ANALISIS HUKUM PENDANAAN ACAD MUDHARABAH DI BMT AS-SYAFIIYAH KOTA GAJAH LAMPUNG TENGAH (Studi Norma Penyusunan Hukum Ekonomi Syariah dan Fatwa DSN MUI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui akad pembiayaan mudharabah di BMT As-Syafiiyah Kota Gajah Lampung Tengah.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hukum ekonomi syariah merupakan bahan dasar pedoman bagi pelaku ekonomi syariah dan aparat penegak hukum. Padahal jelas dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Pasal 231(2) menyatakan bahwa penerima modal untuk menjalankan usaha dalam bidang yang diperjanjikan, akan tetapi anggota tidak melakukan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dalam akad yang disepakati.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui secara jelas tentang pelaksanaan akad mudharabah di BMT As-Syafiiyah Kotagajah, apakah sudah sesuai dengan prinsip syariah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Analisis Hukum Akad Keuangan Mudharabah Pada BMT As-Syafiiyah Kotagajah Lampung Tengah (Studi Norma Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan Fatwa DSN MUI).
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang analisis hukum akad pembiayaan mudharabah di Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada BMT As-Syafiiyah Kotagajah Lampung Tengah dan umat Islam mengenai akad pembiayaan mudharabah.
Penelitian Relavan ( Prior research)
- Pengertian Akad Pembiayaan Mudharabah
- Akad dalam Bentuk Tertulis
- Ruang Lingkup Akad Mudharabah
- Dasar Hukum Akad Mudharabah
- Rukun dan Syarat Mudharabah
- Macam-Macam Mudharabah
- Pelaksanaan dan Berakhirnya Mudharabah
Faktor yang mempengaruhi rendahnya penyaluran pembiayaan mudharabah di BMT Mentari adalah kurangnya sosialisasi tentang pembiayaan mudharabah. BPRS Bumi Rinjani Batu sedangkan tesis peneliti membahas tentang analisis hukum akad pembiayaan mudharabah di BMT As-Syafiiyah Kota Gajah Lampung Tengah. Mudharib bertanggung jawab menangani hal-hal yang berkaitan dengan proyek atau kegiatan usaha yang dibiayai dengan pembiayaan mudharabah.
Konsep Pembiayaan Mudharabah menurut Kompendium Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dan Fatwa Ekonomi Syariah DSN-MUI (KHES) dan Fatwa DSN-MUI.
Konsep Pembiayaan Mudharabah Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dan Fatwa DSN-MUIEkonomi Syariah (KHES) dan Fatwa DSN-MUI
- Konsep Pembiayaan Mudharabah Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
- Konsep Pembiayaan Mudharabah Menurut Fatwa DSN 07/DSN-MUI/
- Baitul Mal Wa Tamwil ( BMT )
Mudharib tidak diperbolehkan menghibahkan, menghibahkan dan/atau meminjamkan harta persekutuan kecuali dengan persetujuan pemilik modal. Mudharib diperbolehkan mencampurkan hartanya sendiri dengan harta mudharabah jika mendapat izin dari pemilik modal untuk melakukan usaha khusus tertentu. Mudharib harus bertanggung jawab atas risiko kerugian dan/atau kerusakan yang ditimbulkan oleh perusahaannya yang melebihi batas yang diperbolehkan dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam akad.
Kerugian usaha dan kerusakan barang dagangan dalam kerjasama mudharabah yang terjadi bukan karena kelalaian mudharib ditanggung oleh pemilik modal. Akad mudharabah berakhir dengan sendirinya jika pemilik modal atau mudharib meninggal dunia, atau tidak mampu melakukan perbuatan hukum. Jaminan ini hanya dapat dibayarkan apabila mudharib terbukti melanggar hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
Dalam hal pemberi dana (LKS) tidak memenuhi kewajiban atau melanggar kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atas biaya yang dikeluarkan. Modal tidak dapat berupa piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib, baik bertahap maupun tidak, sesuai kesepakatan dalam akad. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memahami bahwa tidak ada kesenjangan antara Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan Fatwa DSN MUI, karena Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan Fatwa DSN MUI mengatur hal yang sama mengenai akad pembiayaan mudharabah, yaitu akad harus disepakati bersama yang dituangkan dalam akad dan harus transparan dalam hal pengelolaan usahanya serta hasil keuntungan usahanya.
