visibilitas merek Airficient dan memperluas jangkauan audiens potensial.

8. Penggunaan Fitur-fitur Instagram dan memanfaatkan fitur-fitur kreatif di Instagram seperti Stories, IGTV, Reels, atau Live untuk memperluas jenis konten yang dapat Airficient bagikan dan menjangkau audiens yang lebih luas. Juga melakukan Pengukuran dan Analisis rutin terhadap kinerja kampanye pemasaran Airficient di Instagram. menggunakan metrik seperti jumlah pengikut, interaksi, like, komentar, atau klik tautan untuk mengevaluasi efektivitas strategi dan menyesuaikan taktik jika diperlukan.

4.1.3 Kinerja Brand Awareness di media sosial Instagram produk airficient di PT Universal Indo Persada Bandung.

Kinerja Brand Awareness suatu produk mengacu pada sejauh mana produk tersebut dikenal dan diakui oleh konsumen potensial. Tingkat kesadaran merek memainkan peran penting dalam proses pembelian konsumen, karena konsumen cenderung memilih merek yang sudah dikenal dan dipercaya.

4.1.4 Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram dalam upaya mencapai brand awareness di PT Universal Indo Persada Bandung.

Masih ada keluhan dari client PT Universal Indo Persada mengenai cacat produksi hal ini dinilai jika ada keluhan yang sering muncul tentang produk industri bangunan, hal ini dapat menciptakan persepsi negatif terhadap merek. Pelanggan potensial yang mendengar atau membaca tentang keluhan-keluhan ini mungkin menjadi skeptis terhadap kualitas atau kelan produk tersebut. Ini dapat menghambat pembentukan brand awareness yang positif.dan Keluhan yang tersebar luas dan tidak ditangani dengan baik dapat merusak reputasi merek.

Pelanggan potensial yang melihat atau mendengar tentang keluhan tersebut mungkin mengaitkannya dengan kualitas produk dan meragukan kehlan merek secara keseluruhan.

Reputasi yang buruk dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap merek dan menghambat upaya membangun brand awareness. Meskipun keluhan dapat memiliki dampak negatif, mereka juga dapat menjadi peluang untuk memperbaiki dan meningkatkan produk serta layanan. Dengan menangani keluhan dengan cepat, efektif, dan transparan, merek dapat memperoleh kepercayaan pelanggan dan membangun reputasi yang baik. Pelanggan yang awalnya mengeluh dan melihat tanggapan yang memuaskan dari merek mungkin berubah menjadi pendukung dan mempromosikan merek tersebut. Untuk mengelola pengaruh keluhan

(11)

terhadap brand awareness, penting untuk merespon keluhan dengan cepat, mengadopsi pendekatan transparan, dan berusaha memperbaiki masalah dengan pelanggan. Dengan mengambil tindakan yang tepat, merek dapat membangun citra positif dan meningkatkan brand awareness di kalangan pelanggan potensial.

4.1.5 Strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram dalam upaya mencapai brand awareness produk airficient pada PT Universal Indo Persada Bandung.

Berdasarkan hasil jawaban diatas diketahui bahwa Informan mengatakan belum ada perbincangan mengenai produk Airficient di media sosial hal ini dinillai Perusahaan tidak memanfaatkan strategi pemasaran yang tepat Untuk mencapai Top of Mind brand awareness, diperlukan strategi pemasaran yang efektif. Jika merek tidak menggunakan strategi pemasaran yang tepat di media sosial, seperti konten yang menarik, konsistensi posting, atau ajakan untuk berinteraksi, maka kemungkinan untuk mencapai "share of voice" yang dominan akan terhambat. Di industri bangunan, kemungkinan ada merek-merek yang sudah mapan dan memiliki Top of Mind brand awareness yang kuat di media sosial. Jika produk baru belum mencapai tingkat kesadaran yang sama, dapat sulit untuk bersaing dalam perbincangan konsumen di media sosial. Merek-merek yang sudah dikenal memiliki keunggulan dalam memperoleh "share of voice", Konten yang menarik dan relevan sangat penting dalam menarik perhatian konsumen dan memicu interaksi di media sosial. Jika konten yang diproduksi oleh merek tidak menarik atau tidak relevan dengan minat konsumen, mereka mungkin tidak tertarik untuk berpartisipasi dalam perbincangan atau berbagi konten tersebut, yang mengakibatkan rendahnya "share of voice".

