Penelitian ini dilakukan oleh penulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam pengembangan kegiatan akademik di bidang penelitian di Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung. Bambang Hartono, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung yang menugaskan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian 1 Permasalahan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
5 Risiko yang mungkin timbul pada bank antara lain hilangnya dana bank karena debitur tidak memenuhi perjanjian yang telah disepakati. wanprestasi mengakibatkan kerugian bagi bank, upaya bank untuk menyelesaikan wanprestasi yang dilakukan oleh debitur (nasabah) merupakan penyelesaian hukum bagi debitur yang wanprestasi.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Perikatan adalah hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, di mana satu pihak mempunyai hak untuk menuntut sesuatu dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pada asasnya, perjanjian dibuat berdasarkan perjanjian bebas antara dua pihak yang mampu bertindak secara sah untuk melaksanakan sesuatu persembahan.
Metode Penelitian
Konsekuensi yang paling utama adalah kreditor dapat meminta ganti rugi biaya, kerugian dan bunga (Pasal 1243 KUHP).
Pendekatan Masalah
Sumber dan Jenis Data
Kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka pengembangan Usaha Makro, Kecil dan Menengah. i) Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/11/PBI/2013 tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Kegiatan Penyertaan Modal. j) Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 27/162/KEP/DI dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 27/7/UPPB/ tentang Pemberian Kredit Sehat Berdasarkan Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan Bank (PPKPB). k) Surat Edaran Bank Negara Indonesia Unit 1 Nomor 2/539/UPK tanggal 8 Oktober 1966 dan Surat Edaran Bank Negara Indonesia Nomor 2/643/UPK Pemb. Pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan, dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca, mengutip dan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan literatur yang berkaitan dengan penelitian.
Analisa Data
Klasifikasi data yaitu penempatan data dan pengelompokan data atau klasifikasi data sesuai dengan topik yang dibahas dalam penelitian. 16 yang bersifat deduktif, yaitu pembahasan penelitian diuraikan secara umum kemudian ditarik kesimpulan khusus yang merupakan jawaban atas masalah penelitian yang ada.
Pengertian Bank dan Dasar Hukum
Pengertian Bank
18 Bank adalah lembaga keuangan yang berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan, yaitu sebagai lembaga yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan.
Dasar Hukum Perbankan
Peraturan Bank Indonesia No. 14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Makro, Kecil, dan Menengah. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 27/162/KEP/DI dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 27/7/UPPB/ tentang Pemberian Kredit yang Sehat Berdasarkan Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan Bank (PPKPB). Surat Edaran Bank Negara Indonesia Nomor 2/539/UPK tanggal 8 Oktober 1966 dan Surat Edaran Bank Negara Indonesia Nomor 2/643/UPK Pemb.
Asas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan
Asas Perbankan
Asas hukum adalah “jantung” peraturan hukum karena merupakan dasar yang paling luas: peraturan hukum pada akhirnya dapat ditelusuri kembali ke asas-asas hukum tersebut. Asas hukum ini tidak akan habis kekuatannya dengan melahirkan suatu peraturan hukum, melainkan peraturan-peraturan selanjutnya. Dalam melakukan kemitraan antara bank dengan nasabahnya, untuk mewujudkan sistem perbankan yang sehat, kegiatan perbankan harus didasarkan pada beberapa asas hukum (khusus), yaitu17 :.
Asas Demokrasi Ekonomi
Asas Kepercayaan (Fiduciary Principle)
Selanjutnya, hubungan antara bank dengan nasabah debitur juga merupakan hubungan fidusia, yang membebankan kewajiban fidusia kepada bank terhadap nasabahnya.
Asas Kerahasiaan (Confidential Principle)
23 klaim bank dan nasabahnya, pertukaran informasi antar bank atas permintaan, persetujuan atau otorisasi nasabah penyimpan. Komitmen bank terhadap ketentuan, atau kewajiban untuk menjaga kerahasiaan keadaan keuangan nasabah, menunjukkan bahwa hubungan antara bank dan investor didasarkan pada prinsip kerahasiaan.