Pengertian Baitul Mal Wa Tamwil ( BMT )
Sedangkan dari segi fikih, baitul mal adalah lembaga atau badan hukum yang bertugas mengurus kekayaan negara, terutama keuangan, baik yang berkaitan dengan masalah penerimaan dan pengelolaan, maupun yang berkaitan dengan masalah pengeluaran dan lain-lain. Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) merupakan pusat usaha mandiri terpadu yang isinya bayt al-mal wa at-tamwil dengan kegiatan pengembangan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi masyarakat kelas menengah dengan menggalakkan kegiatan menabung dan mendukung pembiayaan kegiatan ekonominya. Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) juga dapat diartikan sebagai LSM, dalam arti didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat.
Menurut Ensiklopedia Hukum Islam, baitul mal adalah lembaga keuangan negara yang bertanggung jawab menerima, menyimpan, dan mendistribusikan uang negara sesuai dengan aturan syariah dan investasi dengan sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil di pengentasan kemiskinan.” Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), proyek ICMI, merupakan lembaga yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dengan misi mendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil. Bait at-tamwil (ace berarti rumah, at-tamwil berarti pengembangan real estat) melakukan kegiatan produktif dan investasi untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil, khususnya dengan mendorong kegiatan tabungan dan mendukung pembiayaan kegiatan ekonomi mereka;
51 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah dari Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam Memperluas Perbankan Syariah di Indonesia, (Malang: UIN-Malang Press, 2009), hlm. Bait al-mal (bait artinya rumah, maal artinya kekayaan) menerima titipan zakat, infak dan sedekah serta mengoptimalkan penyalurannya sesuai aturan dan amanat.
Produk Baitul Mal Wa Tamwil ( BMT )
Bukan lembaga sosial, tapi bisa digunakan untuk mengelola dana sosial masyarakat seperti zakat, infak, sedekah, beasiswa dan hibah. Kelembagaan ekonomi masyarakat, dibangun dari bawah ke atas secara mandiri, dengan melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Kelembagaan ekonomi tersebut dimiliki bersama oleh masyarakat setempat dan masyarakat yang lebih kecil dan bukan milik individu atau kelompok tertentu di luar masyarakat sekitar BMT.
Jenis pembiayaan BMT lebih diarahkan pada pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah antara lain;
Peran Baitul Mal Wa Tamwil ( BMT ) bagi Masyarakat
Jenis dan Sifat Penelitian
Sumber Data
- Sumber Primer
- Sumber Sekunder
Penelitian ini secara sistematis akan mendeskripsikan atau mendeskripsikan fakta dan karakteristik akad pembiayaan mudharabah di BMT As-Syafiiyah Kota Gajah Lampung Tengah. Berdasarkan pengertian di atas, maka data sumber primer diperoleh dari sumber primer, baik individu maupun individu yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti. Informan dalam penelitian ini adalah Bapak. Andriyanto yang merupakan kepala BMT As-Syafiiyah Kotagajah Lampung Tengah yang bertanggung jawab penuh atas kantor BMT As-Syafiiyah di Kotagajah dan untuk mengetahui bagaimana akad-akad di BMT BMT As-Syafiiyah Kotagajah Lampung Tengah khususnya mengenai akad pembiayaan mudharabah, Anjar Arif Tri Nugraha selaku AO (Marketing) yang memiliki wewenang atau tugas untuk menjalankan visi dan misi BMT As-Syafiiyah Kotagajah Lampung Tengah dan menangani nasabah yang ingin melakukan akad salah satunya pembiayaan mudharabah, dan Retno Widia Ningsih sebagai CS (Customer Service), yang bertugas menjelaskan persyaratan menjadi nasabah BMT As-Syafiiyah Kotagajah Lampung Tengah.
