ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MUZAKKI DALAM MENUNAIKAN ZAKAT MAAL MELALUI
BAZNAS/LAZ
(Studi Pada Rumah Tangga Muslim Di Kota Malang)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Rizky Rofitri Omaida NIM. 155020501111003
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul :
ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MUZAKKI DALAM MENUNAIKAN ZAKAT MAAL
MELALUI BAZNAS/LAZ
(Studi Pada Rumah Tangga Muslim Di Kota Malang)
Yang disusun oleh :
Nama : Rizky Rofitri Omaida
NIM : 155020501111003
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 29 Agustus 2019.
Malang, 29 Agustus 2019 Dosen Pembimbing,
Dr. Dra. Multifiah, MS.
NIP. 195505271981032001
Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Keputusan Muzakki dalam Menunaikan Zakat Maal Melalui BAZNAS/LAZ
(Studi pada Rumah Tangga Muslim di Kota Malang)
Rizky Rofitri Omaida, Dr. Dra. Multifiah, MS.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang Email: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi jumlah penduduk miskin dan kesenjangan ekonomi yang terjadi adalah dengan meningkatkan kepedulian antar sesama melalui zakat. Di Kota Malang mayoritas penduduk adalah muslim dan potensi zakat juga cukup besar.
Namun, dalam hal ini penghimpunan zakatnya kurang optimal. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalis pengaruh variabel pendapatan, kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Penelitian ini dilakukan pada rumah tangga muslim di Kota Malang dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 80 responden. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan metode analisisnya menggunakan analisis regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pendapatan, kepercayaan, motivasi secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Sedangkan variabel pengetahuan zakat tidak berpengaruh terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ.
Kata Kunci: Zakat Maal, BAZNAS/LAZ, Pendapatan, Kepercayaan, Motivasi, Pengetahuan Zakat.
A. PENDAHULUAN
Dalam perspektif Islam, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin adalah dengan meningkatkan kepedulian terhadap sesama untuk saling tolong- menolong melalui zakat. Adanya zakat, masyarakat yang tidak mampu dapat terbantu dalam hal ekonomi serta mengurangi kesenjangan yang terjadi. Hafidhuddin (2007) menyatakan bahwa “zakat menjadi salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk pemerataan pendapatan. Jika zakat dikelola dengan baik, maka zakat dapat membangun pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan”. Jenis zakat yang dapat ditunaikan oleh orang muslim ada dua yakni zakat nafs yang merupakan zakat fitrah dan zakat maal yang biasanya disebut dengan zakat harta. Menurut data dari Pew Forum on Religion Public Life (2012) persentase penduduk muslim di Indonesia tercatat 87,2%
dari total penduduk dan 13,1% dari total seluruh umat muslim di dunia. Jumlah penduduk muslim ini memberikan kontribusi pada potensi zakat nasional. Menurut Puskas BAZNAS (2016: 6) pada tahun 2015 potensi zakat di Indonesia mencapai 286 triliun. Jumlah yang cukup besar namun jumlah potensi zakat ini belum diimbangi dengan realita penghimpunan zakatnya. Menurut Puskas BAZNAS (2016: 6) selisih yang terjadi antara potensi zakat dengan penghimpunannya dipengaruhi oleh kesadaran wajib zakat dan tingkat kepercayaan muzakki terhadap BAZNAS dan LAZ yang masih rendah, masih fokus dengan dua jenis zakat yakni zakat fitrah dan zakat maal, serta rendahnya insentif bagi wajib zakat untuk membayar zakat khususnya tentang zakat sebagai pengurang pajak sehingga wajib zakat tidak terkena beban ganda.
Dalam perilaku menunaikan zakat niat merupakan langkah awal yang dimiliki muzakki.
Ketika muzakki telah memiliki niat dan memiliki keputusan untuk menunaikan zakatnya maka muzakki telah ikut membantu memaksimalkan potensi zakat yang ada di daerah masing-masing.
Seperti salah satu kota terbesar di provinsi Jawa Timur yakni Kota Malang. Di kota ini, terdapat berbagai agama yang dianut oleh penduduknya dan mayoritas agama yang dianut oleh penduduk Kota Malang adalah agama Islam. Dibuktikan pada bulan April 2019 jumlah penduduk muslim berjumlah sekitar 89,85% dari 919.434 orang (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang, 2019). Serta berdasarkan perhitungan dari data tersebut diketahui jumlah Rumah Tangga Muslim di Kota Malang yakni mencapai 209.132. Dengan demikian, Kota Malang juga memiliki
potensi zakat yang cukup besar. Pada tahun 2016, BAZNAS Kota Malang memiliki target potensi zakat sekitar 20.000.000.000 tetapi yang terkumpul sebesar 508.465.689. Kurang maksimalnya penghimpunan zakat ini dapat disebabkan karena muzakki yang enggan untuk membayar zakatnya, kurangnya pengetahuan dalam menyalurkan zakat serta tidak percaya pada lembaga pengelola zakat.
