• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KECACATAN KEMASAN PADA PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DI PT.ABC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KECACATAN KEMASAN PADA PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DI PT.ABC"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

17

ANALISIS TINGKAT KECACATAN KEMASAN PADA PRODUK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE

SEVEN TOOLS

DI PT.ABC

ANALYSIS OF THE LEVEL OF PACKAGING DEFECTS IN PRODUCTS USING THE SEVEN TOOLS METHOD AT PT.ABC

Muhammad Akbar, Wahyudin, Aksi Khoirulloh

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang-UNSIKA, Jl. HS. Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Karawang Jawa Barat, Indonesia 41361 email: [email protected], [email protected]*, [email protected]

Received:

16 Des 2022

Accepted:

01 Jan 2023

Published:

01 Juni 2023

Abstrak

PT. ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur makanan yang memproduksi produk bumbu-bumbu masakan. Perbaikan yang dilakukan pada perusahaan belum dilakukan secara maksimal, untuk melakukan perbaikan dengan menggunakan metode seven tools yang bertujuan untuk mengurangi tingkat cacat pada kemasan produk.

Hasil yang didapat menggunakan metode seven tools yaitu pertama check sheet didapatkan hasil dari 30 hari pengamatan jumlah cacat sebesar 344 pcs. Kedua histogram hasil yang didapatkan jenis cacat bocor dengan persentase sebesar 43%. Ketiga diagram pareto dengan hasil kecacatan yang terjadi hampir 80% pada kemasan produk. Keempat peta kendali P diketahui bahwa dari hasil pengamatan selama 24 hari tidak ada perhitungan yang keluar dari batas kendali. Kelima diagram sebab akibat diketahui terdapat poin yang bermasalah pada kemasan produk pada Method terdapat suhu mesin tidak stabil dan SOP mesin tidak berjalan.

Kata Kunci: seven tools, pengendalian kualitas, cacat produk.

Abstract

PT ABC is a company engaged in food manufacturing that produces seasoning products.

Improvements made to the company have not been made optimally, to make improvements using the seven tools method which aims to reduce the level of defects in product packaging.

The results obtained using the seven tools method, namely the first check sheet, obtained the results of 30 days of observation of the number of defects of 344 pcs. Second, the histogram of the results obtained is the type of leakage defect with a percentage of 43%. Third, the pareto diagram with the results of defects that occur almost 80% in product packaging. The fourth P control map is known that from the results of observations for 24 days there are no calculations that go out of the control limits. Fifth, the cause and effect diagram shows that there are points that are problematic in product packaging in the Method, there is an unstable machine temperature and the machine SOP is not running.

Keywords: seven tools, quality control, product defects.

How to cite: AKbar, M., Wahyudin., & Khoirulloh, A.(2023). Analisis Tingkat Kecacatan Kemasan Pada Produk Dengan Menggunakan Metode Seven Tools Di PT.ABC. Journal of Industrial Engineering and Operation Management (JIEOM), 6(1), 17-26.

DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jieom.v6i1.9593

(2)

PENDAHULUAN

Dengan perkembangan dunia industri yang berlangsung sangat pesat menyebabkan terjadinya persaingan yang meningkat antara perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen serta menuntut para pelaku bisnis untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi di segala bidang. Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan berdasarkan ukuran-ukuran dan karakteristik tertentu. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas baik apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau dapat diterima oleh pelanggan sebagai batas kontrol.

Salah satu yang dapat dilalukan perusahaan agar dapat bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil produksinya. Perusahaan harus melakukan pengendalian kualitas serta menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan terjamin serta diterima oleh konsumen dan dapat bersaing. Kualitas yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat dijual dengan harga lebih tinggi. Suatu produk berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen dengan melakukan sesuai apa yang diharapkan konsumen untuk suatu produk.

PT. ABC merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi produk- produk makanan. Produk yang dihasilkan memiliki banyak macam, salah satunya adalah produk bumbu instan. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri makanan, yang nantinya akan dipasarkan di dalam negeri atau dipasarkan di luar negeri. Produk bumbu instan yang telah diproduksi melalui proses produksi selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan kembali dengan cara pengambilan sampel oleh bagian departemen QA/QC (Quality Assurance/Quality Control) dengan cara mengecek kembali hasil produksi tersebut apakah sudah memenuhi standar untuk dipasarkan kepada konsumen.