Sumber sekunder adalah bahan tambahan yang digali dari sumber tertulis, yang dapat dibedakan menjadi sumber dari buku dan jurnal ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi. Berdasarkan pengertian di atas, maka sumber sekunder adalah bahan yang digunakan sebagai pelengkap atau pendukung dalam suatu kajian yang dapat berupa naskah-naskah resmi dan buku-buku yang membahas akad Mudharab, seperti karangan Saleh Al-Fauzan dalam bukunya Fikhh Everyday, karangan. Dimyauddin Djuwaini dalam bukunya Pengantar Fiqh Muamalah dan karangan Muhammad dalam bukunya Mengelola Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Strategi Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pendanaan di Bank Syariah Akibat Masalah Keagenan serta buku-buku yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
- Wawancara
- Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber atau dokumen tertulis, baik berupa buku, majalah, peraturan, risalah rapat, catatan harian dan sebagainya. Berdasarkan pengertian dokumentasi tersebut di atas, peneliti dapat memahami bahwa dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi berupa buku, majalah, peraturan perundang-undangan dan sebagainya. Sedangkan dokumentasi dalam penelitian ini berupa akad akad pembiayaan mudharabah di BMT As-Syafiiyah Kotagajah Lampung Tengah.
Teknik Analisis Data
- Perkembangan Akad Mudharabah di BMT As-Syafiiyah Kota Gajah Lampung Tengah 3/5 Tahun Terakhir
- Bentuk Akad Pembiayaan Mudharabah di BMT As-Syafiiyah Kota Gajah Lampung Tengah
- Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Mudharabah di BMT As- Syafiiyah Kota Gajah Lampung Tengah Terhadap Kompilasi Hukum
Ontwikkeling van die Mudharabah-kontrak by BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung in die afgelope 3/5 jaar, Central Lampung in die afgelope 3/5 jaar. 71 Andriyanto as Bestuurder by BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung, Onderhoud, Elephant City, 22 Februarie 2016. 72 Andriyanto as Bestuurder by BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung, Onderhoud, Elephant City, 22 Februarie 2016.
73 Retno Widia Ningsih als CS (Klantenservice) bij BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung, Interview, City of Elephants 22 februari 2016. 74 Anjar Arif Tri Nugraha als AO bij BMT As-Syafiiyah, City of Elephants, Central Lampung , Interview, City of Elephants 23 februari 2016. Vorm van Mudharabah-financieringsovereenkomst bij BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung Gajah, Central Lampung.
75 Anjar Arif Tri Nugraha som AO hos BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung, Interview, Elephant City, 23. februar 2016. 76 Anjar Arif Tri Nugraha som AO hos BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung, Interview, Elephant City, 23. februar 2016. 77 Andriyanto som Manager hos BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung, Interview, Elephant City, 15. maj 2016.
78 Andriyanto as Bestuurder by BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung, Onderhoud, Elephant City, 15 Mei 2016. 79 Andriyanto as Bestuurder by BMT As-Syafiiyah, Gajah City, Central Lampung, Onderhoud, Elephant City, 15 Mei 2016.
PENUTUP
Saran
Bagi BMT As-Syafiiyah Kota Gajah Lampung Tengah agar melaksanakan setiap akad sesuai dengan ketentuan Islam yang ada agar pelaksanaan akad tersebut memiliki kedudukan hukum dan dengan menentukan nisbah/marjin keuntungan bagi anggota dengan memperhitungkan keuntungan/ kerugian yang terjadi setiap bulan atau setiap panen. Anggota BMT As-Syafiiyah hendaknya lebih memantau dan mengawasi kegiatan usaha yang dilakukan oleh mudharib untuk. Anggota BMT As-Syafiiyah hendaknya lebih transparan dalam menjalankan usahanya sesuai dengan isi akad yang telah disepakati dan tidak menyimpang dari akad semula.
BMT As-Syafiiah harus segera memperbaiki isi akad Mudharabah yang masih salah dan melengkapi isi akad yang tidak tertulis dalam akad, agar tidak merugikan BMT dikemudian hari. Setiap keputusan yang diambil oleh BMT harus didiskusikan terlebih dahulu dengan Anggota, untuk kepentingan bersama dan agar Anggota tidak merasa dirugikan. Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Syariah, Pemberdayaan LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Nur Yasin, Hukum Ekonomi Syariah Menjalankan Perbankan Syariah di Indonesia, Malang: UIN-Malang Press, 2009. Muhammad, Pengelolaan Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Strategi Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah Akibat Agency Problem, Jakarta : Rajavali, 2008.