Asas Kehati-hatian (Prudential Principle)
Fungsi Perbankan
Tujuan Perbankan
Berdasarkan Pasal 1 angka (2) UU Perbankan, terlihat bahwa bank berfungsi sebagai perantara keuangan dengan usaha utama menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa lain dalam lalu lintas pembayaran. 25 1. Bank berfungsi sebagai Perantara Keuangan dengan kegiatan usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat atau memindahkan dana masyarakat dari unit surplus ke unit defisit atau mentransfer uang dari penabung ke peminjam. Meningkatkan perlindungan terhadap dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank, selain menerapkan prinsip kehati-hatian, juga memenuhi persyaratan kesehatan bank, sekaligus mencegah terjadinya praktek-praktek yang merugikan kepentingan masyarakat luas.
Jenis-Jenis Bank
26 Berdasarkan pasal 1 angka (3) undang-undang tentang bank, bank umum adalah: Bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya menawarkan jasa dalam lalu lintas pembayaran . Sedangkan menurut pasal 1 angka (4) UU Perbankan, bank perkreditan rakyat adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak menawarkan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pada prinsipnya, undang-undang perbankan Indonesia menekankan konsep bank sebagai lembaga intermediasi, yaitu menyediakan.
Pengertian Perjanjian dan Dasar Hukum Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian
Dasar Hukum Perjanjian
Ada banyak dasar hukum untuk perjanjian di III. Pasal 1338 KUH Perdata “Segala perjanjian yang dibuat dengan sah, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuat perjanjian itu”.
Ketentuan Pasal 1 Angka 8 Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tentang pembatasan kredit bagi bank umum. Kredit adalah pemberian uang atau surat wesel yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan suatu perjanjian pinjam meminjam atau suatu perjanjian antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah waktu tertentu dengan penetapan bunga, termasuk . 33 Pengertian kredit sebagaimana tersebut di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan kredit dapat juga dilakukan dengan memberikan kredit secara langsung kepada debitur atau dengan membeli kredit yang telah dimiliki orang lain, baik yang dibeli secara langsung maupun melalui perusahaan perantara berupa Membersihkan. rumah, perusahaan manajemen, kendaraan khusus dan bentuk serupa lainnya.
Fungsi Kredit
Namun dari semua pengertian kredit di atas, sekurang-kurangnya ruang lingkup perkreditan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kontra prestasi yang akan menjadi kreditur di kemudian hari berupa uang, barang, dan lain-lain. Dengan uraian tersebut, maka tidak berlebihan jika dilihat dari konteks ekonomi, kredit memiliki arti sebagai penundaan pembayaran dan pelaksanaan yang diberikan sekarang, dimana pencapaiannya pada hakekatnya akan berupa nilai uang. Menurut Thomas Suyatno, dkk., dalam bukunya Fundamentals of Credit, di sini terlihat bahwa faktor waktu merupakan faktor utama yang memisahkan prestasi dan prestasi tandingan.
Bentuk-Bentuk Kredit
Pengertian Perjanjian Kredit
Oleh karena itu, Perjanjian Kredit berbeda dengan Perjanjian Pinjam Meminjam, baik dari segi subjek pemberi pinjaman, pengaturan, tujuan dan penjaminan. Oleh karena itu, perjanjian kredit lebih bersifat perjanjian tanpa nama (Unbanoamde Overeenkomst), karena tidak ada pengaturan khusus mengenai perjanjian kredit, baik dalam Undang-Undang Perbankan maupun ketentuan perundang-undangan lainnya.
Jaminan Pemberian Kredit
Semua perjanjian pengikatan agunan bersifat tambahan artinya ada atau tidaknya perjanjian pengikatan agunan tergantung pada perjanjian utamanya yaitu perjanjian kredit. Perjanjian pengikatan agunan bukanlah perjanjian yang berdiri sendiri, melainkan tergantung pada perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok, sehingga perjanjian kredit harus dibuat terlebih dahulu baru kemudian perjanjian pengikatan agunan. Apabila perjanjian kredit berakhir karena kredit telah dilunasi atau berakhir karena sebab lain, maka perjanjian pengikatan jaminan juga berakhir.