Kurangnya dorongan dalam diri dan lingkungan juga membuat sebagian muzakki enggan untuk menunaikan zakatnya serta masih merasa harta yang didapatkan merupakan hasilnya sendiri. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Rouf (2011), menyatakan bahwa faktor pendapatan memiliki pengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Satrio dan Siswantoro (2016) menyatakan bahwa variabel kepercayaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Lembaga Amil Zakat. Penelitian yang dilakukan oleh Rina Rizkia dkk (2014) menyatakan bahwa faktor motivasi memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki untuk membayar zakat di Kota Sabang. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Mukhlish dan Zulfahmi (2018) juga menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh dan signifikan terhadap minat muzakki membayar zakat di Baitul Mal Kota Lhokseumawe.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi keputusan muzakki dalam mengeluarkan hartanya untuk dizakati, yaitu: pendapatan, kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat. Pertama adalah pendapatan, ketika seseorang memiliki harta yang sudah mencapai nishab dan haul maka dalam Islam harta tersebut harus dikeluarkan. Kedua adalah kepercayaan, muzakki akan melihat BAZNAS/LAZ mampu dalam menunaikan tugasnya secara profesional, amanah, dan transparan sehingga membuat muzakki memutuskan dan menjadikan lembaga pengelola zakat sebagai pilihan yang utama. Ketiga yakni motivasi, ketika seseorang memiliki dorongan yang kuat untuk menunaikan zakat maka itu berarti dapat menempatkan zakat sebagai suatu prioritas. Adanya dorongan tersebut akan membuat seseorang lebih mudah dalam mengeluarkan hartanya dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Keempat yakni pengetahuan zakat, dengan adanya pengetahuan maka seseorang akan memiliki pemahaman dan wawasan yang luas. Begitupun dengan pengetahuan zakat, semakin tinggi tingkat pengetahuan muzakki tentang zakat maka akan muncul kecenderungan untuk menunaikan zakat. Pada penelitian ini variabel independen adalah pendapatan, kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat serta variabel dependennya adalah keputusan muzakki dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Dari adanya paparan tersebut, maka judul penelitian ini adalah “Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Keputusan Muzakki dalam Menunaikan Zakat Maal Melalui BAZNAS/LAZ (Studi pada Rumah Tangga Muslim di Kota Malang)”.
B. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Zakat
Secara bahasa zakat memiliki arti kesuburan, keberkahan, dan kesucian menurut Teungku M.H. Ash Shiddieqy dalam bukunya (1996: 1) dari kata bahasa arab yaitu nama’, barakah, dan thaharah. Maksud dari zakat dalam pengertian kesuburan adalah zakat dapat mengembangkan harta yang dimiliki. Karena dengan berzakat, Allah ﷻ akan menambahkan nikmat ataupun rezeki yang datangnya dari pintu lain. Kemudian zakat dalam arti keberkahan adalah adanya karunia Allah ﷻ yang turun kepada hamba-hamba nya jika menunaikan kewajibannya seperti berzakat. Sedangkan maksud dari zakat dalam arti kesucian adalah zakat dapat mensucikan diri dari sifat bakhil serta membersihkan diri dari dosa. Dengan demikian, zakat adalah sebagian harta yang telah mencapai nishab dan haul yang dikeluarkan dari muzakki untuk mustahiq sebagai bentuk kepedulian antar sesama dan agar terhindar dari sifat yang kikir.
Syarat-syarat Menunaikan Zakat
Dalam buku Rozalinda (2016: 250) disebutkan bahwa syarat-syarat menunaikan zakat itu terbagi menjadi dua yakni syarat bagi muzakki dan syarat untuk harta yang dikenai zakat. Di bawah ini merupakan syarat-syarat muzakki yaitu :
1. Merdeka 2. Islam 3. Baligh berakal
Kemudian syarat bagi harta yang dikenai zakat sebagai berikut : 1. Harta milik sempurna
Harta yang berada di bawah kekuasaan orang yang berzakat.
2. Mencapai nishab
Batas minimal harta yang harus dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syara’.
3. Melebihi kebutuhan pokok
Harta zakat yang dikeluarkan oleh muzakki adalah harta yang sudah melebihi kebutuhan pokok (standar).
4. Bebas dari Hutang
Apabila orang yang menggunakan hartanya untuk membayar hutang lalu akan mengurangi nishab hartanya maka dia tidak wajib untuk menunaikan zakatnya.
5. Mencapai haul
Batas (ketentuan) waktu untuk seorang muslim dapat menunaikan zakat. Harta yang wajib dikenai zakat harus mencapai satu tahun (haul).
6. Harta Berkembang
Harta yang dimiliki oleh muzakki memiliki potensi untuk bisa berkembang, produktif, terdapat pemasukan atau keuntungan setelah harta tersebut dikelola.
Zakat Maal
Zakat maal atau zakat harta adalah zakat yang dikeluarkan pada harta yang berupa emas, perak, binatang, tumbuh-tumbuhan (buah-buahan dan biji-bijian) serta barang perniagaan dengan syarat maupun ketentuan yang telah diatur oleh syara’. Pada masa permulaan Islam belum ditentukan kadar dan jenis-jenis harta yang dikenakan zakat serta hanya dua golongan yang menerima zakat harta ini yakni fakir dan miskin. Baru pada tahun kedua Hijriyah harta-harta yang dikenai zakat dan masing-masing kadarnya ditentukan. Berikut ini jenis-jenis zakat maal yaitu :
1. Emas, perak, dan uang
Nishabnya 20 dinar (85 gram) untuk emas dan nishab 200 dirham (595 gram) untuk perak dengan kadar keduanya 2,5%. Untuk zakat uang ketentuannya disamakan dengan ketentuan yang ada pada zakat emas dan perak.
2. Zakat harta perniagaan
Adanya syarat dari zakat ini yaitu adanya jual beli dan niat berdagang, mencapai nishab, mencapai satu haul. Nishab dan kadar zakat disamakan zakat emas dan perak.
3. Zakat hasil pertanian
Nishab untuk zakat hasil pertanian adalah lima wasaq atau sama dengan 815 kg. Untuk kadar zakat terdapat perbedaan tergantung cara pengairan dari tiap lahan pertanian.
4. Zakat binatang ternak
Unta, sapi, kambing adalah binatang ternak yang wajib dikenai zakat. Nishabnya berbeda- beda, Rozalinda (2016: 258) menyebutkan mengenai nishab dan jumlah zakat yang harus dikeluarkan oleh pemilik unta yaitu minimal 5-9 ekor sudah wajib menunaikan zakatnya.