Inspeksi merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam pengendalian kualitas (Quality Control). Proses inspeksi diperlukan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berjalan dengan ketentuan dan standarnya.

Sehingga perusahaan dapat memastikan kualitas produk yang dihasilkan mendapati pengendalian kualitas dan kepuasan oleh pelanggannya. Selain itu inspeksi juga dapat mengurangi biaya-biaya manufakturing akibat buruknya kualitas produksi. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, penulis tertarik untuk mengidentifikasi jenis cacat kemasanan produk dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan mengurangi tingkat cacat produk.

METODE PENELITIAN

Dalam objek penelitian ini adalah di PT. ABC. Jenis metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan observasi serta wawancara secara langsung kepada karyawan dan metode kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan data kemudian dihitung dan di analisa menggunakan microsoft excel. Tujuannya untuk mengetahui tentang tingkat kecacatan kemasan produk dan untuk meminimalisir tingkat kecacatan pada kemasan produk di PT. ABC.

(3)

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah metode yang dipakai untuk menganalisis produk cacat (reject) adalah sebagai berikut:

Check Sheet

Adapun hasil dari pengumpulan data dari PT. ABC dapat dilihat pada tabel 1. Check sheet.

Tabel 1. Check Sheet Cacat Kemasan Produk

Histogram

Dalam membaca atau menjelaskan data yang telah diperoleh, maka data tersebut perlu untuk disajikan dalam bentuk histogram yang berupa alat penyajian data secara visual berbentuk grafik balok yang memperlihatkan distribusi nilai yang diperoleh dalam bentuk angka. Setelah mengetahui hasil dari cheker sheet maka langkah berikut data yang diperoleh dari jenis dan persentase cacat dapat ditunjukan pada tabel 2 dibawah ini.

Tanggal Jumlah Produksi

Jenis Cacat

Jumlah Cacat Bocor Gembung Rusak &

Meleleh

2/Februari/2022 1300 9 10 5 24

3/Februari/2022 1250 7 8 2 17

4/Februari/2022 1150 5 10 0 15

5/Februari/2022 1350 8 4 1 13

6/Februari/2022 1100 8 5 5 18

7/Februari/2022 1250 0 9 5 14

8/Februari/2022 1150 9 6 0 15

9/Februari/2022 1200 4 8 6 18

10/Februari/2022 1250 4 5 8 17

11/Februari/2022 1350 5 3 0 8

12/Februari/2022 1200 6 0 10 16

13/Februari/2022 1300 6 0 0 6

14/Februari/2022 1250 5 8 0 13

15/Februari/2022 1400 7 0 3 10

16/Februari/2022 1100 7 5 5 17

17/Februari/2022 1100 8 0 0 8

18/Februari/2022 1200 8 6 3 17

19/Februari/2022 1400 8 0 4 12

20/Februari/2022 1100 8 6 5 19

21/Februari/2022 1200 9 10 0 19

22/Februari/2022 1240 5 0 1 6

23/Februari/2022 1250 3 6 4 13

24/Februari/2022 1250 4 6 5 15

25/Februari/2022 1300 4 4 6 14

Total 29640 147 119 78 344

(4)

Tabel 2. Persentase Cacat No. Jenis Cacat Jumlah

Cacat Persentase

1 Bocor 147 43%

2 Gembung 119 35%

3 Rusak &

Meleleh 78 23%

Total 344 100%

Setelah mengetahui persentase catat maka dapat dibuat diagram histogram berdasarkan jenis catat pada childpart button realse, dapat ditunjukan pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Histogram Kecacatan Produk

Berdasarkan hasil dari gambar 1 di atas, paling tinggi untuk jenis cacat kemasan Bocor yang dengan persentase 43% dan jumlah cacat sebanyak 147 produk kemasan. Untuk persentase jenis cacat kemasan Gembung dengan persentase 35% dan jumlah cacat sebanyak 119 produk kemasan. Dan untuk persentase tingkat cacat paling rendah yaitu jenis cacat Rusak dan Meleleh dengan persentase 23% dan jumlah cacat sebanyak 78 produk kemasan.