Merujuk pada undang-undang nomor 16 tahun 2004 yang menggantikan undang-undang nomor 5 tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia sebagai salah satu aparat penegak hukum wajib berperan dalam perlindungan kepentingan umum, terpeliharanya supremasi hak asasi manusia. HAM dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Penunjukan jaksa sebagai penuntut umum (JPN) tidak secara tegas disebutkan dalam undang-undang nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Jika dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 yang menggantikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 jo Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia untuk penyelesaian kredit tersebut, Kejaksaan Agung dapat bertindak dengan kuasa pengacara di dalam atau di luar Pengadilan untuk dan atas nama Negara atau Pemerintah.
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Wanprestasi Oleh Debitur
Perjanjian kredit yang demikian merupakan perjanjian sepihak Penetapan perjanjian sepihak oleh pihak bank adalah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jika bank mengetahui bahwa calon debitur tidak dapat dipercaya dan reputasinya buruk, bank dapat membatalkan dan jika reputasinya buruk, bank dapat membatalkan akad, demikian pula calon debitur, jika pada saat itu dia tidak lagi membutuhkan kredit. , dapat menggugat nasabah yang membatalkan perjanjian kredit saat ini karena sesuai dengan UU Perbankan. Perjanjian kredit tidak dapat ditemukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), tetapi secara umum dapat dikaitkan dengan Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Instruksi Kepresidenan Kabinet Nomor 15/EKE/10/1960 juncto Bank Negara Indonesia Unit 1 Surat Edaran Nomor 2/539/UPK tanggal 8 Oktober 1966 dan Surat Edaran Bank Negara Indonesia Nomor 2/643/UPK Pemb.
Kesimpulan
55 sehingga pada akhirnya timbul arus kas usaha debitur tidak mampu memenuhi kewajiban pinjaman, usaha debitur tidak sehat, penggunaan kredit tidak sesuai dengan tujuan semula, debitur dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga , faktor non usaha seperti legalitas usaha, litigasi pihak lain, keadaan force majeure (keadaan kahar) dan kematian debitur.
Saran
BUKU - BUKU
Tami Rusli, Ontwikkelende Kontraktereg in Indonesië, Anugerah Utama Raharja (Aura) Printing & Publishing, Bandar Lampung, 2013.
UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN LAINNYA
Rizka Arifa, Perlindungan Hukum Pengaduan Pelanggan di Universitas Indonesia Bandar Lampung, Skripsi, 2014, (tidak diterbitkan).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN KERJA
Mata kuliah yang ditawarkan di Magister Hukum (S2) Universitas Bandar Lampung: Sistem Badan Hukum dan Hukum Perdagangan Internasional. Matakuliah yang ditawarkan di Fakultas Hukum (S1) Universitas Bandar Lampung Semester Genap : Pengantar Hukum Bisnis dan Hukum Perdagangan Internasional. Mata Kuliah yang ditawarkan Fakultas Ekonomi (S1) program studi Akuntansi Universitas Bandar Lampung Semester Genap : Hukum Bisnis.
PEMBICARA/NARASUMBER SEMINAR ILMIAH, PENATARAN DAN PELATIHAN
Pembicara/pembawa acara dengan judul: Makalah "Membangun Kesadaran Perempuan untuk Politik" dipresentasikan pada seminar nasional satu hari "Perempuan dan Partisipasi dalam Kegiatan Politik di Indonesia" yang diselenggarakan oleh Center for Humanities bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Kebijakan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Bandar Lampung, 2013. Pembicara/penyaji berjudul "Optimalisasi Peran Perempuan dalam Politik di Indonesia" Makalah yang dipresentasikan pada seminar nasional satu hari. Ahli hukum perbankan dalam perkara tindak pidana bank berupa pinjaman yang melampaui batas pada Polda Lampung, Bandar Lampung, Tahun 2015.
PEMATERI DALAM KUSRSUS ADVOKAT
PUBLIKASI ILMIAH
Publikasi dalam Jurnal Ilmiah Hukum Progresif berjudul: “Lembaga Mediasi Bank Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan di Indonesia”; Vol.III 1 Maret 2012; ISSN. Publikasi dalam PROSEDUME berjudul: "LSM Harapan Baru Bagi Sistem Keuangan Indonesia" sebagai pemateri/pembicara berjudul: "Hubungan Hukum Bank Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan (LSM)". Publikasi Buletin HUKUM PERBANKAN DAN BANK SENTRAL Volume 10 No.3 Tahun 2013 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia berjudul.
PUBLIKASI BUKU TEKS