Kemudian nishab sapi 30-39 ekor, dan untuk kambing minimal 40-120 ekor.
5. Zakat rikaz
Zakat ini tidak ada syarat nishab dan haul nya. Namun tetap ketika ditemukan maka harta tersebut harus dikeluarkan zakatnya sebesar 1/5 dari keseluruhan harta yang ditemukan.
6. Zakat barang tambang
Pendapat dari Imam Malik dan Imam Syafi’i yang menyatakan bahwa barang tambang itu termasuk emas dan perak dengan syarat mencapai nishab tetapi tidak disyaratkan haul.
Jadi, menyamakan nishab dan kadar zakat barang tambang dengan nishab dan kadar zakat emas dan perak.
7. Zakat profesi
Dikenakan bagi orang yang memiliki pekerjaan baik bekerja sendiri ataupun ikut dengan pemerintah/lembaga. Perolehan pendapatan ditunaikan zakatnya jika harta sudah cukup nishab dan haul. Menurut Qardhawi dalam Saprida (2016) mengemukakan bahwa zakat profesi jika diqiyaskan dengan zakat emas maka nishabnya 85 gram dengan kadar 2,5%.
8. Zakat investasi
Zakat investasi ini ditunaikan pada harta yang diperoleh dari hasil investasi. Dikenakan pada hasil investasi dengan kadar zakat 10% atau 5%.
Mustahiq Zakat
Menurut QS. At-Taubah ayat 60 telah dijelaskan bahwa zakat itu diperuntukkan orang-orang fakir, miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, orang yang berhutang, untuk jalan Allah ﷻ dan orang yang sedang dalam perjalanan.
Badan Amil Zakat Nasional dan Lembaga Amil Zakat
BAZNAS adalah badan resmi yang dibentuk oleh Pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi untuk menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah di tingkat Nasional. BAZNAS melaksanakan empat fungsi yaitu :
1. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.
Untuk memaksimalkan potensi zakat, maka dibentuklah BAZNAS di tingkat Provinsi dan BAZNAS di tingkat Kabupaten/Kota. Selain itu terdapat Lembaga Amil Zakat yang membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. LAZ dibentuk oleh masyarakat atas persetujuan Pemerintah.
Perilaku Konsumen Islami
Tujuan perilaku konsumen Islam tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi saja melainkan memikirkan pula kebutuhan orang lain. Oleh karena itu, perilaku konsumsi Islam dibentuk dari kebutuhan dan bukan karena adanya keinginan semata. Seperti yang disebutkan dalam buku Havis (2016) bahwa seorang muslim sebagai konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan berkah yang didapatkan dari perilaku konsumsinya. Jadi, seorang muslim akan merasakan manfaat dari perilaku konsumsi saat mendapatkan pemenuhan dalam kebutuhan fisik, psikis maupupun material. Konsumsi dalam Islam memiliki tingkatan, dari Imam Al-Ghazali yang dikutip dari buku Havis (2016: 124) disebutkan bahwa tingkat konsumsi terdiri dari tiga yaitu: pertama had ad- dhoururah, kedua had al-najah, dan ketiga had at-tana’um.
Keputusan Menunaikan Zakat Maal Melalui BAZNAS/LAZ
Keputusan menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ merupakan pilihan akhir muzakki untuk mengeluarkan sebagian hartanya agar diberikan kepada mustahiq yang membutuhkan melalui BAZNAS/LAZ. Menurut M. Fahmi Khan dan Suherman Rosyidi (2014) menyatakan bahwa pilihan bagi konsumen sebelum melakukan konsumsi bukanlah bagaimana ia memaksimumkan utilitynya namun bagaimana menyeimbangkan pemenuhan semua kebutuhannya. Lalu, seorang muslim juga memiliki dua jenis pilihan untuk pengalokasian pendapatan yaitu pada maslahah yang menyangkut kehidupan dunia dan akhirat serta maslahah yang hanya menyangkut kehidupan akhirat.
Pendapatan
Menurut Keynes, konsumsi seseorang secara absolut ditentukan oleh tingkat pendapatan jikalau ada faktor lain yang menentukan maka semua itu tidak berarti apa-apa. Ini berarti pengeluaran seseorang baik konsumsi maupun tabungan dipengaruhi oleh pendapatan yang dimiliki.
Menurut Reksoprayitno (2004) pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh dalam periode tertentu. Pendapatan diartikan sebagai harta yang dikeluarkan oleh muzakki untuk zakat yang sesuai dengan nishab dan haulnya. Bisa mencakup pendapatan dari gaji/upah maupun keuntungan yang didapatkan.
Kepercayaan
Kepercayaan diartikan sebagai keyakinan muzakki untuk memilih dan menyalurkan dana zakat kepada lembaga BAZNAS/LAZ serta percaya pada lembaga tersebut bahwa tugas-tugasnya dapat dijalankan secara profesional, transparan, dan amanah. Sehingga muzakki pun dapat menjadikan lembaga BAZNAS/LAZ sebagai pilihan utama dalam menunaikan zakatnya.
Motivasi
Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang muncul dalam diri untuk memilih dan menyalurkan dana zakat kepada BAZNAS/LAZ. Sehingga muzakki yang memiliki dorongan diri akan lebih mudah untuk mengeluarkan zakatnya. Berawal dari teori motivasi Abraham H.Maslow
yang terdiri dari lima tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Dalam motivasi Islam, Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa motivasi yang paling dasar itu terdiri dari kebutuhan terhadap spiritual, ekonomi, dan sosial.