Diagram Pareto

Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi, mengurutkan dan bekerja untuk menyisihkan kerusakan pada produk secara permanen. Setelah diurutkan berdasarkan jumlah cacat, mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil dan dibuat persentase kumulatifnya. Persentase kumulatif berguna untuk menyatakan berapa perbedaan yang ada dalam frekuensi kejadian di antara beberapa permasalahan yang dominan. Dapat dilihat pada tabel 3 yaitu jumlah frekuensi cacat berdasarkan urutan jumlahnya pada bulan Februari 2022.

(5)

21

Tabel 3. Jumlah Frekuensi Cacat Berdasarkan Urutan Jumlahnya

.

Berdasarkan data diatas maka dapat disusun sebuah diagram pareto, berikut hasil dari tabel 3 dapat ditunjukkan pada gambar 3 dibawah ini:

Gambar 2. Diagram Pareto

Dari hasil pengamatan selama kerja praktek di PT. ABC, kecacatan yang terjadi pada bulan Februari hampir 80% yang terjadi pada kemasan produk didominasi oleh 2 jenis kerusakan yaitu bocor dengan persentase 43%, dan gembung 35%. Selebihnya kecacatan kemasan produk rusak dan meleleh dengan persentase 23%.

Peta Kendali P (P-Chart)

Dari hasil analisis grafik histogram pada tabel 2. Persentase diketahui bahwa kecacatan terbanyak ada di kecacatan

scratch

pada

button realese.

Adapun langkah-langkah untuk membuat peta kendali P tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghitung persentase kerusakan

p =!"! (1)

Keterangan:

np : Jumlah cacat dalam subgrup

n : Jumlah yang diperiksa dalam subgrup No. Jenis Cacat Jumlah

Cacat Persentase Persentase Kumulatif

1 Bocor 147 43% 43%

2 Gembung 119 35% 77%

3 Rusak &

Meleleh 78 23% 100%

Total 344 100%

(6)

b. Menghitung garis pusat atau Center Line (CL)

Garis pusat yang merupakan rata-rata kerusakan produk 𝑝̅

𝐶𝐿 = 𝑝̅#!"#! (2)

Keterangan:

𝛴𝑛𝑝 : Jumlah total cacat

𝛴𝑛 : Jumlah total yang diperiksa Maka perhitungannya adalah:

𝐶𝐿 = 𝑝̅#!"#! =&'(%)$%% = 0,01

c. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL) Untuk menghitung batas kendali atas dilakukan dengan rumus:

𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̅ + 3*"̅(,-"̅)

! (3)

Keterangan:

𝑝̅ : Rata-rata ketidaksesuaian produk 𝑛 : jumlah Produksi

d. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) Untuk menghitung batas kendali bawah dilakukan dengan rumus:

𝐿𝐶𝐿 = 𝑝̅ − 3*"̅(,-"̅)

! (4)

Keterangan:

𝑝̅ : Rata-rata ketidaksesuaian produk 𝑛 : Jumlah produksi

Untuk hasil perhitungan peta kendali

P

yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.

Perhitungan Batas Kendali P, dibawah ini:

Tabel 4. Perhitungan Batas Kendali P Tanggal Jumlah

Produksi

Jumlah Cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL 2/2/2022 1300 24 0.02 0.01 0.021 0.003 2/3/2022 1250 17 0.01 0.01 0.021 0.003 2/4/2022 1150 15 0.01 0.01 0.021 0.002 2/5/2022 1350 13 0.01 0.01 0.020 0.003 2/6/2022 1100 18 0.02 0.01 0.021 0.002 2/7/2022 1250 14 0.01 0.01 0.021 0.003 2/8/2022 1150 15 0.01 0.01 0.021 0.002 2/9/2022 1200 18 0.02 0.01 0.021 0.002 2/10/2022 1250 17 0.01 0.01 0.021 0.003 2/11/2022 1350 8 0.01 0.01 0.020 0.003 2/12/2022 1200 16 0.01 0.01 0.021 0.002 2/13/2022 1300 6 0.00 0.01 0.021 0.003

(7)

23

2/14/2022 1250 13 0.01 0.01 0.021 0.003

2/15/2022 1400 10 0.01 0.01 0.020 0.003 2/16/2022 1100 17 0.02 0.01 0.021 0.002 2/17/2022 1100 8 0.01 0.01 0.021 0.002 2/18/2022 1200 17 0.01 0.01 0.021 0.002 2/19/2022 1400 12 0.01 0.01 0.020 0.003 2/20/2022 1100 19 0.02 0.01 0.021 0.002 2/21/2022 1200 19 0.02 0.01 0.021 0.002 2/22/2022 1240 6 0.00 0.01 0.021 0.002 2/23/2022 1250 13 0.01 0.01 0.021 0.003 2/24/2022 1250 15 0.01 0.01 0.021 0.003 2/25/2022 1300 14 0.01 0.01 0.021 0.003

Total 29640 344

Dari hasil perhitungan pada tabel 4 diatas, maka langkah selanjutnya dapat dibuatkan grafik peta kendali P pada gambar 3 Peta Kendali Produk.