4.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Penentuan posisi perusahaan sangat penting untuk mengetahui strategi yang akan diterapkan untuk jangka panjang dan pendek, keberadaan analisis SWOT merupakan alat untuk mengetahui posisi perusahaan melalui lingkungan internal dan eksternal perusahaan PT Universal Indo Persada.

4.2.1 Matriks Internal Factor Evaluations (IFE)

Matriks IFE di gunakan untuk mengevaluasi faktor internal PT Universal Indo Persada berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang di anggap berpengaruh pada performa penjualan PT Universal Indo Persada

Tabel 4.1

Matriks Internal Factor Evalution (IFE)

(12)

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat dari 13 faktor internal yang terindikasi mengenai kekuatan dan kelemahan PT Universal Indo Persada skor terbesar yaitu 0,40 ada pada faktor kekuatan internal PT Universal Indo Persada memiliki email dan website dan faktor kekuatan internal PT Universal Indo Persada mengenai produk Airficient mempunyai kualitas yang baik yaitu 0,45 hal ini dinilai dua faktor kekuatan internal mampu menjadi faktor yang diupayakan secara optimal dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran dalam upaya mencapai Brand Awareness produk Airficient. Pada Tabel faktor kelemahan internal PT Universal Indo Persada skor terbesar ada pada faktor produk Airficient belum ada di website PT Universal Indo Persada yaitu sebesar 0,25 hal ini dinilai faktor kelemahan internal PT Universal Indo Persada harus diperhatikan dalam pelaksanaan Strategi Komunikasi Pemasaran dalam Upaya mencapai Brand Awareness.

4.2.2 Matriks Eksternal Factor Evaluations (EFE) Tabel 4.2

Matriks Eksternal Factor Evalution (EFE)

(13)

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat dari 11 faktor eksternal yang terindikasi mengenai peluang dan ancaman PT Universal Indo Persada skor terbesar yaitu 0,63 ada pada faktor peluang eksternal Pengguna Media Sosial yang selalu meningkat baik di Indonesia dan mancanegara dan faktor perkembangan teknologi yang mengubah preferensi konsumen hal ini dinilai dua faktor peluang eksternal yang mampu menjadi faktor yang diupayakan secara optimal dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran dalam upaya mencapai Brand Awareness produk Airficient. Pada Tabel faktor ancaman eksternal PT Universal Indo Persada skor terbesar ada pada faktor keterbatasan tim marketing tidak dapat memaximalkan waktu pengerjaan konten dikarenakan hambatan eksternal dari klien mereka yaitu sebesar 0,31 hal ini dinilai faktor ancaman eksternal PT Universal Indo Persada harus diperhatikan dalam pelaksanaan Strategi Komunikasi Pemasaran dalam Upaya mencapai Brand Awareness.

Gambar 4.1

Kuadran Analisis SWOT PT Universal Indo Persada

Pada gambar diatas dapat dilihat total skor 2,68 faktor intenal kekuatan dan kelemahan PT Universal Indo Persada berada di kuadran II yaitu Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Sementara total skor 3,52 faktor eksternal peluang dan ancaman Perusahaan berada di kuadaran I yaitu Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy), Maka hal ini dinilai implikasi strategi yang dapat digunakan adalah Hold and Maintain dan Grow and Build (2,68-3.52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Strategi Komunikasi Pemasaran di Media Sosial Instagram dalam upaya mencapai Brand Awareness Produk Airficient (Suatu Studi Pada PT Universal Indo Persada), maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

(14)

1. Pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram produk airficient Tim Marketing Kreatif hanya berfokus di dimensi Event and Experience melalui Acara Exhibition dalam kegiatan pengenalan produk airficient dengan menggunakan brosur yang mereka buat hal ini menyebabkan sulitnya dan harus banyak upaya yang dilakukan untuk mencapai brand awareness

2. Brand Awareness di media sosial Instagram masih kecil impresi dan engagement nya hal ini dikarenakan kurangnya interaksi dengan viewers juga followers Instagram Official PT Universal Indo Persada masih sedikit.

3. Hambatan dan Kendala dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram dalam mencapai brand awareness di PT Universal Indo Persada Bandung ada pada kelemahan internal PT Universal Indo Persada , Tim Marketing Kreatif masih melakukan perencanaan anggaran untuk produksi konten , dan domisili para klien berada di luar Jawa Barat sehinggan membutuhkan perencanaan yang matang untuk pelaksanaan produksi konten yang akan dijadikan sebuah testimony untuk promosi di sosial media Instagram.

4. Strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram dalam upaya mencapai brand awareness produk airficient di PT Universal Indo Persada Bandung masih dalam tingkatan dimensi Unware Of brand hal ini dinilai masih banyak upaya yang harus dilakukan secara optimal dengan menggunakan dimensi komunikasi pemasaran yang lain selain dimensi Event and Exhibition.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan mengenai analisis strategi komunikasi pemasaran di media sosial Instagram dalam upaya mencapai brand awareness ( Suatu studi pada PT Indo Universal Persada) maka diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi beberapa pihak, khususnya bagi PT Universal Indo Persada Bandung.

Saran yang diajukan adalah sebagai berikut : 1. Iklan (Advertising)

melakukan iklan cetak dan digital di majalah arsitektur, majalah properti, dan situs web terkait industri bahan bangunan.

a. menggunakan iklan daring di situs web dan aplikasi yang populer di kalangan pembangun, arsitek, dan konsumen yang tertarik pada proyek bangunan.

b. mempertimbangkan iklan video di platform streaming dan YouTube untuk menarik audiens yang lebih luas.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion):

a. menawarkan diskon, hadiah, atau program loyalitas untuk pembelian produk bahan bangunan dalam jumlah tertentu.

b. menyelenggarakan program bundling, di mana konsumen mendapatkan penawaran menarik ketika membeli beberapa produk sekaligus.

c. mengkuti pameran industri atau acara khusus untuk memperkenalkan produk Airficient dan menawarkan promosi spesial kepada pengunjung.

3. Event dan Pengalaman (Event and Experience):

a. menyelenggarakan workshop atau seminar gratis tentang teknik bangunan atau tren arsitektur terbaru.

b. berpartisipasi dalam acara amal atau kegiatan masyarakat untuk meningkatkan citra perusahaan dan mendapatkan paparan lebih banyak.

c. membuat pameran interaktif atau instalasi kreatif untuk menunjukkan produk Airficient secara langsung kepada calon konsumen.

4. Hubungan Masyarakat (Public Relations):

(15)

a. bekerjasama dengan influencer, arsitek terkenal, atau kontraktor ternama untuk mereview dan mempromosikan produk Airficient.

b. memberikan kontribusi kepada media industri dengan konten yang relevan, seperti artikel atau kolom panduan bangunan.

c. menyelenggarakan acara pers atau konferensi pers untuk mengumumkan produk baru atau inovasi terkini.

5. Pemasaran Online dan Media Sosial (Online and Social Media Marketing):

a. memiliki situs web yang menarik dan informatif dengan tampilan responsif untuk pengalaman pengguna yang lebih baik.

b. memanfaatkan media sosial untuk berbagi konten berkualitas tentang proyek-proyek yang telah menggunakan produk Airficient.

c. menggunakan iklan berbayar di platform media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan sesuai target.

6. Pemasaran Seluler (Mobile Marketing):

a. mengembangkan aplikasi seluler yang memudahkan konsumen mencari informasi produk dan lokasi penjualan terdekat.

b. menggunakan pesan teks (SMS) atau notifikasi seluler untuk menginformasikan diskon atau penawaran khusus kepada pelanggan.

7. Pemasaran Langsung dan Basis Data (Direct and Database Marketing):

a. melakukan kampanye email pribadi yang berisi konten menarik dan penawaran khusus kepada pelanggan setia.

b. mengumpulkan data pelanggan dan gunakan untuk menyampaikan pesan yang relevan dan personal kepada target audiens.

c. mempertimbangkan program afiliasi untuk menggairficientkan upaya pemasaran Airficient melalui mitra bisnis atau influencer terkait.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Aaker, A. D. (2018). Manajemen Ekuitas Merek ( 1st Ed ). Jakarta: Mitra Utama.

Abhishek Dwivedi ; Robert McDonald. (2019). Building brand authenticity in fast-moving consumer goods via consumer perceptions of brand marketing communications.

Charles Sturt University,Albury, Australia.And Texas Tech University, Lubbock, Texas, USA DOI 10.1108/EJM-11-2016-0665 https://www.emerald.com .

Aditya, W. R. (2017). Strategi Komunikasi Pemasaran (Studi Pada Event Tupperware Home Party Dalam Menjaga Loyalitas Konsumen PT.Riau Cahaya Utami di Kota Pekanbaru). JOM FISIP Vol. 4 No.1 .