Pengetahuan Zakat
Menurut Rangkuti (2009) pembelajaran dapat mencakup perubahan-perubahan perilaku yang ada berdasarkan pengalaman, dan sebagian dari perilaku seseorang dapat ditentukan dari proses pembelajaran, serta pembelajaran menjadi pengetahuan yang dapat berpengaruh pada perilaku seseorang. Pengetahuan zakat diartikan sebagai segala pengetahuan tentang zakat yang dimiliki oleh muzakki yang mendorong muzakki untuk mengeluarkan hartanya pada BAZNAS/LAZ.
C. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Menurut David H. Penny dalam buku Priyono (2016) penelitian merupakan pemikiran sistematis tentang berbagai macam masalah yang pemecahannya membutuhkan pengumpulan serta penafsiran fakta-fakta. Tiap penelitian terdapat pendekatan yang digunakan, pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Menjelaskan hubungan antar variabel independen terhadap dependen. Pada penelitian ini, untuk mengetahui apakah variabel pendapatan, kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat berpengaruh terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZ/LAZ.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan menyebar di Kota Malang Jawa Timur dengan tujuan ke perumahan, kantor-kantor pemerintahan, masjid, dan salah satu lembaga amil zakat. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yakni pada bulan Mei-Juni 2019. Dilakukan di Kota Malang karena berdasarkan dengan studi peneliti dan sesuai dengan latar belakang yang telah peneliti paparkan sebelumnya.
Kemudian, keterbatasan waktu dan juga biaya yang dimiliki peneliti.
Populasi dan Sampel
Data yang digunakan adalah data BPS Kota Malang dan Dispendukcapil Kota Malang di antaranya yaitu data jumlah rumah tangga Kota Malang 2018 dan data jumlah penduduk muslim Kota Malang. Setelah dihitung, maka diperoleh jumlah rumah tangga muslim di Kota Malang sebanyak 209.132. Namun, untuk populasi rumah tangga muslim yang termasuk dalam muzakki tidak diketahui jumlahnya secara pasti. Kemudian untuk teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang sesuai dengan pertimbangan peneliti. Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan teori Roscoe yang salah satu poinnya menyatakan bahwa jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Maka perhitungan jumlah sampelnya adalah (10 x 5 variabel) dan jumlah sampel minimum yang dapat digunakan adalah 50.
Sampel yang telah memenuhi berjumlah 80 orang sehingga melebihi batas minimal yang ditentukan.
Jenis Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, menggunakan data primer dan sumber lain seperti jurnal, artikel, literatur dari internet, serta buku yang berkaitan dengan judul sebagai penunjang dan bahan pengembangan pada hasil penelitian. Data primer yang dimaksudkan oleh penulis yaitu dengan menggunakan metode survei berupa kuesioner.
Instrumen Penelitian
Instrumen pengukuran menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. Perhitungan dari skala Likert berasal dari simbol angka-angka. Simbol yang ada dalam skala Likert merupakan simbol yang menyatakan sikap paling negatif sampai ke sikap yang paling positif. Pada penelitian ini, menggunakan modifikasi skala Likert empat skala. Berikut merupakan simbol angka yang digunakan dalam skala Likert, yaitu:
Tabel 1 : Tingkat Pilihan Jawaban Pada Skala Likert
Tingkat Pilihan Jawaban Simbol Angka
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Data ordinal yang dianalisis menggunakan model regresi diubah dahulu menjadi data interval. Oleh karena itu, dilakukan transformasi dengan menggunakan program Microsoft Excel dan menambahkan (add-in) Software Method of Successive Interval (MSI) (Hays, 1976).
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi logistik dengan bantuan alat SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program pengolah data IBM SPSS Statistics 23. Pada SPSS juga terdapat fitur dasar untuk statistika deskriptif. Dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, diagram lingkaran, maupun perhitungan penyebaran data. Di bawah ini merupakan pengolahan data yang dilakukan, sebagai berikut :
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui data itu valid ataukah tidak.
Dalam buku Duwi Priyatno (2014) uji validitas dapat dilakukan dengan metode korelasi pearson. Apabila r hitung ≥ r tabel maka item pertanyaan memiliki kategori valid. Namun sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka item pertanyaan dikategorikan tidak valid. Selanjutnya, uji reliabilitas di mana uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Menurut Duwi Priyatno (2014) uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui keajegan atau konsistensi alat ukur pada kuesioner. Pada uji reliabilitas ini melihat dari nilai Cronbach’s Alpha, jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,6 maka hasil suatu kuesioner tersebut reliabel (konsisten). Dan jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 maka hasil suatu kuesioner tersebut tidak reliabel (tidak konsisten).
2. Uji Multikolinieritas
Model regresi yang baik adalah model regresi yang variabel bebasnya tidak mempunyai korelasi yang tinggi. Mengetahui adanya multikolinearitas dengan melihat nilai dari VIF (Variance Inflation Factor), jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
3. Analisis Regresi Logistik
Regresi logistik dapat digunakan untuk memodelkan hubungan antara dua kategori variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen, hal ini disebutkan dalam Yamin dan Kurniawan (2014). Analisis regresi logistik ini digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen yang berupa variabel response biner yang hanya mempunyai dua nilai atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen berdasarkan nilai variabel-variabel independen. Berikut model regresi pada penelitian ini:
Y = ln(𝜋/(1 − 𝜋)) = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + µi Keterangan :
Y = ln(𝜋/(1 − 𝜋)) = Keputusan muzakki dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ β0 = Konstanta
β1 – β4 = Koefisien regresi
X1 = Pendapatan
X2 = Kepercayaan
X3 = Motivasi
X4 = Pengetahuan Zakat
µi = Error
Kemudian terdapat uji terhadap model yang dilakukan di antaranya sebagai berikut : 1. Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemoshow’s Goodness of Fit Test) 2. Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
3. Uji Goodness of Fit (R2)
4. Uji Signifikansi Simultan 5. Uji Signifikansi Individual
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada responden yang termasuk dalam rumah tangga muslim di Kota Malang yang menunaikan zakat. Pada penelitian ini, kuesioner yang diolah sebanyak 80 sampel. Analisis deskriptif meliputi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, usia, jumlah anggota keluarga, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan yang diperoleh perbulan, dan tempat menunaikan zakat.