Gambar 3. Peta Kendali P Produk

Dari gambar 3 di atas, dapat diketahui bahwa dari hasil pengamatan selama 24 hari tidak ada perhitungan yang keluar dari batas kendali yang sudah diperoleh.

Diagram Sebab Akibat

Setelah mengetahui perhitungan yang sudah dianalisis. Langkah selanjutnya yaitu merupakan analisis diagram sebab akibat atau yang biasa disebut diagram tulang ikan

(8)

(Fishbone). Diagram sebab akibat atau fishbone chart memperlihatkan hubungan antara permasalahan pada kecacatan kemasan produk dengan penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecacatan produk.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab kerusakan pada kemasan produk secara umum dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Man (Manusia)

Para pekerja yang melakukan pekerjaan yang terlibat dalam proses produksi.

b. Material (Bahan Baku)

Segala sesuatu yang dipergunakan oleh perusahaan sebagai komponen produk yang akan diproduksi tersebut.

c. Machine (Mesin)

Mesin-mesin dan berbagai peralatan yang digunakan dalam proses produksi.

d. Method (Metode)

Instruksi kerja atau perintah kerja yang harus diikuti dalam proses produksi.

e. Environment (Lingkungan)

Keadaan sekitar perusahaan yang secara tidak langsung atau langsung sangat mempengaruhi perusahaan secara umum dan dapat mempengaruhi proses produksi.

Terlihat pada gambar 4 di bawah bahwa kotak-kotak merupakan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya dan merupakan kesatuan kelompok penyebab potensial kemasan produk cacat yang terhubung dengan sumbu utama sebagai indikator kecacatan kemasan produk, tanda panah menunjukkan sub-sub faktor penyebab potensial kerusakan yang merupakan identifikasi terkecil dari kotak di atas atau penyebab potensial produksi cacat. Berikut ini merupakan hasil dari diagram sebab akibat (fishbone chart).

Gambar 4. Diagram Tulang Ikan

Dari gambar 4 diatas maka diketahui bahwa terdapat poin yang bermasalah pada kemasan produk pada Method terdapat suhu mesin tidak stabil dan SOP mesin tidak berjalan. Serta bermasalah pada Machine berjalan tidak normal karena kurangnya pemeliharaan dan komponen mesin perlu diganti.

Cacat Kemasan Produk

Man

Material

Method

Machine

Tidak ada abnormal

Tidak ada abnormal Kurangnya Pemeliharaan

Suhu mesin tidak stabil SOP mesin tidak berjalan

Komponen Mesin perlu diganti

(9)

25

KESIMPULAN

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dari metode seven tools yaitu yang pertama check sheet didapatkan hasil dari 30 hari pengamatan bahwa jumlah cacat sebesar 344 pcs.

Yang kedua yaitu histogram hasil yang didapatkan jenis cacat bocor dengan persentase sebesar 43% atau sebanyak 147 produk kemasan, merupakan cacat yang dominan. Yang ketiga yaitu diagram pareto dengan hasil kecacatan yang terjadi hampir 80% pada kemasan produk didominasi oleh 2 jenis kerusakan yaitu bocor dengan persentase 43%, dan gembung 35%. Selebihnya kecacatan kemasan produk rusak dan meleleh dengan persentase 23%. Yang keempat yaitu pada peta kendali P dapat diketahui bahwa dari hasil pengamatan selama 24 hari tidak ada perhitungan yang keluar dari batas kendali yang sudah diperoleh. Yang kelima yaitu diagram sebab akibat maka diketahui bahwa terdapat poin yang bermasalah pada kemasan produk pada Method terdapat suhu mesin tidak stabil dan SOP mesin tidak berjalan. Serta bermasalah pada Machine berjalan tidak normal karena kurangnya pemeliharaan dan komponen mesin perlu diganti.