Ahmad Vinza Riskyawan & Rizka Miladiah Ervianty . (2019). Penggunaan Media Komunikasi Pemasaran Digital sebagai Alat Pencapaian Kesadaran Merek pada Produk Kitchenindo. Faculty of Vocational Studies, Airlangga University e-ISSN 2599-0705 Volume 3 Nomor 1.

Alma, B. (2016). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Annisa Damayanti & Abdul Rasyid . (2022). Marketing Communication Strategy of Pandayangan Tourism Ulumahuam Village in Labuhan Batu Selatan Regency in Improving Tourism Visit. Journal of Humanities and Social Sciences Innovation ISSN: 2775-6165 Vol. 2 No. 4 https://www.researchgate.net/topic/Integrated- Marketing-Communication/publications .

Arni, M. (2016). Komunikasi Organisasi Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Busro, M. (2015). Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia edisi pertama . Jakarta:

Prenadamedia Group.

(16)

Coyle, R. E. (2022). The Impact of Brand Awareness on Purchase Intention Among Consumers Using Social Media. Candler, Arizona Trident University International ProQuest LLC.

Ernie, Kurniawan, & Saefullah. (2017). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Farrah Septrina, Indria Angga Dianita. (2022). Strategi Komunikasi Pemasaran Shift Merchandise dalam membangun Brand Awareness”. OURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, p289-298, 289-298.

Femi Oktaviani Diki Rustandi. (2018). Implementasi Digital Marketing dalam Membangun Brand Awareness. PRofesi Humas, Volume 3, No. 1 http://jurnal.unpad.ac.id/profesi- humas , 1-20.

Firmansyah, M., & Anang. (2019). Pemasaran Produk dan Merek. Jakarta: Qiara Media.

Genoveva. (2022). Tiktok Platform Opportunity : How Does it Influence SMEs Brand Awareness Among Generation Z. SRIWIJAYA INTERNATIONAL JOURNAL OF DYNAMIC ECONOMICS AND BUSINESS President University SIJDEB, 5(3), 2021,ISSN: 2581-2904, e-ISSN: 2581-2912, 273-282.

Graciola, A. P., De Toni, D., Milan, G. S., & Eberle, L. (2020). Mediatedmoderated effects:

High and low store image, brand awareness, perceived value from mini and supermarkets retail stores. Journal of Retailing and Consumer Services, 55, 102117.

Hasibuan, M. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hery. (2018). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.

Ida Hendriyania, Athiyah Salwab, Luthfy Purnanta Anziec . (2022). The Use of a Marketing Communication Strategy By English Cafe Semarang in Building Brand Awareness.

STEKOM University Surakarta English and Literature Journal p-ISSN: 2621-9077 Volume 5 No 2 .

Iik Arif Rahma, Redi Panuju . (2017). Strategi Komunikasi Pemasaran Produk Fair & Pink melalui Media Sosial Instagram. journal.moestopo.ac.id.

Irma, A. (2017). Peran Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Bisnis Online (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Bisnis Beautyhomeshop). Jurnal Online Kinesik Vol 4 No.2 , 23.

Karen, Immanuel Zai. (2022). Analyzing the effects of digital marketing on brand awareness among internet users. MBR (Management and Business Review), 6(2) Universitas Internasional Batam, Indonesia ISSN: 2541 5808‐ , 153-167.

Keller, K. L., & Swaminathan, V. (2020). Strategic Brand Management Building,Measuring, and Managing Brand Equity (Fifth Edition). Pearson Education.

Khoirunnisa Nurdiandra Putri;Dra. Pratiwi Wahyu Widiarti. (2021). Strategi Komunikasi Pemasaran Digital Cicil.co.id dalam meningkatkan Brand Awareness di Yogyakarta.

https://journal.student.uny.ac.id .

Kipen, O. M. (2021). The features of direct marketing and personal selling as a form of marketing communications. Khmelnytskyi National University, Institutskaya Ukraine DOI: 10.38188/2534-9228.21.2.16.

Kotler, & Amstrong. (2018). Prinsip Marketing Edisi Ke Tujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, & Keller. (2016). Manajemen Pemasaran Jilid I . Jakarta: Erlangga.

Kusumasondjaja, S. (2018). The roles of message appeals and orientation on social media brand communication effectiveness. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics Vol. 30 No. 4, 2018pp. 1135-1158 DOI 10.1108/APJML-10-2017-0267 www.emeraldinsight.com .

L, M., & Fauzi, D. A. (2018). Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Keputusan Pembelian (Survey Online pada Mahasiswa Sarjana Ilmu Administrasi Angkatan 2014

(17)

Universitas Brawijaya yang membeli Starbucks). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),58 (1), 190-199.

Lupiyoadi, R. (2016). Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

M. Agus Humaidi, Rico, Junaidy. (2022). Marketing Communication Strategy in Increasing sales property in pesona purnama handil bakti resindential complex. Jurnal Ekonomi, Volume 11, No 02,ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 http://ejournal.seaninstitute.or.id.

Musfar. (2020). Buku Ajar Manajemen Pemasaran Cetakan Pertama. Bandung: Medai Sains Indonesia.

Nasrullah, & Rulli. (2015). Media Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nisrina, M. (2015). Bisnis Online dan Manfaat Media Sosial dalam Meraup Uang.

Yogyakarta: Kobis.

Novi Fitria Hermiati, Afifah Nur Rimadhani, Surya Bintarti,Daspar. (2022). The Effect Of Promotion and Brand Awareness on Customer Satisfaction and Customer in E Commerce Shoppe. Journal of Management, 12 (2), 2239-2245.

Phil T. Kotler, Kevin Lane Keller, Malcolm Goodman,. (2019). Marketing Management, 4th European Edition. Pearson.

Pravita Dania Irawati Maretya. Savira Bilfaqih. Fiola Ramadina Rinaldi. (2021). Marketing Communication Strategy of PT. Samudra Kencana Mina in Sidoarjo in Building Brand Awareness. olume 5, No 2, May 2022, Page: 11248-11257e-ISSN: 2615-3076 (Online), p-ISSN: 2615-1715 Budapest International Research and Critics Institute- Journal.

Priansa, D. J. (2017). Komunikasi Pemasaran Terpadu Pada Era Media Sosial. Bandung:

Pustaka Setia.

Priansa, W. d. (2017). Manajemen Komunikasi dan Pemasaran Cetakan Ke 1. Bandung:

Alfabeta.

Prosenjit, G., & Anwesan, G. (2021). An Unusual Case Of Video App Addiction Prescating as Withdrawl Psychosis. International Journal Of Recent Scientific Research 12(1) 40455-40457.

Purba, T. P., & Limakrisna. (2017). Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Dalam Bisnis di Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Putri, & Tanama, B. R. (2017). Manajemen Pemasaran. Denpasar: Universitas Udayana.

Robbins, Stephen, & Coulter, M. (2017). Fundamentals of Management. England: Pearson Education.

Russell, A., & Bendixen, M. (2019). Strategic Markerting Concepts And Cases. New York:

Routledge.

Silalahi, R. M. (2020). Analysis Of The Impact Of Social Media Marketing Activities In Brand Loyalty With Brand Awareness As Intermediate. Visi Ilmu Sosial dan Humaniora (VISH) Volume: 01, No 01 Juni 2020 (73-83) Researchgate.net.

Sofjan, A. (2018). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo.

Songül Bilgili Sülük ; Kenan Aydin . (2019). Marketing Communication and Experiental Marketing in the context of Augmented Reality. ISSN:

15693759/doi:10.1108/S1569375920190000101010 https://www.emerald.com.

Sutardji. (2016). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Edisi Pertama.

Yogyakarta: Dee Publish.

Sutrisno. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Tama, V. (2022). The Influence of Marketing Communication Through Instagram on Brand Awareness of The Pier Restaurant. P-ISSN 2355-5181 | E-ISSN 2723-2956 DOI : https://doi.org/10.46806/jkb.v9i2.771.

Terry, G. R. (2019). Dasar-Dasar Manajemen Edisi Revisi. Bumi Aksara.

(18)

Thamrin, A. (2017). Manajemen Pemasaran. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Tjiptono, F. (2015). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

Umunna, J. (2021). Social Media Marketing Strategies for Increasing Customer Engagement.

Walden University ProQuest LLC.

Wiguna, G. G. (2022). “Rancangan Strategi Pemasaran Digital dalam meningkatkan Brand Awareness. http://repository.unpas.ac.id/58860/.

Zaini Abdul malik, Popon Srisusilawati Irma Yulita Silviany Risma Mustika Fajaria Shakila Carisya Tsania. (2022). Digital Marketing in Developing Brand Awareness.

Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 8 No. 2 http://journal.ipb.ac.id .

Referensi

Dokumen terkait

They were 3 types of direct strategies (memory, cognitive and compensation) and 3 types of indirect strategies (metacognitive, affective and social). The second, the most

 One-to-many relationship One-to-many relationship 1:M: One instance in an entity parent refers to one or more instances in the related entity child  Many-to-many relationship