Hasil Analisis Data
Uji Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan uji validitas tiap variabel yakni kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat memiliki item-item pertanyaan yang valid. Dibuktikan dengan nilai r hitung lebih besar daripada r tabel.
Selanjutnya, untuk uji reliabilitas masing-masing variabel tersebut memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. Dengan demikian, hasil kuesioner dinyatakan reliabel sehingga data dapat digunakan pada penelitian ini.
Uji Multikolinearitas
Berdasarkan uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai VIF untuk keempat variabel independen yakni variabel pendapatan, variabel kepercayaan, variabel motivasi, dan variabel pengetahuan zakat memiliki nilai VIF < 10. Dengan demikian, model regresi penelitian ini bebas dari multikolinearitas.
Uji Kelayakan Model
Berikut ini pengujian menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test, yaitu : Tabel 2 : Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
Step Chi Square Df Sig.
1 7.807 8 .453
Sumber : Data Primer (Diolah, 2019)
Dari hasil pada tabel 2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi Chi Square lebih besar dari tingkat signifikansi (0,453 > 0,1). Dengan demikian, disimpulkan bahwa model yang digunakan layak dan dapat memprediksi probabilitas observasinya.
Uji Keseluruhan Model
Berikut ini uji overall model fit dengan menunjukkan hasil perbandingan nilai -2LL awal dengan - 2LL akhir, yaitu :
Tabel 3 : Perbandingan Nilai -2LL Awal dan -2LL Akhir
-2LL Nilai
Awal block (0) 104.775
Akhir block (1) 65.360
Sumber : Data Primer (Diolah, 2019)
Dari hasil pada tabel 3 diketahui bahwa -2LL awal sebesar 104,775 kemudian setelah dimasukkan keempat variabel independen nilai -2LL akhir turun menjadi 65.360. Adanya penurunan -2LL ini menunjukkan bahwa model regresi yang lebih baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Uji Goodness of Fit (R2 )
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Berikut ini merupakan nilai Negelkerke R Square yaitu:
Tabel 4 : Uji Goodness of Fit (R2)
Step -2 Log Likelihood Cox & Snell R Square Negelkerke R Square
1 65.360a .389 .533
Sumber : Data Primer (Diolah, 2019)
Dari tabel 4 diketahui bahwa nilai dari Negelkerke R Square sebesar 0,533. Maksud dari nilai ini adalah variabel independen yakni pendapatan, kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat mampu menjelaskan variabel dependen yakni keputusan muzakki dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ sebesar 0,533 atau 53,3% sedangkan sisanya sebesar 46,7% dijelaskan variabel lain di luar dari model penelitian.
Kemudian, apabila dilihat dari kekuatan prediksi model melalui classification table nilainya sebesar 82,5%. Berikut ini classification table pada penelitian ini yaitu:
Tabel 5 : Classification Table
Observed
Predicted Keputusan Muzakki Dalam
Menunaikan Zakat Maal Melalui BAZNAS/LAZ
Percentage Correct Tidak
Menunaikan Zakat Maal
Melalui BAZNAS/LA
Z
Ya Menunaikan
Zakat Maal Melalui BAZNAS/
LAZ Step 1 Keputusan Muzakki
Dalam Menunaikan Zakat Maal Melalui BAZNAS/LAZ
Tidak Menunaikan Zakat Maal Melalui
BAZNAS/LAZ
20 9 69,0
Ya Menunaikan Zakat Maal Melalui
BAZNAS/LAZ
5 46 90,2
Overall Percentage 82,5
Sumber : Data Primer (Diolah, 2019)
Uji Signifikansi Simultan
Pada uji ini, apabila nilai signifikansi Chi Square < tingkat signifikansi maka dinyatakan bahwa variabel independen secara simultan dapat mempengaruhi variabel dependen. Di bawah ini merupakan hasil dari uji signifikansi simultan yaitu:
Tabel 6 : Hasil Uji Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi Square Df Sig.
Step 1 Step Block Model
39.415 39.415 39.415
4 4 4
.000 .000 .000 Sumber : Data Primer (Diolah, 2019)
Dari tabel 4.17, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Chi Square adalah sebesar 0,000 dan tingkat signifikansi sebesar 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Chi Square < tingkat signifikansi (0,000 < 0,1) maka dinyatakan bahwa variabel pendapatan, kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ.
Uji Signifikansi Individual
Uji signifikansi individual dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi pada masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Sehingga dapat diketahui variabel independen mempengaruhi variabel dependen ataukah tidak pada model regresi logistik. Di bawah ini adalah hasil uji koefisien regresi logistik sebagai berikut :
Tabel 7 : Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Y B S.E. Wald Df Sig. Exp (B)
X1 .000 .000 2.843 1 .092 1.000
X2 .168 .074 5.128 1 .024 1.183
X3 .420 .122 11.813 1 .001 1.522
X4 .105 .154 .464 1 .496 1.111
Constant -11.283 3.086 13.371 1 .000 .000
Sumber : Data Primer (Diolah, 2019)
Berdasarkan tabel 7 maka persamaan model regresi logistik yang terbentuk sebagai berikut : Y = -11.283 + 0.000 X1 + 0.168 X2 + 0.420 X3 + 0.105 X4 + µi
Dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,1 atau 10% maka pengaruh variabel independen terhadap keputusan muzakki dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ yaitu:
a. Variabel pendapatan (X1) memiliki nilai signifikan 0,092 (kurang dari 0,1) sehingga dengan demikian artinya adalah variabel pendapatan mempengaruhi secara parsial keputusan muzakki dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ.
b. Variabel kepercayaan (X2) memiliki nilai signifikan 0,024 (kurang dari 0,1) sehingga dengan demikian artinya adalah variabel kepercayaan mempengaruhi secara parsial keputusan muzakki dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ.
c. Variabel motivasi (X3) memiliki nilai signifikan 0,001 (kurang dari 0,1) sehingga dengan demikian artinya adalah variabel motivasi mempengaruhi secara parsial keputusan muzakki dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ.
d. Variabel pengetahuan zakat (X4) memiliki nilai signifikan 0,496 (lebih dari 0,1) sehingga dengan demikian artinya adalah variabel pengetahuan zakat tidak mempengaruhi secara parsial keputusan muzakki dalam menunaikan zakat melalui BAZNAS/LAZ.