REFERENSI

Anam, M. C., & Jufriyanto, M. (2022). Implementasi Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Seven Tools Di Umkm Tempe Lestari. Journal of Industrial Engineering and Operation Management, 5(1), 50–59. https://doi.org/10.31602/jieom.v5i1.7147

Astuti, F., & Wahyudin, W. (2021). PERBAIKAN KUALITAS PADA PRODUKSI GENTONG MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS (Studi Kasus : Home Industry Bapak Ojid). Barometer, 6(1), 307–312.

https://doi.org/10.35261/barometer.v6i1.4444

Dinata, M. H. C., Andesta, D., & Hidayat, H. (2022). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Tangga Besi PT. AJG Untuk Mengurangi Kecacatan Produk Menggunakan Metode Statistik Quality Control (SQC). Journal of Industrial Engineering and Operation Management, 5(1).

Henry Cipta Dinata, M., Pengendalian Kualitas Produk, A., & Andesta, D. (2022).

Mengurangi Kecacatan Produk Menggunakan Metode Statistik Quality Control (Sqc) Analysis of Quality Control of Pt. Ajg Iron Stairs Products To Reduce Product Defects Using Statistical Quality Control (SQC) Methods. Jieom, 05(01), 2620–8184.

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jieom/index

Farchiyah, F. (2021). Analisis Pengendalian Kualitas Spanduk Dengan Metode Seven Quality Control Tools (7 Qc) Pada Pt. Fim Printing. Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management, 16(1), 36–47.

https://doi.org/10.33005/tekmapro.v16i1.187 Gaussian, J. (2015). 8147-15578-1-Sm. 4, 71–81.

Hamdani, H., Wahyudin, W., Gemilang Putra, C. G., & Subangkit, B. (2021). Analisis Pengendalian Kualitas Produk 4L45W 21.5 MY Menggunakan Seven Tools dan Kaizen. Go-Integratif : Jurnal Teknik Sistem dan Industri, 2(02), 112–123.

https://doi.org/10.35261/gijtsi.v2i2.5651

Haryanto, E. (2019). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Bos Rotor Pada Proses Mesin Cnc Lathe Dengan Metode Seven Tools. Jurnal Teknik, 8(1).

https://doi.org/10.31000/jt.v8i1.1595

Herlina, R. L., & Mulyana, A. (2022). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Waring Dengan Metode Seven Tools Di Cv . Kas Sumedang. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Waring, 16(1), 37–49.

Kurnadi, K., Marsudi, M., & Maulana, Y. (2020). Analisis Pengendalian Produk Cacat Pada Kayu Lapis Menggunakan SQC (Statistical Quality Control) Pada Pabrik Pt. Wijaya

(10)

Tri Utama Plywood Industry. Journal of Industrial Engineering and Operation Management, 3(2).

Nasution. N, M. (2004). Manajemen Mutu Terpadu (S. I. Risman F. Sikumbank (ed.); Revisi, hal. 3). Ghalia Indonesia.

Qc, D. A. N., Di, T., & Xyz, P. T. (2021). Realese Dengan Menggunakan Metode Visual Check.

08, 26–37.

Radianza, J., & Mashabai, I. (2020). Analisa Pengendalian Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Metode Seven Tools Quality Di PT. Borsya Cipta Communica. JITSA Jurnal Industri & Teknologi Samawa, 1(1), 17–21.

https://jurnal.uts.ac.id/index.php/jitsa/article/view/583

Rofieq, M., & Septiari, R. (2021). Penerapan Seven Tools Dalam Pengendalian Kualitas Botol Plastik Kemasan 60 Ml. Journal of Industrial View, 3(1), 23–34.

https://doi.org/10.26905/jiv.v3i1.5720

Zakariya, Y., Mu’tamar, M. F. F., & Hidayat, K. (2020). Analisis Pengendalian Mutu Produk Air Minum dalam Kemasan Menggunakan Metode New Seven Tools (Studi Kasus di PT. DEA). Rekayasa, 13(2), 97–102. https://doi.org/10.21107/rekayasa.v13i2.5453

Referensi

Dokumen terkait

The results of research conducted by Mustaqimmah and Sari 2021 on generation Z users of the TikTok application in Rokan Hulu Regency revealed that their self-concept was formed as a

Measuring quality of life in dysphonic patients: a systematic review of content development in patient- reported outcomes measures.. Patient- reported outcome measures related to