Pembahasan
Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini menyatakan bahwa pendapatan, kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat berpengaruh terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Kemudian dari analisis data di atas, diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan secara simultan (bersama-sama) variabel pendapatan, kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 51 orang yang memutuskan untuk menunaikan zakat maal melalui lembaga pengelola zakat seperti BAZNAS/LAZ sedangkan sisanya yang berjumlah 29 orang menunaikan zakat maal tidak melalui BAZNAS/LAZ namun melalui masjid, panti asuhan, ataupun langsung kepada mustahiq.
Pengaruh Variabel Pendapatan Terhadap Keputusan Muzakki dalam Menunaikan Zakat Maal Melalui BAZNAS/LAZ
Dari hasil uji analisis regresi logistik diperoleh nilai signifikansi lebih kecil yaitu sebesar 0,092 dari tingkat signifikansi 0,1. Dan untuk nilai koefisien regresi variabel pendapatan adalah positif. Dengan demikian, disimpulkan bahwa pendapatan berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ artinya adalah semakin besar jumlah pendapatan yang dimiliki oleh muzakki maka kesempatan muzakki untuk memutuskan menunaikan zakat melalui BAZNAS/LAZ di Kota Malang akan semakin besar pula.
Sesuai dengan teori konsumsi Keynes bahwa konsumsi seseorang secara absolut ditentukan oleh tingkat pendapatan jikalau ada faktor lain yang menentukan maka semua itu tidak berarti apa- apa. Maksudnya ialah faktor penentu utama dari konsumsi adalah pendapatan adanya faktor lain dianggap tidak berarti. Jadi, dalam hal ini seluruh pengeluaran individu untuk konsumsi maupun tabungan dipengaruhi oleh pendapatan yang diperoleh. Begitupun dengan menunaikan zakat khususnya maal yang wajib ditunaikan bagi seorang muslim yang memiliki harta berlebih atau yang memenuhi ketentuan-ketentuannya. Karena menunaikan zakat ini termasuk dalam perilaku
konsumsi Islam maka seharusnya seorang muslim dapat mengeluarkan sebagian harta yang dimilikinya untuk diberikan kepada yang berhak karena hal tersebut merupakan tujuan dari perilaku konsumsi Islam yang tidak hanya memikirkan kebutuhan pribadi namun memikirkan pula kebutuhan untuk orang lain.
Besarnya pendapatan memang berpengaruh terhadap keputusan muzakki dalam menunaikan zakatnya. Ketika perolehan pendapatan muzakki di Kota Malang semakin besar maka muzakki akan cenderung dan mengusahakan untuk terus menunaikan sebagian hartanya melalui BAZNAS/LAZ agar bisa diberikan kepada mustahiq. Penelitian ini didukung oleh hasil dari penelitian M. Abdul Rouf (2011).
Pengaruh Variabel Kepercayaan Terhadap Keputusan Muzakki dalam Menunaikan Zakat Maal Melalui BAZNAS/LAZ
Dari hasil uji analisis regresi logistik diperoleh nilai signifikansi lebih kecil yaitu sebesar 0,024 dari tingkat signifikansi 0,1. Dan untuk nilai koefisien regresi variabel kepercayaan adalah positif. Dengan demikian, disimpulkan bahwa kepercayaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ artinya adalah semakin tinggi kepercayaan muzakki kepada BAZNAS/LAZ maka kesempatan muzakki untuk memutuskan menunaikan zakat melalui BAZNAS/LAZ di Kota Malang juga akan semakin besar.
Dalam teori Kotler (2002), perilaku konsumsi dipengaruhi oleh faktor pribadi. Seperti kepercayaan, tiap orang memiliki keyakinan yang berbeda terhadap suatu hal dan tergantung dari individu masing-masing. Dalam menunaikan zakat pun, seorang muslim memiliki kepercayaan sendiri dalam memilih tempat penyaluran zakatnya. Saat lembaga pengelola zakat seperti BAZNAS/LAZ dapat menjalankan tugas-tugasnya secara profesional, amanah, maka muzakki akan cenderung menjadikan lembaga BAZNAS/LAZ sebagai pilihannya. Secara empiris dan dari hasil penelitian tingkat kepercayaan muzakki pada lembaga pengelola zakat seperti BAZNAS/LAZ cukup tinggi. Penelitian ini didukung oleh hasil dari penelitian Satrio dan Siswantoro (2016).
Pengaruh Variabel Motivasi Terhadap Keputusan Muzakki dalam Menunaikan Zakat Maal Melalui BAZNAS/LAZ
Dari hasil uji analisis regresi logistik diperoleh nilai signifikansi lebih kecil yaitu sebesar 0,001 dari tingkat signifikansi 0,1. Dan untuk nilai koefisien regresi variabel motivasi adalah positif.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ artinya adalah semakin besar motivasi yang dimiliki oleh muzakki untuk menunaikan zakat melalui BAZNAS/LAZ maka kesempatan muzakki untuk memutuskan menunaikan zakat melalui lembaga tersebut akan semakin besar pula.
Pada teori Abraham H. Maslow mengenai motivasi yang timbul itu dipengaruhi oleh adanya lima tingkatan kebutuhan. Sedangkan dalam motivasi Islam, Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa motivasi yang paling dasar itu terdiri dari tiga yaitu kebutuhan terhadap spiritual, ekonomi, dan sosial. Motivasi Islam ini memiliki relevansi yang sama dengan motivasi Maslow. Teori motivasi Islam ini didasari oleh adanya kebutuhan dan dipenuhi untuk dapat mencapai manfaat (maslahah) di dunia dan akhirat.
Dari hasil penelitian, semua responden yang menunaikan zakat utamanya adalah karena adanya motivasi dalam dirinya untuk menunaikannya serta merasakan kepuasan diri setelah menunaikannya. Sebagian muzakki juga terdorong oleh motivasi luar seperti keluarga, kerabat, maupun rekan kerja. Zakat merupakan perilaku positif sehingga muzakki akan tetap merasa percaya diri untuk menunaikannya. Sehingga dengan banyaknya muzakki yang terdorong untuk menunaikannya maka dana zakat yang terhimpun akan semakin besar juga dan akan bermanfaat bagi mustahiq. Penelitian ini didukung oleh hasil dari penelitian Rina Rizkia, dkk (2014).
Pengaruh Variabel Pengetahuan Zakat Terhadap Keputusan Muzakki dalam Menunaikan Zakat Maal Melalui BAZNAS/LAZ
Dari hasil uji analisis regresi logistik diperoleh nilai signifikansi lebih besar yaitu sebesar 0,496 dari tingkat signifikansi 0,1. Dengan demikian, disimpulkan bahwa pengetahuan zakat tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ.
Perilaku konsumsi menurut Kotler (2002) dipengaruhi dengan yang dimiliki pada diri seperti tingkat pengetahuan. Untuk memutuskan pilihan seperti berzakat maka tiap orang memiliki pengetahuan masing-masing mengenai zakat. Pengetahuan zakat muzakki cukup baik namun tidak selalu hal ini mempengaruhi keputusan dalalm menunaikan zakat. Karena bisa juga seseorang yang akan menunaikan zakat terdorong oleh hal lain dalam menunaikannya seperti merasa mampu atau memiliki harta yang lebih, dorongan dari lingkungan sekitarnya, tempat kerja, atau melihat kinerja BAZNAS/LAZ yang baik. Hasil penelitian ini tidak berpengaruh karena masih adanya muzakki yang menunaikan zakatnya melalui BAZNAS/LAZ dan yang langsung diberikan kepada mustahiq.
Maksudnya terdapat sebagian muzakki telah menunaikan zakatnya melalui BAZNAS/LAZ namun menunaikan kembali zakatnya dan memberikan langsung kepada orang terdekatnya yang dianggap orang tersebut berhak untuk diberikan zakat olehnya. Kemudian kurang mengetahui dalam hal keutamaan penyaluran zakat melalui lembaga amil. Penelitian ini didukung oleh hasil dari penelitian Intan Suri Mahardika (2018).
E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan dari adanya pembahasan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Vaiabel pendapatan, kepercayaan, motivasi, dan pengetahuan zakat secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Kemudian, muzakki yang menutuskan untuk menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ pada Rumah Tangga Muslim di Kota Malang dari 80 responden sebanyak 51 orang yang menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ sedangkan sisanya 29 orang yang menunaikan zakat maal tidak melalui BAZNAS/LAZ tetapi lebih ke masjid, panti asuhan, maupun langsung kepada mustahiq.
2. Variabel pendapatan secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Perolehan pendapatan ini yang akan menentukan seorang muslim dapat dikenai zakat ataukah tidak dilihat dari nishab dan haulnya. Semakin besar pendapatan yang diperoleh muzakki maka kesempatan muzakki untuk menunaikan zakat melalui BAZNAS/LAZ di Kota Malang akan semakin besar pula sehingga dapat membantu mustahiq.
3. Variabel kepercayaan secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Tingkat kepercayaan muzakki pada lembaga pengelola zakat seperti BAZNAS/LAZ di Kota Malang cukup tinggi sehingga ketika tingkat kepercayaan muzakki semakin tinggi maka akan semakin baik pandangan muzakki terhadap BAZNAS/LAZ dan muzakki akan cenderung serta memiliki kesempatan untuk dapat menunaikan zakatnya ke lembaga tersebut.
4. Variabel motivasi secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Dalam menunaikan zakat, muzakki memiliki motivasi dalam diri dan ada pula yang dipengaruhi oleh motivasi dari luar. Semakin banyak muzakki yang termotivasi untuk menunaikan zakat khususnya melalui BAZNAS/LAZ maka dapat menghimpun dana zakat menjadi lebih besar lagi sehingga dapat bermanfaat bagi para mustahiq yang membutuhkan.
5. Variabel pengetahuan zakat secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Variabel pengetahuan zakat ini tidak berpengaruh karena terdapat muzakki yang membayarkan zakatnya melalui BAZNAS/LAZ lalu membayarkan kembali kepada mustahiq. Kemudian kurang mengetahui dalam hal keutamaan penyaluran zakat melalui lembaga amil.
Saran
Berdasarkan dari pembahasan, hasil, dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu:
1. Perlu adanya sosialisasi atau sharing yang lebih sering dilakukan oleh BAZNAS maupun LAZ sebagai lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah. Tujuannya adalah untuk tetap meningkatkan kepercayaan muzakki, bisa dilakukan dengan menggandeng UPZ yang ada sehingga masyarakat lebih tahu kinerja dari lembaga amil yang profesional dan amanah. Kemudian, publikasi mengenai laporan pemanfaatan zakat lebih di-update kembali agar masyarakat mengetahui informasi tentang penghimpunan dan penyaluran dana zakat di Kota Malang. Integritas lembaga amil terus dijaga dan ditingkatkan agar muzakki dapat menjadikan BAZNAS/LAZ sebagai pilihan utama dalam menyalurkan zakatnya.
2. Lembaga pengelola zakat baik BAZNAS/LAZ di Kota Malang lebih bersinergi kembali dengan masyarakat muslim khususnya yang sudah menjadi muzakki tujuan adalah untuk memaksimalkan potensi zakat yang ada sehingga dana zakat yang terhimpun lebih banyak serta dapat memberikan manfaat bagi mustahiq dan bisa membantu mustahiq untuk merubah keadaanya. Karena muzakki yang menunaikan zakat maal sebagian besar adalah jenis zakat profesi maka dari itu perlu digali kembali untuk zakat lain selain dari zakat profesi. Kemudian bagi muzakki ditingkatkan terus motivasi dalam menunaikan zakatnya, karena motivasi ini berkaitan dengan dorongan dalam diri masing-masing.
3. Untuk mencapai zakat yang lebih optimal dan tepat sasaran, maka tiap daerah harus memaksimalkan potensi zakatnya dengan menunaikannya melalui BAZNAS/LAZ.
Selanjutnya, untuk kebijakan pemerintah terkait kewajiban menunaikan zakat bagi orang muslim sebaiknya dipertegas kembali khususnya terkait pentingnya menunaikan zakat melalui BAZNAS maupun LAZ.
4. Dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya lebih dispesifikkan kembali item pertanyaan atau pernyataan tiap variabel. Misalnya jika menggunakan variabel pengetahuan zakat dapat ditambahkan pertanyaan terkait pengetahuan muzakki tentang tauladan Rasulullah ﷺ yang menunaikan zakatnya melalui amil zakat, keutamaan membayar melalui BAZNAS/LAZ agar informasi yang didapatkan semakin jelas.
5. Bagi penelitian selanjutnya pada bahasan yang sama harapannya dapat menambahkan variabel independen yang lebih banyak dan juga menambah jumlah sampel yang digunakan sehingga bisa memperoleh hasil yang lebih baik. Selain itu, untuk menambah ilmu di bidang Ekonomi Islam maka dapat dilanjutkan pula dengan topik yang berbeda.
UCAPANTERIMAKASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.
DAFTARPUSTAKA
Abdul Rouf, M. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Membayar Zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang : IAIN Walisongo.
Arafik, Havis. 2016. Ekonomi Islam Konsep, Teori, dan Aplikasi Serta Pandangan Pemikir Ekonomi Islam dari Abu Ubaid Sampai Al-Maududi. Malang : Empatdua.
Ash shiddieqy, Teungku M.H. 1996. Pedoman Zakat. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
BAZNAS. Profil BAZNAS. http://BAZNAS.go.id/profil diakses pada 22 Februari 2019.
Dispendukcapil Kota Malang. 2019. Laporan Pertambahan Penduduk.
http://dispendukcapil.malangkota.go.id/ diakses pada 29 Januari 2019.
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Benjamin Molan. Jakarta: Prenhallindo.
Nur, Mukhlish M., dan Zulfahmi. 2018. Pengaruh Pengetahuan, Pendapatan, dan Kepercayaan Terhadap Minat Muzakki dalam Membayar Zakat di Baitul Mal Kota Lhokseumawe. Jurnal Ekonomi Regional Unimal, Vol.1, (No 3).
Pertiwi, I.S.M. 2018. Pengaruh Tingkat Pendapatan, Pengetahuan Zakat, dan Kepercayaan Terhadap Ketaatan Masyarakat Membayar Zakat Pada BAZNAS. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung : UIN Raden Intan.
Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Priyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo : Zifatama Publishing.
Puskas BAZNAS. 2016. Outlook Zakat Indonesia 2017. Jakarta Pusat : Pusat Kajian Strategis BAZNAS.
Puskas BAZNAS. 2017. Outlook Zakat Indonesia 2018. Jakarta Pusat : Pusat Kajian Strategis BAZNAS.
Qardawi, Y. 2004. Hukum Zakat: Studi Komperatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadits. Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia.
Rakhmania, Nabila A. 2018. Pengaruh Pendapatan, Religiusitas, Kepercayaan, Dan Pengetahuan Terhadap Minat Muzakki Mengeluarkan Zakat Melalui Lembaga Amil Zakat di Kota Malang.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Universitas Brawijaya.
Rangkuti, F. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Reksoprayitno. 2004. Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Jakarta : Bina Grafika.
Rizkia, R dkk. 2014. Pengaruh Faktor Budaya, Motivasi, Regulasi, dan Pemahaman Tentang Zakat Terhadap Keputusan Muzakki Untuk Membayar Zakat Maal : Studi Para Muzakki di Kota Sabang.
Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Vol.7, (No.1).
Rozalinda. 2016. Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.
Satrio, E., dan Dodik Siswantoro. 2016. Analisis Faktor Pendapatan, Kepercayaan, dan Religiusitas dalam Mempengaruhi Minat Muzakki Untuk Membayar Zakat Penghasilan Melalui Lembaga Amil Zakat. Paper Simposium Nasional Akuntansi XIX : Lampung.
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Setiawan, Budi. 2015. Teknik Praktis Analisis Data Penelitian Sosial & Bisnis. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
The Pew Forum on Religion & Public Life. 2012. Indonesia, Negara Berpenduduk Muslim Terbesar Dunia.
Tri Wahyudi, Setyo. 2016. Konsep dan Penerapan Ekonometrika Menggunakan E-Views. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu.